Anda di halaman 1dari 36

TUGAS LOGBOOK ASKEP DM DENGAN KOMPLIKASI

(HIPOGLIKEMI)

NAMA : LILIS SURYANINGSIH


NIM : PO714201171027
KELAS : A D.IV KPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


D.IV KEPERAWATAN
2021
Pertemuan hari III

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan :

1. Mampu menyusun rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
akut (hipoglikemi) secara mandiri, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Mampu membuat tujuan/kritereria hasil perencanaan sesuai dengan diagnosis yang


telah dimunculkan.

b) Mampu mengidentifikasi kebutuhan pengkajian fokus terhadap masalah tersebut

c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien/keluarga


terhadap masalah tersebut

d) Mampu mengidentifikasi kebutuhan kolaborasi terhadap masalah tersebut

e) Mampu mengidentifikasi kebutuhan aktifitas lain yang menunjang pemecahan


masalah tersebut

2. Mampu berdiskusi kelompok tentang rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus
dengan komplikasi akut (hipoglikemi) yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri

3. Mampu menyusun catatan perkembangan pada kasus diabetes dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) secara mandiri

4. Mampu mendiskusikan tentang catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus


dengan komplikasi akut (hipoglikemi) yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri
untuk mencapai kesepahaman kelompok

5. Mampu membuat dokumentasi keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan


komplikasi akut (hipoglikemi) secara mandir
Aktifitas 1
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) secara mandiri
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Se Setelah dilakukan Intervensi “Manajemen Hipoglikemia”
Ketidakstabilan kadar
glukosa darah keperawatan selama 2x24
O Observasi
berhubungan dengan jam maka kestabilan kadar • Identifikasi tanda dan gejala
penggunaan obat glukosa darah meningkat hipoglikemia.
glikemik oral dengan kriteria hasil : • Identifikasi kemungkinan
glibenklamid ditandai • Koordinasi penyebab hipoglikemia
dengan : kadar gula meningkat. Terapeutik:
darah rendah • Kesadaran meningkat. • Berikan glucagon, jika perlu
(hipoglikemi) • Lelah menurun. • Berikan karbohidrat dan
• Kesulitan bicara proein sesuai diet.
menurun • Pertahankan kepatenan jalan
Kadar glukossa darah nafas
membaik • Pertahankan akses IV, jika
perlu
• Hubungi layanan medias
darurat, jika perlu.
Edukasi :
• Anjurkan membawa
karbohidrat sederhana setiap
hari.
• Anjurkan memakai identitas
darurat yang tepat.
• Anjurkan monitor kadar
glukosa darah.
• Anjurkan berdiskusi dengan
tim perawatan diabetes
tentang penyesuian program
pengobatan.
• Jelaskan interaksi antara
diet, insulin/agen oral, da
olahraga.
• Ajarkan pengelolaan
Hipoglikemia(mis : tanda
dan gejala, factor resiko,
dan pengobatan
hipoglikemia)
• Ajarkan perawatan mandiri
untuk mencegah
hipoglikemia
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian
glukogon, jika perlu.
2 Defisit “E “Edukasi Kesehatan”
pengetahuan Setelah dilakukan Intervensi
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24
O Observasi :
kurang terpapar jam maka tingkat • Identifikasi kesiapan dan
informasi ditandai pengetahuan membaik kemampuan menerima
dengan terdiagnosa dengan kriteria hasil : informasi.
DM 1 bulan yang lalu, • Perilaku sesuai • Identifikasi factor-faktor
mengonsumsi anjuran menningkat. yang dapat meningkatkan
glibenklamid 1 bulan • Kemampuan dan menurunkan motivasi
yang lalu dan makan menjelaskan perilaku hidup bersih dan
sedikit pengetahuan tentang sehat.
suatu topic Terapeutik :
meningkat. • Sediakan materi dan media
• Kemampuan pendidikan kesehatan.
menggambarkan • Jadwalkan pendidikan
pengalaman kesehatan sesuai
sebelumnya yang kesepakatan.
sesuai dengan topic • Berikan kesempatan untuk
meningkat. yang bertanya.
• Perilaku sesuia
dengan pengetahuan Edukasi :
meningkat. • Jelaskan factor risiko yang
• Persepsi yang keliru dapat mempengaruhi
terhadap masalah kesehatan.
menurun. • Ajarkan perilaku hidup
• Perilaku membaik. bersih dan sehat.
• Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
3 Resiko deficit nutrisi Setelah dilakukan Intervensi “Manajemen Diet”
b.d faktor psikologis keperawatan selama 2x24
O Observasi :
(keengganan untuk jam maka status nutrisi • Identifikasi kemampuan
makan) membaik dengan kriteria pasien dan keluarga
hasil : menerima informasi.
• Porsi makanan yang • Identifikasi tingkat
dihabiskan pengetahuan saat ini
• Pengetahuan tentang • Identifikasi kebiasaan pola
pilihan makanan yang makan saat ini dan masa
sehat. lalu.
• Pengetahuan tentang • Identifikasi persepsi pasien
pilihan minuman dan keluarga tentang diet
yang tepat. yang diprogramkan.
• Pengetahuan tentang • Identifikasi keterbatasan
standar asupan nutrisi finansial untuk
yang tepat. menyediakan makanan.
Sikap terhadap Terapeutik :
maknana/minuman • Persiapkan materi, media
sesuia dengan tujuan dan alat peraga.
kesehatan. • Jadwalkan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan.
• Berikan kesempatan pasien
dan keluarga bertanya.
• Sediakan rencana makan
tertulis Jika perlu
Edukasi :
• Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan.
• Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang.
• Informasikan kemungkinan
interaksi obat dan makanan
Jika perlu.
• Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diet
yang diprogramkan.
• Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi.
• Ajarkan cara membaca label
dan memilih makanan yang
sesuai.
• Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai
program
• Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet Jika perlu
Kolaborasi :
• Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika perlu
Sumber :
DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Aktifitas 2
Diskusikan rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai
kesepakatan kelompok

Diagnosis Keperawatan Tujuan Rencana Keperawatan


Ketidakstabilan kadar glukosa Setelah dilakukan Intervensi “Manajemen Hipoglikemia”
darah b.d penggunaan obat keperawatan selama 2x24 jam Observasi :
glikemik oral d.d kadar glukosa maka kestabilan kadar • Identifikasi tanda dan
dalam darah rendah (50 mg/dl), glukosa darah meningkat gejala hipoglikemia.
lemah, sulit berbicara. dengan kriteria hasil : • Identifikasi kemungkinan
• Koordinasi meningkat. penyebab hipoglikemia
• Kesadaran meningkat. Terapeutik:
• Lelah menurun. • Berikan glucagon, jika
• Kesulitan bicara perlu
menurun • Berikan karbohidrat dan
• Kadar glukossa darah proein sesuai diet.
membaik • Pertahankan kepatenan
jalan nafas
• Pertahankan akses IV, jika
perlu
• Hubungi layanan medias
darurat, jika perlu.
Edukasi :
• Anjurkan membawa
karbohidrat sederhana
setiap hari.
• Anjurkan memakai
identitas darurat yang
tepat.
• Anjurkan monitor kadar
glukosa darah.
• Anjurkan berdiskusi
dengan tim perawatan
diabetes tentang
penyesuian program
pengobatan.
• Jelaskan interaksi antara
diet, insulin/agen oral, da
olahraga.
• Ajarkan pengelolaan
Hipoglikemia(mis : tanda
dan gejala, factor resiko,
dan pengobatan
hipoglikemia)
• Ajarkan perawatan mandiri
untuk mencegah
hipoglikemia
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian
glukogon, jika perlu.
Defisit pengetahuan Se “Setelah dilakukan Intervensi
tentang “E “Edukasi Kesehatan”
medikasi b.d kurangnya terpapar keperawatan selama 2x24 jam Observasi :
informasi .d.d takut makan banyak maka tingkat pengetahuan • Identifikasi kesiapan dan
dan minum obat glibenklamd. membaik dengan kriteria hasil kemampuan menerima
: informasi.
• Perilaku sesuai • Identifikasi factor-faktor
anjuran menningkat. yang dapat meningkatkan
• Kemampuan dan menurunkan motivasi
menjelaskan perilaku hidup bersih dan
pengetahuan tentang sehat
suatu topic meningkat. Terapeutik :
• Kemampuan • Sediakan materi dan media
menggambarkan
pengalaman pendidikan kesehatan.
sebelumnya yang • Jadwalkan pendidikan
sesuai dengan topic kesehatan sesuai
meningkat. kesepakatan.
• Perilaku sesuia dengan • Berikan kesempatan untuk
pengetahuan yang bertanya.
meningkat. Edukasi :
• Persepsi yang keliru • Jelaskan factor risiko yang
terhadap masalah dapat mempengaruhi
menurun. kesehatan.
• Perilaku membaik. • Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
• Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Se Setelah dilakukan Intervensi“ “Manajemen Diet”
Resiko deficit Nutrisi d.d makan
jumlah sedikit karena takut gula keperawatan selama 2x24 jam Observasi :
darah naik. maka status nutrisi membaik • Identifikasi kemampuan
dengan kriteria hasil : pasien dan keluarga
• Porsi makanan yang menerima informasi.
dihabiskan • Identifikasi tingkat
• Pengetahuan tentang pengetahuan saat ini
pilihan makanan yang • Identifikasi kebiasaan pola
sehat. makan saat ini dan masa
• Pengetahuan tentang lalu.
pilihan minuman yang • Identifikasi persepsi pasien
tepat. dan keluarga tentang diet
• Pengetahuan tentang yang diprogramkan.
standar asupan nutrisi • Identifikasi keterbatasan
yang tepat. finansial untuk
. menyediakan makanan.
Terapeutik :
• Persiapkan materi, media
dan alat peraga.
• Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan.
• Berikan kesempatan pasien
dan keluarga bertanya.
• Sediakan rencana makan
tertulis Jika perlu
Edukasi :
• Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan.
• Informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang.
• Informasikan kemungkinan
interaksi obat dan
makanan Jika perlu.
• Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan
diet yang diprogramkan.
• Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi.
• Ajarkan cara membaca
label dan memilih
makanan yang sesuai.
• Ajarkan cara
merencanakan makanan
yang sesuai program
• Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet Jika perlu
Kolaborasi :
• Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika
perlu
Re Resiko hipovolemi b.d kehilangan Setelah dilakukan intervensi “Manajemen Hipovolemia”
cairan secara aktif keperawatan selama 2x24 Observasi
jam, maka status cairan ⚫ Periksa tanda & gejala
mambaik dengan kriteria hasil hipovolemia
: ⚫ Monitor intake dan output
⚫ Intake cairan membaik cairan
⚫ Perasaan lemah menurun Terapeutik
- ⚫ Hitung kebutuhan cairan
⚫ Berikan asupan cairan oral
Edukasi
⚫ Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
⚫ Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
⚫ Kolaborasi pemberian cairan
IV hipotonis (glukosa 2,5%)
Aktifitas 3
Susunlah catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) secara mandiri

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

Ketidakstabilan “Manajemen Hipoglikemia” S : Klien mengatakan masih


kadar glukosa darah
O Observasi lemas dan sudah bisa diajak
berhubungan dengan • Mengidentifikasi tanda bicara
penggunaan obat dan gejala hipoglikemia
glikemik oral • Mengidentifikasi O : Kadar gula darah saat 50
mg/dl
glibenklamid kemungkinan penyebab Klien tampak lemas
ditandai dengan : hipoglikemia
kadar gula darah Terapeutik:
A : Masalah ketidakstabilan
rendah
• Memberikan glucagon, kadar glukosa darah belum
(hipoglikemi) jika perlu teratasi
• Memberikan karbohidrat
dan protein sesuai diet P : Lanjutkan intervensi
• Mempertahankan “Manajemen Hipoglikemia”
kepatenan jalan nafas O Observasi
• Mempertahankan akses • Mengidentifikasi tanda
IV, jika perlu dan gejala hipoglikemia
• Menghubungi layanan • Mengidentifikasi
medis darurat, jika perlu. kemungkinan penyebab
Edukasi : hipoglikemia
• Menganjurkan membawa Terapeutik:
karbohidrat sederhana • Memberikan glucagon,
setiap hari. jika perlu
• Menganjurkan memakai • Memberikan
identitas darurat yang karbohidrat dan protein
tepat. sesuai diet
• Menganjurkan monitor • Mempertahankan
kadar glukosa darah. kepatenan jalan nafas
• Menganjurkan berdiskusi • Mempertahankan akses
dengan tim perawatan IV, jika perlu
diabetes tentang • Menghubungi layanan
penyesuian program medis darurat, jika
pengobatan. perlu
• Menjelaskan interaksi Edukasi :
antara diet, insulin/agen • Menganjurkan
oral, dan olahraga. membawa karbohidrat
• Mengajarkan sederhana setiap hari.
pengelolaan • Menganjurkan monitor
Hipoglikemia(mis : tanda kadar glukosa darah.
dan gejala, factor resiko, • Menjelaskan interaksi
dan pengobatan antara diet, insulin/agen
hipoglikemia) oral, dan olahraga.
• Mengajarkan perawatan • Mengajarkan
mandiri untuk mencegah pengelolaan
hipoglikemia Hipoglikemia(mis :
Kolaborasi : tanda dan gejala, factor
⚫ Kolaborasi pemberian resiko, dan pengobatan
glukogon, jika perlu. hipoglikemia)
• Mengajarkan perawatan
mandiri untuk
mencegah hipoglikemia
Kolaborasi :
⚫ Kolaborasi pemberian
glukogon, jika perlu.
Defisit pengetahuan “Edukasi Kesehatan” S : Klien mengatakan masih
berhubungan dengan Observasi : belum paham sebagian dan
kurang terpapar • Mengidentifikasi sebagian sudah paham tentang
informasi ditandai kesiapan dan edukasi kesehatan mengenai
dengan terdiagnosa kemampuan menerima penyakitnya
DM 1 bulan yang
lalu, mengonsumsi informasi. O : Klien tampak masih
glibenklamid 1 • Mengidentifikasi factor- kebingungan dan masih ada
bulan yang lalu dan faktor yang dapat beberapa yang belum dipahami
makan sedikit meningkatkan dan
menurunkan motivasi A : Masalah defisit
perilaku hidup bersih dan pengetahuan belum teratasi
sehat
Terapeutik : P : Lanjutkan intervensi

• Menyediakan materi dan “Edukasi Kesehatan”


media pendidikan Observasi :
kesehatan. • Mengidentifikasi
• Menjadwalkan kesiapan dan
pendidikan kesehatan kemampuan menerima
sesuai kesepakatan. informasi.
• Memberikan kesempatan Terapeutik :
untuk yang bertanya. • Menyediakan materi
Edukasi : dan media pendidikan
• Menjelaskan factor risiko kesehatan.
yang dapat • Menjadwalkan
mempengaruhi pendidikan kesehatan
kesehatan. sesuai kesepakatan.
• Mengajarkan perilaku • Memberikan
hidup bersih dan sehat. kesempatan untuk yang
• Mengajarkan strategi bertanya.
yang dapat digunakan Edukasi :
untuk meningkatkan • Menjelaskan factor
perilaku hidup bersih dan risiko yang dapat
sehat. mempengaruhi
kesehatan.
• Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
• Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.
Resiko deficit “Manajemen Diet” S : Klien mengatakan sedikit
nutrisi b.d faktor Observasi : sudah mulai paham tentang
psikologis • Mengidentifikasi manajemen diet
(keengganan untuk kemampuan pasien dan
makan) keluarga menerima O : klien tampak mulai sudah
informasi. mengerti tentang manajemen

