Anda di halaman 1dari 11

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BAB VI
LABORATORIUM
VI.1. Program Kerja Laboratorium
Pengendalian mutu merupakan salah satu aspek yang perlu dilakukan
dalam suatu industri, karena dalam pengendalian mutu bisa diketahui kualitas
dari produk maupun bahan baku yang digunakan sehingga diharapkan bisa
menghasilkan produk yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.
Pengendalian mutu di PPSDM Migas Cepu dilaksanakan di laboratorium
antara lain Laboratorium Penguji Hasil Produksi maupun Kualitas Air. Analisa
dilakukan setiap shift yaitu tiap 8 jam sekali.
Di Laboratorium Kualitas Produksi Minyak dilakukan beberapa analisa
terhadap produk yang dihasilkan unit kilang maupun wax plant, antara lain
meliputi analisa spesific gravity, viskositas, warna, distilasi, smoke point, pour
point, dan boiling point.
Di Laboratorium Kualitas Air dilakukan analisa terhadap air dari Sungai
Bengawan Solo yang akan diolah di unit utilitas menjadi air minum, air umpan
boiler dan air pendingin agar sesuai dengan ambang batas yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. Analisa yang dilakukan meliputi analisa pH, kesadahan,
kebasaan, kekeruhan, dan total padatan yang terkandung dalam air.

VI.1.1. Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang yang penting dalam
suatu pabrik atau industri termasuk juga industri perminyakan. Laboratorium di
Pusdiklat Migas Cepu bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap proses
produksi mulai dari bahan baku sampai menjadi produk agar dapat memperoleh
produk yang baik dan seragam serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
Dirjen Migas.
Sarana yang tersedia di PPSDM Migas Cepu adalah laboratorium penguji
produksi yang terdiri dari :
1. Laboratorium Penguji Kualitas Produk Minyak

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 79
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Laboratorium ini bertugas untuk menganalisis secara rutin mengenai


kualitas bahan baku dan produk yang dihasilkan baik dari unit kilang dan wax
plant sebelum dipasarkan untuk diketahui spesifikasinya sehingga penurunan
dan penyimpangan kualitas produksi dapat segera diketahui dan diatasi.
Analisa yang dilakukan menggunakan prosedur dan alat-alat yang
sesuai dengan standart ASTM (American Society for Testing and Materials)
dan IP (Institute of Petroleum).
a. Specific gravity f. Analisis Viscositas
b. Analisis Warna Kinematik
c. Analisis Flash Point g. Analisis Distilasi
d. Analisis Smoke Point h. Analisis Pour Point
e. Analisis Viscositas Redwood i. Analisis Cooper
StripCorrosion
j. Analisis Water Content

2. Laboratorium Penguji Kualitas Air


Laboratorium ini bertugas mengontrol kualitas air yang akan diolah di
unit utilitas secara rutin. Laboratorium ini menganalisa air minum, air umpan
boiler dan air dari sungai Bengawan Solo.
Adapun jenis – jenis yang di analisa adalah :
a. Analisis PH
b. Analisis Total Hardness (Jumlah kesadahan total)
c. Analisis Total Alkalinity (Total kebasaan)
d. Analisis Total Solid (Padatan total)
e. Analisis Turbidity (Kekeruhan)

VI.2. Alat-alat Utama Laboratorium


VI.2.1. Laboratorium Penguji Hasil Produksi
Alat-alat utama yang digunakan pada laboratorium analisa minyak,
diantaranya :
a. Hidrometer gelas, tabung hidrometer, termometer dengan range 2,5oF
digunakan untuk analisa specific gravity (SG).

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 80
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

b. Colourimeter, digunakan untuk analisa warna.


c. Lovibond tentometer, digunakan untuk analisa warna metode IP-17.
d. Smoke point lamp, digunakan untuk analisa smoke point.
e. Pemanas dan alat distilasi bagian bawah serta jaket pendingin,
digunakan untuk analisa pour point.
f. Jar test, gelas silinder yang jernih dan datar.
g. Heating and cooling batch, digunakan untuk analisa cooper.

VI.2.2. Laboratorium Penguji Air


Alat-alat utama yang digunakan pada laboratorium analisa air antara lain :
a. Buret mikro, digunakan untuk analisa total hardness dan alkalinity.
b. pH meter, digunakan untuk analisa pH (mengenai tingkat keasaman
dan kebasaan air).
c. Turbidimeter, digunakan untuk analisa turbidity (mengetahui tingkat
kekeruhan yang dinyatakan dalam ppm SiO2).
d. Oven, eksikater, dan timbangan yang digunakan untuk analisa total
solid.
e. Lovibond comparator, digunakan untuk analisa active chlor
(mengetahui kadar clor bebas dalam air).

VI.3. Prosedur Analisis


VI.3.1. Laboratorium Penguji Hasil Produksi
Prosedur kerja pada laboratorium analisis minyak untuk masing-masing
alat sebagai berikut :

a. Specific gravity (ASTM D.1298)


Specific gravity adalah perbandingan antara massa per volume cairan
tertentu terhadap air pada kondisi yang sama, yaitu pada volume dan suhu
yang tertentu.
Tujuan : Untuk menentukan specific gravity dari crude oil atau produk
yang berbentuk cair. Dalam hal ini perlu distandarkan pada
60/60oF. Hal ini dilakukan karena produk minyak dari kilang

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 81
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

berbeda-beda. Pada saat memeriksa specific gravity dari suatu


produk minyak yang masih panas, maka minyak lain yang telah
ditentukan specific gravity sebelumnya akan berubah menjadi
dingin. Oleh sebab itu distandarkan pada 60/60oF, dimana pada
suhu 60oF minyak mempunyai volume yang sekecil-kecilnya dan
berat maksimal.
Alat : Hydrometer cylinder, gelas ukur dan termometer.
Prosedur : Sampel dimasukkan ke dalam hydrometer cilinder dan dilakukan
pengukuran temperatur sampel, kemudian dapat diketahui spesific
gravity dari hasil pembacaan pada hydrometer. Maka besaran
spesific gravity pada 60/60 oF adalah:
SG 60/60oF = SG + C (T – 60)
Dimana :
SG : specific gravity hasil pembacaan pada hydrometer
C : faktor koreksi
T : suhu observasi
b. Analisis Warna
Tujuan: Untuk mengetahui warna secara visual dari produk petroleum,
dengan metode ASTM D-1500 untuk minyak berat dan wax.
Metode IP-17 Lovibon Tintometer untuk kerosin, naptha dan
pertasol.
Prosedur: Sampel ditempatkan di dalam suatu tabung gelas standar dan
pada tabung yang lain ditempatkan akuades. Kemudian keduanya
dikenakan cahaya dalam colourimeter dan kedua warna tersebut
dibandingkan. Dalam arti warna standar diubah-ubah dan
disesuaikan dengan warna sampel. Setelah kedua warna sama baik
warna sampel dan warna standar lalu dapat dibaca skala
penunjuknya. Untuk sampel kerosin, naptha dan pertasol dipakai
suatu alat Lovibon Tintometer.
c. Analisis Flash Point (ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93)

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 82
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Flash Point adalah suhu terendah dimana campuran uap bahan bakar
dengan udara akan menyala sekejap kalau terkena api pada kondisi
tertentu (standar) atau dapat menyambar saat dilewatkan api kecil
diatasnya.
Tujuan: Untuk menentukan flash point dari crude oil produknya
menggunakan metode ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93
flash point dapat menentukan trayek dan sifat kurva titik didih.
Analisis ini juga membantu menunjukkan temperatur yang aman
dari bahaya api untuk memindahkan minyak.
Prosedur: Sampel dimasukkan dalam cup dengan jumlah tertentu yang
dilengkapi dengan termometer, kemudian dipanaskan dengan
heater. Pada temperatur tertentu api penguji diarahkan pada
permukaan sampel, karena sampel menguap maka uap sampel yang
terkena api penguji akan menyala dalam waktu sekejap. Temperatur
terendah dimana uap sampel mulai menyala itulah yang disebut
sebagai flash point (titik nyala). Untuk pengujian fuel oil (residu)
dan gas oil (solar) maka pengujian flash point dapat dilakukan
dengan alat Pensky Martin Close Cup (PMCC). Alat tersebut
dilengkapi dengan pengaduk karena masih ada fraksi ringan dan
fraksi berat di dalam sampel sehingga perlu diaduk agar homogen
pada saat pengujian, cup dalam keadaan tertutup karena terdapat
adanya fraksi ringan yang mudah menguap. Setiap 5oF api penguji
diarahkan pada permukaan sampel dan dilihat apakah uap sampel
sudah tersambar api tersebut. Sedangkan untuk pengujian flash
point pada fraksi berat seperti pelumas, residu, BOD, PH solar dan
slop dapat dipakai suatu alat yang biasa disebut Clevelend Open
Cup (COC). Alat tersebut cupnya dalam keadaan terbuka dan tidak
dilengkapi dengan pengaduk. Prinsip kerjanya hampir sama dengan
alat PMCC. Untuk pengujian flash point pada produk kerosin dapat
dipakai alat Flash Point TAG, dimana cup dalam keadaan tertutup

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 83
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

dan setiap 1oF diperiksa apakah uap sampel telah menyambar api
dengan mengarahkan api penguji pada permukaan sampel.

