Anda di halaman 1dari 4

ANALISA PROSEDURE PEMBERIAN OBAT INTRA VENA

A. Nama Prosedure
Pemberian obat secara intra vena (IV) dengan prosedur pemberian obat 12 benar
B. Tujuan Prosedure
Menurut Lestari (2016) tujuan pemberian obat secara intravena adalah :
1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral
lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
C. Alat Yang Dugunakan
1. Bengkok
2. Obat injeksi
3. Alcohol swab
4. Spuit
5. Perlak
6. Tensimeter
7. Thermometer
8. Stetoskop
9. Handscoon
10. Handrub
11. Kertas dokumentasi
D. Indikasi
Menurut Berman, Snyder & Frandsen (2016) indikasi pemberian obat secara intravena
adalah :
1. Diperlukan efek yang cepat dari kerja obat
2. Obat tidak dapat diminum secara oral atau rute lain
E. Kontraindikasi
Menurut Perry & Potter (2015) kontraindikasi pemberian obat secara intravena adalah :
1. Larutan dengan konsentrasi tinggi
2. Flebitis
3. Infeksi
F. Analisis Tindakan
Orientasi
1. Tanyakan nama dan usia pasien (benar pasien)
Rasional : memastikan kebenaran pasien sebelum diberikan obat untuk keselamatan
pasien (Perry & Potter, 2015)
2. Jelaskan nama obat yang akan diberikan dan tujuan pengobatan
Rasional : untuk memastikan dan keakuratan pengobatan kepada pasien (Perry &
Potter, 2015).
3. Jelaskan prosedur pengobatan (cara pemberian), kemungkinan efek sampingnya dan
waktu pemberian
Rasional : memberikan informasi kepada pasien tentang terapi yang akan diberikan,
cara kerja obat yang sesuai dengan waktu yang diprogramkan dan meminimalkan
kecemasan pasien (Perry & Potter, 2015)
4. Tanyakan kesediaan pasien
Rasional : pasien memiliki hak untuk menolak atau menerima pemberian obat
Fase kerja
5. Mencuci tangan
Rasional : cuci tangan merupakan cara yang paling efektif dalam menurunkan angka
kejadian infeksi nosocomial (Hertina, Lestari & Hapsari, 2019).
6. Memeriksa tanda-tanda vital
Rasional : tanda-tanda vital dilakukan untuk menilai Kesehatan fisik secara umum dan
untuk memantau fungsi tubuh (Berman, Snyder & Frandsen, 2016).
7. Membersihkan tempat injeksi (threeway) dengan menggunakan antiseptik
Rasional : mencegah mikroorganisme masuk melalui peredaran darah pada saat
pemberian obat (Berman, Snyder & Frandsen, 2016).
8. Masukkan obat yang diprogramkan secara perlahan
Rasional : menyuntikkan obat terlalu cepat dapat menyebabkan reaksi serius yang tidak
diinginkan (Berman, Snyder & Frandsen, 2016).
9. Buang peralatan sesuai dengan standar
Rasional : mengurangi cedera akibat tertusuk jarum dan penyebaran mikroorganisme
(Berman, Snyder & Frandsen, 2016).
10. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
Rasional : cuci tangan merupakan cara yang paling efektif dalam menurunkan angka
kejadian infeksi nosocomial (Hertina, Lestari & Hapsari, 2019).
Fase terminasi
11. Mengamati pasien dan menanyakan perasaan pasien setelagh dilakukan Tindakan
Rasional : untuk melihat reaksi yang merugikan pada pasien (Berman, Snyder &
Frandsen, 2016).
12. Menyampaikan hasil tindakan dan melakukan evaluasi
Rasional : meminimalkan kecemasan pasien dan melihat efek kerja obat (Berman,
Snyder & Frandsen, 2016).
13. Dokumentasi
Rasional : Proses yang sangat penting karena memberikan catatan hukum bahwa
tindakan telah berlangsung dan dikomunikasikan kepada professional lainnya
(Berman, Snyder & Frandsen, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s fundamentals of nursing :
concepts, practice, and process. United States Of America : Pearson
Hertina, Y. N., Lestari, E. S., & Hapsari, R. (2019). Pengaruh cuci tangan terhadap
penurunan jumlah bakteri pada hospital personnel di RS Nasional
Diponegoro. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 8(2), 841-
851.
Lestari, S. (2016). Modul bahan ajar cetak keperawatan : farmakologi dalam keperawatan.
Jakarta : kementerian Kesehatan rebublik indonesia

Perry, A. G & Potter, P. A. (2015). Mosby’s Pocket Guide To Nursing Skills And
Procedures : Eighth Edition. St. Louis, Missouri : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai