Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PERILAKU TERHADAP

PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI OBAT TRADISIONAL


OLEH MASYARAKAT DI KOTA PALANGKA RAYA
Astri Widiarti1, Achmad Alim Bachri1, Husaini1
1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan, Indonesia 70714
Email korespondensi: astriwidiarti2@gmail.com

ABSTRACT

Local wisdom is a term used to describe the behavioural ways at which a society interact with its
environment. The number and the type of service facilities in their proximity can affect how the people
seek for medicinal help. The theory of health belief model can be used to explain these medicinal
behaviors through its perception. To identify the influence of local wisdom behaviors on traditional
medicine on the people of Palangka Raya. The method used in this research was a quantitative
method with cross sectional approach. The population of the research were all adults living in
Palangka Raya that had used local wisdom as traditional medicine in the past. The sampling
technique used was random sampling method. The instrument used in this research was a
questionare. The multivariate analysis showed the following results p-value of behavior = 0,000, p-
value of perceived seriousness = 0,005 and finally the p-value of perceived benefit = 0,19. All of those
meant there were two variables with significant influence on the use of local wisdom in traditional
medicine. They were behavior and seriousnes. The result proves that behaviour and the perceived
seriousness hold a significant influence on local wisdom of traditional medicine practical by the people
of Palangkaraya.

Keywords : behavior, traditional medicine, local wisdom

ABSTRAK

Kearifan lokal merupakan perilaku hidup masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan
pada suatu tempat atau daerah. Jumlah dan jenis sarana pelayanan yang ada disekitar masyarakat
mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan. Teori health belief model dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku pencarian pengobatan melalui persepsinya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh faktor perilaku terhadap pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat tradisional
oleh masyarakat di kota Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan metode penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah semua orang dewasa yang
bertempat tinggal di kota Palangka Raya serta pernah memanfaatkan kearifan lokal sebagai obat
tradisional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Berdasarkan hasil uji multivariat, p-value sikap = 0,00, p-
value persepsi keseriusan penyakit yang dirasakan = 0,005, dan p-value persepsi manfaat yang
dirasakan = 0,19. Hal ini berarti ada 2 variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat tradisional yaitu sikap dan keseriusan dirasakan. Faktor
sikap dan persepsi keseriusan penyakit yang dirasakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat tradisional oleh masyarakat di kota Palangka Raya.

Kata-kata kunci : perilaku, obat tradisional, kearifan lokal

30
31 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 30-40

PENDAHULUAN menggunakan obat tradisional sebesar 30%,


Indonesia memiliki sumber daya alam dan sebanyak 36,3% menggunakan ramuan
yang telah dimanfaatkan sebagai obat obat sebagai pengobatan. Berdasarkan
tradisional secara turun temurun. Obat karakteristik tempat tinggal, proporsi rumah
tradisional merupakan jumlah total dari tangga yang pernah menggunakan pelayanan
pengetahuan, keterampilan dan praktek kesehatan tradisional, daerah perkotaan
berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman sebesar 36,9% dan pedesaan 26,3%.
adat budaya yang berbeda yang digunakan Pengguna obat tradisional yang terbesar di
untuk menjaga kesehatan serta mencegah, Kalimantan Tengah adalah Kabupaten Kapuas
mendiagnosa, memperbaiki atau mengobati sebesar 67,2% dan Kota Palangka Raya
penyakit fisik dan mental. Pengobatan sebesar 47,8%. Hal ini sangat ironis, mengingat
tradisional yang berbasis kearifan lokal (local fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Palangka
wisdom) dapat meningkatkan taraf kehidupan, Raya sudah banyak tersedia, dan menurut data
baik secara ekonomi maupun kesehatan Riskesdas 2013 pengetahuan rumah tangga
masyarakat lokal. Jika masyarakat mampu tentang keberadaan jenis fasilitas kesehatan di
memanfaatkan pengobatan tradisional maka Kota Palangka Raya adalah sebesar 99% (5).
akses masyarakat terhadap pengobatan pada Kalimantan memiliki kekayaan
saat mengalami gangguan kesehatan semakin biodiversitas yang tinggi termasuk di dalamnya
mudah karena disesuaikan dengan tumbuhan hutan yang berkhasiat sebagai obat.
kemampuan daerah atau lokal untuk Selain itu, etnis asli di Kalimantan juga memiliki
menangani masalah kesehatan (1). kekayaan pengetahuan tradisional dalam hal
Kearifan lokal merupakan suatu perilaku pengobatan dengan menggunakan berbagai
hidup masyarakat dalam beinteraksi dengan jenis tumbuhan hutan yang ada disekitar
lingkungan yang ada pada suatu tempat atau mereka. Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat
daerah. Kearifan lokal ini dapat dihayati, obat yang digunakan oleh masyarakat
dipraktekkan, diajarkan dan diwariskan dari Kalimantan terutama tumbuhan hutan masih
generasi ke generasi. Karena adanya menggunakan cara pengolahan yang
perbedaan tantangan alam dan kebutuhan sederhana, seperti direbus, direndam,
hidup suatu daerah yang berbada-beda, maka dikunyah, diremas-remas dan ditumbuk atau
kearifan lokal suatu daerah dengan daerah dihaluskan (6).
lainnya tidak sama, sehingga pengalaman Beberapa tumbuhan berkhasiat obat
dalam memenuhi kebutuhan hidup yang biasa di gunakan oleh masyarakat
memunculkan berbagai sistem pengetahuan Kalimantan yang telah diteliti memiliki
baik yang berhubungan dengan lingkungan bioaktivitas tinggi dan memiliki potensi untuk
maupun sosial (2). dikembangkan seperti saluang belum, akar
Perilaku pengobatan dan pelayanan kuning, sintuk, pasak bumi, jirak dan masih
kesehatan sangat erat hubungannya dengan banyak lagi (7).
respon masyarakat terhadap sakit itu sendiri. Sikap perilaku dalam pengobatan sendiri
Respon masyarakat terhadap sakit yang biasa dengan menggunakan obat tradisional
terjadi antara lain: tidak bertindak atau tidak merupakan salah satu perilaku kesehatan.
melakukaan kegiatan apa-apa (no action), Health belief model (HBM) digunakan untuk
tindakan mengobati sendiri (self treatment atau memprediksi perilaku preventif dalam bentuk
self medication), mencari pengobatan ke perilaku sehat dan juga respon perilaku
fasilitas-fasilitas pengobatan tradisioanal terhadap pengobatan yang akan dilakukan,
(traditional remedy), dan mencari dengan fokus pada sikap dan kepercayaan
pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan (belief) pada individu. Konsep mendasar dari
modern (3). model kepercayaan kesehatan yang asli
Jumlah dan jenis sarana pelayanan yang adalah perilaku kesehatan ditentukan oleh
ada disekitar masyarakat mempengaruhi kepercayaan individu atau persepsi tentang
perilaku pencarian pengobatan. Pada wilayah penyakit dan cara yang tersedia untuk
yang memiliki banyak sarana kesehatan seperti mengurangi kejadiannya. Oleh karena itu,
rumah sakit pemerintah, swasta, puskesmas, dapat disimpulkan bahwa teori health belief
balai pengobatan serta praktek dokter, maka model (HBM) dapat digunakan untuk
pilihan masyarakat dalam pemilihan menjelaskan perilaku pencarian pengobatan
pengobatan semakin beragam (4). melalui persepsinya (8).
Data dari Riset Kesehatan Dasar Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tahun 2013 menunjukkan bahwa penduduk Muthi’ah (2013) tentang perilaku penggunaan
Indonesia yang pernah mengkonsumsi obat obat tradisional pada ibu pasca melahirkan di
tradisional sebanyak 30,4%. Menurut data, Desa Kailolo Kabupaten Maluku Tengah
masyarakat Kalimantan Tengah yang menyatakan bahwa masyarakat Desa Kailolo
Widiarti, A.dkk. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku… 32

