Disusun Oleh:
NIM : 2611420011
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam bahasa jawa terdapat yang namanya karya sastra sedangkan dalam
karya sastra jawa pada dasarnya adalah pencerminan atau penggambaran sutau
zaman. Setiap zaman mempunyai kecenderungan yang berbeda-beda. Persoalan dan
kecenderungan tersebut akan tercermin dalam karya sastra yang muncul pada zaman
itu. Contohnya kecenderungan karya sastra tahun 1920-1930 berbeda dengan karya
sastra tahun 1945. Kecenderungan karya sastra tahun 1920-1930 yaitu berisi tentang
permasalahan-permasalahan adat. Sedangkan pada tahun 1945 kecenderungan karya
sastranya mengenai masalah-masalah kemasyarakatan, kemisikinan, pelanggaran
HAM, dan lain-lain.
Pada era reformasi sendiri karya sastra di Indonesia dalam kurun waktu setelah
tahun 1980 ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita
yang menonjol pada masa tersebut. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini
tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum. Kemunculan angkatan
reformasi sendiri ditandai dengan karya sastra yang bertemakan seputar reformasi.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan social dan politik yang
terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru.
Sebagai kaum muda dan generasi penerus, kita harus menjaga budaya-budaya yang
diwariskan secara turun-temurun. Untuk itu sebagai seseorang yang diharapkan
untuk menjaga kita haruslah melestarikan karya sastra ini dengan baik sehingga
perkembangannya dapat mengikuti arus zaman yang semakin modern. Baik dalam
hal penulisan sampai pada pementasan. Kaum muda wajib untuk menyebar luaskan
kecintaan sastra Jawa lewat media yang dikemas lebih bagus dan mudah di pahami
agar peminatnya bertambah luas.
2. RUMUSAN MASALAH
Mengetahui perkembangan Bahasa jawa di era digital
Mengetahui bagaimana tindakan mempertahankan mata pelajaran Bahasa jawa di
era digital
3. METODE PENELITIAN
Metode yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode deskriptif. Metode ini juga dipadukan dengan metode
observasi yang mana dalam perkembangannya mata pelajaran Bahasa jawa tidak
begitu diperhatikan untuk pelestarian bahasanya. Dibeberapa Lembaga Pendidikan
disekitar daerah saya, para siswa disana menganggap remeh pelajaran Bahasa jawa.
Ini menjadi persoalan tersendiri mengenai penyebab pelajar tersebut tidak begitu
peduli dengan mata pelajaran yang mengulas kebudayaan daerah yang diwariskan
oleh nenek moyang.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sastra jawa
di era setelah reformasi tidak begitu signifikan, bahkan jika disandingkan dengan
perkembangan teknologi saat ini sastra jawa bisa saja hilang ditelan zaman.
Meskipun karya-karyanya dipertaruhkan bukan berarti kita tidak dapat
mempertahankannya. Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki
keanekaragaman budaya sudah mennjadi kewajiban kita untuk mengusahakan
kebudayaan kita, termasuk sastra jawa yang merupakan kebudayaan asli Indonesia
yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi tidak menjadi alasan untuk kita menyerah membiarkan kebudayaan asli
dimakan oleh kebudayaan baru dari luar. Kita dapat menyebarluaskan informasi
mengenai sastra jawa dalam berbagai platform media social agar keberadaanya
tidak luput dan banyak dari generasi penerus yang mengetahuinya.
SUMBER:
https://www.slideshare.net/alphanumerics1682/periodisasi-sastra-angkatan-80-angkatan-
reformasi-dan-angkatan-2000
https://www.kompasiana.com/sangpemandu/5a4fc191dd0fa84bd14c5965/akankah-sastra-
jawa-akan-terbuang-gagasan-uda-rasa
https://www.solopos.com/sastrawan-trinil-s-setyowati-teknologi-digital-bantu-milenial-
kenal-sastra-jawa-1038730
http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/10/digitalisasi-bahasa-dan-aksara-jawa-di-
revolusi-industri-4-0/