Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama pengarang : Prof. Dr. Sudarwan Danim.

Penerbit/Thn Terbit/Jlh hlm : ALFABETA, cv./2011/182

Dosen Pengampu :

LALA JELITA ANANDA , S.Pd., M.Pd,

Disusun Oleh :

Agnes Miranda Siregar

(4193321002)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA C

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada penulis, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “Critical Book Review”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah yaitu “Perkembangan Peserta Didik”.
Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam hal perkembangan psikologi peserta didik. Penulis
menyadari bahwa tugas critical book review ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman
yang belum seberapa. Karena itu penulis sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis berharap semoga tugas critical
book review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya, Atas perhatiannya
penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 4 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...................................................................................................4
I.2 Tujuan CBR.......................................................................................................4
I.3 Manfaat CBR.....................................................................................................4
BAB II : ISI BUKU

Bab I. Defenisi, Hakikat, dan Kebutuhan Peserta Didik.................................................5


Bab II. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan..........................................................6
Bab III. Asumsi dan Dimensi Perkembangan Peserta Didik..........................................7
Bab IV. Multidimensi Perkembangan Peserta Didik......................................................7
Bab V. Perkembangan Anak Usia 0-2 tahun.................................................................8
Bab VI. Perkembangan Peserta Didik 2-6 tahun............................................................8
Bab VII. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar...........................................9
Bab VIII. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah.................................. 9
Bab IX. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik...................................................... 10
Bab x. Dimensi dan Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik.................................. 10
Bab XI. Perkembangan Kepribadian Peserta Didik dengan Kecerdasan Ganda ...........12
Bab XII. Perkembangan Kreativitas Peserta Didik....................................................... 12
Bab XIII. Perkembangan dalam Kelompok Sebaya..................................................... 13
Bab VIV. BK untuk Optimasi Perkembangan Peserta Didik........................................ 14
Bab XV. Psikologi Pendidikan dan Optimasi Perkembangan Peserta Didik................15
Bab XVI. Orientasi Belajar Peserta Didik yang Dewasa..............................................15
BAB III : PEMBAHASAN

III.1 Keunggulan......................................................................................................17
III.2 Kelemahan........................................................................................................17
BAB IV : PENUTUP
IV.1 Kesimpulan......................................................................................................18
IV.2 Saran................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya,
pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar
sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan
hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap  peserta didik baik
dalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan dari
peserta didik, maka perkembangan suatu negara tidak akan pernah berjalan dengan
lancar. Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan prinsip –
prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan proses belajar
mengajar.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa,
moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan
setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk
beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial setiap
individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya.
Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.

1.2 TUJUAN

1. Menambah wawasan pembaca mengenai arti pentingnya memahami Perkembangan


Psikologi Manusia.
2. Meningkatkan motivasi pembaca dalam mengenal lebih jauh apakah perkembangan itu.
3. Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari
perkembangan psikologi sejak dini.

1.3 MANFAAT
1. Pembaca dapat memahami arti pentingnya memahami perkembangan psikologi manusia.
2. Pembaca dapat mengetahui lebih jauh mengenai perkembangan.
3. Pembaca menjadi lebih mengerti perkembangan psikologi anak sejak usia dini.
BAB II

ISI BUKU
Bab I. Defenisi, Hakikat, Dan Kebutuhan Peserta Didik
A. Defenisi Peserta Didik

Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam pendidikan formal. Pada
sisi lain, di dalam literatur akademik, sebutan peserta didik ( educational participant ) yang
umumnya berlaku untuk pendidikan orang dewasa ( adult education ), sedangkan untuk
pendidikan konvensional disebut siswa.

B. Hakikat Peserta Didik

Hal- hal yang esensial mengenai hakikat peserta didik yaitu:

1.Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar kognitif.

2.Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi

3.Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri

4.Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang harus
dipenuhi.

