BAB V
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah merupakan suatu masalah yang ditimbulkan dari proses produksi
yang memerlukan suatu penanganan khusus, agar tidak terjadi pencemaran di
lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya limbah kilang minyak PPSDM Migas Cepu
berupa :
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas
V.1.Limbah Cair
V.1.1. Sumber limbah cair
Setiap kegiatan industri mempunyai potensi untuk menimbulkan dampak
terhadap lingkungannya. Seperti halnya kilang minyak PPSDM Migas Cepu,
dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair yang akhirnya dibuang ke
Sungai Bengawan Solo. Apabila limbah cair tersebut tidak diolah terlebih dahulu
maka akan mengakibatkan pencemaran sehingga akan menurunkan kualitas
sungai dan merugikan ekosistem yang ada di dalamnya dan masyarakat sekitar.
Sumber limbah cair yang dihasilkan oleh PPSDM Migas Cepu tersebut
berasal dari beberapa unit, yaitu :
- Limbah cair kilang minyak
- Limbah cair boiler plant
- Limbah cair power plant
- Limbah cair laboratorium
V.1.2. Sistem pengelolaan limbah cair
Sistem pengelolaan limbah cair yang ada di PPSDM Migas Cepu adalah
sebagai berikut :
Limbah cair kilang minyak
Pada dasarnya minyak tidak bisa larut dalam air sehingga dapat
mempermudah dalam proses pemisahan. Suatu instansi harus membuat unit
pemisahan sendiri untuk mengumpulkan dan memisahkan minyak berat,
karena minyak berat mempunyai densitas yang hamper sama dengan air
Yahya Prayoga (I 0517089)
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 66
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
sehingga susah untuk mengapung dan oleh karena itu perlu penanganan
khusus (Huisman, 1991).
Untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruh negative yang
dapat ditimbulkan oleh minyak, maka diperlukan suatu pengolahan khusus
untuk menangani hal tersebut. Pengolahan yang diterapkan di water
treatment air limbah Kilang PPSDM Migas Cepu yaitu sebagai berikut:
Tahap pertama yaitu, limbah cair yang berasal dari unit proses
akan masuk pada Instalasi Pengolahan Air Limbah API (American
Petroleum Institut) 1 dan selanjutnnya effluent dari (API 1) ini diolah pada
IPAL CPI (Corrugated Plate Inceptor), dan selanjutnya effluent dari CPI
akan masuk ke IPAL API II.
Kilang Limbah
API 1
CPI
API II
Keterangan :
1. Inffluent
2. Bak pemisah I
3. Bak pemisah II
4. Oil colector
5. Effluent
6. Pompa
Sistem atau prinsip kerja dari unit oil catcher API 1 adalah
berdasarkan perbedaan gaya berat antara minyak dan air dimana berat jenis
(SG) minyak lebih kecil dari pada berat jenis air, sehingga prinsip operasi
yang digunakan adalah flotasi dimana pencemaran dalam air limbah atau
minyak akan diapungkan terlebih dahulu. Kemudian limbah minyak
tersebut dialirkan menuju bak penampung minyak (oil collector) untuk
dipompa menuju tangki slop atau tangki timbun residu. Sedangkan air yang
berada dibawah minyak akan mengalir ke suatu saluran yang berada
dibawah sekat antara bak 1 dan bak 2 dan air akan masuk ke bak 2 sebagai
effluent dari API 1. Air effluent dari unit API 1 masih mengandung sedikit
minyak sehingga harus diolah pada unit selanjutnya yakni unit CPI.
Keterangan :
1. Inffluent
2. Storm basin
3. Penjebak emulsi
4. Bak pemisah
5. Effluent
6. Oil colector
lingkungan serta dapat memenuhi baku mutu air limbah industri minyak
dan gas bumi yang telah ditentukan pemerintah.
Keterangan :
1. Inffluent
2. Bak pemisah I
3. Bak pemisah II
4. Bak pemisah III
5. Effluent
6. Oil colector
Pada tahap unit oil catcher yang kedua tipe American Petroleum
Institut 2 (API II) berupa bangunan IPAL yang memiliki banyak sekat air
dan minyak yang dapat dipisahkan. Bak yang digunakan berbentuk persegi
dengan dimensi 10m x 9,5m x 2m dan memiliki kapasitas sebesar 700
m3/jam. Bak yang terbuat dari beton yang dapat menahan air,tidak korosif,
dan kompatibel dengan limbah, pengolahan API II ini sejak zaman
Belanda.
Sistem atau prinsip kerja dari unit oil catcher API II adalah berdasarkan
perbedaan gaya berat antara minyak dan air dimana berat jenis minyak lebih
kecil dari berat jenis air, sehingga prinsip operasi yang digunakan adalah
flotasi dimana pencemaran air limbah minyak akan diapungkan terlebih
dahulu. Minyak tersebut dialirkan menuju bak penampung minyak (oil
collector) untuk dipompa menuju tangki slop atau tangki timbun residu.
Sedangkan air yang berada dibawah minyak akan mengalir ke suatu saluran
yang berada dibagian bawah sekat antara Bak 1 dan Bak II yang dibawahnya
terdapat skimmer. Kemudian air akan masuk ke Bak III dan selanjutnya
keluar sebagai effluent.
Limbah cair boiler plant
Limbah cair berupa air pendingin, air bekas pencucian softener dan air
buangan blow-down semuanya dibuang ke parit dan dialirkan ke unit oil
collector tipe CPI kilang minyak. Untuk selanjutnya limbah cair tersebut
melalui beberapa tahapan seperti pada unit oil catcher kilang minyak
Limbah cair power plant
Limbah cair berupa ceceran minyak pelumas, solar, dan minyak
pelumas bekas ± 40 L/hari. Limbah cair tersebut dipompakan langsung ke
dalam unit oil catcher CPI kilang minyak. Selanjutnya pada limbah cair
tersebut dilakukan proses pemisahan minyak.
Limbah cair laboratorium
Limbah cair berupa pencucian bahan kimia campuran dengan air
pembilas mengalir ke dalam parit tanah, karena volume limbah cair sangat
kecil maka sebagian akan terserap ke tanah.
V.2.Limbah padat
V.2.1. Sumber limbah padat
Limbah padat yang ada di PPSDM Migas Cepu berasal dari berbagai unit,
baik dari aktifitas manusia, proses produksi, maupun yang terjadi secara alamiah.
Limbah padat tersebut di antaranya adalah dedaunan, ranting, berbagai
jenis plastik, kertas, kaleng-kaleng, limbah padat yang mengandung B-3 dan lain
sebagainya.