Anda di halaman 1dari 4

1.

a.)

Bahan sisa pada suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlah , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak dan/atau mencemarkan lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan kesehatan
manusia .

Adapun Karakteristik limbah b3, yaitu:

MUDAH MELEDAK, MUDAH TERBAKAR, BERSIFAT REAKTIF, BERSIFAT BERACUN, MENYEBABKAN


INFEKSI, BERSIFAT KOROSIF, LIMBAH LAIN YANG APABILA DIUJI DENGAN METODETOKSIKOLOGI
DAPAT DIKETAHUI TERMASUK DALAM JENIS LIMBAH B3

Limbah B3 berdasarkan kategorinya


b.)

1. Industri Tekstil dan kulit

Sumber utama limbah B3 pada industri tekstil adalah penggunaan zat warna. Beberapa zat warna
dikenal mengandung Cr, seperti senyawa Na2Cr2O7 atausenyawa Na2Cr3o7

2. Pabrik kertas dan percetakan

Sumber limbah padat berbahaya di pabrik kertas berasal dari proses pengambilan kmebali (recovery)
bahan kimia yang memerlukan stabilisasi sebelum ditimbun

3. Industri kimia besar

Kelompok industri ini masuk dalam kategori penghasil limbah B3, yang antaralain meliputi pabrik
pembuatan resin,pabrik cat, pabrik tinta, industri gas, pupuk, pestisida, pigmen, dansabun.

4. Industri farmasi

limbah industri farmasi yang memproduksi antibiotik memiliki tingkat bahaya cukup tinggi. Limbah
industri farmasiumumnya berasal dari proses pencucian peralatan dan produk yang tidakterjual dan
kadaluarsa

5. Rumah sakit

Rumah sakit menghasilkan dua jenis limbah padat maupun cair, bahkan jugalimbah gas, bakteri,
maupun virus.

2.)

a.)

Di Indonesia belum ada suatu sistem transport khusus limbah B-3, tetapi hanya menyebutkan
adanya alat khusus untuk mengangkut limbah B-3 yang dilengkapi dengan dokumen dan kemasan

Dokumen atau surat keterangan pengangkutan (shipping papers) berisi tentang:

- nama yang tepat untuk bahan yang dikirim (shipping name),


- kelas bahaya dari bahan itu (hazard class),
- nomor identifikasi (indentification number),
- kelompok kemasan (packing group),
- kuantitas (berat, volume, dan sebagainya)

Format isian dokumen ini diatur sedemikian rupa sehingga dengan cepat dapat memberikan
informasi bila terjadi kecelakaan

Pengemasan (packaging) juga diatur, dimana pengemasan yang baik mempunyai kriteria:

- bahan tersebut selama pengangkutan tidak terlepas ke luar,


- keefektifannya tidak berkurang,
- tidak terdapat kemungkinan pencampuran gas dan uap.

kontainer yang digunakan untuk mengangkut B-3 dirancang dan dibuat sedemikian rupa

- tidak menimbulkan penyebaran bahan tersebut ke lingkungan sekitarnya,


- keefektifan pengemasan tidak berkurang selama perjalanan
- tidak terjadi pencampuran gas atau uap dalam kemasan, yang dapat menimbulkan reaksi
spontan sehingga mengurangi keefektifan pengemasan.

b.)

Contohnya terdapat industri baja di sekitar lingkungan saya. Untuk limbah B3-nya yaitu Debu EAF
berupa fly ash yang dikemas (packaging) di karung yang sudah diberikan label, limbah tersebut
dimanfaatkan kembali oleh pihak ketiga yang mempunyai izin pemanfaatan limbah B3 dari KLH,
untuk limbah, untuk dikirim ke pihak ketiga digunakan kontainer khusus yang sudah dirancang
sedemikian rupa.

3.)

a.)

Dalam pengelolaan limbah B-3 terdapat suatu konsep penting yang diadopsi dari RCRA (USA)
yaitu konsep Cradle to Grave yang berisi identifikasi limbah B-3, persyaratan-persyaratan mulai dari
sumber (timbulan), penyimpanan, transportasi, pengolahan, dan penyingkiran/pemusnahan
(disposal) limbah B-3.

Konsep ini merupakan upaya sistematis agar seluruh rangkaian (subsistem) dalam setiap teknik
operasional pengelolaan limbah B-3 berjalan sesuai rencana.

Konsep cradle to grave berkaitan antara Generator (penghasil), transporter, sarana treatment,
storage dan sarana disposal
Generator adalah penghasil (creator) limbah B-3 yang harus dianalisis sesuai aturan RCRA
subtitle C (USA) atau PP No. 18/1999 jo PP No. 85/1999 (Indonesia).

b.)
4.)
a.)
Prinsip-prinsip pengolahan limbah B3 dapat dikelompokkan sebagai tindakan yang berprinsip
sebagai berikut :
a. Pollution Prevention Principle : tindakan yang dilakukan dalam rangka pengurangan
limbah;
b. Polluter Pay Principle : Pencemar diwajibkan membayar semua biaya yang disebabkan
oleh pencemaran yang ditimbulkan;
c. Cradle to Grave Principle : pengawasan dari dihasilkannya sampai ditimbunkannya limbah
B3 tersebut;
d. Non Descriminatory Principle : semua limbah B3 harus diberlakukan sama didalam
pengolahandan penanganannya .
e. Sustainable Development : Pengelolaan Limbah B3 termasuk pengolahannya harus
berprinsip pembangunan berkelanjutan.

b.)
Misalkan saya mengelola industri pabrik gula. Dalam rangka memenuhi konsep cradle to
cradle, pada industri ini dilakukan konsep daur ulang, sehingga tidak ada limbah yang akan
terbuang, saya menerapkan teknologi sebagai berikut:
Untuk mendapatkan gula, dibutuhkan bahan baku tebu, tebu digiling kemudian diambil Nira
mentahnya, sedangkan limbah padat berupa ampas tebu dijadikan pupuk organik.
Kemudian nira mentah dimurnikan, hasil dari nira mentah terdapat endapan padat yaitu
blothong digunakan juga sebagai pupuk organik.
Kemudian nira diuapkan, menghasilkan limbah cair yang akan dijadikan alkohol murni dan
spirtus bakar, dan menghasilkan limbah gas berupa uap yang akan dimanfaatkan kembali
menjadi pembangkit tenaga listrik untuk menggerakan alat berat.
Nira yang sudah diuapkan kemudian dikristalisasi menjadi gula.
Sehingga dilihat dari teknologi pengolahan tersebut tidak ada limbah yang terbuang dalam
memenuhi konsep cradle to cradle.

Anda mungkin juga menyukai