2. PERINCIAN KERJA
3. DASAR TEORI
3.1. Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa yang
terjadi antara analit dan titran. Titrasi asam basa terdiridari titrasi antara;
Dalam memilih asam untuk di pakai dalam larutan standar, faktor-faktor berikut harus
diperhatikan;
5. Asamnya harus tidak merupakan suatu pereaksi oksidator yang kucup kuat untuk
merusak senyawa-senyawa organic yang digunakan seperti indikator.
Asam-asam klorida dan sulfat merupakan larutan asam yang paling luas digunakan
sebagai larutan standar meskipun tidak satupun mencukupi semua persyaratan di
atas.garam klorida dari ion-ion perak, timbal dan merkuri(I) adalah larut, seperti halnya
sulfat dari logam-logam alkali tanah dan timbal. Namun hal ini biasanya tidak
menyebabkan kesukaran pada kebanyakan penggunaan titrasi asam basa. Hidrogen
klorida merupakan gas tetapi tidak cukup menguap dari larutan-larutan pada batas-batas
konsentrasi yang biasanya di pergunakan, karena terdisosiasi sangat tinggi dalam
larutan air. Suatu larutan 0,5 N dapat dididihkan untuk beberapa lama tanpa kehilangan
hydrogen klorida, jika larutannya tidak boleh dipekatkan dengan penguapan. Asam
nitrat jarang digunakan, sebab merupakan pereaksi oksidasi kuat, dan larutannya terurai
apabila dipanaskan atau dikenakan cahaya. Asam perklorat merupakan asam kuat tidak
menguap dan stabil terhadap reduksi dalam larutan-larutan encer. Garam-garam kalium
dan ammonium dapat mengendap dari larutan-larutan pekat apabila terbentuk selama
titrasi. Asam perklorat lebih disukai dalam titrasi yang bukan air. Ia pada dasarnya
suatu asam yang lebih kuat daripada asam klorida dan lebih kuat terdisosiasi dalam
pelarut yang bersifat asam, seperti asam asetat murni.
Natrium hidroksida merupakan basa yang paling umum digunakan. Kalium
hidroksida tidak memberi keuntungan dibandingkan dengan natrium hidroksida dan
lebih mahal. NaOH selalu terkontaminasi oleh jumlah kecil zat pengotor yang paling
sering diantaranya adalah natrium karbonat.
3.3. Indikator untuk Titrasi Asam Basa
Indikator yang digunakan pada titrasi ini adalah indikator yang bekerja sesuai
dengan perubahan pH paa larutan. Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa
organic lemah yang bentuk tak terdisosiasinya berbeda warna dengan ionnya. Indikator
ini akan berubah warna pada perubahan pH larutan yang menyebabkan indikator
tersebut mengalami disosias.
Indikator yang terkenal adalah fenolftalein. Indikator ini merupakan asam diprotik
dan tak berwarna. Ia mula-mula terdisosiasi ke dalam suatu bentuk tak berwarna dan
kemudian kehilangan hydrogen kedua, menjadi ion yang berwarna merah.
2. Stabil, tidak higroskopis, dan tidak mudah bereaksi dengan udara
3. Mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi untuk mengurangi kesalahan pada
waktu penimbangan.
Natrium karbonat Na2CO3 secara luas digunakan sebagai standar primer untuk
larutan-larutan asam kuat. Mudah diperoleh dalam keadaan sangat murni, kecuali
hadirnya sejumlah kecil natrium bikarbonat, NaHCO3. Bikarbonat dapat secara lengkap
diubah menjadi karbonat dengan memanaskan zatnya hingga berat tetap pada 2700C
sampai 3000C. Natrium karbonat sedikit higroskopis tetapi dapat ditimbang tanpa
banyak kesulitan. Karbonat dapat dititrasi menjadi natrium bikarbonat dengan
menggunakan fenolftalein, berat ekivalennya sama dengan berat molekulnya yaitu
106,0. Tetapi secara umum zat ini dititrasi menjadi asam karbonat dengan
menggunakan indikator metil orange dengan berat ekivalen setengah dari berat
molekulnya 53,00.
4. KESELAMATAN KERJA
Gunakan peralatan keselamatan kerja seprti masker dan sarung tangan dalam
menangani larutan asam pekat dan basa kuat. Lakukan pengenceran di dalam lemari
asam dengan mengisi labu ukur dengan aquadest terlebih dahulu.
Neraca analitis
Kaca arloji 2
Erlenmeyer 250 ml 6
Buret 50 ml 4
Pipet ukur 25 ml 4
Spatula, pengaduk 8
Bola karet 4
Etanol 95%
Indikator fenolftalein
Larutan H2SO4
Larutan CH3COOH
Larutan NH4OH
Larutan NaOH
7. PROSEDUR PERCOBAAN
Masukkan kira-kira 1 g KHP murni dalam botol timbang yang bersih dan keringkan
dalam oven pada temperatur 1100C sekurang-kurangnya selama 1 jam.
Timbang dengan teliti dalam 3 erlenmeyer bersih yang telah diberi nomor sebanyak
0,7 sampai 0,9 KHP.
Pada tiap erlenmeyer tambahkan 50 ml air suling di ukur dengan gelas ukur dan
kocok perlahan-lahan sampai KHP larut.
Titrasi larutan dengan NaOH tang telah dibuat sampai berubah warna menjadi merah
muda.
Buatlah larutan yang mempunyai pH 4 dengan cara melarutkan 1 gr KHP dalam 100
ml air suling. Tambahkan 2 tetes metil jingga ke dalamnya.
Tambahkan indikator pp
Tambahkan indikator pp
8. DATA PENGAMATAN
8.1 Standardisasi Larutan Std Sekunder NAOH dengan KHP
1. 50 ml 3 ml
2. 50 ml 2 ml
3. 50 ml 3 ml
1. 50 ml 3,8 ml
2. 50 ml 4,2 ml
3. 50 ml 4,0 ml
Rata- Rata 4 ml
1. 10 ml 4,1 ml
2. 10 ml 4,3 ml
3. 10 ml 4,0 ml
1. 10 ml 5,3 ml
2. 10 ml 5,5 ml
3. 10 ml 5,2 ml
1. 10 ml 4,7 ml
2. 10 ml 4,9 ml
3. 10 ml 4,8 ml
* Tabung Erlenmeyer 1
Gr KHP
= V NaOH X N NaOH
BE KHP
N NaOH =
BE KHP X V NaOH
N NaOH =
204,223gr/ek X 2,6 ml
= 1,2853 mek/ek
* Tabung Erlenmeyer 2
Gr KHP
= V NaOH X N NaOH
BE KHP
N NaOH =
BE KHP X V NaOH
0,8 gr X 1000 mek/ek
N NaOH =
204,223gr/ek X 2,6 ml
= 1,4690 mek/ek
* Tabung Erlenmeyer 3
Gr KHP
= V NaOH X N NaOH
BE KHP
N NaOH =
BE KHP X V NaOH
N NaOH =
204,223gr/ek X 2,6 ml
= 1,3772 mek/ek
Rata-rata = TE 1 + TE 2 + TE 3
= 1,3771 mek/ml
2. Standardisasi Larutan Std Sekunder HCl dg Na2CO3
* Menetukan V HCl 1M
ρ = 1.19 g/ml
% = 37
BM = 36,5 gr/mol
Ρ x % x 1000
M1 =
BM
36,5 gr/mol
M1 = 12,0630 mol/l
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 1M . 250 ML
12,0630
V1 = 20,72 ml
* Tabung Erlenmeyer 1
Gr Na2CO3
= V HCl X N HCl
BE Na2CO3
Gr Na2CO3
N HCl =
BE Na2CO3 X V HCl
N HCl =
53gr/ek X 4 ml
= 0,9423 mek/ek
* Tabung Erlenmeyer 2
Gr Na2CO3
= V HCl X N HCl
BE Na2CO3
Gr Na2CO3
N HCl =
BE Na2CO3 X V HCl
N HCl =
53gr/ek X 4 ml
= 1,0377 mek/ek
* Tabung Erlenmeyer 3
Gr Na2CO3
= V HCl X N HCl
BE Na2CO3
Gr Na2CO3
N HCl =
BE Na2CO3 X V HCl
N HCl =
53gr/ek X 4 ml
= 1,0849 mek/ek
Rata-rata = TE 1 + TE 2 + TE 3
= 1,0214 mek/ml
V NaOH × N NaOH
N CH3COOH =
V CH3COOH
N CH3COOH =
10 ml
= 0,5691 mek/ml
V HCL × N HCL
N NH4OH =
V NH4OH
N NH4OH =
10 ml
= 0,5447 mek/ml
5. Konsentrasi larutan H2SO4 dengan std NaOH
V NaOH × N NaOH
N H2SO4 =
V H2SO4
N CH3COOH =
10 ml
= 0,6610 mek/ml
V HCL × N HCL
N NaOH =
V NaOH
6,1333 ml × 1,0214 mek/ml
N NaOH =
10 ml
= 0,6264 mek/ml
Percobaan kali ini mengenai tentang Titrasi Asam - Basa. Titrasi asam basa
merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa yang terjadi antara analit
dengan titran.Titrasi asam basa terdiri dari titrasi antara asam kuat dengan basa kuat,
asam kuat dan basa lemah, dan asam lemah dengan basa kuat.
Pada percobaan kali ini menggunakan Larutan Primer yaitu KHP ( Kaliun Hydrogen
Ptalat) KHC8H4O4 sebanyak 4-5 gr dan 1 gr ( sebagai analit) senyawa dilakukan untuk
melakukan standardisasi. Sebelum itu menimbang NaOH sebanyak 4,0009 gr. Setelah
itu, dilarutkan dengan aquadest. Dan mencari volume HCl untuk membuat 250 ml HCl
dengan Rumus Pengenceran.
Pada Standardisasi Larutan std Sekunder HCl dg Na2CO3. Pertama membuat larutan
dg PH 4 dan ditambahkan 2 tetes m.o sebagai pembanding. Menimbang 3 cuplikan 0,2-
0,25 g V= 3,8ml, 4,2ml, 4,0ml dg rata-rata = 4,0ml. N HCL nya adalah = 0,9423mek/ml,
1,0377mek/ml, 1,0849mek/ml. Dg rata-rata = 1,0214 mek/ml
11. PERTANYAAN
Jawab;
4. Suatu standar primer, kalium hydrogen ftalat (KHP) seberat 0,8426 gram dititrasi
dengan 42,14 ml NaOH. Hitunglah normalitas larutan NaOH
NaOH = 42,14ml
Dit : N NaOH?
Jawab :
Gr KHP
= V NaOH X N NaOH
BE KHP
0,8426gr
= 42,14 ml × 1/1000ml × N NaOH
204,2 gr/ek
12. KESIMPULAN
8. Penentuan konsentrasi larutan NH4OH dgstd HCl didapat volume rata-rata = 5,33 ml
dan N NH4OH = 0,5447mek/ml
10. Penentuan konsentrasi larutan NaOH dg larutan std HCl didapat volume
rata-rata = 6,1333ml dan N NaOH = 0,6264 mek/ml
SPATULA MASKER
SARUNG TANGAN