5.Peserta didik merupakan manusia bertanggung jawab

6.Peserta didik memiliki daya adaptasibilitas didalam kelompok

7. Peserta didik memrlukan pembinaan dan pengembangan secara individual

8.Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam menghadapi
lingkungannya

9.Peserta didik berperilaku baik

10.Peserta didik merupakan mahluk Tuhan yang memiliki aneka keunggulan.

C. Kebutuhan dan Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik merupakan insan yang memiliki aneka kebutuhan. Kebutuhan it uterus tumbuh
dan berkembang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya sebagai manusia. Kebutuhan-
kebutuhan peserta didik dilihat dari dimensi pengembangannya, yaitu sebagai berikut:

1.Kebuthan intektual : peserta didik memiliki rasa ingin tahu untuk mencapai prestasi
saat ditantang dan mampu berpikir untuk memecahkan masalah-masalah.
2.Kebutuhan social : peserta didik mempunyai harapan untuk memiliki dan dapat
diterima oleh rekan-rekan mereka sambil mencari tempat sendiri.

3.Kebutuhan fisik : peserta didik jatuh tempo perkembangannya pada tingkat yang
berbeda dan mengalami pertumbuhan yang cepat.

4.Kebutuhan emosional : peserta didik sentan dan sadar diri dan sering mengalami mood
swings yang tiak terduga.

5.Kebutuhan moral : peserta didik memiliki kemauan yang kuat untuk membuat dunia
dirinya memnjadi tempat yang lebih baik.

6.Kebutuhan homodivinous : peserta didik mengakui dirinya sebagai mahluk yang


berkeutuhan

Bab II. Hakikat Pertumbuhan Dan Perkembangan.


Pertumbuhan peserta didik secara sederhana bermakna peningkatan dibidang
masa atau berat dan tinggi badan. Perkembangan peserta didik merupakan sebuah
perubahan secara bertahap dalam kemampuan, emosi, dan keterampilan yang terus
berlangsung hingga mencapai usia tertentu.

Dari banyak referensi disepakati bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu: jenis penghasilan, polusi, Etnis dan
agama, diet, warisan genetic, kondisi perumahan, persahabatan, pengalaman hidup, harta
atau barang barang yang dimiliki. Ketenagakerjaaan/pengangguran, hubugan keluarga,
jumlah dan jenis aktivitas fisik, pengalaman pendidikan, akses ke pelayanan kesehatan
dan kesejahteraan dan pengalaman sakit atau penyakit.

Dalam proses perkembangan, terjadi pasang dan surut yang tidak terelakkan,
bahkan untuk anak-anak yang normal secara fisik dan mental. Kadang-kadang anak-anak
memerlukan intervensi untuk membuat mereka berhasil melewati massa kemunduran.
Kesulitan dalam beberapa kategori perumbuhan dan perkembangan tidak berarti masalah
yang tidak dapat diperbaiki, melainkan , mereka membantu melihat periode itu ketika
mengamati situasi kehidupan anak untuk melakukan sedikit penyesuaian dengan
kebutuhan anak-anak.

Peserta didik atau anak-anak pada umumnya memiliki kebiasaan-kebiasaan


seperti: kebiasaan tidur, kebiasaan makan, kebiaasaan ketoilet, rentang emosi,
persahabatan, variasi dalam bermain, respon atau otoritas, rasa ingin tahu, minat, afeksi
spontan, kenikmatan hidup. Keberhasilan mewujudkan berarti mendorong kesejahteraan
anak dalam takaran dan pengendalian yang wajar. Ketika usaha mensejahterakan anak
berhasil, perlu upaya pemupukan. Sebaliknya, ketika mengalami kegagalan diperlukan
usaha alernatif bagi tindakan perbaikan yang harus diambil. Meskipun setiap kasus
individu akan memerlukan intervensi khusus sendiri, beberapa pendekatan umum bisa
digunakan secara langsung. Sebagai contoh, tidak peduli apa penyebab yang mendasari,
hampir semua anak merespon dengan baik untuk menghabiskan waktu bersama dengan
seorang dewasa yang menjadi idola bagi mereka.

Bab III. Asumsi Dan Dimensi Perkembangan Peserta Didik


Peserta didik merupakan mahluk social yang unik dibandingkan dengan primata
lainnya, seperti kemampuan memanfaatkan system komunikasi untuk mengekspresikan
diri, mengadopsinbudaya, beretika, bertukar ide , dan mengorganisasikan diri. Di sekolah
dan dimasyarakat , mereka merupakan bagian dari struktur social yang kompleks, yang
memungkinkannya terlibat dalam kerjasama dan persaingan, sekaligus mengembangkan
norma-norma social, spiritual, serta bersama-sama membentuk dasar-dasar kehidupan
masyarakat pada umumnya.

Dimensi spiritual merupakan nilai kemanusiaan sejati. Kemanusiaan merupakan


salah satu tuan rumah dari entitas spiritual. Ia menyediakan kekuatan bawaan dalam diri
manusia dan alam semesta, sekaligus merupakan pusat proses pemahaman dan
pertumbuhan. Dimensi spiritual dan intelektual sesuai dengan kepentingannya menjadi
alat bagi peserta didik untuk belajar, mengingat fakta, menghitung persamaan,
merencanakan kegiatan, dan sebagainya. Dimensi- dimensi ini harus diaktivitasi melalui
layanan pendidikan. Satu hal yang tidak kalah penting dalam dimensi spiritual adalah
kesadaran, sesuatu yang diidentifikasi untuk menembus semua lini kehidupan. Kesadaran
peserta didik adalah hubungan mereka dengan dunianya, sementara kemampuan berpikir
merupakan alat membuat keputusan.

Bab IV. Multidimensi Perkembangan Peserta Didik


Teori perkembangan yang berpusat pada peserta didik harus mendasarkan diri
pada gagasan bahwa kemampuan eksternal mereka merupakan cerminan dari
perkembangan progresif dari kesadaran internal dan kapasitasnya. Perkembangan itu
bukan hanya bersumber dari factor eksternal atau akibat penciptaan dan penerapan alat
atau instrument yang lebih baik yang bersentuhan dengan mereka. Perubahan peserta
didik dari luar terjadi karena mereka pada umumnya terus berubah. Peserta didik
hanyalah sebagian dari ekspresi pada tingkatan yang berbeda dari proses pengembangan
manusia pada umumnya.

Ada lima dimensi perkembangan peserta didik yaitu :

1.Perkembangan fisik

2. perkembangan social

3. perkembangan mental
4. perkembangan budaya atau spiritual

5. Perkembangan intelektual

Mengikuti logika berpikir Robert Macfarlane tentang pengembangan


manusia, peserta didik memiliki tiga pusat kesadaran yang bagian-bagiannya bisa
dikembangkan. Pertama , kesadaran fisik, berupa sensasi fisik, dorongan, dan
kebutuhan yang mendesak. Kedua kesadaran mental, seperti sifat gugup,
dorongan psikologis, perasaan dan emosi. Termasuk didalamnya kesadaran diri,
kesadaran akan pengetahuan, dan kemauan atau iktikad baik. Ketiga, kesadaran
spiritual atau rohani berupa instuisi spiritual, kebijakansanaan, dan dorongan
kekuasaan yang dalam banyak kasus belum berkembang sepenuhya.

Bab V. Perkembangan Anak Usia 0-2 Tahun


Menurut Erik Erikson, pada fase bayi anak sangat tergantung pada pengasuh untuk
mendapatkan makanan, pakaian, kehangatan, dan pengasuhan. Erik Erikson berpendapat bahwa
tugas utama anak-anak selama tahap psikosial dalam kehidupan pertamanya adalah belajar
mempercayai orang yang merawat atau mengasuhnya. Ketika mereka membentuk hubungan dan
mengembangkan rasa mengorganisasikan diri pada tahap awal, kemudian segera
mengembangkan dimensi psikososial, termasuk munculnya perilaku prososial atau kapasitas
untuk membantu, bekerja sama, dan berbagi dengan orang lain.