Keterangan :
- Pada ASTM D-92, sampel yang digunakan adalah pelumas, residu, dan
PH solar.
- Pada ASTM D-93, sampel yang digunakan adalah fuel oil dan fuel gas.
- Pada ASTM D-56, sampel yang digunakan adalah kerosin dan avtur.
d. Analisis Smoke Point (Titik Asap)
Smoke Point adalah titik nyala maksimum atau nyala api tertinggi
di mana bahan bakar dapat terbakar tanpa adanya asap apabila ditentukan
dalam suatu alat standar pada kondisi tertentu. Smoke point menentukan
kualitas dan nilai kalor bahan bakar, semakin tinggi smoke point maka
kualitas bahan bakar semakin tinggi dan kalor yang dihasilkan besar.
Tujuan : Untuk mengetahui harga smoke point dari produk petroleum.
Metode yang digunakan adalah ASTM D-1322.
Prosedur: Sampel di masukkan ke dalam tabung dan dinyalakan dalam
lampu standar pada ketinggian nyala 1 cm selama 5 menit.
e. Analisis Viscositas Redwood
Tujuan : Untuk menentukan harga viscositas dari beberapa produk
minyak
bumi. Metode yang digunakan adalah IP-70.
Prosedur: Sampel diambil dengan volume tertentu, kemudian
ditempatkan dalam oil cup. Sedangkan di sekitar oil cup diisi air.
Terlebih dahulu memanaskan air dan air yang akan memanaskan
minyak. Pada saat tertentu suhu air harus sama dengan suhu minyak
di dalam oil cup. Pada suhu berapa keduanya harus sama akan
ditentukan berdasarkan pour point dari sampel atau minyak tersebut
agar tetap cair. Semakin minyak tersebut ringan maka minyak
tersebut semakin encer sehingga lebih mudah atau cepat mengalir
dan akan memerlukan waktu pengaliran yang kecil dan sebaliknya.

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 84
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

f. Analisis Viscositas Kinematik


Tujuan: Menentukan harga viscositas tertentu dari beberapa produk
minyak dengan menggunakan metode ASTM D-445.
Prosedur: Sampel diambil dengan volume tertentu, kemudian
ditempatkan dalam viscositas tube. Suhu disesuaikan dengan
sampel dan dialirkan melalui kapiler (waktu alir dalam detik)
dikonversikan dalam cst (mm2/s) dengan mengalirkan waktu
alir dengan faktor koreksi yang digunakan.
g. Analisis Distilasi
Tujuan : Untuk mengetahui trayek titik didih dari minyak mentah dan
produknya. Metode yang digunakan adalah ASTM D-86.
Prosedur : Sampel sebanyak 100 ml dimasukkan dalam laju distilasi
kemudian pada kondensor untuk dikondensasikan sampai
terbentuk tetesan. Pembacaam temperatur dilakukan setiap 10%
volume kondensat. Tetesan pertama dari kondensat sebagai IBP
(Intial Boiling Point). Pada saat tidak ada uap dari pemanasan
sampel (minyak) dari sampel maka suhu akan turun dan dicatat
sebagai FBP (Final Boling Point) yaitu suhu maksimum yang
dapat dicapai. Pada penguapan minyak akan terjadi looses atau
pengurangan minyak dan terjadi residu karena minyak yang
terkena panas langsung akan ada pemutusan rantai.
Beberapa pengertian yang dikenal dalam analisis distilasi, yaitu :
 Intial Boiling Point (IBP)
Suhu dimana distilasi pertama-tama menetes dari ujung kondensor.
 Final Boiling Point (FBP)
Suhu tertinggi yang ditunjukkan oleh termometer pada akhir
distilasi.
 End Point (EP)
Suhu yang ditunjukkan oleh termometer pada tetesan terakhir
cairan dari ujung kondensor.
 Percentage Recovery

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 85
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Persentase distilat yang ditampung.


 Percentage Residu
Persentase residu tertinggi yang tertinggal dalam labu distilasi,
setelah proses distilasi selesai.

h. Analisis Pour Point (Titik Tuang)


Tujuan :Mencari suhu terendah dimana minyak masih dapat
mengalirapabila didinginkan pada kondisi tertentu, dengan
menggunakan metode ASTM D-97.
Prosedur: Sampel dituangkan ke dalam gelas silinder sampai batas
tertentu dan didinginkan pada setiap periode penurunan
temperatur tertentu (5oF) kemudian diperiksa pada kemiringan
45o dari sumbu horizontal. Pemeriksaan pada suhu terendah
dimana minyak sudah tidak dapat dituang ditambah 5oF adalah
pour pointnya.
i. Analisis Cooper Strip Corrosion (Uji Lempeng Tembaga)
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat korosifitas terhadap tembaga (Cu)
yang disebabkan oleh produk minyak bumi tertentu. Dengan
adanya karat tersebut menunjukkan bahwa produk minyak
mengandung belerang bebas yang dapat menimbulkan korosi dan
menurunkan kualitas minyak. Metode yang digunakan adalah
ASTM D-130.
Prosedur : Kepingan tembaga dibersihkan dari kotoran dengan serbuk
besi sampai kelihatan warna aslinya kemudian dicuci dengan iso
oktan. Mengambil 30 ml sampel dan lempeng tembaga
dimasukkan. Pemanasan dilakukan pada suhu 100oC selama 2 jam
± 5 menit atau pada suhu 50oC dengan waktu 3 jam ± 5 menit
kemudian lempeng tembaga dicuci dengan iso oktan dan aseton,
setelah itu warnanya dibandingkan dengan ASTM CSC standar.
j. Analisis Water Content (kandungan air dalam minyak)

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 86
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Tujuan : Untuk mengetahui jumlah volume air yang masih dikandung


produk minyak. Metode yang digunakan adalah ASTM D-99.
Prosedur: Sampel volume 100 ml ditambahkan pelarut 100 ml dan
didistilasi secara refluk. Pelarut dan air akan terkondensasi oleh
kondensor, kemudian tertangkap pelampung. Air akan
mengendap di bawah penampung dan pelarut akan kembali ke
dalam labu distilasi. Jumlah kandungan air dibaca pada skala
pelampung.

VI.3.2. Laboratorium Penguji Produk Air


Prosedur kerja yang dipakai pada laboratorium analisa air, untuk masing-
masing alat sebagai berikut :

a. Analisis pH
Tujuan : Mengetahui tingkat keasaman air.
Alat : pH meter elektromagnetik.
Prinsip : pH meter distandarkan dengan buffer 4 – 7. Standarisasi
dilakukan dengan memasukkan elektroda ke dalam buffer yang
dipakai. Setelah itu elektroda kombinasi dicelupkan dalam larutan
yang diukur pH-nya.
b. Analisis Total Hardness (jumlah kesadahan total)
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah kesadahan total (sementara dan tetap).

Prinsip : 100 ml sampel air dimasukkan dalam erlenmeyer. Menambahkan


buffer hardness dan indikator EBT (Erriochrome Black T).
Kemudian dititrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna
dari ungu menjadi biru.
c. Analisis Total Alkalinity (Total Kebasaan)
Tujuan : Untuk mengetahui anion-anion karbonat, bikarbonat dan
hidroksida. Satuannya dari analisis total alkalinity adalah ppm
(mg/l) CaCO3.

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 87
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Prinsip : Metode titrasi dengan menggunakan larutan asam standar dan


indikator. Sampel sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan indikator metil orange. Kemudian
dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai warna berubah menjadi oranye.
N1 x V1 = N2 x V2
Total alkalinity dinyatakan dengan ppm CaCO3
d. Analisis Active chlorine
Tujuan : Untuk mengetahui adanya kandungan khlor dalam air.
Alat : Lovibond comparator 2000
Prinsip : Sampel dimasukkan dalam tube dan ditambahkan indikator orto
touludin kemudian dikocok. Bila terjadi perubahan warna menjadi
kuning berarti mengandung khlor
e. Analisis Total Solid (Padatan Total)
Tujuan: Untuk mengetahui adanya kandungan padatan (solid) dalam air.
Prinsip: Sampel dimasukkan ke dalam cawan dipanaskan dalam drying
oven (110oC) sampai kering. Setelah dicapai berat konstan
didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang sampai berat
konstan.
f. Analisis Turbidity (kekeruhan)
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kekeruhan dalam air (NTU).
Alat : Nephelometer
Prinsip : Sampel dimasukkan dalam tabung tes. Nephelometer
dihidupkan, kemudian lampu dinyalakan, larutan standar
dimasukkan dalam nephelometer dan ditunggu sampai
menunjukkan angka nol. Larutan standar diambil, kemudian diganti
dengan sampel yang akan diukur dan range diatur.

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 88
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Yahya Prayoga (I 0517089)


Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik 89
Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Anda mungkin juga menyukai