• Mengidentifikasi tingkat diet


pengetahuan saat ini
• Mengidentifikasi A : Masalah resiko defisit

kebiasaan pola makan nutrisi belum teratasi


saat ini dan masa lalu.
• Mengidentifikasi P : Lanjutkan intervensi

persepsi pasien dan “Manajemen Diet”


keluarga tentang diet Observasi :
yang diprogramkan. • Mengidentifikasi

• Mengidentifikasi kemampuan pasien dan

keterbatasan finansial keluarga menerima

untuk menyediakan informasi.

makanan. • Mengidentifikasi

Terapeutik : tingkat pengetahuan

• Mempersiapkan materi, saat ini

media dan alat peraga. • Mengidentifikasi

• Menjadwalkan waktu kebiasaan pola makan

yang tepat untuk saat ini dan masa lalu

memberikan pendidikan Terapeutik :


kesehatan. • Mempersiapkan materi,

• Memberikan kesempatan media dan alat peraga.

pasien dan keluarga • Menjadwalkan waktu


bertanya. yang tepat untuk

• Menyediakan rencana memberikan pendidikan


makan tertulis Jika perlu kesehatan.
Edukasi : • Memberikan
• Menjelaskan tujuan kesempatan pasien dan
kepatuhan diet terhadap keluarga bertanya.
kesehatan. • Menyediakan rencana
• Menginformasikan makan tertulis Jika
makanan yang perlu
diperbolehkan dan Edukasi :
dilarang. • Menjelaskan tujuan
• Menginformasikan kepatuhan diet
kemungkinan interaksi terhadap kesehatan.
obat dan makanan Jika • Menginformasikan
perlu. makanan yang
• Menganjurkan diperbolehkan dan
mengganti bahan dilarang.
makanan sesuai dengan • Menginformasikan
diet yang diprogramkan. kemungkinan interaksi
• Menganjurkan obat dan makanan Jika
melakukan olahraga perlu.
sesuai toleransi. • Menganjurkan
• Mengajarkan cara mengganti bahan
membaca label dan makanan sesuai dengan
memilih makanan yang diet yang
sesuai. diprogramkan.
• Mengajarkan cara • Menganjurkan
merencanakan makanan melakukan olahraga
yang sesuai program sesuai toleransi.
• Mekomendasikan resep • Mengajarkan cara
makanan yang sesuai membaca label dan
dengan diet Jika perlu memilih makanan yang
Kolaborasi : sesuai.
⚫ Merujuk ke ahli gizi dan • Mengajarkan cara
sertakan keluarga, jika merencanakan
perlu makanan yang sesuai
program
• Mekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet Jika perlu
Kolaborasi :
⚫ Merujuk ke ahli gizi
dan sertakan keluarga,
jika perlu.
Aktifitas 4
Diskusikan catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan
kelompok

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

Ketidakstabilan “Manajemen Hipoglikemia” S : Klien mengatakan masih


kadar glukosa darah
O Observasi lemas dan sudah bisa diajak
berhubungan dengan • Mengidentifikasi tanda bicara
penggunaan obat dan gejala hipoglikemia
glikemik oral • Mengidentifikasi O : Kadar gula darah saat 50
mg/dl
glibenklamid kemungkinan penyebab Klien tampak lemas
ditandai dengan : hipoglikemia
kadar gula darah Terapeutik:
A : Masalah ketidakstabilan
rendah • Memberikan glucagon, kadar glukosa darah belum
(hipoglikemi) jika perlu teratasi
• Memberikan karbohidrat
dan protein sesuai diet P : Lanjutkan intervensi
• Mempertahankan “Manajemen Hipoglikemia”
kepatenan jalan nafas O Observasi
• Mempertahankan akses • Mengidentifikasi tanda
IV, jika perlu dan gejala hipoglikemia
• Menghubungi layanan • Mengidentifikasi
medis darurat, jika perlu. kemungkinan penyebab
Edukasi : hipoglikemia
• Menganjurkan membawa Terapeutik:
karbohidrat sederhana • Memberikan glucagon,
setiap hari. jika perlu
• Menganjurkan memakai • Memberikan
identitas darurat yang karbohidrat dan protein
tepat. sesuai diet
• Menganjurkan monitor • Mempertahankan
kadar glukosa darah. kepatenan jalan nafas
• Menganjurkan berdiskusi • Mempertahankan akses
dengan tim perawatan IV, jika perlu
diabetes tentang • Menghubungi layanan
penyesuian program medis darurat, jika
pengobatan. perlu
• Menjelaskan interaksi Edukasi :
antara diet, insulin/agen • Menganjurkan
oral, dan olahraga. membawa karbohidrat
• Mengajarkan sederhana setiap hari.
pengelolaan • Menganjurkan monitor
Hipoglikemia(mis : tanda kadar glukosa darah.
dan gejala, factor resiko, • Menjelaskan interaksi
dan pengobatan antara diet, insulin/agen
hipoglikemia) oral, dan olahraga.
• Mengajarkan perawatan • Mengajarkan
mandiri untuk mencegah pengelolaan
hipoglikemia Hipoglikemia(mis :
Kolaborasi : tanda dan gejala, factor
⚫ Kolaborasi pemberian resiko, dan pengobatan
glukogon, jika perlu. hipoglikemia)
• Mengajarkan perawatan
mandiri untuk
mencegah hipoglikemia
Kolaborasi :
⚫ Kolaborasi pemberian
glukogon, jika perlu.
Defisit pengetahuan “Edukasi Kesehatan” S : Klien mengatakan masih
berhubungan dengan Observasi : belum paham sebagian dan
kurang terpapar • Mengidentifikasi sebagian sudah paham tentang
informasi ditandai kesiapan dan edukasi kesehatan mengenai
dengan terdiagnosa penyakitnya
DM 1 bulan yang kemampuan menerima
lalu, mengonsumsi informasi. O : Klien tampak masih
glibenklamid 1 • Mengidentifikasi factor- kebingungan dan masih ada
bulan yang lalu dan faktor yang dapat beberapa yang belum dipahami
makan sedikit meningkatkan dan
menurunkan motivasi A : Masalah defisit
perilaku hidup bersih dan pengetahuan belum teratasi
sehat
Terapeutik : P : Lanjutkan intervensi

• Menyediakan materi dan “Edukasi Kesehatan”


media pendidikan Observasi :
kesehatan. • Mengidentifikasi
• Menjadwalkan kesiapan dan
pendidikan kesehatan kemampuan menerima
sesuai kesepakatan. informasi.
• Memberikan kesempatan Terapeutik :
untuk yang bertanya. • Menyediakan materi
Edukasi : dan media pendidikan
• Menjelaskan factor risiko kesehatan.
yang dapat • Menjadwalkan
mempengaruhi pendidikan kesehatan
kesehatan. sesuai kesepakatan.
• Mengajarkan perilaku • Memberikan
hidup bersih dan sehat. kesempatan untuk yang
• Mengajarkan strategi bertanya.
yang dapat digunakan Edukasi :
untuk meningkatkan • Menjelaskan factor
perilaku hidup bersih dan risiko yang dapat
sehat. mempengaruhi
kesehatan.
• Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
• Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.
Resiko deficit “Manajemen Diet” S : Klien mengatakan sedikit
nutrisi b.d faktor Observasi : sudah mulai paham tentang
psikologis • Mengidentifikasi manajemen diet
(keengganan untuk kemampuan pasien dan
makan) keluarga menerima O : klien tampak mulai sudah
informasi. mengerti tentang manajemen

• Mengidentifikasi tingkat diet


pengetahuan saat ini
• Mengidentifikasi A : Masalah resiko defisit

kebiasaan pola makan nutrisi belum teratasi


saat ini dan masa lalu.
• Mengidentifikasi P : Lanjutkan intervensi

persepsi pasien dan “Manajemen Diet”


keluarga tentang diet Observasi :
yang diprogramkan. • Mengidentifikasi

• Mengidentifikasi kemampuan pasien dan

keterbatasan finansial keluarga menerima

untuk menyediakan informasi.

makanan. • Mengidentifikasi

Terapeutik : tingkat pengetahuan

• Mempersiapkan materi, saat ini

media dan alat peraga. • Mengidentifikasi

• Menjadwalkan waktu kebiasaan pola makan

yang tepat untuk saat ini dan masa lalu

memberikan pendidikan Terapeutik :


kesehatan. • Mempersiapkan materi,

• Memberikan kesempatan media dan alat peraga.

pasien dan keluarga • Menjadwalkan waktu


bertanya. yang tepat untuk
• Menyediakan rencana memberikan pendidikan
makan tertulis Jika perlu kesehatan.
Edukasi : • Memberikan
• Menjelaskan tujuan kesempatan pasien dan
kepatuhan diet terhadap keluarga bertanya.
kesehatan. • Menyediakan rencana
• Menginformasikan makan tertulis Jika
makanan yang perlu
diperbolehkan dan Edukasi :
dilarang. • Menjelaskan tujuan
• Menginformasikan kepatuhan diet
kemungkinan interaksi terhadap kesehatan.
obat dan makanan Jika • Menginformasikan
perlu. makanan yang
• Menganjurkan diperbolehkan dan
mengganti bahan dilarang.
makanan sesuai dengan • Menginformasikan
diet yang diprogramkan. kemungkinan interaksi
• Menganjurkan obat dan makanan Jika
melakukan olahraga perlu.
sesuai toleransi. • Menganjurkan
• Mengajarkan cara mengganti bahan
membaca label dan makanan sesuai dengan
memilih makanan yang diet yang
sesuai. diprogramkan.
• Mengajarkan cara • Menganjurkan
merencanakan makanan melakukan olahraga
yang sesuai program sesuai toleransi.
• Mekomendasikan resep • Mengajarkan cara
makanan yang sesuai membaca label dan
dengan diet Jika perlu memilih makanan yang
Kolaborasi : sesuai.
⚫ Merujuk ke ahli gizi dan • Mengajarkan cara
sertakan keluarga, jika merencanakan
perlu makanan yang sesuai
program
• Mekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet Jika perlu
Kolaborasi :
⚫ Merujuk ke ahli gizi
dan sertakan keluarga,
jika perlu.
Resiko hipovolemi “Manajemen Hipovolemia” S : Klien mengatakan masih
b.d kehilangan Observasi lemas dan sudah bisa diajak
cairan secara aktif ⚫ Memeriksa tanda & gejala bicara
hipovolemia
⚫ Memonitor intake dan O : Kadar gula darah saat 50
mg/dl
output cairan
Klien tampak lemas
Terapeutik
⚫ Menghitung kebutuhan
A : Masalah resiko hipovolemi
cairan
belum teratasi
⚫ Memberikan asupan cairan
oral
P : Lanjutkan intervensi
Edukasi
“Manajemen Hipovolemia”
⚫ Menganjurkan
Observasi
memperbanyak asupan
⚫ Memeriksa tanda & gejala
cairan oral
hipovolemia
⚫ Menganjurkan menghindari
⚫ Memonitor intake dan
perubahan posisi mendadak
output cairan
Kolaborasi
Terapeutik
⚫ Kolaborasi pemberian
⚫ Menghitung kebutuhan
cairan IV hipotonis (glukosa
cairan
2,5%)
⚫ Memberikan asupan cairan
oral
Edukasi
⚫ Menganjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
⚫ Menganjurkan
menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi
⚫ Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
(glukosa 2,5%)
Aktifitas 5
Buatlah dokumentasi keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hipoglikemi) secara mandiri

