Anda di halaman 1dari 7

Akuntansi Manajemen

BASIC ACTIVITIES MANAGEMENT

Disusun Oleh:

A021191097 Rizki Misnawati

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
Definisi Activity Based Management
Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar
daripada pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya. Manajemen
berdasarkan aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi
melalui proses perbaikan terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja,
metode kerja, tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan
kualitas pelanggan.
Tujuan dan Manfaat Activity Based Management
ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu untuk
mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada
ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima
oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba
dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh
dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah
untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan
nilai bagi pelanggan.
Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajemen
Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas
atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based
Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses
(Hansen dan Mowen, 2006; 487).
a. Dimensi Biaya
Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya
mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini
bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sebagaimana
sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya dibebankan pada
produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing
(ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua yang merupakan perkembangan
lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem
penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap yaitu melacak biaya pada
berbagai aktivitas dan membebankan biaya pada produk.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang
memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa
dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah
pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk
mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi model ABM
yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang dilaksanakan dalam
organisasi sehingga mencakup analisis penyebab biaya, analisis aktivitas-
aktivitas dan evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari ABC.
Dimensi proses menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan
dalam suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas
lainnya. Proses adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan
tujuan tertentu.
Penerapan Activity Based Manajemen
Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn ABC. ABM
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan
informasi biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya
program-program pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak
bernilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan tidak penting, perlu
tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai
tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas
yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan
nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang menyediakan
strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada perusahaan
manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas,
yang mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah.
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting
untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara
terus-menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur,
perhatian manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu
dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai
tambah harus disoroti pada laporan pusat biaya.
Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam Suatu
Organisasi
Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system
manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis
bisa diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut
umumnya cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan
dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan. Faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu
organisasi adalah sebagai berikut:
Budaya Organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan
termasuk perilaku, nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya
organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang tinggi
dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan
dari penerapan ABM di suatu organisasi.
Top management support and commitment menerapkan suatu system
manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC membutuhkan waktu dan
sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah
diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
Change process perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu
proses yang sudah dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut.
Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan
penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari
aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan lanjutan.
Continuing education memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan
kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program
manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja
sama dari karyawan suatu organisasi.
Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi
Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan informasi
tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Analisa
ini menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem penilaian kinerja secara
keseluruhan dari pada performance individu. Process Value Analysis dilakukan
dengan 3 langkah di bawah ini:
Driver analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu Aktivitas.
Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input aktivitas
merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu
aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang dihasilkan dari suatu
aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan
kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity Output Measure.
Activity analysis
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang telibat,
waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi manajemen
tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah ini. Analisa
aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas merupakan
suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan
oleh suatu organisasi. Oleh karena itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat
dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities) merupakan aktivitas yang
diperlukan untuk tetap dapat mempertahankan kegiatan operasional
perusahaan. Dapat pula dikatakan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah
aktivitas yang diperlukan dan sudah dilaksanakan dengan efisien. Aktivitas
yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi peraturan atau perundangan yang
berlaku.
2) Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan
untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas menyebabkan
adanya perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau
bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan
aktivitas yang memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities) merupakan aktivitas
yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak efisien.
Biaya untuk melaksanakan aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas tidak
bernilai tambah. Biaya inilah yang harus dieliminasi karena menimbulkan
adanya pemborosan, contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi
untuk setiap jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam
proses dan barang jadi dari satu departemen. ke departemen
lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan
baku, menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian
atau departemen lain
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk
meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau
kualitas yang diharapkan.
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang
Dalam Proses, produk selesai sebagai persediaan di gudang
menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.
Activity Performace Measurement yaitu pengukuran performance dalam
pelaksanaan suatu aktivitas dengan menggunakan alat ukur finansial maupun non
finansial. Alat ukur yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu
aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu
menunjukan perbaikan yang secara terus menerus dilakukan perusahaan. Penilaian
dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu, kualitas serta efisiensi.
a. Waktu
b. Kualitas
c. Efisiensi
Daftar Pustaka

Garrison, R. H., Noreen, E. W. and Brewer, P. C. (2018) Managerial Accounting.


16th edn. New York:McGraw-Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai