Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340646752

Analisa Path Loss Radio Jaringan 5G frekuensi High band 26 GHz dengan
Model 3GPP ETSI

Article · April 2020

CITATIONS READS

0 135

3 authors, including:

Bengawan Alfaresi
Universitas Muhammadiyah Palembang
10 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bengawan Alfaresi on 15 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 05 No 01, Tahun 2020: Hal. 05-10.
Copyright © 2016 Jurnal Fokus Elektroda Jurnal Fokus Elektroda : Energi Listrik,
Telekomunikasi, Komputer, Elektronika dan Kendali)
Teknik Elektro Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara,
e-ISSN: 2502-5562. Open Access at: http://ojs.uho.ac.id/index.php/jfe/

Analisa Path Loss Radio Jaringan 5G frekuensi High band 26 GHz


dengan Model 3GPP ETSI
Bengawan Alfaresi1, Taufik Barlian2 dan Muhardanus3
1,2,3
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Palembang
begawan_alfarezi@um-palembang.ac.id1 , taufik_barlian@um-palembang.ac.id 2
muhardanus@ um-palembang.ac.id 3
Coprespondent Author: begawan_alfarezi@um-palembang.ac.id

Abstract —The development of the 5G network operates on 3 opetor untuk penggunakan teknologi GSM dan beberapa
frequencies layers namely lower band, middle band and upper digunakan untuk teknologi 4G LTE 900.
band. The use of upper band frequency will answers all Opsi kedua yaitu implementasi jaringan 5G pada pita
challenges on the 5G network in the case of broadband
networks. This research analyze the path loss at the upper band
frekuensi middle band yang beroperasi pada frekuensi 2.6
frequency using the 3GPP ETSI model. Simulation is done by GHz sampai 3.5 GHz [4]. Saat ini pita frekuensi tersebut
using Matlab v.2016 software. The results of the research that masih digunakan untuk jaringan satelit. Untuk
the distance and frequency parameters are very influential on mengimlemntasikan jaringan 5G pita middle band, maka
the magnitude of the resulting path loss, while the parameters pemerintah harus menggeser teknologi satelit dengan
of BTS height and receiver height, partially affect to the path melakukan re-farming atau penggeseran pita freukuensi.
loss. The height of BTS and receiver do not affect the LOS Opsi ketiga sebagai kandidat penggunaan 5G yaitu pada
conditions in rural macro areas and NLOS conditions in urban
macros and micro Upper band. Frekuensi Upper band beroperasi pada pita
Keyword — 5G Netowrk, Upper band, propagation, 3GPP,
frekuensi 26 GHz. Saat ini pita frekuensi tersebut sudah
ETSI. tersedia dan masih belum digunakan untuk teknologi lain.
Frekuensi 26 GHz merupakan salah satu opsi frekuensi
Abstrak — Perkembangan jaringan 5G beroperasi pada 3 layer tambahan yang direkomenasikan oleh International
frekuensi yaitu jaringan lower band, middle band dan upper band. Telecommunication Union (ITU) yaitu pada frekuensi 24.25
Penggunaan frekuensi upper band menjawab semua tantangn pada GHz sampai dengan 28 GHz. Penggunaan frekuensi Upper
jaringan 5G dalam hal jaringan pita lebar. Pada penelitian ini band, dapat menyediakan pita frekuensi yang lebar pada
menganlisa path loss pada frekuensi upper band dengan centimetres wave sehingga pada implementasi di pita ini
menggunakan model 3GPP ETSI. Simulasi yang dilakukan dengan dapat memberikan kecepatan yang maksimal [5]
menggunakan software Matlab v.2016. Hasil penelitian
menyatakan bahwa parameter jarak dan frekuensi sangat
Model propagasi merupakan salah satu hal sangat penting
berpengaruh pada besar path loss yang dihasilkan, sedangkan dalam pengembangan jaringan telekomunikasi dikarenakan
parameter tinggi BTS dan tinggi penerima, berpengaruh sebagian pada model propagasi memperhitungkan path loss redaman
yaitu tinggi BTS dan penerima tidak berpengaruh pada kondisi pada transmisi radio. Hal ini merupakan komponen yang
LOS daerah rural macro dan kondisi NLOS pada urban macro dan paling penting dalam perencanaan jaringan telekomunikasi
micro. khusunya pada sisi radio frekuensi (RF). Dengan
Kata kunci — Jaringan 5G, Upper band, Propagasi, 3GPP, ETSI, perhitungan path loss yang tepat, maka dapat memprediksi
coverage suatu jaringan serta dapat digunakan untuk
I. PENDAHULUAN merencanakan jumlah site yang harus dibangun untuk men-
implementasikan suatu jaringan. Disamping itu, juga sangat
Perkembangan dunia telekomunikasi bekembang sangat berhubungan dalam perencanaan dan prediksi investasi
pesat seiring dengan pertumbuhan data internet traffic. Hal suatu jaringan telekomunikasi ditinjau dari sisi tekno-
ini diprediksi bahwa data traffic bulanan secara global pada ekonomi.
smartphone pada tahun 2021 akan mencapai 50 petabytes Jaringan telekomunikasi saat ini menggunakan frekuensi
yiaut hampir 12 kali traffic pada tahun 2016 [1].Teknologi dibawah 3GHz. Model propagasi yang dapat digunakan
5G diprediksi akan memilki kecepatan transfere data dalam perhitugan path loss saat ini yaitu dengan metode
mencapai 10 Gbit/s [2] Okumura-Hatta, SUI Model, COST-231, Cost-Hatta dan
Implemenasi jaringan 5G di Indonesia direncanakan lain sebagainya. Implementasi teknologi 5G pada lower
digelar pada tahun 2022. Saat ini sedang dirancang regulasi band dan middle band masih bisa menggunakan model
untuk perkembangan teknologi 5G. Untuk mendapatkan tersebut. Akan tetapi untuk penggunaan frekuensi Upper
layanan terbaik bagi pada pengguna, disiapkan tiga layer band, tidak bisa menggunakannya karena hasil yang
frekuensi yaitu lower band, middle band dan Upper band didapatkan sudah tidak valid dan tidak memadai. Pemodelan
[2] [3]. Pita frekuensi lower band direncanakan menduduki propagasi untuk frekuensi di atas 6 GHz menggunakan
pita frekunsi 800 MHz yang saat ini masih digunakan

