Anda di halaman 1dari 15

PERSIAPAN PELAKSANAAN DAN PASCA PEMERIKSAAN

DIAGNOSTIK DAN LABORATURIUM PADA PASEN GAWAT


DARURAT DAN EPIDENBIENCE

Di Susun Oleh:

Arselia Rumambi
Wanda Alulu
Arni Ladjulu
Juwita Tatunduge

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah ini. Adapun dalam penulisan
makalah ini,

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna


dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Manado,2021

Pen
yusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Tujuan...........................................................................................................4

C. Manfaat.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. Pengertian......................................................................................................4

B. Tujuan...........................................................................................................4

C. Bahan Pemeriksaan.......................................................................................5

1. Darah.........................................................................................................5

2. Urine..........................................................................................................6

3. Feses..........................................................................................................7

4. Sputum.......................................................................................................8

5. Papanicolaou smear (pap smear)...............................................................8

4. rontgen.......................................................................................................9

5. USG (Ultrasonografi)..............................................................................10

5. Laporoskopi.............................................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan keperawatan


kompherensif diberikan kepada pasien dengan inuri akut atau sakit yang
mengancam kehidupan. Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit
di rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada
masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakan
kecelakaan sesuai dengan standar
Indonesia sebagai negara berkembang banyak, terutama tenaga
perawat. Namun , para perawat ini belum memasuki daerah-daerah terpencil
dan walaupun ada, para tenaga ini juga sangat kesulitan dalam
memaksimalkan suhan kepwrawatan, karena keterbatasan alat, terutama alat
untuk pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting, karena ada beberapa
pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunkan alat-alat dalam
pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan penujang sangat berguna dalam
menentukan

B. Tujuan

Tujuan agar mahasiswa bisa dan mengerti tenga pemeriksaan-


pemeriksaan diagnostic dan mempersiapkan pasien

C. Manfaat

Makalah ini sebgai pembelajaran mahasiswa agar mahasiswa bisa


mengathui pemeriksaan pemeriksaan yang akang dilakukan pada pasien dan
bisa mempersiapkan pasien agar bisa melakukan pemeriksaan diagnosis
sesuai dengan sop yang ada
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Pengumpulan dan pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboraturium


adalah upaya menyediakan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan
laboraturium. Pengumpulan dan pemriksaan sampel laboraturium ini
dilakukan pada setiap pasien lain sesuai dengan kebutuhannya, baik rutin
ataupun khusus.
Pengumpulan dan pemeriksaan specimen laboraturium ini berguna
untuk mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukan untuk menegakkan
diagnostik. Megetahui perjalanan penyakit, serta sarana untuk mengkur
respon pasien terhadap terapi.

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu,


keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan
aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting
dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan
prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium.Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan
kesalahan hasil laboratorium yaitu:
1). Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan
dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan
mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium Yang termasuk
dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan
dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan
pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak
merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara
lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin,
data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan
yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil
ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat
pengobatan khusus dan jangka panjang.
b. Persiapan penderita
1) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan
berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan
kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah.
2) Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya :
asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan
jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan
trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah
sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun
penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil
pemeriksaan hemostasis.

3) Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada
pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih
pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah.
4) Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10% demikian pula
sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan
dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika
sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi
obyek.
c. Cara pengambilan sampel
Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan
dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa
yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga
tidak tertukar pasien yang akan dilakukan pemeriksaan. Darah dapat diambil dari
vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada
kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi
pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau
di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan
adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra
lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah
pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung
jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga.
Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.

d. Penanganan awal sampel dan transportasi


Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan
ada disini. Yang harus dilakukan :
Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau
sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas)
Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan
Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah
Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan
Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk
analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu
sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam
waktu sekitar 15-30 menit.
Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil
laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan
penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan
salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat
bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton.
Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu.
2). Interpretasi Data
a. Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian
menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi.
b. Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami
keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu
untuk melawan infeksi tersebut.
d. Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan.
Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
kesehatan
e. Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah-
masalah yang akan muncul.
f. Masalah kalaboratif
Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten
dan berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.

3. Jenis - jenis Pemeriksaan

1. Darah

Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau specimen


darah. Sampel darah yang digunakan bisa menggunakan darah vena,
arteri, dan darah perifer tergantung pada jenis pemeriksaan.
a. Pemeriksaan darah vena
Adalah pemeriksaan dengan menggunakan sampel darah vena.
Tempat /akses vena yang dapat digunakan adalah vena mediana
cubuti, vena cephalika, vena basilika, vena radialis, vena metakarpal
dll

1). Bentuk pemeriksaan


- Jenis/golongan darah
- HB untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal
- Hematokrit untuk mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah
- Trombosit untuk mendeteksi adanya trombositopenia dan trombosis
- SGPT (serum Glumatik Piruvik Transaminase) untuk mendeteksi adanya
kerusakan hepatoseluler
- Albumin untuk mendeteksi adanya gangguan hepar seperti luka bakar dan
gangguan ginjal
- Asam urat untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar
- Billirubin (Direct : deteksi ikterik, Indirect : anemia & malaria)
- Gula darah untuk mendeteksi diabetes

2). Persiapan alat

- Spuit 5 atau 10 cc dan jarum steril pada tempatnya.

- Kapas alkohol dan kasa steril ukuran 2x2 cm

- Tourniket vena

- Pengalas

- Bengkok

- Botol tertutup yang bersih dan kering untuk tempat spesimen

- Kertas untuk etiket dan pulpen

- Alat-alat untuk menyimpan/membawa bahan pemeriksaan

- Plester

- Surat pengantar

3). Pesiapan Pasien

a) Pasien diberitahu dan diberi penjelasan mengenai tujuan


pengumpulan specimen dan cara-cara pengumpulannya sesuai
dengan spesimen yang akan diambil.
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan : bisa duduk atau
berbaring dengan tangan lurus atau berbaring.
c) Untuk pemeriksaan gula darah puasa pasien dianjurkan untuk
puasa makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan.

2. Urine
Yaitu pemeriksaan menggunakan sampel urine. Beberapa
pemeriksaan yang menggunakan sampel urine adalah urinalisis (warna,
penampilan, bau, pH, berat jenis, protein, glukosa, keton,pemeriksaan
mikroskopik : sel darah merah, sel darah putih, serpihan,), urobilinogen
dll.
a. Persiapan pasien pemeriksaan urine
1) Pasien diberitahu dan diberi penjelasan mengenai tujuan
pengumpulan specimen dan cara-cara pengumpulannya sesuai
dengan spesimen yang akan diambil.
2) Untuk pemeriksaan urinalisis tidak ada pembatasan makan dan
minum.
3) Apabila pengambilan urine pagi hari dianjurkan sebelum makan
pagi. Dan specimen disimpan dalam lemari es 6-8 jam.
4) Untuk pemeriksaan HCG anjurkan pasien untuk puasa cairan 8-12
jam
b. Persiapan
1) Botol steril /steril tertutup
2) Formulir lab
3) Etiket
4) Bengkok
5) Buku ekspedisi.

3. Feses

Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi


adanya kuman seperti salmonella, shigella, esteria colli, staphylococcus
dll. Pemeriksaan feses meliputi pemeriksaan feses lengkap dan
pemeriksaan untuk klutur. Pemeriksaan feses lengkap meliputi warna bau,
konsistensi, lendir, darah, telur cacing.
a. Pemeriksaan feses lengkap
1) .Alat-alat untuk BAB/BAK
2) Tempat spesimen untuk pemeriksaan
3) 2 buah lidi
4) Sarung tangan
5) Vaselin
6) Kapas lengkap
7) Bengkok
8) sampiran
b. Persiapan pasen untuk pemeriksaan feses lengkap
1) Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan pengambilan spesimen.
2) Beritahu pasien bahwa sesudah BAK ia harus BAB dalam pispot
yang telah disediakan dan usahakan feses jangan bercampur
dengan air.

4. Sputum

Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk


mendeteksi adanya tuberkulosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronchitis
kronis dan bronkhiektasis.
a. Pemeriksaan sputum
1) Tempat sputum yang tertutup
2) Botol tempat specimen
3) Formulir dan etiket
b. Persiapan pasien pemeriksaan sputum
1) Informed consent
2) Ajarkan teknik batuk efektif
3) Beritahu pasien khusus untuk pemeriksaan BTA pengumpulan
sputum dilakukan pada pagi hari setelah bangun tidur tanpa
makan/minum dan selama 3 hari berturut-turut.

5. Papanicolaou smear (pap smear)

PAP SMEAR merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker


serviks dan jaringan prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks,
serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi.
a. Persiapan Pasien
1) Lakukan informed consent
2) Tidak perlu pembatasan makan dan cairan.
3) Informasikan kepada pasien bahwa tidak boleh melakukan irigas
vagina, memasukkan obat-obat pervagina atau melakukan
hubungan seksual sekurang-kurangnya 24 jam sebelum
pemeriksaan.
4) Pakaian dilepas dan diganti dengan gain kertas.
5) Atur Posisi pasien : berbaring ditempat tidur/meja pemeriksaan
dengan posisi litotomi
6) Jelaskan kepada pasien bahwa pemeriksaan akan memerlukan
waktu sekitar 10 menit. Jelaskan pada klien bahwa hasil
pemeriksaan akan tersedia sekitar 3-5 hari
b. Persiapan Alat
1) speculum
2) Spatula kayu bengkok (pap stick)
3) Kaca objek/kaca mikroskop
4) Cairan fiksasi
5) Sarung tangan steril
6) etiket

4. rontgen

Pemeriksaan Rontgen atau sinar X dilakukan bertujuan skrining.


Pemeriksaan Rontgen meliputi rontgen dada, jantung, abdomen,
tengkorak, rangka.
a. Persiapan Pasien
1) Informed consent
2) Jelaskan pada pasien tidak ada pembatasan untuk makan dan
cairan.
3) Jelaskan kepada pasien bahwa pemeriksaan sinar x biasanya
memerlukan waktu 10-15 menit
4) Jelaskan kepada klien bahwa kemungkinan diambil beberapa kali
satu atau dua foto. Dan pasien mungkin menunggu diruang tunggu
5) Untuk pasien perempuan, tanyakan apakah sedang hamil. Apabila
sedang hamil maka prosedur tidak dilakukan.
6) Untuk pemeriksaan dada, jantung baju diturunkan sampai ke
pinggang dan perhiasan dilepas. Pasien harus menarik nafas dalam
dan menahan nafas saat dilakukan pemeriksaan.
7) Untuk pemeriksaan abdomen baju dilepas dan diganti dengan baju
kertas, posisi terlentang .
8) Untuk pasien laki-laki testis harus dilindungi
9) Untuk pemeriksaan tengkorak Lepaskan jepit rambut, kacamata
dan gigi palsu sebelum pemeriksaan. Berbagai posisi mungkin
diperlukan sehingga dapat mengambil foto sinar x dari berbagai
area tulang tengkorak
10) Untuk pemeriksaan rangka Imobilisasikan daerah yang dicurigai
fraktur

6. USG (Ultrasonografi)

adalah suatu pemeriksaan diagnostic yang digunakan untuk untuk melihat


struktur jaringan tubuh atau analisa bentuk gelombang dari Doppler.
Ultrasound dapat mendeteksi kelainan jaringan jaringan (massa, kista,
edema, batu).
a. Jenis USG
1) AORTA ABDOMINAL
2) OTAK
3) ARTERI DAN VENA
4) KANDUNG EMPEDU DAN DUCTUS EMPEDU
5) JANTUNG
6) GINJAL
7) HEPAR
8) UTERUS DAN PELVIS.
b. Persiapan Pasien Untuk Pemeriksaan USG
1) Informed consent
2) Untuk pemeriksaan aorta abdomen, kandung empedu, hepar, limfa
dan pancreas pasien dianjurkan puasa 8-12 jam sebelum
pemeriksaan.
3) Jelaskan kepada pasien bahwa prosedur membutuhkan waktu 10-
30 menit.
4) Atur posisi pasien : berbaring
5) Untuk pemeriksaan obstetrik (pada kehamilan trimester I dan II,
pelvis dan ginjal) anjurkan pasien untuk minum 4 gelas dan tidak
boleh berkemih sampai pemeriksaan selesai dilakukan.untuk
trimester III kandung kemih harus dalam keadaan kosong.
c. Persiapan Alat
1) Mesin USG J
2) elly
3) Tissue
4) Formulir pemeriksaan

5. Laporoskopi

Laparoskopi adalah tindakan pemeriksaan dengan alat optic, yang


dimasukkan kedalam ruangan abdomen (perut). laparoskop untuk
tindakan membantu diagnose (ketepatan) yang masih sulit dilakukan dari
luar artinya dengan pemeriksaan biasa. Kesulitan tersebut dapat dibantu
dengan pemeriksaan laparoskop, sehingga dapat terlibat kelainan atau
penyakit yang berada di dalam rahim dan jaringan sekitarnya. Sedangkan
laparoskop untuk tujuan operasi dilakukan dengan dua sampai empat
fungsi, sehingga tindakan operasi dapat dilakukan
a. Persiapan Pasien
1) Informed consent
2) Pasien ditempatkan dalam posisi dorsolitotomi yang rendah
dengan kedua kaki pasien ditaruh pada tempat yang telah
disediakan untuk memberikan akses vaginal
3) Posisi trendelenbur seharusnya digunakan hanya jika setelah
trokar yang utama telah dimasukkan, karena posisi trendelenburg
menyebabkan promontorium turun sehingga pembuluh darah yang
besar (bifurkasio aorta dan vena iliaka kiri) terdapat didalam aksis
pemasukan trokar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengumpulan dan pengiriman bahan untuk pemeriksaan


laboraturium adalah upaya menyediakan bahan yang diperlukan untuk
pemeriksaan laboraturium. Pengumpulan dan pemriksaan sampel
laboraturium ini dilakukan pada setiap pasien lain sesuai dengan
kebutuhannya, baik rutin ataupun khusus.

D. Saran

Agar bisa memahami dan mengerti tentang pemeriksaan


pemeriksaan yang akan di lakukan dan bisa melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan sop yang ada.

Anda mungkin juga menyukai