Anda di halaman 1dari 13

BAB III

MODEL SISTEM DAN PERANCANGAN


3.1 Informasi Kondisi Wilayah
Setiap wilayah tentunya memiliki karakteristik yang berbeda antara satu
wilayah dengan lainnya. Pada penelitian ini, dilakukan pengambilan data terhadap
wilayah Kota Bandung.
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara 107° Bujur
Timur dan 6° 55' Lintang Selatan dengan luas 167,7 km persegi. Secara topografis
Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik
tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terrendah di sebelah
Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kotamadya Bandung
bagian Selatan permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah kota bagian
Utara berbukit-bukit.

Gambar 3.1 Peta Kota Bandung.


3.2 Model Sistem

Gambar 3.2 Pemodelan Sistem Perencanaan Jaringan LoRa.

15
Perencanaan jaringan LoRa merupakan sebuah simulasi untuk
memperkirakan capacity dan coverage suatu wilayah yang memungkinkan untuk
membangun jaringan LoRa yang dapat diimplementasikan secara efektif.
Perencanaan ini disimulasikan menggunakan perangkat lunak perencanaan LPWA
dan termasuk terhadap jenis perencanaan outdoor (outdoor planning) dan bertujuan
untuk mendukung perangkat-perangkat berbasis Internet of Things untuk
menyalurkan data dari server terhadap end-device. Pemodelan sistem perancangan
ini meliputi beberapa tahap yang diuraikan sebagai berikut.
Tahap pertama yaitu melakukan pengumpulan data terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan perancangan LoRa. Data yang dikumpulkan adalah informasi
tentang wilayah Bandung, termasuk kondisi wilayah, karakteristik wilayah,
estimasi jumlah device yang akan menggunakan akses LoRa pada wilayah tersebut,
mengumpulkan data RSSI dari perangkat Gateway RAK831 serta jumlah paket
yang dapat dikirimkan dalam satu hari sehingga jumlah gateway LoRa dapat
dikalkulasi.
Tahap kedua melakukan perencanaan jaringan LoRa berdasarkan dari data
yang telah dikumpulkan dan dihitung pada tahap pertama, tujuan perencanaan pada
tahap ini adalah untuk menentukan nilai dan Maximum Allowed Path Loss
(MAPL), model propagasi, kapasitas gateway 8 kanal dengan duty cycle 1%, dan
jumlah paket yang dapat ditransmisikan dalam satu hari yang berguna untuk
melakukan proses perencanaan pada software perencanaan LPWA.
Setelah tahap menghitung Maximum Allowed Path Loss (MAPL), link
budget, model propagasi, kapasitas gateway 8 kanal dengan duty cycle 1%, dan
jumlah paket yang dapat ditransmisikan dalam satu hari maka akan didapatkan
jumlah gateway berdasarkan coverage planning dan capacity planning.
Tahap ketiga setelah mendapatkan nilai dari jumlah gateway berdasarkan
coverage planning dan capacity planning yang dapat diimplementasikan maka
langkah ketiga adalah mensimulasikan perencanaan jaringan LoRa dengan software
perencanaan LPWA dan menganalisis hasil simulasi.

16
Mulai

Mencari Data
Spesifikasi LoRa

Mencari Use Case Perhitungan


Demand End-Device Model Propagasi

Kalkulasi Kapasitas Gateway Perhitungan


dengan 8 kanal Radius Gateway

Mendapat Nilai Penentuan Luas Sel


Max App THP Cakupan Gateway

Menentukan
Jumlah Gateway

Tidak

Sesuai
Perhitungan
Skenario?

Y
a
Simulasi Jumlah
Gateway yang Sesuai

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Jaringan LoRa.