5
Alfaresi, Barlian dan Muhardanus IJCCSISSN

model ETSI dengan menggunakan standarisasi 3GPP TR Heterogen Network (HetNets) merupakan teknologi
38.900 version 14.2.0 Rel.14 [6]. yang terdiri datai perpaduan antara base station dengan daya
Penelitian ini mensimulasikan dan menganalisa profile rendah (micro cell) dengan daya tinggi (macro cell). Base
path loss propagasi pada penggunaan frekuensi Upper band station tersebut bekerja di bawah band frekuensi yang
ditinjau dari beberapa faktor yang mempengaruhinya berbeda antara micro dan macro cell. Penggunaan band
dengan menggunakan pemodelan 3GPP ETSI. Penelitian ini frekuensi yang berbeda tersebut memepngaruhi luas dari
berguna kepada opertor dalam merencanaan coverage cakupan jaringan antar kedua base station.
jaringan dalam pengimplementasian teknologi 5G.
B. Path loss
Path loss adalah redaman atau besarnya daya yang hilang
II. TINJAUAN PUSTAKA
dalam pentransmisian informasi pada gelombang radio yang
Pada bagian ini dijelaskan mengenai arsitektur jarigan dikirim dari pemancar ke penerima. Besarnya redaman yang
telekomunikasi 5G, path loss atau redaman pada propagasi dihasilkan dalam pentransmisian gelombang radio
sinyal dan model propagasi 3GPP ETSI TR 138 900. merupakan kombinasi dari redaman yang dihasilkan oleh
radio ruang bebas dan redaman yang dihasilkan dari fading
A. Jaringan 5G
dari benda-benda sekitarnya. Frekuensi dan jarak
Transformasi desain arsitektur jaringan seluler sangat merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi
dibutuhkan dalam upaya mengatasi tantangan pada jaringan besarnya path loss. Pada pentransmisian gelombang radio di
seluler serta untuk memenuhi persyaratakan pada dasar suatu jaringan, tinggi antenna pemancar (hbs) dan tinggi
sistem 5G. Data menunjukkan bahwa penggunaan telephone antenna penerima (hUT).
seluler hampir 80 persen digunakan di dalam ruangan
sementara 20 persen penggunaan telephone digunakan di
luar ruangan. [7]

Gambar.2 Definisi d2D- d3D untuk penggunaan Outdoor dan


Indoor [6]
Pada propagasi gelombang radio, terdapat 2 kondisi yaitu
pada kondisi LOS (Line of Sight) dan kondisi NLOS (No-
Line of Sight). Kondisi LOS merupakan kondisi dimana
antara antenna pengirim dan penerima tidak ada gangguan
Gambar.1 Arsitektur Jaringan Seluler 5G [6] (blocking) sehingga sinyal langsung dominan terhadap
sinyal tidak langsung. Sedangkan pada kondisi N-LOS yaitu
Arsitektur jaringan telekomunikasi menggunakan base kondisi dimana antara antenna pengirim dan penerima
station (BS) sebagai perantara antara pengguna jaringan terdapat suatu benda yang menghalangi (blocking) seperti
seluler dengan jaringan core telekomunikasi. Pada jaringan gedung, bukit dan lainnya sehingga sinyal yang diterima
5G ke depan disebut dengan gNodeB. Bagian radio merupakan merupakan penjumlahan sinyal langsung dan
frekuensi merupakan bagian yang menghubungkan antara sinyal tidak langsung dimana sinyal langsung tidak dominan.
beberapa pengguna yang terhubung dengan gNodeB.
C. Model Propagasi 3GPP ETSI TR 138 900
Pengiriman sinyal pada radio frekuensi mengalami redaman
baik di luar ruangan maupun redaman di dalam ruangan. Pemodelan propagasi 3GPP ETSI TR digunakan untuk
Redaman yang disebabkan karena radio maupun penetrasi perhitungan path loss redaman yang dihasilkan pada
ruangan mempengaruhi kuat level sinyal yang diterima dan pentransmisian jaringan radio pada penggunaan pita
juga mempengaruhi efisiensi spektral, kecepatan data dan frekuensi lebih dari 6 GHz [6]. Pemodelan tesebut dapat
efisiensi energi. Salah satu yang melatar belakangi dalam digunakan untuk pada implementasi jaringan teknologi 5G
perencanaan jaringan seluler 5G yaitu untuk mengatasi ke depan dengan penggunaan Upper band frekuensi.
sinyal daya terima yang baik di dalam maupun di luar Pada model propagasi berikut dilihat pada 3 kondisi area
ruangan. yaitu Rural Macro (RMa), Urban Micro (Umi) dan Urban

6
Alfaresi, Barlian dan Muhardanus IJCCSISSN

Macro (UMa). Disamping itu, model propagasi berikut Urban Micro (Umi) - Street Canyon
terdapat 2 kategori kondisi yang berbeda yaitu kondisi LOS Urban Micro yaitu pemodelan digunakan pada daerah padat
(Line of Sight) dan NLOS (Non-Line of Sight) penduduk dengan penuh gedung-gedung bertingkat dimana
Rural Macro (Rma) sinyal yang diterima merupakan penjumlah antara sinyal
Rural macro yaitu pemodelan digunakan pada daerah rural lansung dan sinyal tidak langsung yang dominan.
atau daerah yang jarang penduduknya, sehingga penetrasi
terhadap gedung dapat diminimalisir.Sinyal yang diterima Line of Sight (LOS)
dominan sinyal langsung dari sinyal tidak langsung.  PL 
 10m  d 2 D  d ' BP
PLUMi  LOS   1
Line of Sight (LOS) PL2 
 d ' BP  d 2 D  5km (11)

 PL   10m  d 2 D  d BP
PLRMA  LOS   1 (1) PL1  32.4  21 log10 (d 3 D )  20 log10 ( f c ) (12)
 PL2 
 d BP  d 2 D  10km
PL2  32.4  40 log10 (d 3 D )  20 log10 ( f c )
PL1  20 log10 (40d 3 D f c / 3)  min(0.03h1.72 ,10) log10 (d 3D )
 9.5 log10 ((d ' BP ) 2  (hBS  hUT ) 2 ) (13)
 min(0.044h1.72 ,14.77)  0.0022 log10 (h)d 3D (2)
Non Line of Sight (N-LOS)
PL2  PL1 (d BP )  40 log10 (d 3 D / d BP ) (3)
PLUMi NLOS  max( PLUMi LOS , PL'UMi NLOS )
Non Line of Sight (N-LOS) for10 m  d 2 D  5km (14)

PLRMA  NLOS  max( PLRMA  LOS , PL' RMA  NLOS ) PL'UMi  NLOS  35.3 log10 (d 3 D ) 
for : 10 m  d 2 D  5km (4) 22.4  21.3 log10 ( f c )  0.3(hUT  1.5) (15)

PL' RMA  NLOS  161.04  7.11 log10 W   7.5 log10 (h)  Dimana hbs = tinggi antenna (m); hut = tinggi penerima
(24.37  3.7(h / hBS ) ) log(hBS ) 
2 (m), d3D = jarak antara BTS dan penerima; fc = frekuensi
centre (GHz); h = tinggi gedung sekitar; w = lebar jalan
(43.42  3.11 log10 (hBS ))(log10 (d 3 D )  3) 
20 log10 ( f C )  (3.2(log10 (11.75hUT )) 2  4.97) (5) III. METODOLOGI PENELITIAN
Urban Macro (UMa) Pada penelitian ini mensimulasikan besarnya path loss
Urban macro yaitu pemodelan digunakan pada daerah padat redaman yang dihasilkan dalam propagasi sinyal. Frekuensi
penduduk dimana sinyal yang diterima merupakan simulasi yaitu frekuensi Upper band 26 GHz. Simulasi
penjumlah antara sinyal lansung dan sinyal tidak langsung. membandingkan antara 3 karaketeristik wilyah yang
berbeda yaitu pada daerah Rural Macro (RMa), Urban
Line of Sight (LOS) Macro (UMa) dan Urban Micro (UMi). Penelitian akan
meninjau pengaruh path loss pada 2 kondisi yaitu pada
 PL 
10m  d 2 D  d ' BP keadaan LOS (Line of Sight) dan NLOS (Non-Line of
PLUMA LOS   1 Sight).Tahapan penelitian digambarkan sebagai berikut:
PL2 
 d ' BP  d 2 D  5km (6)

PL1  32.4  20 log10 (d 3 D )  20 log10 ( f c ) (7) Mulai


PL2  32.4  40 log10 (d 3 D )  20 log10 ( f c ) 
10 log10 ((d ' BP ) 2  (hBS  hUT ) 2 ) (8) Penentuan Model, frekuensi dan
karakteristik wilayah pada Upper band
sebagai kandidata 5G
Non Line of Sight (N-LOS)
PL'UMA NLOS  13.54  39.08 log 0 (d 3 D ) 
Perhitungan dan Pembuatan
20 log10 ( f c )  0.6(hUT  1.5) (9) Simulasi Model 3GPP ETSI dengan
menggunakan Matlab
PLUMA NLOS  max( PLUMA LOS , PL'UMA NLOS )

for10 m  d 2 D  5km (10)

7
Alfaresi, Barlian dan Muhardanus IJCCSISSN

Proses Simulasi Program dengan merubah


beberapa karakteristik wilayah dan
parameter

Analisa hasil simulasi path loss pada


beberapa Karakteristik Wilayah

Analisa hasil simulasi path loss pada


beberapa Beberapa parameter peubah

Selesai

Gambar.3 Diagram Alir Penelitian


(b)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4 hasil analisa path loss terhadap jarak antara BTS
Parameter jarak antara pengirim dan penerima, frekuensi dan penerima (a) pada kondisi LOS; (b) pada kondisi NLOS
kerja 26 GHz, tinggi BTS dan tinggi antena disimulasikan
pada Matlab v.2016b untuk mengetahui parameter tersebut Hasil simulasi matlab tersebut menunjukkan bahwa pada
terhadap path loss. Simulasi meggunakan model propagasi kondisi LOS, besarnya path loss pada 3 karakteristik
3GPP ETSI yang mendukung untuk frekuensi kerja di atas 6 wilayah konstan logaritmik terhadap jarak. Semakin jauh
GHz. jarak antara BTS dan penerima, maka path loss yang
dihasilkan semakin besar. PL rural macro memilki path loss
yang paling besar dibandingkan dengan kondisi urban
A. Analisa path loss terhadap Jarak antara BTS dan macro dan micro, sedangkan perbedaan path loss pada
penerima kondisi urban macro micro memilki selisih yang sedikit.
Hasil simulasi matlab pada pemodelan 3GPP ETSI untuk Path loss urban micro memilki path loss yang lebih kecil
mengetahui besar path loss terhadap jarak (d3D) adalah dibandingkan urban macro, hal ini dikarenakan pada
sebagai berikut: wilayah urban micro memiki wilayah dengan gedung yang
tinggi, sehigga fading dari beberapa gedung memberikan
loss lebih.
Pada kondisi NLOS, kondisi wilayah Rural macro
memilki path loss yang paling kecil dibandingkan dengan
daerah urban macro maupun micro. Hal ini dikarenakan
pada daerah rural memilki blocking gedung yang relatif
sedikit jika dibandingkan dengan daerah urban sehingga
redaman dari blocking gedung sangat kecil. Untuk wilayah
urban kondisi NLOS, path loss urban macro memilki path
loss yang paling besar dibandingkan dengan urban micro.
Hal ini dikarenakan pada site macro, memiliki cakupan yang
lebih luas dibandingkan dengan micro, sehingga
menyebabkan semakin banyak redaman gedung dalam
jangkauan wilayah yang luas.
B. Analisa path loss terhadap frekuensi yang digunakan
Frekuensi yang digunakan pada simulasi yaitu frekuensi
(a) high band 26 GHz. Hasil simulasi pada model 3GPP ETSI
untuk mengetahui besar path loss terhadap jarak adalah
sebagai berikut:

8
Alfaresi, Barlian dan Muhardanus IJCCSISSN

(a) (a)

(b) (b)
Gambar.5 Hasil analisa path loss terhadap frekuensi yang Gambar.6 Hasil analisa path loss terhadap frekuensi yang
digunakan (a) pada kondisi LOS; (b) pada kondisi NLOS digunakan (a) pada kondisi LOS; (b) pada kondisi NLOS
Hasil simulasi matlab tersebut menunjukkan bahwa pada Hasil simulasi matlab pada pemodelan 3GPP ETSI
kondisi LOS maupun NLOS memberikan hasil yang sama, menunjukkan bahwa pada kondisi LOS, daerah rural macro,
yaitu penggunaan frekuensi high band memberikan path path loss tidak berpengaruh pada ketinggian BTS,
loss yang lebih besar dibandingkan dengan frekuensi yang sedangkan untuk daerah urban baik macro maupun micro,
berada di lower band maupun middle band. Semakin tinggi ketinggian BTS berpengaruh pada besar pahtloss yang
frekuensi yang digunakan untuk implemetasi 5G, maka dihasilkan. Semakin tinggi BTS, maka semakin kecil path
semakin besar path loss yang dihasilkan, sehingga coverage loss yang dihasilkan.
layanan pada frekuensi tinggi semakin kecil. Hal ini dapat
Pada kondisi NLOS, berbeda denga kondisi LOS. Path
dijadikan sebagai referensi dalam Implementasi 5G ke
loss pada derah urban macro dan urban micro tidak
depan dalam pemilihan frekuensi serta sebagai referensi
berpengaruh terhadap tinggi BTS. Untuk daerah rural area,
operator untuk coverage pada penggelaran jaringan 5G di
ketinggian BTS berpengaruh pada path loss yang dihasilkan.
frekuensi High band.
Semakin tinggi BTS, maka semakin kecil path loss yang
C. Analisa path loss terhadap Tinggi BTS pemancar (hbs) dihasilkan. Dari hasil analisa berikut dapat dipergunakan
sebagai referensi dalam perencanaan coverage jaringan
Hasil simulasi pada model 3GPP ETSI untuk mengetahui
implementasi 5G pada frekuensi Upper band, sehingga
besar path loss terhadap tinggi BTS pemancar (hbs) adalah
dapat memodifikasi ketinggian antenna untuk mendapatkan
sebagai berikut:
coverage yang maksimal.

