Gram stain
Macam dan Fungsi Pewarnaan
Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain), pewarnaan diferensial (differential strain), dan pewarnaan khusus
(special strain). Pada pewarnaan sedarhana hanya digunakan satu macam pewarna dan bertujuan mewarnai seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk
seluler dan struktur dasarnya dapat terlihat (Pratiwi, 2008).
Menurut Zubaidah (2006), yaitu banyak senyawa organik berwarna (zat pewarna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan
mikroskopis. Telah dikembangkan prosedur-prosedur pewarnaan untuk :
1. Pewarnaan sederhana : pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan
tipis atau olesan yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana.
2. Pewarnaan diferensial : prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba disebut pewarnaan diferensial.
3. Pewarnaan gram : salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan gram. Bakteri
yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok, salah satu diantaranya bakteri gram positif dan bakteri gram negatif (Pelczar dan
Chan, 1986).
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Bakteri gram positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu dibawah mikroskop, sedangkan
bakteri gram negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan
struktur dinding sel (Annisa, 2010).
Perbedaan warna antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif disebabkan oleh adanya perbedaan struktur dan dinding selnya. Dinding bakteri
gran positif banyak mengandung peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri gram negatif banyak mengandung lipopolisakarida (Pratiwi, 2008).
adalah dua tes terpisah yang selalu dilakukan bersama di MSPHL, Tuberculosis (TB) Unit. AFB smear mengacu pada pemeriksaan mikroskopik dari noda
fluorochrome dari spesimen klinis. Budaya AFB adalah inokulasi spesimen klinis ke media kultur Becton-Dickinson Mycobacteria Growth Indicator Tube (BD
MGIT broth) dan Lowenstein-Jensen (LJ) media miring, inkubasi pada 37 ° C hingga enam (6) minggu dan deteksi pertumbuhan atau tidak ada
pertumbuhan selama periode inkubasi ini.
Causes eusinofilia
Mengatur peradangan/regulating inflammation. Eosinofil membantu mempromosikan (help promote) peradangan, yang memainkan peran
menguntungkan dalam mengisolasi dan mengendalikan situs penyakit. Tetapi kadang-kadang peradangan mungkin diperlukan, yang dapat menyebabkan
gejala yang mengganggu atau bahkan kerusakan jaringan. Misalnya, eosinofil memainkan peran kunci dalam gejala asma dan alergi, seperti demam.
Gangguan sistem kekebalan lainnya juga dapat berkontribusi terhadap peradangan yang terus berlangsung (kronis).
Eosinofilia terjadi ketika sejumlah besar eosinofil direkrut ke situs tertentu di tubuh Anda atau ketika sumsum tulang menghasilkan terlalu banyak
eosinofil. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
Penyakit dan kondisi spesifik yang dapat menyebabkan eosinofilia darah atau jaringan meliputi:
Penyakit parasit dan reaksi alergi terhadap obat adalah salah satu penyebab paling umum eosinofilia. Hypereosinophila yang menyebabkan kerusakan
organ disebut sindrom hypereosinophilic. Sindrom ini cenderung memiliki penyebab yang tidak diketahui atau hasil dari jenis kanker tertentu, seperti
kanker sumsum tulang atau kelenjar getah bening.
Hypersensitivity reaction
A. Lumbricoides
Jangkauan perempuan dari 20 hingga 30 cm panjangnya
Laki-laki jarang di atas 30 cm
Wanita dewasa menghasilkan 200.000 telur setiap hari
Diagnosa
mendeteksi telur di faeces, Cacing dewasa muncul dari anus atau hidung
Klinikal aspek: