Anda di halaman 1dari 16

Memahami

Neo-Liberalisme - 2

Ekonomi Politik Pemerintahan


Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2021
Washington Consensus
• Gagasan-2 neoliberal spt yg dipraktekkan di Inggris & AS serta yg diadopsi
dlm sejumlah kebijakan lembaga ekonomi internasional tsb dikemas dlm
resep yg oleh John Williamson (1993) disebut sbg Washington
Consensus sbb:
– Price Decontrol : Penghapusan kontrol atas harga komoditi, faktor produksi,
dan matauang.
– Fiscal Discipline : Pengurangan defisit anggaran pemerintah/bank sentral ke
tingkat yg bisa dibiayai tanpa memakai inflationary financing.
– Public Expenditure Priorities: Pengurangan belanja pemerintah, dan
pengalihan belanja dari bidang-2 yg secara politis sensitif, seperti administrasi
pemerintahan, pertahanan, subsidi yg tidak terarah, dan berbagai kegiatan yg
boros ke pembiayan infrastruktur, kesehatan primer masyarakat, dan
pendidikan.
– Tax Reform : Perluasan basis perpajakan, perbaikan administrasi perpajakan,
mempertajam insentif bagi pembayar pajak, pengurangan penghindaran dan
manipulasi aturan pajak, dan pengenaan pajak pd asset yg ditaruh di LN.
Washington Consensus
– Financial Liberalization :
• Tujuan jangka-pendek: hapus pemberian tingkat bunga bank khusus bagi peminjam
istimewa dan mengenakan tingkat bunga nominal yg lebih tinggi dari tingkat inflasi.
• Tujuan jangka-panjang: penciptaan tingkat bunga bank berdasar pasar demi perbaiki
efisiensi alokasi kapital.
– Exchange Rates : Utk tingkatkan ekspor dg cepat, negara-2 berkembang
perlukan tingkat nilai tukar matauang tunggal & kompetitif.
– Trade Liberalization : Pembatasan perdagangan luar negeri melalui kuota
(pembatasan secara kuantitatif) harus diganti tarif (bea cukai), dan secara
progresif kurangi tarif shg mencapai tingkat yg rendah dan seragam (kira-2
10% sampai 20%).
– Domestic Savings : Penerapan disiplin fiskal/APBN, pengurangan belanja
pemerintah, reformasi perpajakan, dan liberalisasi finansial shg sumberdaya
negara bisa ke sektor-2 privat dg produktivitas tinggi, dimana tingkat
tabungannya tinggi. Model pertumbuhan neo-klasik sangat tekankan
pentingnya tabungan & pembentukan kapital bagi pembangunan ekonomi
secara cepat.
Washington Consensus
– Foreign Direct Investment : Penghapusan hambatan thd
masuknya perusahaan asing. Perusahaan asing harus
boleh bersaing dg perusahaan nasional secara setara; tidak
boleh ada pilih-kasih.
– Privatization : Perusahaan negara harus diswastakan.
– Deregulation : Penghapusan peraturan yg halangi
masuknya perusahaan baru ke dlm suatu bidang bisnis dan
yg batasi persaingan; kecuali kalau pertimbangan
keselamatan atau perlindungan lingkungan hidup
mengharuskan pembatasan itu.
– Property Rights : Sistem hukum yg berlaku harus bisa
menjamin perlindungan hak milik atas tanah, kapital, dan
bangunan
There is No Alternative (TINA)
• Ketika gagasan neoliberalisme dituangkan dlm bentuk
resep kebijakan inilah, ia kemudian dianggap sbg satu-
satunya jalan menuju kemakmuran.
• Pada titik ini para pengusungnya meyakini bahwa tidak
ada jalan lain di luar neoliberalisme utk mencapai
tujuan-2 tsb.
• There is no alternative (TINA) adalah jargon yg
diperkenalkan oleh Margareth Thatcher menandai nilai
yg dianut the Iron Lady dari Inggris tsb thd kemanjuran
resep neoliberal (George, 1999).
There is No Alternative (TINA)
• Kegagalan sosialisme seiring dengan runtuhnya
Uni Sovyet pada awal tahun 1990-an seolah
meneguhkan pandangan tsb.
• Kevakuman ideologi pasca runtuhnya Uni Sovyet
memberi ruang bagi para pengusung gagasan
neoliberalisme utk intensifkan ide-2 pro pasar
bebas mereka.
• Melalui lembaga-2 ekonomi internasional
gagasan-2 neoliberal dipaksakan penerapannya
secara global.
There is No Alternative (TINA)
• Di sektor perdagangan, kelahiran World Trade Organization (WTO)
pada tahun 1994 yg gantikan rejim perdagangan sebelumnya di
bawah GATT, secara gamblang meninggalkan prinsip embedded
liberalism(1) yang sarat dengan ide Keynesian menuju penerapan
neoliberalisme yang dilandasi semangat pro pasar dan pengkerdilan
peran negara.
• Di sektor finansial, rejim finansial internasional di bawah IMF
mengkampanyekan ide-ide neoliberal lewat penerapan Structural
Adjustment Program (SAP)-nya yang mensyaratkan sejumlah
perubahan-perubahan struktural ketika suatu negara membutuhkan
pinjaman dari lembaga tersebut.
• Keberhasilan kampanye kebijakan neoliberal ditandai dg
kecenderungan negara-2 berkembang yg mengadopsi resep-
2 Washington Consensus sbg landasan kebijakan ekonomi politik
mereka.
There is No Alternative (TINA)
• Krisis finansial yg melanda Asia Timur pada
pertengahan tahun 1990-an kembali
melegitimasi superioritas neoliberalisme.
• Krisis finansial tsb seakan menunjukkan
keberhasilan pembangunan ekonomi yg
dicapai lewat kuatnya peran negara melalui
kebijakan developmental state tidak mampu
bertahan lama dan justru berakhir dengan
krisis.
Neo-Liberalisme Gagal?
• Namun, benarkah janji-2 neoliberalisme
beserta perangkat kebijakannya mampu
terwujud?
• Disinilah kontroversi thd neoliberalisme
muncul.
• Sejumlah studi menunjukkan penerapan resep
neoliberalisme justru munculkan degradasi
dlm segala aspek kehidupan.
Neo-Liberalisme Gagal?
• Kebijakan neoliberal dianggap tdk hanya gerogoti
kedaulatan negara namun pada saat bersamaan telah
berikan kekuasaan kepada perusahaan multinasional
dg kekuatan modal mereka.
• Kebijakan neoliberal juga dituding perlebar jurang
kemiskinan baik di tingkat domestik maupun di tingkat
global.
• Penurunan upah buruh 40 hingga 50% yg diiringi dg
peningkatan biaya hidup yg mencapai 80% pasca
penerapan North America Free Trade Area (NAFTA) di
Mexico mjd salah satu bukti kegagalan janji neoliberal
(Martinez dan Garcia: (no date))
Neo-Liberalisme Gagal?
• Dari data yg berhasil dikumpulkan oleh Public Citizen,
sejak WTO diberlakukan, jumlah orang miskin yg hidup
di bawah 1 dollar AS per hari(2) meningkat tajam.
• Kondisi ini diperparah dg makin tingginya tingkat
kesenjangan antara negara-2 kaya dan negara-2 miskin
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
• Pendapatan rata-2 orang yg tinggal di 10 negara paling
kaya di dunia pada tahun 1980 adalah 77 kali lebih
besar dibanding mereka yang tinggal di 10 negara
termiskin di dunia, dan pada tahun 1999 angka
tersebut melonjak menjadi 122 kali lebih besar
(Wallach dan Woodall, 2004).
Neo-Liberalisme Gagal?
• Lebih jauh UNDP melaporkan bahwa pada tahun
1999, negara-2 maju dg populasi 22,9% dari total
populasi dunia menikmati 84.2% dari GNP dunia,
sementara NSB (Negara Sedang Berkembang)
dengan populasi 77,1% penduduk dunia hanya
meraih 15,8% dari GNP dunia.
• Ketimpangan semacam inilah yang lebih populer
disebut sebagai kondisi ”20 – 80 society” (3).
Kritik Thd Neo-Liberalisme:
Lensink (1996)
• Negara-2 berkembang yg ingin mengakses
sejumlah sumber daya pembangunan ekonomi
(misal bantuan asing, investasi), harus ikuti
sejumlah prasyarat politik & ekonomi sesuai
standar Konsensus Washington.
• Selain memberatkan, prasyarat tadi terlalu
menekan negara2 berkembang utk ikuti pasar
bebas.
• Negara-2 di Afrika mjd yg paling terdampak efek
struktural dari bantuan asing bersyarat tsb
Kritik Thd Neo-Liberalisme:
Cohn (2012)
• Tata Kelola perekonomian dunia yg sangat
bergantung kepada mekanisme pasar membuat
seluruh aktivitas pembangunan ekonomi
terpivatisasi
• Ini memberi jalan bagi korporasi-korporasi
multinasional utk menguasai aktivitas
perekonomian suatu negara melalui investasi-
investasi mereka.
• Orientasi akumulasi capital korporasi2 ini akan
menangguhkan agenda pembangunan berbasis
kesejahteraan sosial
Kritik Thd Neo-Liberalisme:
Gilpin (2001)
• Neoliberalisme mendukung finansialisasi system
ekonomi.
• Hal ini mengakibatkan seluruh transaksi ekonomi nyata
terfasilitasi melalui instrument finansial yang
terderegulasi, membuat aliran capital semakin bebas
• Ini membuat perekonomian suatu negara mjd semakin
rentan thd dinamika pasar yg semakin fluktuatif dan
tdk stabil
• Krisis ekonomi global 2008-2009 mjd contoh empiris
bahwa finansialisasi yg terlalu mendominasi proporsi
perekonomian dunia membuatnya rentan dalam
fluktuasi bersala besar

Anda mungkin juga menyukai