9
Alfaresi, Barlian dan Muhardanus IJCCSISSN

D. Analisa path loss terhadap Tinggi penerima (hut) antenna penerima, maka semakin berkurang path loss yang
dihasilkan. Trend penurunan nilai path loss terhadap tinggi
Hasil simulasi pada model 3GPP ETSI untuk mengetahui
antenna penerima untuk daerah rural area merupakan trend
besar path loss terhadap tinggi penerima (hut) adalah
logaritmik exponential sedangkan untuk trend pada daerah
sebagai berikut:
urban macro dan urban micro adalah nagative garis lurus.

V. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pada model 3GPP ETSI, trend path loss sangat
berpengaruh mutlak pada 2 parameter yaitu jarak (d3D) dan
frekuensi (fc), sedangkan 2 parameter yaitu tinggi antenna
BTS dan tinggi penerima partial berpengaruh terhadap path
loss. Hal ini dikarenkan tinggi antenna BTS (hbs) tidak
berpengaruh pada kondisi LOS daerah rural macro (RMa)
dan kondisi NLOS daerah urban macro (UMa) dan urban
micro (UMi). Disamping itu tinggi, path loss juga tidak
berpengaruh terhadap tinggi penerima pada kondisi LOS
daerah rural macro (RMa). Hasil dari penelitian ini
memberikan solusi pada penggelaran jaringan 5G bahwa
untuk memperluas coverage dapat menggunakan frekuensi
(a)
yang lebih rendah serta menaikkan antenna BTS
dikarenakan menurunkan nilai path loss.

DAFTAR ACUAN
[1] A. Morgado, K. M. S. Huq, S. Mumtaz and J. Rodriguez, “A
survey of 5G technologies: regulatory, standardization and
industrial perspectives,” Elsevier: Digital Communication and
Networks, vol.4. pp. 87-97, September 2017
[2] A. F. S. Admaja, “Kajian Awal 5G Indonesia (5G Indonesia
Early Preview),” Bul. Pos dan Telekomunikasi., vol.13, no.2,
p.97, 2015
[3] S. A. Ekawibowo, M. P. Pamungkas and R. Hakim, “Analysis
of 5G Band Candidates for Initial Deployment in Indonesia,”
International Conference on Wireless and Telematics (ICWT),
IEEE, July 2018
[4] Wahyuningrum, Reni D and Anwar, Khoirul. (2018). Outage
Performances of 5G Channel Model Considering Humidity
Effects. Presented in 2nd Symposium of Future
(b) Telecommunication and Technologies (SOFTT). Retrieved
from: https://libraryeproceeding.telkomuniversity.ac.id/
Gambar 7 Hasil analisa path loss terhadap tinggi penerima index.php/softt/article/view/8428/8309
[5] P. Pirinen, H. Pennanen, A. Pouttu, T.Tuovinen, N.Tervo,
(a) pada kondisi LOS; (b) pada kondisi NLOS P.Luoto, A.Roivainen, A.Parssinen and M.Latva-aho, “RF
Hasil simulasi pemodelan 3GPP ETSI menunjukkan driven 5G system design for centimeter waves,” Hindawi, vo.
2018, doi.org/10.1155/2018/7852896
bahwa pada kondisi LOS, path loss pada daerah rural area [6] 3GPP TR 38.900 version 14.2.0 Release 14, “Study on
tidak dipengaruhi oleh tinggi penerima sinyal (user), channel model for frequency spectrum above 6 GHz”
sedangkan pada daerah urban macro dan urban micro [7] M. Jamalzadeh, L.D. Ong and M. Nazir, “5G Technologies: A
berpegaruh terhadap tinggi antenna penerima. Semakin Network Architecture and Design,” Journal of Internet
tinggi penerima, maka path loss yang dihasilkan semakin Technology, vol. 19, no.7, December 2018
kecil. Pada kondisi NLOS, tinggi antenna penerima
berpengaruh pada path loss yang dihasilkan. Semakin tinggi

10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai