Fate 4
Fate 4
1. Pendahuluan
Polibrominasi difenil eter (PBDEs) diproduksi secara luas sebagai brominasi
penghambat api dan digunakan sebagai aditif dalam berbagai produk konsumen termasuk
plastik, sirkuit elektronik, bahan bangunan, dan tekstil. Meskipun Penta- dan Octa-BDE
diklasifikasikan sebagai polutan organik tetapi produksi dan penggunaan Deca-BDE masih
lazim digunakan di banyak negara termasuk China. Polusi Lingkungan PBDEs memiliki
konsentrasi tertinggi di tanah dan sedimen di lokasi daur ulang limbah elektronik.
Congener brominasi PBDEs rendah atau LDBEs menjadi perhatian penting di
lingkungan karena bioakumulasi dan toksisitas pada saat penguraiannya. Salah satu congener
brominasi yang paling rendah adalah 4-Bromodifenil Eter (BDE3) yang dapat dibentuk dari
debrominasi Decabromodifenil Eter (BDE209) oleh mikroorganisme dan tumbuhan.
Tanah merupakan salah satu penyerap utama polutan organik di lingkungan.
Pembuangan polutan organik di dalam tanah tidak hanya meliputi degradasi tetapi juga
pembentukan residu yang tidak dapat diekstraksi. Pelepasan PBDE bersama dengan logam
berat ke lingkungan disebabkan oleh daur ulang limbah elektronik, terutama di negara
berkembang. Di mana teknik daur ulang seringkali primitif. Ini menghasilkan pelepasan
berbagai senyawa organik berbahaya (misalnya, PBDEs dan PAH) dan logam berat
(misalnya, Cu) ke lingkungan dan terutama di tanah.
Dalam studi ini peneliti menggunakan 14C-radioactive tracer dan monobrominasi
difenil eter BDE3 sebagai salah satu congener PBDE 1) untuk mempelajari Fate LBDE di
dalam tanah dibawah kondisi Toksik, 2) Untuk mengukur dan mengidentifikasi metabolit dan
NERs dari LDBEs di dalam tanah, dan 3) Untuk mengevaluasi kemungkinan efek dari Cu
yang ada bersama pada Fate LBDEs. Hasilnya akan memberikan wawasan untuk
Enviromental Fate pada LDBEs, dan pengaruh Tembaga (Cu) terhadap Fate LBDEs dan
NERs mereka. Ini adalah data penting untuk penilaian risiko lingkungan pada LBDEs.
Dimana C0 dan Ct (mg kg-1) adalah konsentrasi BDE3 pada saat waktu 0 dan t, Kd
(day-1) ) adalah laju disipasi konstan, a adalah koefisien ketersediaan, yaitu konstanta
kinetik.
Dari persamaan (1), waktu paruh dari BDE3 dapat dihitung melalui persamaan
sebagai berikut:
−1 0.693 a
t 1/ 2= ln ( 1− ) (2)
a kd
Persamaan Kinetik tingkat pertama (first-order kinetics) digunakan untuk
memodelkan mineralisasi dan pembentukan NER dari BDE3 di dalam tanah.
t
Rt =R Max (1−e−k NER
) (4)
dimana Mt, Rt dan MMax, RMax (mineralisasi maksimal yang diprediksi dan NERs)
adalah kumulatif dari 14CO2 yang dilepas dari tanah dan NERs yang terbentuk di
tanah pada waktu t (day); Km dan KNER adalah tingkat mineralisasi dan pembentukan
NER (day-1) dari BDE3
2.5.5 Quality Assurance dan Quality Control (QA & QC)
Keseimbangan massa BDE3 selama percobaan dihitung dari pemulihan
radioaktivitas total di semua sampel dan fraksi tanah yang menunjukkan nilai antara
91 dan 106%. Pemulihan ekstraksi polutan dari tanah oleh pelarut organik adalah 94,7
± 1,0%. Penentuan radioaktivitas dalam sampel padat (NER) dengan pembakaran
pada pengoksidasi memiliki pemulihan 96,3 ± 0,5%.