Anda di halaman 1dari 11

Pengertian masalah sosial dan contohnya maupun penyebabnya 

– kamu dapat mempelajari mengenai


definisi masalah sosial secara jelas dan lengkap di bawah ini.

A. Inilah penjelasan tentang masalah sosial

Yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan masyarakat yang tidak
ideal, atau definisi masalah sosial yaitu keditaksesuaian unsur-unsur masyarakat yang dapat membahayakan
kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan masyarakat
yang kurang atau tidak ideal, maksudnya selama terdapat kebutuhan dalam masyarakat yang tidak terpenuhi secara
merata maka masalah sosial akan tetap selalu ada didalam kehidupan.

B. Beberapa contoh masalah sosial

1. Kemiskinan

Yaitu merupakan suatu keadaan yang dimana terjadi ketidak mampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar
dalam kehidupan, diantaranya seperti: sandang, pangan dan papan. Kemiskinan bukan hanya terjadi di daerah-
daerah plosok saja akan tetapi dapat terjadi juga di daerah perkotaan. Baca juga tentang: Pengertian kelompok
sosial dan menurut para ahli terlengkap.

penjelasan masalah sosial? | sumber gambar: www.sesawi.net

2.    Pengangguran

Pengangguran merupakan salah satu contoh dari permasalahan sosial saat ini, meningkatnya jumlah pengangguran
biasanya disebabkan oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat sedangkan jumlah lapangan kerja yang masih
terbatas atau masih sedikit, hal seperti ini harus segera di atasi oleh pemerintah dengan cara menyediakan lapangan
kerja yang banyak supaya dapat mengurangi jumlah pengangguran.

3.    Masalah pada pendidikan

Kurangnya pendidikan merupakan salah satu masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, misalnya seperti banyak
anak-anak membantu orang tuanya untuk mencari nafkah, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mereka dalam
membiayai sekolah.
Itulah diatas beberapa contoh tentang masalah sosial, sebenarnya masih banyak contoh yang lainnya. Baca
juga: Mengenal pengertian ilmu sosial dan menurut para ahli.

C. Inilah 4 Faktor yang dapat menimbulkan masalah sosial

Masalah sosial dalam kehidupan masyarakat sangatlah banyak akan tetapi sebenarnya terdapat 4 (empat) faktor
utama yang menyebabkan timbulnya masalah sosial, yang diantaranya seperti berikut ini:

1. Faktor Ekonomi

Masalah dalam ekonomi biasanya berupa masalah pengangguran, kemiskinan dan lain-lain. Dalam masalah ini
biasanya yang harus bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat. Jika masyarakat mengalami permasalahan ini akan mengakibatkan sangat rentannya
anggota masyarakat untuk melakukan tindakan kriminalitas dan kekurangan ekonomi dapat dijadikan suatu alasan
atau pembenaran dalam melakukan tindakan tersebut. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai acuan maju atau
tidaknya suatu negara serta faktor ekonomi dapat mempengaruhi masalah sosial pada aspek psikologis dan biologis
masyarakat.

2. Faktor Budaya

Faktor ini maksudnya kebudayaan yang semakin berkembang pada masyarakat akan mempunyai peran yang dapat
memicu timbulnya masalah sosial. Misalnya seperti pernikahan pada usia dini, kawin-ceraii, kenakalan pada remaja
dan lain-lain atau seperti saat ini negara kita sedang terus menerus dimasuki budaya asing.

Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena kebudayaan pada suatu negara dapat mencerminkan
kebiasaan masyarakatnya. Dengan mempelajari atau mendalami pendidikan agama mungkin dapat mencegah,
menyadarkan ataupun menyaring budaya asing yang masuk.

3.    Faktor Biologis

Selanjutnya adalah faktor biologis, faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial misalnya seperti kurang
gizi, penyakit menular dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan dapat
terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi. Jadi sebagian besar
kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit penyakit, untuk solusinya mungkin pada saat ini dengan cara
meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang
pencegahan serta memberi pengetahuan tentang pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.

4. Faktor Psikologis

Selain faktor diatas ada juga faktor psikologis, masalah seperti ini dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat
sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat juga muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh masyarakat
khususnya yang ada di daerah perkotaan, pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan stress lalu dapat
menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.
D. Cara mengatasi masalah sosial

Adapun beberapa cara untuk mengatasi masalah sosial, yang diantaranya sebagai berikut ini:

 Dapat meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan.


 Dapat meningkatkan kesadaran sosial.
 Dapat menyediakan lapangan kerja yang banyak.
 Dapat meningkatkan pemerataan pembangunan atau fasilitas publik.
 Dapat mensosialisasilkan norma sosial dan nilai-nilai sosial.
 Dapat memberikan sanksi sosial yang tegas bagi yang melanggar, dan lain-lain.

Demikian penjelasan tentang pengertian masalah sosial, semoga penjelasan ini dapat memberikan manfaat dan
mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan…

E. MACAM MACAM BENTUK INTERAKSI SOSIAL

1. Interaksi Sosial Asosiatif


Interaksi Sosial Asosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal – hal

positif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok

interaksi sosial asosiatif yaitu :

a. Kerja Sama (Cooperation)


Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara pihak yang melakukan interaksi
sosial untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama biasanya terjadi karena suatu

pihak menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan pihak lain, untuk

membuat tercapainya tujuan itu menjadi lebih mudah, efektif dan efisien maka

terciptalah sebuah hubungan kerja sama.

Berdasarkan bentuknya kerjasama dibagi menjadi beberapa macam


 Kerja sama Spontan, berlangsung secara spontan / serta merta
 Kerja Sama Langsung, kerjasama yang dilakukan karena perintah atasan atau penguasa
 Kerja Sama Kontrak, kerja sama yang dilakukan atas dasar kontrak (perjanjian) tertentu
yang telah disepakati dalam waktu tertentu
 Kerja Sama Internasional, kerja sama yang dilakukan atas dasar sistem tradisi
Berdasarkan pelaksanaannya, Kerja sama dapat dibagi menjadi
 Gotong Royong, bentuk kerjasama yang dilakukan secara sukarela untuk kepentingan
bersama.
 Bergaining, pertukaran barang atau jasa berdasarkan perjanjian tertentu.
 Kooptasi, penerimaan unsur – unsur baru dalam sistem kepemimpinan untuk
menghindari adanya konflik.
 Koalisi, kombinasi dari dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
 Joint – Venture, bentuk kerjasama dalam suatu pekerjaan khusus yang hasilnya akan
dibagi menurut porsi tertentu yang disepakati bersama.

b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah proses sosial untuk meredakan pertentangan antar dua pihak

atau lebih. Tujuan dari akomodasi adalah untuk mengurangi perbedaan

pandangan, pertentangan politik, permusuhan antarsuku, mencegah konfilk dan

mengupayakan pembauran antara dua pihak berbeda.

Beberapa bentuk akomodasi adalah sebagi berikut :


 Koersi, merupakan akomodasi yang terjadi karena paksaan kehendak dari suatu pihak
(yang lebih kuat) terhadap pihak lain yang lebih lemah.
 Kompromi, merupakan akomodasi terbentuk karena pihak yang terlibat bersedia
merasakan dan memahami kegiatan pihak lain serta mengupayakan suatu cara untuk meredakan
perselisihan dengan persetujuan pihak yang terlibat.
 Arbitrase, merupakan akomodasi yang terjadi karena pihak yang terlibat pertentangan
tidak bisa menyelesaikan masalah mereka sehingga diundang pihak ketiga yang kedudukannya
lebih tinggi untuk membantu penyelesaian masalah. Pihak ketiga ini biasanya tidak berhubungan
dengan konflik, bersifat netral, dan berasal, dan badan yang berwenang. 
 Mediasi, hampir sama seperti arbitrase, yaitu mengundang pihak ketiga untuk
menyelesaikan permasalahan. Perbedaannya, keputusan pihak ketiga ini sifatnya tidak mengikat
pihak yang bertentangan.
 Ajudikasi, proses akomodasi penyelesaian perkara melalui pengadilan.
 Kosilasi, merupakan usaha mempertemukan keingian kedua belah pihak dan mencapai
persetujuan bersama melalui perundingan.
 Stalemate, merupakan akomodasi dengan menurunkan kekuatan dua belah pihak yang
berselisih serendah mungkin sehingga mencapai suatutitik seimbang. Dua belah pihak ini tidak
boleh muju atau mundur dari keadaan seimbang tersebut dan menunggu hingga konflik reda
dengan sendirinya.
 Segregasi, merupakan akomodasi karena pihak yang bertentangan saling memisahkan diri
atau saling menghindar satu sama lain.
 Gencatan Senjata, penangguhan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu.

c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses penggabungan kebudayaan sehingga masing masing pihak

yang terlibat merasakan adanya kebudayaan tunggal baru milik bersama. Beberapa

faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah

sebagai berikut :
 Toleransi
 Kesempatan dalam bidang ekonomi yang seimbang
 Sikap saling menghargai
 Sikat terbuka dari golongan yang berkuasa dalam lingkungan masyarakatnya
 Persamaan unsur unsur kebudayaan dasar
 Perkawinan campuran
 Adanya tujuan dan musuh yang sama

d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses diterimanya unsur – unsur kebudayaan asing yang masuk

tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari unsur unsur kebudayaan yang

sudah ada sebelumnya. Biasanya unsur kebudayaan asing yang derima adalah

dalam bentuk benda yang dirasa mudah digunakan dan bermanfaat bagi

kehidupan.

2. Interaksi Sosial Disosiatif


Interaksi Sosial Disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah kepada hal – hal

negatif. Terdapat beberapa jenis interaksi sosial yang termasuk kedalam kelompok

interaksi sosial Disosiatif yaitu :

a. Persaingan (Competition)
Persaingan adalah proses sosial saling bersaing antara suatu pihak dengan pihak

lainnya secara bersih tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk


mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu persaingan akan timbul karena adanya dua

syarat :
 Sesuatu yang ingin dicapai dibutuhkan dan diinginkan oleh pihak pihak yang bersaing
 Pencapaian tersebut tersedia dalam jumlah terbatas sehingga tidak cukup untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang bersaing

b. Kontraversi
Kontraversi merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang berada diantara

persaingan dan konflik. Ada beberapa bentuk Kontraversi, yaitu :


 Kontraversi yang bersifat umum, contohnya penologan, keengganan, pengacauan rencana
suatu pihak, kekerasan.
 Kontraversi Sederhana, contohnya memaki, mencerca, menyangkal dan memfitnah suatu
pihak.
 Kontraversi Intensif, contohnya penghasutan, penyebaran desas – desus, mengecewakan
pihak lain.
 Kontraversi Rahasia, contohnya mengumkan rahasia pihak lain atau berkhianat.
 Kontraversi Taktis, contohnya intimidasi, provokasi, membingungkan pihak lawan.

c. Konflik (Pertentangan)
Konflik merupakan interaksi sosial negatif dimana suatu pihak berusaha memenuhi

tujuannya dengan jalan menantang atau menghilangkan pihal lawan dengan

ancaman atau kekerasan. Penyebab terjadinya konflik biasanya adalah sebagai

berikut :
 Perbedaan pendirian dan perasaan suatu pihak
 Prasangka buruk kepada pihak lawan
 Pihak yang memulai konflik tidak dapat mengendalikan emosi
 Ketakutan berlebihan akan kekalahan
 Perbedaan kepentingan antara pihak yang bersaing.
 Persaingan yang tidak terkontrol
Tipe-Tipe Kelompok Sosial