17
3.3 Skenario Perancangan
Skenario perancangan ini ditinjau dari coverage planning dan capacity
planning yang digunakan untuk meninjau perbedaan perencanaan jumlah gateway
LoRa berdasarkan cakupan wilayah dan kapasitas dari gateway dalam mencover
device yang mengirimkan paket dalam satu hari.
3.4 Skenario Parameter
Skenario parameter ini digunakan di kedua skenario perancangan dengan
meninjau beberapa data yang telah dikalkulasi. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh parameter yang digunakan terhadap bit rate. MAPL, dan
RSSI. Pada skenario ini menggunakan tiga parameter yaitu bandwidth, code rate,
dan spreading factor. Ketiga parameter yang digunakan pada skenario ini
merupakan parameter yang menjadi pengaruh terhadap jumlah gateway yang dapat
ditentukan kemudian. Nilai dari setiap parameter dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.1 Skenario Parameter.
Bandwidth Spreading Factor Code Rate
7
8
9
125 kHz 4/5
10
11
12
7
8
9
125 kHz 4/6
10
11
12
7
8
125 kHz 4/7
9
10

18
Bandwidth Spreading Factor Code Rate
11
125 kHz 4/7
12
7
8
9
125 kHz 4/8
10
11
12
3.5 Sensitivitas dan Link Budget
Perhitungan sensitivitas yang dilakukan dapat berdasarkan nilai SNR dan
Hasil perhitungan bit rate berdasarkan persamaan (2.2) dapat dihitung dan dilihat
pada tabel 3.2 berikut:
𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝐹 7 = −174 + 10 log 125𝑘𝐻𝑧 + 6 − 7,5 𝑑𝐵 = − 125 𝑑𝐵𝑚
Nilai Sensitivitas akan berpengaruh terhadap link budget LoRa berdasarkan
persamaan (2.3) sebagai berikut:
𝐿𝑖𝑛𝑘 𝐵𝑢𝑑𝑔𝑒𝑡 = 23 − (−125) = 148 𝑑𝐵
Tabel 3.2 Sensitivitas LoRa dan Link Budget LoRa.

SF Sensitivitas (dBm) Link Budget (dB)

7 -125 148
8 -127 150
9 -130 153
10 -132 155
11 -135 158
12 -137 160
3.6 Bit Rate
Perhitungan bit rate yang dilakukan dapat mempengaruhi pemilihan skenario
parameter mana yang terbaik dalam hal mentransmisikan jumlah bit. Hasil
perhitungan bit rate berdasarkan persamaan (2.4) dapat dihitung dan dilihat pada
tabel 3.1 berikut:
4 1 4
𝑅𝑏 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑆𝐹 7 𝐶𝑅 = 7∗ 27 ∗ = 5,46875 kbps
5 [ ] 5
125000

19
Tabel 3.3 Bit Rate berdasarkan Spreading Factor dan Coding Rate.
Coding Bit Rate (kbps)
Rate
(CR) SF7 SF8 SF9 SF10 SF11 SF12

CR=4/5 5,46875 3,125 1,757813 0,976563 0,537109 0,292969


CR=4/6 4,557292 2,604167 1,464844 0,813802 0,447591 0,244141
CR=4/7 3,90625 2,232143 1,25558 0,697545 0,38365 0,209263
CR=4/8 3,417969 1,953125 1,098633 0,610352 0,335693 0,183105
3.7 Perencanaan Jaringan LoRa Berdasarkan Capacity
Perencanaan LoRa berdasarkan kapasitas bertujuan untuk mengestimasi
jumlah site yang harus diimplementasikan untuk memenuhi kapasitas trafik suatu
daerah. Tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan perencanaan LoRa
Gateway berdasarkan kapasitas kapasitas adalah menentukan estimasi jumlah end-
device, menghitung Throughput, dan kapasitas jumlah sel. Berikut adalah
perhitungan yang dapat di kalkulasi:
3.7.1 Use Case Demand Internet of Things
Tabel 3.4 Use Case Internet of Things berdasarkan ITU.