Pada fase ini kepribadian mulai terbentuk menjadi modal awal baginya ketika memasuki
usia sekolah. Kepribadian meliputi ciri-ciri psikologis yang stabil yang membuat setiap manusia
tumbuh secara unik. Baik anak-anak maupun orang dewasa membentuk ciri kepribadian
(karakteristik jangka panjang yang sulit berubah, seperti temperamen dan perasaan ( karakteristik
yang mudah berubah , seperti kemurungan). Sementara perdebatan terus berlangsung atas usul-
usul dan pengembangan kepribadian, di mana ahli yang paling setuju bahwa kepribadian
merupakan sifat dan bentuk awal keadaan dalam kehidupan. Kombinasi pengaruh keturunan,
psikologis, dan social yang paling bertanggung jawab bagi kemungkinan untuk pembentukan
kepribadian.

Bab VI. Perkembangan Peserta Didij Usia 2-6 Tahun


Umur 2-6 tahun adalah anak usia dini atau tahun-tahun prasekolah atau masa menjalani
pendidikan anak usia dini (PAUD) baik formal maupun informal. Pendidikan anak usia dini
(PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usi enam tahun. Hingga kini masih banyak anak-anak Indonesia yang
memasuki PAUD karna aneka alasan dan keterjangkauan. kegiatan dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Perkembangan fisik pada anak-anak prasekolah sangat dramatis, perkembangan itu
cenderung lebih lambat dan lebih stabil dibandingkan dengan pada masa bayi. Beberapa
pengaruh penting pada pekembangan fisik selama masa prasekolah yaitu:

1.Perubahan fisik

2. Perkembangan otak

3. Ketrampilan Motorik

4. Kesehatan

Perkembangan kognitif terjadi antara umur 2 dan 7 tahun sebagai tahap praoperasional.
Pada tahap ini, anak-anak meningkatkan penggunaan bahasa dan symbol lainnya, mereka meniru
perilaku dan permainan orang dewasa. Anak-anak mengembangkan daya tarik dengan bahasa
atau kata-kata baik dan buruk. Anak-anak juga memainkan permainan membuatpercaya
menggunaka kotak kosong sebagai mobil.

Bab VII. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar


A. Perkembangan Fisik

Usia 7-12 tahun merupakan usia remaja awal. Mereka umumnya menjalani pendidikan
pada jenjang sekolah dasar. Mulai dari 5-7 tahun usia awal memasuki sekkolah dasar. Bagi anak
yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun dengan perjalanan yang normail ia akan
menyelesaikan pendidikan jenjang pada usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja
awal menjadi 2 yaitu: kanak-kanak tengah (usia 7-9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah-
akhir (usia 10-11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia lebih
cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya lebih lambat dari
pada anak usia dini.

Perkembangan fisik dimasa kanak-kanak tengah dicirkan oleh variasi yang cukup besar
dalam pola pertumbuhan. Variasi ini mungkin karna jenis kelamin, asal etnis, genetika, hormon,
gizi, lingkungan, atau penyakit yang diderita.

B. Perkembangan kognitif

Kemampuan berpikir secara sistematis tentang beberapa topik pada anak-anak usia
sekolah lebih mudah dari anak-anak prasekolah. Anak-anak yang lebih tua telah memiliki
metakognisi yang lebih tajam, rasa dunia batin mereka sendiri. Anak-anak ini menjadi semakin
terampil memecahkan masalah.

Bab VIII. Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah


A. Perkembangan Fisik
Peserta didik usia 12-19 tahun merupakan periode remaja transisi, yaitu periode transisi
antara masa kank-kanak dan usia dewasa. Periode ini merupakan masa perubahan yang sangat
besar. Selama periode tahun ini pertumbuhan fisik, emosional, dan intelektual terjadi dengan
kecepatan yang memusingkan , menantang peserta didik sebagai remaja untuk menyesuaikan
diri dengan suatu bentuk tubuh baru, identitas social, dan memperluas pandangannya tentang
dunia.

B. Masalah kesehatan

Masalah kesehatan remaja sering berkorelasi dengan status social ekonomi yang rendah ,
pola makan yang buruk, dan perawatan kesehatan yang tidak memadai, berani mengambil resiko,
masalah kepribadian, dan gaya hidup. Tiga kemungkinan masalah kesehatan yaitu ganggguan
makan, depresi, dan penyalahgunaan zat

C. Perkembangan Kognitif

Pada usia sekitar 12 tahun atau lebih, dimana mereka mengembangkan alat baru untuk
memanipulasi informasi. Pada fase sebelumnya, ketika anak-anak mereka hanya bisa berpikir
konkret. Ketika memasuki tahap operasi formal mereka bisa berpikir abstrak dan deduktif.
Peserta didik pada tahap ini juga dapat mempertimbangkan kemungkinan masa depan, mencari
jawaban, menangani masalah dengan fleksibel, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan atas
kejadian yang mereka tidak mengalaminya secara langsung.

Bab IX. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik


Tugas perkembangan adalah sesuatu yang bisa diduga timbul dan konsisten pada periode
tertentu dalam kehidupan individu. Konsep tugas perkembangan didasari asumsi bahwa
perkembangan manusia, termasuk peserta didik.

Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan diharapkan dapat melahirkan kebahagiaan


dan kesuksesan bagi individu untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya
kegagalam dalam mencapai tugas-tugas perkembangan itu dapat mengakibatkan
ketidakbahagiaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, dan kesulitan dengan tugas-tugas
berikutnya.

Tugas-tugas perkembangan peserta didik muncul dari tiga sumber yaitu:

1.Kematangan Fisik, misalnya untuk belajar berjalan.

2.Kekuatan sosiostruktural dan budaya, umur minimum untuk perkawinan, umur minimum
untuk memperoleh surat izin mengemudi (SIM).

3. Nilai-nilai pribadi dan aspirasi.


Factor-faktor pribadi merupakan hasil dari interaksi antara factor-faktor ontogenetik dan
lingkungan, dan memainkan peran aktif dalam munculnya tugas perkembangan tertentu,
misalnya memilih jalur pekerjaan tertentu.

Bab X. Dimensi Dan Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik


A. Dimensi-dimensi Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi , baik fisik maupun
nonfisik.perkembangan umumnya berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkelanjutan.
Dimensi-dimensi perkembangan peserta didik yaitu:

1.Perkembangan fisik: perkembangan fisik mencakup aspek-aspek anatomismdan


fisiologis.

2.Perkembangan perilaku psikomotorik: perkembangan menuntut koordinasi fungsional


antara system syaraf dan otot serta dan fungsi-fungsi psikis.

3.Perkembangan bahasa : potensi ini berkembang tergantung pada dimana dia bermukin
dab berinteraksi dengan masyarakat berbahasa apa

4. Perkembangan kognitif : perkembangan kapsitas nalar otak atau intelegensi.

5. Perkembangan perilaku social : manusia merupakan mahluk social yang sering dinilai
memiliki spirit social yang tinggi dalam komunitasnya.

6. Perkembangan moralitas : ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan


penalaran moralnya.

7. Perkembangan bidang keagamaaan : dimana manusia meyakini bahwa ada kekuatan


yang serba maha diluar dirinya.

8. Perkembangan konatif : perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau factor penggerak
perilaku seseorang yang bersumber dari kebutuhan-kebutuhannya.

9. Perkembangan emosional : perkembangan yang melibatkan banyak variabel, seperti


rangsangan yang menimbulkan emosi.

B. Tugas-tugas perkembangan peserta didik


1. Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0-6 Tahun)
 Belajar makan
 Belajar berbicara
 Belajar berjalan
2. Masa kanak-kanak akhir dan anak sekolah (6-12 Tahun)
 Belajar bergaul dengan teman sebaya
 Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
 Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
3. Masa remaja (12-21 Tahun)
 Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif
 Memilih dan mempersiapkan karier
 Mencapai jaminan kemandirian ekonomi
4. Masa dewasa awal
 Memilih pasangan
 Memulai bekerja
 Mengelola rumah tangga

Bab XI. Perkembangan Kepribadian Peserta Didik Dengan Kecerdasan Ganda


A. Kecerdasan Ganda
Manusia memiliki beragam kecerdasan dengan beberapa kombinasi tonjolan.
Beragam kecerdasan yang dimiliki seseorang membuat manusia senantiasa berbeda satu
sama lain. Manusia memiliki banyak kecerdasan yang berbeda :
o Linguistic
o Musical
o Spasial
o Logis matematis
o Kinestetik-jasmani
o Intrapersonal
o Interpersonal
o Lingkungan
B. Sumber Daya Kecerdasan Ganda
Cara menggunakan sumber-sumber kecerdasan menurut Gardner (1999), antara lain:
 Meminta bantuan yang ahli
 Meminta bantuan peserta didik
 Menggunakan teknologi yang ada
 Memupuk secara seksama melalui pengembangan pribadi
C. Mengembangkan Kecerdasan Ganda
Kecerdasan dapat berkembang atau tidak bergantung pada 3 faktor, yaitu :
1. Factor biologi : factor keturunan atau genetis dan luka
2. Sejarah hidup pribadi : pengalaman dari orangtua, guru, teman sebaya yang
mengakibatkan maupun menghambat perkembangan kecerdasan
3. Factor belakang : waktu dan tempat peserta didik dilahirkan dan dibesarkan

Bab XII. Perkembangan Kreativitas Peserta Didik


A. Kreativitas dan Teori Belahan Otak
Perkembangan kreativitas peserta didik sangat erat kaitannya dengan perkembangan
kognitifnya. Para pakar kreativita mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia
menurut fungsi-fungsi terbagi menjadi dua belahan, yaiutu: belahan otak kiri dan belahan
otak kanan. Belahan otak kiri mengarah kepada cara berpikirkonvergen sedangkan otak
kanan mengarah kepada cara berpikir menyebar .
B. Perkembangan kreativitas
Beberapa factor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas sebagai berikut:
o Kemampuan mengkombinasikan tindakan secara proporsional
o Kemampuan melakukan kombinasi objek-objek
o Pemahaman relative tentang ruang dan waktu
o Kemampuan memisahkan dan mengendalikan
o Kemampuan melakukan abstraksi reflektif
o Kemampuan menunjukan keidealan diri pribadi
o Kemampuan menguasai bahasa abstrak
o Kemampuan merefleksikan masa depan
o Kemampuan membedakan aneka fenomena
C. Karakteristik Peserta Didik yang Kreatif
Ciri-ciri peserta didik yang kreatif yaitu:
 Memiliki ketekunan yang tinggi
 Peka
 Berwawasan masa depan
 Memiliki insiatif
D. Tahap-tahap Pengembangan Kreativitas

Tahap-tahap nya sebagai berikut:

 Penyadaran akan imajinasi


 Persiapan
 Inkubasi
 Iluminasi
 Verifikasi
 Tindakan kreatif

Bab XIII. Perkembangan Dalam Kelompok Sebaya

A. Defenisi
Kelompok sebaya berpengaruh penting bagi perkembangan sepanjang sejarah
hidup peserta didik. Tetapi pengaruhnya paling kritis selama perkembangan mereka
masih kanak- kanak dan remaja kontroversi yang paling dominan bagi perkembangan
kepribadian, apakah pengaruh kelompok sebaya atau pengaruh orang tua, terutama
selama masa remaja.
B. Keanggotaan Kelompok dan Sebaya
Kelompok sebaya menawarkan kepada anak-anak dan orang dewasa sama
kesempatan untuk mengembangkan berbagai ketrampilan social, seperti kepemimpinan,
berbagai atau kerja smama tim, dan empati.
C. Agresi dalam Kelompok Sebaya

Dapat memunculkan kekerasan disekolah atau pelanggaran atas aturan


masyarakat.interaksi negative dengan teman spermainan juga terjadi lebih sering
mengikutipola persahabatan atau keromantisan hubugan yang sudahh asam..\

D. Pengaruh Kelompok Sebaya


Kelompok sebaya dapat memiliki pengaruh positif, karna banyaknya orang tua
yang mempersepsi bahwa pengaruh teman-teman sebaya dapat memiliki dampak posotif
pada motivasi akademik dan kinerja anak-anak muda. Sebaliknya, bermain api dengan
obat-obatan, minum, vandalism, dan mencuri juga dapat meningkat melalui interaksi
dengan teman sepermainan.

E. Keterampilan Bersahabat
Ada 4 tahap penting dan saling bertumpang tindih pada keterampilan bersahabat:
 Tahap egosentris
 Tahap pemenuhan kebutuhan
 Tahap balas jasa
 Tahap intim

Bab XIV. BK Untuk Optimasi Perkembangan Peserta Didik

A. Defenisi Bimbingan dan Konseling


Bimbingan merupakan upaya memberi nasihat dan saran dari seseorang atau sekelompok
guru kepada peserta didik.
Konseling merupakan aktivitas guru atau konseler menginisiasi atau menginspirasi,
bahkan meminta peserta didik menggunakan kemampuan, pemahaman, dan keterampilan
yang memungkinkan mereka mengelola kehidupannya sendiri, kini, dan dimasa depan.
B. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
Tujuan nya yaitu:
 Membantu peserta didik memperoleh wawasan
 Membekali peserta didik dengan ketrampilan, kesadaran dan pengetahuan
 Memodifikasi perilaku peserta didik
Fungsinya yaitu:
 Fungsi pemahaman
 Fungsi preventif
 Fungsi pengembangan
 Fungsi penyembuhan
 Fungsi penyaluran
 Fungsi adaptasi
 Fungsi penyesuaian
 Fungsi fasilitasi
 Lfungsi perbaikan
 Fungsi pemeliharaan
C. Prinsip-prinsip Bimbingan
Beberapa prinsip dasar bimbingan adalah sebagai berikut:
 Bimbingan merupakan proses yang berkesinambungan
 Kegiatan bimbingan direncanakan dan dikembangkan
 Bimbingan dilakukan secara multitujuan
 Bimbingan dilakukan dengan mmelibatkan tanggung jawab
 Bimbingan berfokus utama pada pendidikan
 Bimbingan menginisiasi proses pembelajaran peserta didik
 Bimbingan membantu peserta didik memahami dirinya sendiri
 Bimbingan dilakukan dengan panduan tertentu

Bab XV. Psikologi Pendidikan Dan Optimasi Perkembangan Peserta Didik

A. Metode Psikologi Pendidikan


Metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
demikian, metode psikologi pendidikan adalah cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Aplikasi metode ini didasari atas
pertimbangan, esensi, hakikat, dan prinsip-prinsip tentang perilaku peserta didik dalam
situasi pendidikan dan pembelajaran

Beberapa metode yang lazim dipakai dalam psikologi pendidikan adalah sebgai berikut:
 Metode wawancara: untuk mengetahui kondisi peserta didik dari sisi aneka
keunggulan , masalah, kendala pengembangan, serta perilaku
 Metode intropeksi : untuk memahami kesehatan mental dan keadaan pikiran
sendiri.
 Metode observaasi : untuk mengumpulkan data
 Metode tes : untuk mengetahui minat, bakat, potensi, tingkat kecerdasan, dan
kecenderungan-kecenderungan lain dari peserta didik
 Metode kuesioner : seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
 Studi kasus : kajian atau penelitian mendalam tentang suatu objek
 Metode lainya : metode ekperimen /percobaan
B. Kontribusi Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan akan terus memberikan kontribusi bagi pendidikan, karna ilmu ini
mempelajari lebih lanjut tentang otak dan bagaimana belajar terjadi: perkembangan
intelek, pengaruh, kepribadian, karakter, dan motivasi,cara menilai pembelajaran, dan
penciptaan multifaset lingkungan belajar.
Bab XVI. Orientasi Belajar Peserta Didik Yang Dewasa

Sifat-sifat kepribadian dan kematangan individual peserta didik sebagai pembelajar yaitu:

 Belajar mandiri: berfokus pada proses dimana orang dewasa mengendalikan


pembelajaran mereka sendiri.
 Refleksi kritis : suatu metode tang diklaim sebgai bentuk dan proses pembelajaran
khas orang dewasa.
 Belajar dari pengalaman : untuk mengetahui bekajar bagaiman lebih lanjut.
 Belajar untuk belajar : kemampuan orang dewasa belajar untuk belajar dalam
berbagai situasi dan berbagai gaya yang berbeda.
 Belajar jarak jauh : bahasan dalam bentuk literature yang selallu membatasi studi
dengan format korespondensi.
 Pembelajaran observational: salah satu metode belajar peserta didik atau orang
dewasa yang pembelajarannya dilakukan dalam pemodelan.sperti.motivasi dan
perhatian.
 Pengaturan diri : mengendalikan perilaku sendiriyang dilakukan dengan belajar
dan bekerja keras.
 Belajar sebagai produk: perubahan perilaku atas dasar pengalaman.
 Tahun apa dan tahu bagaimana: melakukan tindakan operasi yang benar yang
diperoleh melalui pengamatan, pelatihan, atua tindakan yang kontinyu
 Belajar sebagai suatu proses : orientasi belajar behavioris, belajar kognitif, belajar
humanistic, belajar situasional atau orientasi belajar sosial
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Keunggulan Buku


Keunggulan dari buku yang di review yang berjudul Perkembangan Peserta Didik oleh
Prof. Dr. Sudaran Danim yaitu, materi yang ada di dalam buku ini sesuai dengan materi yang
telah ditetapkan di kontrak kuliah yang telah disepakati. Materi-materi tersebut yaitu mengenai
pengertian perkembangan, tugas-tugas perkembangan remaja, pertumbuhan fisik remaja,
perkembangan intelek, perkembangan sosial, serta perkembangan bahasa dan sosial remaja.

Keunggulan lain dari buku yang direview adalah di setiap akhir subbab dilengkapi
dengan rangkuman dari materi bab yang di bahas serta dilampirkan daftar pustaka. Dengan
demikian, dapat mempermudah pembaca dalam memahami materi yang sampaikan oleh buku
tersebut. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam buku yang di review adalah bahasa yang
mudah dimengerti sehingga pembaca tidak kesulitan dalam memahami materi yang ingin
disampaikan oleh penulis dan wawasan tentang perkembangan peserta didik mulai dari kecil
hingga remaja dipaparkan secara rinci dan mendalam.

III.2 Kelemahan Buku


Kelemahan dari buku yang di review yang penulis temukan, yaitu dari segi materi.
Bahwa di dalam buku Perkembangan Peserta Didik, tidak terdapat rangkuman dan daftar
pustaka pada setiap akhir bab. Daftar pustaka hanya dilampirkan pada akhir buku, terdapat
beberapan penulisan yang salah dalam pengetikannya atau berlebih huruf dalam pengetikannya,
terdapat pengulangan-pengulangan informasi yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak
menggunakan istilah asing yang kurang jelas dalam pemaparannya..

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Dari buku ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa buku yaitu : Perkembangan Peserta
Didik karya Prof. Dr. Sudarwan Danim. Kajian teorinya lebih terfokus pada perkembangan suatu
anak dari lahir sampai remaja dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yang dapat kita
lihat dari keseluruhan babnya yang terkesan simpel tetapi mudah dimengerti. Dan teorinya
memfokuskan dari dasar perkembangan hingga evaluasi kinerja guru.

buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari
perkembangan peserta didik secara serius, meskipun buku ini memiliki perbedaan serta
kelebihan dan kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yaitu
bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan setiap materi yang sudah dibacanya dalam kehidupan sehari-hari melalui buku
yang bertemakan perkembangan peserta didik ini.

IV.2 Saran
Saran penulis untuk buku utama yaitu akan lebih baik jika di awal pembahasan buku
didahului dengan latar belakang. Begitu juga dengan buku pembanding. Sedangkan dari segi
bahasa yang digunakan pada kedua buku, baik buku utama maupun buku pembanding sudah
cukup baik untuk bisa dimengerti oleh pembaca.

Anda mungkin juga menyukai