1. Kelompok sosial yang teratur:


Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta memiliki aturan-aturan yang
tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya adalah memiliki program kegiaan yang terus menerus
dalam pencapaian tujuan yang jelas. Dibagi atas:
 In group dan Outgroup: 
 In group Kelompok sosial dimana individu mengindentifikasi dirinya sendiri. 
 Outgroup : Diindentifikasi oleh individu sebagai lawan dr in group.
 Kelompok primer dan sekunder:  
 Kelompok Primer : Kelompok dimana para individu saling mngenal satu sama
lain dan berinteraksi secara pribadi serta sifat interaksi nya bersifat tatap muka ( karyawan dalam
suatu perusahaan ). 
 Kelompok Sekunder: Merupakan kebalikan dari kelompok primer, yang dimana
hubungan sosial diantaranya tidak begitu baik atau langgeng.
 Paguyuban dan petembayan:  
 Paguyuban: Merupakan kelompok yang iktannya berupa ikatan batin memiliki
sifat yang ilmiah dan kekal Contoh: hubungan antar suku atau ras. 
 Patembayan: Suatu hubungan kelompok yang bersifat kontraktual atau
berdasarkan perjanjian. Contoh: Perjanjian suatu perusahaan.
 Formal dan informal:perbedaan di keduanya adalah pada letak penyusunan koordinasi
kelompok, seperti ketua, wakil, sekretaris, dll. Formal memiliki koordinasi tersebut
sedangkan informal tidak.
 Membership group dan reference group: 
 Membership group: Suatu individu secara fisik menjadi kelompok tersebut, 
 Reference group:  Individu tidak tercatat secara fisik dalam suatu anggota atau
kelompok untuk membentuk kepribadian setiap anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya
fans klub.
 Kelompok Okupasional dan Volunteer
 Kelompok Okupasional : kelompok yang muncul karena semakin memudarnya
fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang
sejenis.
 Contoh dari kelompok okupasional adalah kelompok profesi, seperti asosiasi
sarjana farmasi, Ikatan Dokter Gigi Indonesia, dan lain-lain.
 Kelompok Volunteer : kelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama,
namun tidak mendapatkan atensi dari masyrakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat
memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan
masyarakat secara umum.
  Contoh dari kelompok volunteer adalah organisasi-organisasi bernafaskan
budaya atau agama seperti Front Pembela Islam atau yang biasa kita sebut dengan FPI.
2. Kelompok sosial tidak teratur:
Merupakan kebalikan dari kelompok sosial yang teratur. Pembentukannya tidak melalui rencana
atau tidak adanya aturan yang kuat atau tegas didalamnya. Macam kelompok yang tidak teratur
adalah:
 Crowd ( kerumunan ): dari namanya kita bisa menarik suatu hipotesis bahwa kerumunan
terjadi secara spontan. Jika dijelaskan secara formal, crowd adalah keadaan dimana individu-
individu berkumpul secara bersama disuatu tempat yang sama secara bersamaan.
Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
a. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan   
Ciri-ciri kelompok semu :
  Tidak direncanakan
  Tidak terorganisir
  Tidak ada interaksi secara terus menerus
  Tidak ada kesadaran berkelompok
  Kehadiranya tidak konstan
Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
                       I.      Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
a.       Formal audiency / pendengar formal
Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
b.      Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin
menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
c.       Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik.
Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
d.      Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan
peristiwa tertentu.
 Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
e.       Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.
f.       Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan
orang yang minum-minuman keras.
                    II.      Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan
kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh : mendatangi
gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
                   III.     Publik,
            Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa,
perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama.
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti :
radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
b. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai
macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
                     I.        Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan
sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah
kecamatan.
                   II.        Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
            Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna
kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan
tidak terlihat dalam organisasi.
                III.        Kelompok sosial / social groups
            Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat
dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti
tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki
anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh :
ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
                IV.        Kelompok asosiasi / associational group
            Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal
(kepengurusan).
Ciri-cirh kelompok asosiasi :
1.      Direncanakan
2.       Terorganisir
3.      Ada interaksi terus menerus
4.      Ada kesadaran kelompok
5.      Kehadirannya konstan
2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota
Istilah ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
a.       Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih
sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja
diantara para anggota kelompok.
b.      Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks
dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan
antar anggota.

3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.


Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
a.       Gemeinschaft / paguyuban
            Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni,
bersifat alamiah dan kekal.
Ferdinand Thonies membagi menajdi 3 bagian :
  Gemeinschaff by blood: Paguyuban karena adanya ikatan darah.
Contoh : kerabat, klien
  Gemeinschaft of place: Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan.
  Gemeinschaft of mind: Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama.
Contoh : kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)
b.      Gesselschaft / patembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya
bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
4. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
a.       In-Group
In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu
kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku –
perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas,
obediance, dll.
b.      Out-Group
Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok.
Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga
muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya.
5. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para Anggotanya.
a.       Kelompok Primer
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan
bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b.      Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan
hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI
6. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan
a.       Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja
dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b.      Kelompok Informal.
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh : anggota OSIS

Anda mungkin juga menyukai