menggunakan obat tradisional untuk pencarian pengobatan menggunakan teori


pengobatan nifas didasarkan oleh health belief model dan teori Andersen untuk
pengalaman yang diberikan dari nenek melihat determinan dari persepsi individu dalam
moyang melalui praktek langsung dan perilaku pencarian pengobatan. Penelitian ini
diturunkan kepada generasi berikutnya dan bermaksud untuk menggali lebih dalam perilaku
sampai saat ini masih dilestarikan. Dalam masyarakat di Kota Palangka Raya dalam
penelitian yang dilakukan Kurnia (2012) tentang pemanfaatan obat tradisional sebagai pilihan
faktor-faktor yang melatarbelakangi pasien pertama atau kedua dan faktor apa saja yang
patah tulang berobat ke pengobatan tradisional menyebabkan masyarakat di Kota Palangka
ahli patah tulang di Sumedang menyatakan Raya memanfaatkan obat tradisional sebagai
bahwa salah satu faktor yang paling pilihan pertama atau kedua.
berpengaruh pada responden untuk memilih
tempat pelayanan kesehatan seperti faktor METODE
persepsi manfaat (benefit perceived) dan Jenis penelitian yang dilakukan dalam
persepsi rintangan (barrier perceived) dari penelitian ini adalah kuantitatif dengan
tindakan yang dilakukan (4,10). menggunakan metode cross sectional. Populasi
Pada era globalisasi, terjadi persaingan dalam penelitian ini adalah semua orang
dan keterbukaan yang mendorong manusia dan dewasa yang bertempat tinggal di kota
negara - negara yang memiliki kearifan lokal Palangka Raya serta pernah menggunakan
untuk menggali, memanfaatkan, kearifan lokal sebagai obat tradisional. Sampel
mengembangkan budaya pemeliharaan pada penelitian ini adalah orang dewasa yang
kesehatan, pengobatan dan sumberdaya lokal bertempat tinggal di Kota Palangka Raya serta
untuk pembangunan kesehatan. Dengan pernah menggunakan kearifan lokal sebagai
meningkatnya minat masyarakat dalam obat tradisional.Jumlah sampel yang digunakan
penggunaan obat tradisional, pemerintah perlu sebanyak 128 responden. Teknik sampling atau
menyikapinya secara bijak, karena masih ada teknik pengambilan sampel yang digunakan
pandangan yang keliru di masyarakat bahwa yaitu random sampling.
obat tradisional selalu aman, tidak ada risiko Variabel bebas dalam penelitian ini
bahaya bagi kesehatan dan keselamatan adalah faktor pengetahuan, faktor sikap, faktor
konsumen. Tetapi dalam kenyataannya kebutuhan (meliputi Pandangan subjektif
beberapa jenis obat tradisional dan atau pengobatan pada saat sakit), persepsi
bahannya diketahui toksik, baik sebagai sifat keseriusan yang dirasakan (perceived
bawaannya maupun akibat kandungan bahan seriousness), persepsi manfaat yang dirasakan
asing yang berbahaya atau tidak diizinkan (11). (perceived benefit). Variabel terikat dalam
Di Indonesia, pemanfaatan jamu di penelitian ini adalah perilaku masyarakat dalam
Indonesia tidak konsisten dan mengalami pemanfaatan obat tradisional sebagai pilihan
pasang surut bergantung siapa pemegang pertama atau kedua
kebijakan sehingga beberapa jamu lebih mudah Analisa data yang digunakan yaitu
dipatenkan oleh negara lain. Dokter sebagai secara bertahap yaitu analisis univariat, bivariat
pengabdi masyarakat terdepan belum secara dan multivariate (13).
aklamasi, menerima jamu karena ketidaktahuan
atau karena pola sentral cara berpikir yang HASIL DAN PEMBAHASAN
hanya berfokus pada bukti alamiah Penelitian ini didapatkan responden
konvensional (12). penelitian sebanyak 128. Distribusi responden
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dapat dilihat pada tabel berikut :
tertarik melakukan penelitian perilaku

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku


Perilaku Jumlah (n) Persentase (%)

Pilihan Pertama 78 60,9%

Pilihan Kedua 50 39,1%

Total 128 100%


Sumber : Pengolahan Data Primer
33 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 30-40

Berdasarkan tabel 2, responden yang yang menggunakan obat tradisional sebagai


menggunakan obat tradisional sebagai pilihan pilihan kedua sebanyak 50 responden (39,1%).
pertama sebanyak 78 responden (60,9%), dan

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan


Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Rendah 29 22,7%

Tinggi 99 77,3%

Total 128 100%

Sumber : Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 2, responden dengan sebanyak 99 responden (77,3%) dan


pengetahuan tinggi terhadap pemanfaatan responden dengan pengetahuan rendah
kearifan lokal sebagai obat tradisional sebanyak 29 responden (22,7%).

