15
Perencanaan jaringan LoRa merupakan sebuah simulasi untuk
memperkirakan capacity dan coverage suatu wilayah yang memungkinkan untuk
membangun jaringan LoRa yang dapat diimplementasikan secara efektif.
Perencanaan ini disimulasikan menggunakan perangkat lunak perencanaan LPWA
dan termasuk terhadap jenis perencanaan outdoor (outdoor planning) dan bertujuan
untuk mendukung perangkat-perangkat berbasis Internet of Things untuk
menyalurkan data dari server terhadap end-device. Pemodelan sistem perancangan
ini meliputi beberapa tahap yang diuraikan sebagai berikut.
Tahap pertama yaitu melakukan pengumpulan data terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan perancangan LoRa. Data yang dikumpulkan adalah informasi
tentang wilayah Bandung, termasuk kondisi wilayah, karakteristik wilayah,
estimasi jumlah device yang akan menggunakan akses LoRa pada wilayah tersebut,
mengumpulkan data RSSI dari perangkat Gateway RAK831 serta jumlah paket
yang dapat dikirimkan dalam satu hari sehingga jumlah gateway LoRa dapat
dikalkulasi.
Tahap kedua melakukan perencanaan jaringan LoRa berdasarkan dari data
yang telah dikumpulkan dan dihitung pada tahap pertama, tujuan perencanaan pada
tahap ini adalah untuk menentukan nilai dan Maximum Allowed Path Loss
(MAPL), model propagasi, kapasitas gateway 8 kanal dengan duty cycle 1%, dan
jumlah paket yang dapat ditransmisikan dalam satu hari yang berguna untuk
melakukan proses perencanaan pada software perencanaan LPWA.
Setelah tahap menghitung Maximum Allowed Path Loss (MAPL), link
budget, model propagasi, kapasitas gateway 8 kanal dengan duty cycle 1%, dan
jumlah paket yang dapat ditransmisikan dalam satu hari maka akan didapatkan
jumlah gateway berdasarkan coverage planning dan capacity planning.
Tahap ketiga setelah mendapatkan nilai dari jumlah gateway berdasarkan
coverage planning dan capacity planning yang dapat diimplementasikan maka
langkah ketiga adalah mensimulasikan perencanaan jaringan LoRa dengan software
perencanaan LPWA dan menganalisis hasil simulasi.
16
Mulai
Mencari Data
Spesifikasi LoRa
Menentukan
Jumlah Gateway
Tidak
Sesuai
Perhitungan
Skenario?
Y
a
Simulasi Jumlah
Gateway yang Sesuai
Selesai
17
3.3 Skenario Perancangan
Skenario perancangan ini ditinjau dari coverage planning dan capacity
planning yang digunakan untuk meninjau perbedaan perencanaan jumlah gateway
LoRa berdasarkan cakupan wilayah dan kapasitas dari gateway dalam mencover
device yang mengirimkan paket dalam satu hari.
3.4 Skenario Parameter
Skenario parameter ini digunakan di kedua skenario perancangan dengan
meninjau beberapa data yang telah dikalkulasi. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh parameter yang digunakan terhadap bit rate. MAPL, dan
RSSI. Pada skenario ini menggunakan tiga parameter yaitu bandwidth, code rate,
dan spreading factor. Ketiga parameter yang digunakan pada skenario ini
merupakan parameter yang menjadi pengaruh terhadap jumlah gateway yang dapat
ditentukan kemudian. Nilai dari setiap parameter dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.1 Skenario Parameter.
Bandwidth Spreading Factor Code Rate
7
8
9
125 kHz 4/5
10
11
12
7
8
9
125 kHz 4/6
10
11
12
7
8
125 kHz 4/7
9
10
18
Bandwidth Spreading Factor Code Rate
11
125 kHz 4/7
12
7
8
9
125 kHz 4/8
10
11
12
3.5 Sensitivitas dan Link Budget
Perhitungan sensitivitas yang dilakukan dapat berdasarkan nilai SNR dan
Hasil perhitungan bit rate berdasarkan persamaan (2.2) dapat dihitung dan dilihat
pada tabel 3.2 berikut:
𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝐹 7 = −174 + 10 log 125𝑘𝐻𝑧 + 6 − 7,5 𝑑𝐵 = − 125 𝑑𝐵𝑚
Nilai Sensitivitas akan berpengaruh terhadap link budget LoRa berdasarkan
persamaan (2.3) sebagai berikut:
𝐿𝑖𝑛𝑘 𝐵𝑢𝑑𝑔𝑒𝑡 = 23 − (−125) = 148 𝑑𝐵
Tabel 3.2 Sensitivitas LoRa dan Link Budget LoRa.
7 -125 148
8 -127 150
9 -130 153
10 -132 155
11 -135 158
12 -137 160
3.6 Bit Rate
Perhitungan bit rate yang dilakukan dapat mempengaruhi pemilihan skenario
parameter mana yang terbaik dalam hal mentransmisikan jumlah bit. Hasil
perhitungan bit rate berdasarkan persamaan (2.4) dapat dihitung dan dilihat pada
tabel 3.1 berikut:
4 1 4
𝑅𝑏 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑆𝐹 7 𝐶𝑅 = 7∗ 27 ∗ = 5,46875 kbps
5 [ ] 5
125000
19
Tabel 3.3 Bit Rate berdasarkan Spreading Factor dan Coding Rate.
Coding Bit Rate (kbps)
Rate
(CR) SF7 SF8 SF9 SF10 SF11 SF12
Number
Packet End of
Number
transmission devices packets Burstiness Security
Featurs of
frequency Number per day Margin Margin
packets
(at BH) (units) for one
device
Sensor 1 200 24 20% 10% 152 064
Metering 0,04 100 1 20% 10% 132
Alarm 0 100 1 20% 10% 132
Tracking
2 100 48 20% 10% 304 128
Logistic
Vehicle
6 70 144 20% 10% 1 916 007
Tracking
Traffic
Control 10 150 240 20% 10% 11 404 800
Agriculture 1 200 24 20% 10% 152 064
Wearables 0,5 1000 12 20% 10% 190 080
Home
0,5 300 12 20% 10% 57 024
Automation
14.176.431
Total Packets per day packets
Pada tabel 3.4 diatas merupakan contoh kasus jumlah device yang tersedia
pada tahun 2020 berdasarkan use case dari ITU. Pada tabel tersebut terdiri dari 9
jenis device IoT yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dari device
20
tersebut dapat diidentifikasi berapa kali sensor yang digunakan melakukan
transmisi paket dalam satu hari sehingga dapat dihasilkan jumlah paket yang di
transmisikan dalam satu hari adalah 14.176.431 paket/hari.
3.7.2 Kapasitas Gateway dengan 8 Kanal
Perhitungan kapasitas gateway dengan 8 kanal sangat dipengaruhi oleh nilai
dari durasi paket yang didapat berdasarkan perhitungan berikut:
1. Symbol Rate
Perhitungan symbol rate yang dilakukan dapat mempengaruhi terhadap nilai
durasi preamble. Hasil perhitungan symbol rate berdasarkan persamaan (2.6)
dapat dihitung dan dilihat pada tabel 3.5 berikut:
27
𝑅𝑠 = = 35,84 𝑠𝑦𝑚𝑏𝑜𝑙/𝑠𝑒𝑐
125 𝑘𝐻𝑧
21
SF 𝑻𝑷𝒓𝒆𝒂𝒎𝒃𝒍𝒆 (𝒎𝒔)
12 401,408
3. Payload Symbol
Perhitungan payload symbol yang dilakukan dapat mempengaruhi terhadap
nilai durasi payload. Hasil perhitungan payload symbol berdasarkan persamaan
(2.8) dapat dihitung dan dilihat pada tabel 3.7 berikut:
8(20)−4(7)+28+16−20(1))
𝑁𝑃𝑎𝑦𝑙𝑜𝑎𝑑 = (8 + max(𝑐𝑒𝑖𝑙( )(0,8 + 4))) = 35
4(7−2(0))
Tabel 3.7 Payload Symbol berdasarkan spreading factor dan coding rate.
Payload Symbol
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8
7 35 34 34 34
8 31 31 30 30
9 28 28 27 27
10 26 25 25 25
11 27 27 26 26
12 25 24 24 24
4. Durasi Payload
Perhitungan durasi payload dilakukan untuk mengetahui durasi yang di
perlukan untuk mengirimkan sejumlah muatan symbol. Hasil perhitungan durasi
payload berdasarkan persamaan (2.9) dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut
Durasi Payload SF7 = 35 x 1,024 = 35,84 ms
Tabel 3.8 Durasi payload berdasarkan spreading factor dan coding rate.
22
Durasi Payload (ms)
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8
23
Capacity of Gateway 8 Channel (packet/day)
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8
SF11 10.748,41 10.748,41 11.029,41 11.029,41
SF12 5.662,75 5.818,97 5.818,97 5.818,97
3.8 Perencanaan Jaringan LoRa berdasarkan Coverage
Tujuan dari perhitungan berdasarkan coverage planning pada penelitian ini
ialah mendapatkan radius cell. Untuk mendapatkan nilai radius sel digunakan
perhitungan link budget untuk mendapatkan nilai MAPL, penambahan nilai margin
MAPL, dan serta penggunaan nilai MAPL pada perhitungan model propagasi.
3.8.1 Spesifikasi Coverage Planning LoRa di Kota Bandung
Pada penelitian yang telah dilakukan dan sesuai dengan ketentuan
spesifikasi dari model propagasi yang ditentukan maka didapatkan tinggi antenna
sebagai berikut berdasarkan jenis daerah yang diamati:
Tabel 3.11 Spesifikasi tinggi antenna berdasarkan jenis daerah
Untuk Mobile
Area Antenna Height (m)
Urban 1,5
Sub Urban 1,5
Rural 1,5
Untuk Gateway
Area Antenna Height (m)
Urban 30
Sub Urban 35
Rural 40
Berdasarkan pada daerah yang telah ditentukan maka didapatkan luas
wilayah Kota Bandung seluas 167,7 km persegi serta menggunakan frekuensi 920
MHz sebagaimana yang telah ditetapkan di Indonesia.
Tabel 3.12 Spesifikasi luas wilayah dan frekuensi yang diamati.
24
Telkom University. Berikut adalah tabel RSSI yang didapat berdasarkan parameter
yang ditentukan.
Tabel 3.13 Nilai RSSI berdasarkan percobaan.
SF RSSI (dBm)
7 -99,8
8 -103,2
9 -103,3
10 -100,2
11 -107,7
12 -100,8
3.8.3 Maximum Allowed Path Loss
Nilai yang dapat dihasilkan adalah nilai MAPL untuk nantinya dapat
digunakan dalam perhitungan luas cakupan sel serta dapat memprediksi jumlah
gateway LoRa yang dapat diestimasi. Nilai MAPL dapat dihitung dengan nilai daya
dan gain yang telah di dapat dari Dragino LoRa Shield dan dipengaruhi oleh RSSI
yang telah diamati. Berdasarkan persamaan (2.10) maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
MAPL = (Tx Power + Tx Gain + Rx Gain) - RSSI
MAPL = (23+6+3) – 99,8 = 131,8 dB
Tabel 3.14 Nilai MAPL.
SF MAPL (dB)
7 131,8
8 135,2
9 135,27
10 132,24
11 139,7
12 132,76
3.8.4 Perhitungan Radius Sel
25
Untuk mendapatkan radius sel, digunakan formula model propagasi yang sesuai
dengan karakteristik model perencanaan, dari persamaan (2.11) maka pada
penelitian ini digunakan formula propagasi Okumura-Hatta sehingga menghasilkan
nilai radius sel:
Tabel 3.15 Nilai radius sel.
SF d (km)
7 1,400048
8 1,748501
9 1,75652
10 1,440901
11 2,341881
12 1,490721
3.8.5 Perhitungan Luas Sel
Untuk mendapatkan luas sel, digunakan formula untuk menghitung luas sel
berdasarkan dari radius sel yang di dapat sesuai dengan persamaan (2.14) maka
pada penelitian ini nilai luas sel berdasarkan spreading factor dapat dilihat pada
tabel berikut:
3√3(1,400048)2
𝐿𝑆𝐹7 = = 5,09258 𝑘𝑚2
2
Tabel 3.16 Nilai luas sel.
SF Luas Cell (𝑘𝑚2)
7 5,09258
8 7,9429
9 8,016
10 5,39412
11 14,2489
12 5,77358
3.8.6 Perhitungan Jumlah Gateway pada Coverage Planning
Hasil perhitungan link budget berdasarkan persamaan (2.11) secara
keseluruhan dapat menghitung jumlah gateway yang dibutuhkan berdasarkan hasil
bagi dari luas wilayah yang ditinjau dengan luas sel hasil perhitungan link budget.
26
Jumlah gateway yang dibutuhkan di Kota Bandung berdasarkan spreading
factornya dapat dilihat dari tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.17 Perhitungan jumlah gateway pada coverage planning.
WILAYAH BANDUNG (URBAN)
Luas Jumlah
Luas Cell
RSSI MAPL log (d) D (km) Wilayah Gateway
SF a (hR) (𝑘𝑚2)
(dBm) (dB) (𝑘𝑚2) (Unit)
27