Anda di halaman 1dari 7

Review Journal

Manipal Skoring dengan Ultrasonografi Transvaginal (TVS) untuk memprediksi Keberhasilan


Induksi Persalinan

Manipal Cervical Scoring System by Transvaginal Ultrasound in Predicting Successful Labour


Induction

HAMBRIAN WIJAYA C055202002

KEVIN JITRO FRANK NOYA C055202003

ANDI SITTI HALIJA DIAWANTI NASSER C055202004

FITRIA ARIANTY RASYID THAHA CO55202010

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
Manipal Skoring dengan Ultrasonografi Transvaginal (TVS) untuk memprediksi
Keberhasilan Induksi Persalinan

Berdasarkan jurnal, dijelaskan beberapa poin penting mengenai penggunaan manipal skoring
dengan TVS untuk memprediksi keberhasilan induksi persalinan.
▹ Induksi persalinan (IoL) stimulasi kontraksi uterus sebelum onset persalinan spontan
▹ Induksi persalinan  terjadi pada 20% kehamilan  20% diantaranya berakhir dengan
persalinan secara Sectio Caesarea
▹ Induksi yang berhasil bergantung dari:
▸ Kematangan serviks
▸ Skoring Bishop (Gold Standard tradisional) .

Namun dijelaskan bahwa skor Bishop bersifat subjektif, hal ini karena :
▹ Mudah bias
▹ Nilai prediktif yang buruk
▹ Tidak mengukur panjang serviks secara tepat
▹ Hasilnya bergantung dari pemeriksa (subjektif)
▹ Tidak tepat
▹ Sering timbul rasa takut, nyeri, cemas dan ketidaknyamanan saat dilakukan pemeriksaan

Sehingga muncullah manupal skoring dengan TVS (Ultrasonografi transvaginal) yang bersifat
objektif. Hal ini disebabkan oleh,
▹ Dapat ditoleransi
▹ Lebih akurat dalam menilai panjang serviks & ostium interna
▹ Penilaian secara kuantitatif & mudah dilakukan/ diulang
▹ Dapat memprediksi induksi persalinan yang berhasil

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Observasional Prospektif, yang
menggunakan.
▹ Kriteria inklusi
▸ Janin tunggal, hidup
▸ Usia gestasi 37 – 42 minggu
▸ Presentasi vertex
▸ Letak lintang
▹ Kriteria eksklusi
▸ Memiliki riwayat SC
▸ Sedang mengalami perdarahan antepartum (PP, SP, Vasa prenia)
▸ Disproporsi sefalopelvis (CPD)
Dengan Hasil inklusi & eksklusi  107 responden

▹ Cara kerja

Probe ditempatkan dengan hati-hati di dalam vagina tepat di bawah serviks untuk menghindari
tekanan yang tidak semestinya yang jika tidak akan merusak konfigurasi serviks.

Penilaian menggunakan TVS

▹ Semua pengukuran dilakukan dalam tampilan sagital yang meliputi keberadaan os internal dan
eksternal, saluran serviks dan area kelenjar.

▹ Parameter yang dinilai

▸ Panjang serviks dari os internal ke os eksternal

▸ Ada atau tidaknya funneling dan jika lebar & panjang funneling saat ini di os internal
diukur

▸ Jarak antara bagian presentasi ke os eksternal

▸ Posisi serviks

Perbandingan Parameter Skoring Bishop dan TVS


Hasil :

▹ Induksi dengan PGE2  kontraksi uterus  evaluasi setelah 8 jam, jika tidak berhasil bisa
diulang sebanyak 3x dalam 24 jam

▸ Efek samping : hiperstimuli uterus & embolisme cairan amnion

▹ Jumlah sampel yang adekuat untuk menguji sensitifitas & spesifitas  114 responden

▹ Jika skor Bishop ≥ 6  Amniotonus + 2 unit Oxytocin IV dinaikkan maksimal sebanyak 16 IU (60
tpm)

▹ Hasil utama  onset persalinan aktif dengan lama kontraksi uterus 2 – 3 menit/ kontraksi +
dilatasi serviks ≥ 4 cm dalam 24 jam setelah induksi

▹ Persalinan terhambat fase aktif = dilatasi serviks mendekati waspada


▹ Dilatasi serviks terhambat kedua = dilatasi < 1 cm/jam + tidak ada penurunan kepala meskipun
dengan kontraksi uterus yang baik

Uji yang Digunakan

▹ Kolmogorov-Smirnov  Tes normalitas pengukuran

▹ Chi Square  Tes kategori variable yang ada

▹ Analisis Regresi Logistik  Menentukan hubungan antara TVS dengan skoring Bishop

▹ Usia > 30 & BMI > 30  Berhubungan dengan kegagalan induksi

▹ Nilai cut off Skoring Bishop & TVS ≥ 4  merupakan kombinasi yang terbaik tetapi nilai TVS yang
lebih tinggi akan lebih baik daripada Bishop dari segi apapun

▹ Skor TVS ≥ 4  prognosis baik dalam persalinan & persalinan lebih cepat dibanding dengan yang
skor USG nya < 4 (90% persalinan berlangsung dalam 16 jam)

▹ TVS selain menentukan kematangan serviks juga dapat menentukan pasien mana yang lebih
cepat melahirkan  karena skor yang tinggi dipengaruhi oleh dilatasi awal & penurunan kepala

Perbandingan Bishop dengan USG

▹ Skoring Bishop memiliki kebutuhan penggunaan induksi prostaglandin yang lebih tinggi
dibanding penggunaan USG (dari penggunaan 75% menjadi 36%)

Hal ini menunjukkan bahwa TVS memiliki kelebihan, antara lain :

▹ Bisa menilai seluruh panjang serviks + os. Interna tanpa invasi kanal endoserviks

▹ Kurang invasive

▹ Lebih objektif
▹ Bisa didokumentasikan hasilnya secara nyata

▹ Dapat melihat presentasi gabungan & occult cord presentation (sering miss dalam skoring
Bishop)

Namun, TVS juga memiliki kekurangan, dalam hal ini berkaitan dengan :

▹ Konsistensi dan posisi serviks hanya dapat diukur dengan pemeriksaan prevaginal  tidak dapat
dilakukan dengan TVS

▹ Kekurangan TVS bukan merupakan kelebihan Skoring Bishop

▹ Panjang serviks  indikator yang lebih baik untuk persalinan pervaginam yang berhasil dalam
24 jam dibandingkan dengan Bishop Score

▹ Pada wanita dengan Bishop Score yang buruk, panjang serviks <26 mm, angka operasi caesar
lebih sedikit dan persalinan tidak lama

▹ Panjang serviks <3,1 cm menurut TVS adalah prediktor yang lebih baik dari fase aktif persalinan
daripada Skor Bishop> 4

▹ Panjang serviks <2,4 cm menurut TVS adalah prediktor yang lebih baik untuk persalinan
pervaginam yang berhasil daripada Skor Bishop> 4

KESIMPULAN :

▹ USG BS

▸ Transperineal  mengukur Fetal Head Distance

▸ Transvaginal  mengukur Posterior Cervical Angle

▹ TVS lebih ditoleransi oleh pasien

▹ TVS lebih disarankan + ada sistem skoring yang lebih praktikal untuk follow up & evaluasi serta
dapat mengurangi VT yang bisa menyebabkan PROM

▹ Manipal Score ≥ 4  nilai diagnostic yang lebih tinggi dibanding Bishop Score dengan nilai yang
sama

Anda mungkin juga menyukai