Number
Packet End of
Number
transmission devices packets Burstiness Security
Featurs of
frequency Number per day Margin Margin
packets
(at BH) (units) for one
device
Sensor 1 200 24 20% 10% 152 064
Metering 0,04 100 1 20% 10% 132
Alarm 0 100 1 20% 10% 132
Tracking
2 100 48 20% 10% 304 128
Logistic
Vehicle
6 70 144 20% 10% 1 916 007
Tracking
Traffic
Control 10 150 240 20% 10% 11 404 800
Agriculture 1 200 24 20% 10% 152 064
Wearables 0,5 1000 12 20% 10% 190 080
Home
0,5 300 12 20% 10% 57 024
Automation
14.176.431
Total Packets per day packets
Pada tabel 3.4 diatas merupakan contoh kasus jumlah device yang tersedia
pada tahun 2020 berdasarkan use case dari ITU. Pada tabel tersebut terdiri dari 9
jenis device IoT yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dari device

20
tersebut dapat diidentifikasi berapa kali sensor yang digunakan melakukan
transmisi paket dalam satu hari sehingga dapat dihasilkan jumlah paket yang di
transmisikan dalam satu hari adalah 14.176.431 paket/hari.
3.7.2 Kapasitas Gateway dengan 8 Kanal
Perhitungan kapasitas gateway dengan 8 kanal sangat dipengaruhi oleh nilai
dari durasi paket yang didapat berdasarkan perhitungan berikut:
1. Symbol Rate
Perhitungan symbol rate yang dilakukan dapat mempengaruhi terhadap nilai
durasi preamble. Hasil perhitungan symbol rate berdasarkan persamaan (2.6)
dapat dihitung dan dilihat pada tabel 3.5 berikut:
27
𝑅𝑠 = = 35,84 𝑠𝑦𝑚𝑏𝑜𝑙/𝑠𝑒𝑐
125 𝑘𝐻𝑧

Tabel 3.5 Symbol rate beerdasarkan spreading factor.


SF Symbol Rate (symbol/sec)
7 1,024
8 2,048
9 4,096
10 8,192
11 16,384
12 32,768
2. Durasi Preamble
Perhitungan durasi preamble yang dilakukan dapat mempengaruhi terhadap
nilai durasi paket. Hasil perhitungan durasi preamble berdasarkan persamaan
(2.7) dapat dihitung dan dilihat pada tabel 3.6 berikut:
27
𝑇𝑃𝑟𝑒𝑎𝑚𝑏𝑙𝑒 𝑆𝐹 7 = (8+4.25) = 12,544 ms
125

Tabel 3.6 Durasi preamble berdasarkan spreading factor.


SF 𝑻𝑷𝒓𝒆𝒂𝒎𝒃𝒍𝒆 (𝒎𝒔)
7 12,544
8 25,088
9 50,176
10 100,352
11 200,704

21
SF 𝑻𝑷𝒓𝒆𝒂𝒎𝒃𝒍𝒆 (𝒎𝒔)
12 401,408
3. Payload Symbol
Perhitungan payload symbol yang dilakukan dapat mempengaruhi terhadap
nilai durasi payload. Hasil perhitungan payload symbol berdasarkan persamaan
(2.8) dapat dihitung dan dilihat pada tabel 3.7 berikut:
8(20)−4(7)+28+16−20(1))
𝑁𝑃𝑎𝑦𝑙𝑜𝑎𝑑 = (8 + max(𝑐𝑒𝑖𝑙( )(0,8 + 4))) = 35
4(7−2(0))

Tabel 3.7 Payload Symbol berdasarkan spreading factor dan coding rate.
Payload Symbol
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8
7 35 34 34 34
8 31 31 30 30
9 28 28 27 27
10 26 25 25 25
11 27 27 26 26
12 25 24 24 24
4. Durasi Payload
Perhitungan durasi payload dilakukan untuk mengetahui durasi yang di
perlukan untuk mengirimkan sejumlah muatan symbol. Hasil perhitungan durasi
payload berdasarkan persamaan (2.9) dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut
Durasi Payload SF7 = 35 x 1,024 = 35,84 ms
Tabel 3.8 Durasi payload berdasarkan spreading factor dan coding rate.