Pengkajian
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Keluhan Utama : Lemas
Riwayat Keluhan Utama :
Pasien masuk RS dengan kelihan tiba-tiba lemas dan menurut keluarga tidak bisa
diajak bicara, akhirnya dibawa ke RS. Kadar gula darah saat 50 mg/dl. klien didiganosa
menderita DM 1 bulan yang lalu dan mendapatkan obat Glibenklamid. Menurut
keluarga klien taat minum obat, dan makan jumlahnya sedikit karena takut kadar
gulanya naik. Kondisi saat ini, klien lemah dan sudah bisa diajak bicara

Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


⚫ Keluarga klien mengatakan klien ⚫ Kadar gula darah saat 50 mg/dl
Masuk Rumah Sakit dengan ⚫ Kondisi saat ini, klien lemas
keluhan badan tiba-tiba lemas dan ⚫ Tampaknya klien kurang terpapar
menurut keluarga tidak bisa diajak informasi tentang penyakitnya
bicara, akhirnya dibawa ke RS.
⚫ Keluarga klien mengatakan klien
didiganosa menderita DM 1 bulan
yang lalu dan mendapatkan obat
Glibenklamid
⚫ Menurut keluarga, klien taat minum
obat, dan makan jumlahnya sedikit
karena takut kadar gulanya naik.
ANALISA DATA

Data Subjektif Data Objektif Masalah Keperawatan


Keluarga klien mengatakan Kadar gula darah saat 50 Ketidakstabilan kadar
mg/dl
klien Masuk Rumah Sakit glukosa darah
dengan keluhan badan tiba-
tiba lemas dan menurut
keluarga tidak bisa diajak
bicara, akhirnya dibawa ke
RS.
Keluarga klien mengatakan
klien didiganosa menderita
DM 1 bulan yang lalu dan
mendapatkan obat
Glibenklamid
Menurut keluarga, klien taat Kondisi saat ini, klien lemas Defisit pengetahuan
minum obat, dan makan Tampaknya klien kurang
jumlahnya sedikit karena terpapar informasi tentang
takut kadar gulanya naik. penyakitnya
Keluarga klien mengatakan Kondisi saat ini, klien lemas Resiko defisit nutrisi
makan jumlahnya sedikit
karena takut kadar gulanya
naik.

Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan penggunaan obat glikemik


oral glibenklamid ditandai dengan : kadar gula darah rendah (hipoglikemi)
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
terdiagnosa DM 1 bulan yang lalu, mengonsumsi glibenklamid 1 bulan yang lalu dan
makan sedikit
3. Resiko deficit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan)
Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Se Setelah dilakukan Intervensi “Manajemen Hipoglikemia”


Ketidakstabilan kadar
glukosa darah keperawatan selama 2x24
O Observasi
berhubungan dengan jam maka kestabilan kadar • Identifikasi tanda dan gejala
penggunaan obat glukosa darah meningkat hipoglikemia.
glikemik oral dengan kriteria hasil : • Identifikasi kemungkinan
glibenklamid ditandai • Koordinasi penyebab hipoglikemia
dengan : kadar gula meningkat. Terapeutik:
darah rendah • Kesadaran meningkat. • Berikan glucagon, jika perlu
(hipoglikemi) • Lelah menurun. • Berikan karbohidrat dan
• Kesulitan bicara proein sesuai diet.
menurun • Pertahankan kepatenan jalan
Kadar glukossa darah nafas
membaik • Pertahankan akses IV, jika
perlu
• Hubungi layanan medias
darurat, jika perlu.
Edukasi :
• Anjurkan membawa
karbohidrat sederhana setiap
hari.
• Anjurkan memakai identitas
darurat yang tepat.
• Anjurkan monitor kadar
glukosa darah.
• Anjurkan berdiskusi dengan
tim perawatan diabetes
tentang penyesuian program
pengobatan.
• Jelaskan interaksi antara
diet, insulin/agen oral, da
olahraga.
• Ajarkan pengelolaan
Hipoglikemia(mis : tanda
dan gejala, factor resiko,
dan pengobatan
hipoglikemia)
• Ajarkan perawatan mandiri
untuk mencegah
hipoglikemia
Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian
glukogon, jika perlu.
2 Defisit “E “Edukasi Kesehatan”
pengetahuan Setelah dilakukan Intervensi
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24
O Observasi :
kurang terpapar jam maka tingkat • Identifikasi kesiapan dan
informasi ditandai pengetahuan membaik kemampuan menerima
dengan terdiagnosa dengan kriteria hasil : informasi.
DM 1 bulan yang lalu, • Perilaku sesuai • Identifikasi factor-faktor
mengonsumsi anjuran menningkat. yang dapat meningkatkan
glibenklamid 1 bulan • Kemampuan dan menurunkan motivasi
yang lalu dan makan menjelaskan perilaku hidup bersih dan
sedikit pengetahuan tentang sehat.
suatu topic Terapeutik :
meningkat. • Sediakan materi dan media
• Kemampuan pendidikan kesehatan.
menggambarkan • Jadwalkan pendidikan
pengalaman kesehatan sesuai
sebelumnya yang kesepakatan.
sesuai dengan topic • Berikan kesempatan untuk
meningkat. yang bertanya.
• Perilaku sesuia
dengan pengetahuan
meningkat. Edukasi :
• Persepsi yang keliru • Jelaskan factor risiko yang
terhadap masalah dapat mempengaruhi
menurun. kesehatan.
• Perilaku membaik. • Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
• Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
3 Resiko deficit nutrisi Setelah dilakukan Intervensi “Manajemen Diet”
b.d faktor psikologis keperawatan selama 2x24
O Observasi :
(keengganan untuk jam maka status nutrisi • Identifikasi kemampuan
makan) membaik dengan kriteria pasien dan keluarga
hasil : menerima informasi.
• Porsi makanan yang • Identifikasi tingkat
dihabiskan pengetahuan saat ini
• Pengetahuan tentang • Identifikasi kebiasaan pola
pilihan makanan yang makan saat ini dan masa
sehat. lalu.
• Pengetahuan tentang • Identifikasi persepsi pasien
pilihan minuman dan keluarga tentang diet
yang tepat. yang diprogramkan.
• Pengetahuan tentang • Identifikasi keterbatasan
standar asupan nutrisi finansial untuk
yang tepat. menyediakan makanan.
Sikap terhadap Terapeutik :
maknana/minuman • Persiapkan materi, media
sesuia dengan tujuan dan alat peraga.
kesehatan. • Jadwalkan waktu yang tepat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan.
• Berikan kesempatan pasien
dan keluarga bertanya.
• Sediakan rencana makan
tertulis Jika perlu
Edukasi :
• Jelaskan tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan.
• Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang.
• Informasikan kemungkinan
interaksi obat dan makanan
Jika perlu.
• Anjurkan mengganti bahan
makanan sesuai dengan diet
yang diprogramkan.
• Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi.
• Ajarkan cara membaca label
dan memilih makanan yang
sesuai.
• Ajarkan cara merencanakan
makanan yang sesuai
program
• Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet Jika perlu
Kolaborasi :
• Rujuk ke ahli gizi dan
sertakan keluarga, jika perlu
Sumber :
DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

Ketidakstabilan “Manajemen Hipoglikemia” S : Klien mengatakan masih


kadar glukosa darah
O Observasi lemas dan sudah bisa diajak
berhubungan dengan • Mengidentifikasi tanda bicara
penggunaan obat dan gejala hipoglikemia
glikemik oral • Mengidentifikasi O : Kadar gula darah saat 50
mg/dl
glibenklamid kemungkinan penyebab Klien tampak lemas
ditandai dengan : hipoglikemia
kadar gula darah Terapeutik:
A : Masalah ketidakstabilan
rendah • Memberikan glucagon, kadar glukosa darah belum
(hipoglikemi) jika perlu teratasi
• Memberikan karbohidrat
dan protein sesuai diet P : Lanjutkan intervensi
• Mempertahankan “Manajemen Hipoglikemia”
kepatenan jalan nafas O Observasi
• Mempertahankan akses • Mengidentifikasi tanda
IV, jika perlu dan gejala hipoglikemia
• Menghubungi layanan • Mengidentifikasi
medis darurat, jika perlu. kemungkinan penyebab
Edukasi : hipoglikemia
• Menganjurkan membawa Terapeutik:
karbohidrat sederhana • Memberikan glucagon,
setiap hari. jika perlu
• Menganjurkan memakai • Memberikan
identitas darurat yang karbohidrat dan protein
tepat. sesuai diet
• Menganjurkan monitor • Mempertahankan
kadar glukosa darah. kepatenan jalan nafas
• Menganjurkan berdiskusi • Mempertahankan akses
dengan tim perawatan IV, jika perlu
diabetes tentang • Menghubungi layanan
penyesuian program medis darurat, jika
pengobatan. perlu
• Menjelaskan interaksi Edukasi :
antara diet, insulin/agen • Menganjurkan
oral, dan olahraga. membawa karbohidrat
• Mengajarkan sederhana setiap hari.
pengelolaan • Menganjurkan monitor
Hipoglikemia(mis : tanda kadar glukosa darah.
dan gejala, factor resiko, • Menjelaskan interaksi
dan pengobatan antara diet, insulin/agen
hipoglikemia) oral, dan olahraga.
• Mengajarkan perawatan • Mengajarkan
mandiri untuk mencegah pengelolaan
hipoglikemia Hipoglikemia(mis :
Kolaborasi : tanda dan gejala, factor
⚫ Kolaborasi pemberian resiko, dan pengobatan
glukogon, jika perlu. hipoglikemia)
• Mengajarkan perawatan
mandiri untuk
mencegah hipoglikemia
Kolaborasi :
⚫ Kolaborasi pemberian
glukogon, jika perlu.
Defisit pengetahuan “Edukasi Kesehatan” S : Klien mengatakan masih
berhubungan dengan Observasi : belum paham sebagian dan
kurang terpapar • Mengidentifikasi sebagian sudah paham tentang
informasi ditandai kesiapan dan edukasi kesehatan mengenai
dengan terdiagnosa kemampuan menerima penyakitnya
DM 1 bulan yang informasi.
lalu, mengonsumsi • Mengidentifikasi factor- O : Klien tampak masih
glibenklamid 1 faktor yang dapat kebingungan dan masih ada
bulan yang lalu dan beberapa yang belum dipahami
makan sedikit meningkatkan dan
menurunkan motivasi A : Masalah defisit
perilaku hidup bersih dan pengetahuan belum teratasi
sehat
Terapeutik : P : Lanjutkan intervensi
• Menyediakan materi dan “Edukasi Kesehatan”
media pendidikan Observasi :
kesehatan. • Mengidentifikasi
• Menjadwalkan kesiapan dan
pendidikan kesehatan kemampuan menerima
sesuai kesepakatan. informasi.
• Memberikan kesempatan Terapeutik :
untuk yang bertanya. • Menyediakan materi
Edukasi : dan media pendidikan
• Menjelaskan factor risiko kesehatan.
yang dapat • Menjadwalkan
mempengaruhi pendidikan kesehatan
kesehatan. sesuai kesepakatan.
• Mengajarkan perilaku • Memberikan
hidup bersih dan sehat. kesempatan untuk yang
• Mengajarkan strategi bertanya.
yang dapat digunakan Edukasi :
untuk meningkatkan • Menjelaskan factor
perilaku hidup bersih dan risiko yang dapat
sehat. mempengaruhi
kesehatan.
• Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
• Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat.
Resiko deficit “Manajemen Diet” S : Klien mengatakan sedikit
nutrisi b.d faktor Observasi : sudah mulai paham tentang
psikologis • Mengidentifikasi manajemen diet
(keengganan untuk kemampuan pasien dan
makan) keluarga menerima O : klien tampak mulai sudah
informasi. mengerti tentang manajemen

• Mengidentifikasi tingkat diet


pengetahuan saat ini
• Mengidentifikasi A : Masalah resiko defisit

kebiasaan pola makan nutrisi belum teratasi


saat ini dan masa lalu.
• Mengidentifikasi P : Lanjutkan intervensi

persepsi pasien dan “Manajemen Diet”


keluarga tentang diet Observasi :
yang diprogramkan. • Mengidentifikasi

• Mengidentifikasi kemampuan pasien dan

keterbatasan finansial keluarga menerima

untuk menyediakan informasi.

makanan. • Mengidentifikasi

Terapeutik : tingkat pengetahuan

• Mempersiapkan materi, saat ini

media dan alat peraga. • Mengidentifikasi

• Menjadwalkan waktu kebiasaan pola makan

yang tepat untuk saat ini dan masa lalu

memberikan pendidikan Terapeutik :


kesehatan. • Mempersiapkan materi,

• Memberikan kesempatan media dan alat peraga.

pasien dan keluarga • Menjadwalkan waktu


bertanya. yang tepat untuk

• Menyediakan rencana memberikan pendidikan

makan tertulis Jika perlu kesehatan.

Edukasi : • Memberikan

• Menjelaskan tujuan kesempatan pasien dan


kepatuhan diet terhadap keluarga bertanya.
kesehatan. • Menyediakan rencana
• Menginformasikan makan tertulis Jika
makanan yang perlu
diperbolehkan dan Edukasi :
dilarang. • Menjelaskan tujuan
• Menginformasikan kepatuhan diet
kemungkinan interaksi terhadap kesehatan.
obat dan makanan Jika • Menginformasikan
perlu. makanan yang
• Menganjurkan diperbolehkan dan
mengganti bahan dilarang.
makanan sesuai dengan • Menginformasikan
diet yang diprogramkan. kemungkinan interaksi
• Menganjurkan obat dan makanan Jika
melakukan olahraga perlu.
sesuai toleransi. • Menganjurkan
• Mengajarkan cara mengganti bahan
membaca label dan makanan sesuai dengan
memilih makanan yang diet yang
sesuai. diprogramkan.
• Mengajarkan cara • Menganjurkan
merencanakan makanan melakukan olahraga
yang sesuai program sesuai toleransi.
• Mekomendasikan resep • Mengajarkan cara
makanan yang sesuai membaca label dan
dengan diet Jika perlu memilih makanan yang
Kolaborasi : sesuai.
⚫ Merujuk ke ahli gizi dan • Mengajarkan cara
sertakan keluarga, jika merencanakan
perlu makanan yang sesuai
program
• Mekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet Jika perlu
Kolaborasi :
⚫ Merujuk ke ahli gizi
dan sertakan keluarga,
jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai