Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ny.A (46 tahun, 50 kg) MRS dengan keluhan sesak dan bengkak tangan serta kaki. Diagnosa
dokter adalah gagal ginjal kronik. Pasien sehari-hari berbaring tetapi bisa duduk. Hasil lab beliau
BUN = 47 mg/dl, Cr serum = 4,0 mg/dl, Albumin 1,87 mg/dl. Mendapatkan terapi Infus NaCl 0,9%,
Inj. Furosemid 2x20 mg i.v, Inj. Ranitidin 2x50 mg i.v, Transfusi Albumin 25% 1 kolf, Natrium
bicarbonat 3x500 mg tablet, CaCO3 3x500 mg tablet, Asam Folat 3x1 mg tablet.
a. Jelaskan fungsi masing-masing data lab beserta interpretasinya pada kasus ini.
b. Apakah ada terapi yang perlu modifikasi dosis? Jika ada sebutkan dosis modifikasinya. Jika
tidak ada, sertakan alasannya.
c. Cari guideline terbaru yang bisa dipercaya untuk diagnosa tersebut.
d. Apakah terapi Albumin intravena rasional pada pasien? Cari EBM nya dan sertakan sumbernya.
(highlight bagian yang memperkuat jawaban anda)
e. Hitung kebutuhan energy sehari pasien tersebut dengan memperhitungkan factor aktivitas dan
factor stress.
Jawaban :
Nama Ny. A
Umur 46 Tahun BB : 50 kg
Keluhan - Sesak
- bengkak tangan serta kaki
- sehari-hari berbaring tetapi bisa duduk
Diagnosa Gagal ginjal kronik
Data lab - BUN = 47 mg/dl
- Cr serum = 4,0 mg/dl
- Albumin 1,87 mg/dl
Terapi - Infus NaCl 0,9%
- Inj. Furosemid 2x20 mg i.v
- Inj. Ranitidin 2x50 mg i.v
- Transfusi Albumin 25% 1 kolf
- Natrium bicarbonat 3 x 500 mg tablet
- CaCO3 3 x 500 mg tablet
- Asam Folat 3 x 1 mg tablet.
a. Fungsi masing-masing data lab dan interpretasinya :
a.1 BUN
berfungsi untuk menetapkan kadar nitrogen ureum dalam darah, mengevaluasi fungsi
ginjal dalam berbagai keadaan, mendiagnosis penyakit atau gangguan ginjal, memantau
pasien dengan indikasi gangguan ginjal akut atau kronis, mengevaluasi status kesehatan
seseorang secara umum. Pemeriksaan kadar nitrogen ureum darah (BUN) dilakukan
dengan cara mengukur konsentrasi nitrogen di dalam plasma darah.
a.2 Cr serum
berfungsi untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah, mendiagnosa fungsi ginjal
karena nilainya mendekati glomerular fi ltration rate (GFR).
Implikasi klinik :
Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan fungsi ginjal baik karena
gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh nefritis, penyumbatan saluran urin, penyakit
otot atau dehidrasi akut.
Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat distropi otot, atropi, malnutrisi atau
penurunan masa otot akibat penuaan.
Obat-obat seperti asam askorbat, simetidin, levodopa dan metildopa dapat
mempengaruhi nilai kreatinin pada pengukuran laboratorium walaupun tidak berarti
ada gangguan fungsi ginjal.
kondisi fungsi ginjal normal, kreatinin dalam darah ada dalam jumlah konstan. Nilainya
akan meningkat pada penurunan fungsi ginjal
Nilai kreatinin boleh jadi normal meskipun terjadi gangguan fungsi ginjal pada pasien
lanjut usia (lansia) dan pasien malnutrisi akibat penurunan masa otot.
Kreatinin mempunyai waktu paruh sekitar satu hari. Oleh karena itu diperlukan waktu
beberapa hari hingga kadar kreatinin mencapai kadar normal untuk mendeteksi
perbaikan fungsi ginjal yang signifi kan.
Kreatinin serum 2 - 3 mg/dL menunjukan fungsi ginjal yang menurun 50 % hingga 30 %
dari fungsi ginjal normal.
Konsentrasi kreatinin serum juga bergantung pada berat, umur dan masa otot.
Faktor pengganggu :
Olahraga berat
Angkat beban dan prosedur operasi yang merusak otot rangka dapat meningkatkan
kadar kreatinin
Alkohol dan penyalahgunaan obat meningkatkan kadar kreatinin
Atlet memiliki kreatinin yang lebih tinggi karena masa otot lebih besar
Injeksi IM berulang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar kreatinin
Banyak obat dapat meningkatkan kadar kreatinin
Melahirkan dapat meningkatkan kadar kreatinin
Hemolisis sampel darah dapat meningkatkan kadar kreatinin
Obat-obat yang meningkatkan serum kreatinin: trimetropim, simetidin, ACEI/ARB
a.3 Albumin
Implikasi Klinis:
Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan,
gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik
sindrom, SIADH, dan perdarahan.
( 140−usia ) x BB
Perhitungan klirens kreatinin = x 0,85
72 x Scr
( 140−46 ) x 50
= x 0,85
72 x 4,0 mg/dL
= 13, 871 ml/ menit
d. Apakah terapi Albumin intravena rasional pada pasien? Cari EBM nya dan sertakan
sumbernya. (highlight bagian yang memperkuat jawaban anda)
Terapi Albumin intravena rasional pada pasien. Hal ini didasarkan pada jurnal “The added-up
albumin enhances the diuretic effect of furosemide in patients with hypoalbuminemic
chronic kidney disease: a randomized controlled study” :
Pasien CKD didefinisikan sebagai pasien yang memiliki GFR <60 mL / mnt per 1,73
m 2 dan albumin serum rendah didefinisikan sebagai serum albumin <3,5 g / dL.
Kombinasi furosemide dan albumin lebih unggul, kemanjuran jangka pendek dari
furosemide saja dalam meningkatkan air dan natrium diuresis dalam hipoalbuminemia
stabil pasien penyakit ginjal kronis
Efek perior dari satu dosis tunggal kombinasi furosemide plus albumin di atas furosemide
sendiri ditemukan hanya dalam 8 jam pertama setelah perawatan.
Hasil penelitian kami menunjukkan efek menguntungkan jangka pendek (pada 6 jam) dari
kombinasi furosemide plus albumin di atas furosemide saja di natriuresis dan diuresis
pada pasien ini. Ini mungkin menyiratkan itu, dalam situasi resistensi diuretik, pasien CKD
dengan albumin serum rendah dan kelebihan cairan dapat menerima lebih banyak
manfaat dari rejimen kombinasi ini.
Pada 24 jam setelah perawatan hasil penelitian itu tidak menunjukkan efek
menguntungkan dari pengobatan kombinasi lebih dari furosemide saja. Data ini mirip
dengan hasil yang dipelajari oleh Fliser et al. [16 ] Mereka menemukan bahwa efek perior
dari satu dosis tunggal kombinasi furosemide plus albumin di atas furosemide sendiri
ditemukan hanya dalam 8 jam pertama setelah perawatan
e. Kebutuhan energy sehari pasien dengan memperhitungkan factor aktivitas dan factor stress
Umur = 46 Tahun
BB = 50 kg
Faktor stress = Tidak operasi dirumah saja = 0%
Faktor aktivitas = Pasien sehari-hari berbaring tetapi bisa duduk = 18%