Durasi Payload (ms)


SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8

7 35,84 34,82 34,82 34,82

8 63,49 63,49 61,44 61,44

9 114,69 114,69 110,59 110,59

10 212,99 204,80 204,80 204,80

22
Durasi Payload (ms)
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8

11 442,37 442,37 425,98 425,98

12 819,20 786,43 786,43 786,43


5. Durasi Paket
Perhitungan durasi paket dilakukan untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan transmisi paket. Hasil perhitungan durasi paket
berdasarkan persamaan (2.10) dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:
Durasi paket SF7 = 12,544 ms + 35,84 ms = 48,384 ms
Tabel 3.9 Durasi paket berdasarkan spreading factor dan coding rate
Durasi Paket (ms)
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8
7 48,38 47,36 47,36 47,36
8 88,576 88,576 86,528 86,528
9 164,864 164,864 160,768 160,768
10 313,344 305,152 305,152 305,152
11 643,072 643,072 626,688 626,688
12 1220,608 1187,84 1187,84 1187,84
Setelah mendapatkan hasil durasi paket maka dapat menghitung kapasitas
gateway dengan 8 kanal berdasarkan persamaan (2.5) dan hasil perhitungan dapat
dilihat di table 3.10 berikut:
(24 x 3600 x 1000)
𝑀𝑎𝑥 𝐴𝑝𝑝 𝑇𝐻𝑃 𝑆𝐹 7 = 𝑥 0,1 𝑥 8 = 142.868,95 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
48,38ms
Tabel 3.10 Single Gateway dengan 8 channel capacity (paket per hari).
Capacity of Gateway 8 Channel (packet/day)
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8
SF7 142.868,95 145.945,95 145.945,95 145.945,95
SF8 78.034,68 78.034,68 79.881,66 79.881,66
SF9 41.925,47 41.925,47 42.993,63 42.993,63
SF10 22.058,82 22.651,01 22.651,01 22.651,01

23
Capacity of Gateway 8 Channel (packet/day)
SF
CR=4/5 CR=4/6 CR=4/7 CR=4/8
SF11 10.748,41 10.748,41 11.029,41 11.029,41
SF12 5.662,75 5.818,97 5.818,97 5.818,97
3.8 Perencanaan Jaringan LoRa berdasarkan Coverage
Tujuan dari perhitungan berdasarkan coverage planning pada penelitian ini
ialah mendapatkan radius cell. Untuk mendapatkan nilai radius sel digunakan
perhitungan link budget untuk mendapatkan nilai MAPL, penambahan nilai margin
MAPL, dan serta penggunaan nilai MAPL pada perhitungan model propagasi.
3.8.1 Spesifikasi Coverage Planning LoRa di Kota Bandung
Pada penelitian yang telah dilakukan dan sesuai dengan ketentuan
spesifikasi dari model propagasi yang ditentukan maka didapatkan tinggi antenna
sebagai berikut berdasarkan jenis daerah yang diamati:
Tabel 3.11 Spesifikasi tinggi antenna berdasarkan jenis daerah
Untuk Mobile
Area Antenna Height (m)
Urban 1,5
Sub Urban 1,5
Rural 1,5
Untuk Gateway
Area Antenna Height (m)
Urban 30
Sub Urban 35
Rural 40
Berdasarkan pada daerah yang telah ditentukan maka didapatkan luas
wilayah Kota Bandung seluas 167,7 km persegi serta menggunakan frekuensi 920
MHz sebagaimana yang telah ditetapkan di Indonesia.
Tabel 3.12 Spesifikasi luas wilayah dan frekuensi yang diamati.

Luas Wilayah Kota Bandung (km2) 167,7


Ferq (MHz) 920

3.8.2 Received Signal Strength Indicator (RSSI)


RSSI pada perencanaan LoRa ini menggunakan data dari dari perangkat
Gateway RAK831 yang didapat berdasarkan percobaan langsung di kawasan

24
Telkom University. Berikut adalah tabel RSSI yang didapat berdasarkan parameter
yang ditentukan.
Tabel 3.13 Nilai RSSI berdasarkan percobaan.

SF RSSI (dBm)

7 -99,8
8 -103,2
9 -103,3
10 -100,2
11 -107,7
12 -100,8
3.8.3 Maximum Allowed Path Loss
Nilai yang dapat dihasilkan adalah nilai MAPL untuk nantinya dapat
digunakan dalam perhitungan luas cakupan sel serta dapat memprediksi jumlah
gateway LoRa yang dapat diestimasi. Nilai MAPL dapat dihitung dengan nilai daya
dan gain yang telah di dapat dari Dragino LoRa Shield dan dipengaruhi oleh RSSI
yang telah diamati. Berdasarkan persamaan (2.10) maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
MAPL = (Tx Power + Tx Gain + Rx Gain) - RSSI
MAPL = (23+6+3) – 99,8 = 131,8 dB
Tabel 3.14 Nilai MAPL.

SF MAPL (dB)

7 131,8

8 135,2
9 135,27
10 132,24
11 139,7
12 132,76
3.8.4 Perhitungan Radius Sel

25
Untuk mendapatkan radius sel, digunakan formula model propagasi yang sesuai
dengan karakteristik model perencanaan, dari persamaan (2.11) maka pada
penelitian ini digunakan formula propagasi Okumura-Hatta sehingga menghasilkan
nilai radius sel:
Tabel 3.15 Nilai radius sel.
SF d (km)
7 1,400048
8 1,748501
9 1,75652
10 1,440901
11 2,341881
12 1,490721
3.8.5 Perhitungan Luas Sel
Untuk mendapatkan luas sel, digunakan formula untuk menghitung luas sel
berdasarkan dari radius sel yang di dapat sesuai dengan persamaan (2.14) maka
pada penelitian ini nilai luas sel berdasarkan spreading factor dapat dilihat pada
tabel berikut:

3√3(1,400048)2
𝐿𝑆𝐹7 = = 5,09258 𝑘𝑚2
2
Tabel 3.16 Nilai luas sel.
SF Luas Cell (𝑘𝑚2)
7 5,09258
8 7,9429
9 8,016
10 5,39412
11 14,2489
12 5,77358
3.8.6 Perhitungan Jumlah Gateway pada Coverage Planning
Hasil perhitungan link budget berdasarkan persamaan (2.11) secara
keseluruhan dapat menghitung jumlah gateway yang dibutuhkan berdasarkan hasil
bagi dari luas wilayah yang ditinjau dengan luas sel hasil perhitungan link budget.

26
Jumlah gateway yang dibutuhkan di Kota Bandung berdasarkan spreading
factornya dapat dilihat dari tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.17 Perhitungan jumlah gateway pada coverage planning.
WILAYAH BANDUNG (URBAN)
Luas Jumlah
Luas Cell
RSSI MAPL log (d) D (km) Wilayah Gateway
SF a (hR) (𝑘𝑚2)
(dBm) (dB) (𝑘𝑚2) (Unit)

131,8 0,016741 0,146143 1,400048 5,092581 167,7 33


SF7 -99,8
135,2 0,016741 0,242666 1,748501 7,94298 167,7 22
SF8 -103,2
135,27 0,016741 0,244653 1,75652 8,016004 167,7 21
SF9 -103,27
132,24 0,016741 0,158634 1,440901 5,394116 167,7 32
SF10 -100,24
139,7 0,016741 0,369565 2,341881 14,24891 167,7 12
SF11 -107,67
132,76 0,016741 0,173397 1,490721 5,773576 167,7 30
SF12 -100,76

27

Anda mungkin juga menyukai