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap


Sikap Jumlah (n) Persentase (%)

Negatif 57 44,5%
Positif 71 55,5%

Total 128 100%


Sumber : Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui (44,5%) dan sebanyak 71 responden (55,5%)


bahwa jumlah responden yang memiliki sikap memiliki sikap positif terhadap pemanfaatan
negatif terhadap pemanfaatan kearifan lokal kearifan lokal sebagai obat tradisional.
sebagai obat tradisional adalah 57 responden

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pandangan Subjektif Pengobatan


Pandangan Subjektif Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Baik 51 39,8%


Baik 77 60,2%

Total 128 100%


Sumber : Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui pandangan subjektif yang kurang baik. Jumlah
bahwa jumlah responden yang memiliki responden yang memiliki pandangan subjektif
pandangan subjektif baik terhadap yang baik adalah 77 responden (60,2%) dan
pemanfaatan obat tradisional lebih besar jumlah responden yang kurang baik adalah 51
dibandingkan responden yang memiliki responden (39,8%).

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Keseriusan yang Dirasakan


Keseriusan Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak Serius 67 52,3%


Serius 61 47,7%

Total 128 100%


Sumber : Pengolahan Data Primer
Widiarti, A.dkk. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku… 34

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa Jumlah responden yang serius terhadap obat
responden yang serius terhadap pemanfaatan tradisional sebanyak 61 responden (47,7%) dan
kearifan lokal sebagai obat lebih sedikit yang kurang serius sebanyak 67 responden
dibandingkan responden yang kurang serius. (52,3%).

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Manfaat yang Dirasakan


Manfaat Jumlah (n) Persentase (%)

Kurang bermanfaat 63 49,2%


Bermanfaat 65 50,8%

Total 128 100%


Sumber : Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa Jumlah responden yang merasakan manfaat
responden yang merasakan manfaat dari dari pemanfaatan kearifan lokal sebanyak 65
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat responden (50,8%) sedangkan responden yang
tradisional lebih besar dibandingkan responden merasakan kurang bermanfaat sebanyak 63
yang merasa pemanfaatan kearifan lokal responden (49,2%).
sebagai obat tradisional kurang bermanfaat.

Tabel 7. Tabel Silang Variabel Pengetahuan Terhadap Perilaku Masyarakat Kota Palangka Raya
Perilaku Pemanfaaatan Obat
Tradisional
Total OR
Pengetahuan Pilihan Pilihan
(95% CI) p-value
Kedua Pertama
n % n % N %

Rendah 11 37,9 18 62,1 29 100 0,940


1,00
Tinggi 39 39,4 60 60,6 99 100 (0,40 – 2,20)

Jumlah 50 39,1 78 60,9 128 100


Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 7, hasil analisis obat tradisional sebagai pengobatan pertama


pengaruh pengetahuan terhadap perilaku dibandingkan masyarakat yang
masyarakat Kota Palangka Raya dalam berpengetahuan rendah.
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat Menurut teori model Andersen,
tradisional diperoleh bahwa dari 99 responden pengetahuan merupakan salah satu
yang berpengetahuan tinggi, ada sebanyak 60 karakteristik predisposisi yang dapat digunakan
(60,6%) responden yang memilih obat untuk menggambarkan fakta bahwa setiap
tradisional sebagai pilihan pertama. Sedangkan individu mempunyai kecenderungan untuk
dari total responden yang berpengetahuan menggunakan pengobatan yang berbeda-beda.
rendah, ada 18 (62,1%) responden yang Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
memilih obat tradisional sebagai pilihan dapat mempengaruhi keputusan orang tersebut
pertama. dalam pencarian pengobatan.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = Pada penelitian ini menggunakan
1,00 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada beberapa pertanyaan untuk mengukur
pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pengetahuan responden. Pertanyaan tersebut
dengan perilaku masyarakat dalam berupa definisi obat tradisional, manfaat
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat tanaman obat, kelebihan/kelemahan obat
tradisional. Hal ini bisa saja disebabkan karena tradisional, dan cara penggunaan obat
banyaknya sarana pelayanan kesehatan yang tradisional. Pengetahuan masyarakat tentang
ada di Kota Palangka Raya. Dari hasil analisis obat tradisional umumnya didapat dari
diperoleh pula nilai OR = 0,940 artinya pengalaman yang dilakukan secara turun
masyarakat yang memiliki pengetahuan tinggi temurun, media massa / elektronik, informasi
mempunyai peluang 0,94 kali untuk memilih yang didapat dari keluarga dan lingkungan
35 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 30-40

sekitar. Menurut Adnan (2006) pengetahuan Pengetahuan masyarakat mengenai


masyarakat lokal mengenai pemanfaatan kelemahan obat tradisional merupakan salah
kearifan lokal sebagai obat tradisional meliputi satu point pertanyaan dalam mengukur
banyak hal seperti jenis tanaman obat, pengetahuan masyarakat. Dari total 128
pemilihan jenis tanaman obat berdasarkan responden, jumlah responden yang mengetahui
penyakit yang dialami, bahwa salah satu kelemahan obat tradisional
teknismenanam/pengambilan tanaman dan yaitu belum dilakukan uji klinis di laboratorium
pengolahan tanaman. seperti halnya obat konvensional/modern
Pada penelitian ini menggunakan sebanyak 113 responden (88,3%). Sedangkan
beberapa pertanyaan untuk mengukur jumlah responden yang mengetahui kelebihan
pengetahuan responden. Pertanyaan tersebut obat tradisional hanya 63 responden (49,2%).
berupa definisi obat tradisional, manfaat Hal ini bisa menjadi penyebab kurangnya
tanaman obat, kelebihan/kelemahan obat kepercayaan masyarakat dalam penggunaan
tradisional, dan cara penggunaan obat obat tradisional. Dari 128 responden, hanya
tradisional. Pengetahuan masyarakat tentang ada 69 responden (53,9%) yang mengetahui
obat tradisional umumnya didapat dari asal tanaman obat tradisional didapatkan. Hal
pengalaman yang dilakukan secara turun ini berarti bahwa masyarakat Kota Palangka
temurun, media massa/elektronik, informasi Raya mendapatkan obat tradisional tidak
yang didapat dari keluarga dan lingkungan mencari langsung ke lokasi tanaman itu berada,
sekitar. Menurut Adnan (2006) pengetahuan tetapi dengan membeli di pasaran. Hal ini perlu
masyarakat lokal mengenai pemanfaatan menjadi perhatian pemerintah Kota Palangka
kearifan lokal sebagai obat tradisional meliputi Raya khususnya Dinas Kesehatan, bahwa
banyak hal seperti jenis tanaman obat, perlunya pembinaan atau pendampingan bagi
pemilihan jenis tanaman obat berdasarkan para penjual obat tradisional mengenai cara
penyakit yang dialami, pengambilan dan pengolahan obat tradisional
teknismenanam/pengambilan tanaman dan yang aman bagi konsumen.
pengolahan tanaman.

Tabel 8. Tabel Silang Variabel Sikap terhadap Perilaku Masyarakat Kota Palangka Raya
Perilaku Pemanfaatan
Obat Tradisional
Total OR
Sikap Pilihan Pilihan p-value
Kedua Pertama (95% CI)
n % n % N %

Negatif 35 61,4 22 38,6 57 100 5,93


0,000
Positif 15 21,1 56 78,9 71 100 (2,72–12,96)

Jumlah 50 39,1 78 60,9 128 100


Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 8, hasil analisis mempunyai peluang 5,93 kali untuk memilih
pengaruh antara sikap dengan perilaku obat tradisional sebagai pengobatan pertama
masyarakat Kota PalangkaRaya dalam dibandingkan masyarakat yang bersikap
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat negatif.
tradisional diperoleh bahwa dari total 71 Dari 71 responden yang memiliki sikap
responden yang bersikap positif, ada sebanyak positif, ada 40 responden (56,3%) yang
56 (78,9%) responden yang memilih obat menyatakan sangat setuju bahwa akan mencari
tradisional sebagai pilihan pertama. Sedangkan obat tradisional yang sesuai dengan
dari total 57 responden yang bersikap negatif, pendapatnya dan ada 39 responden (54,9%)
ada 22 (38,6%) responden yang memilih obat yang menyatakan sangat setuju bahwa dengan
tradisional sebagai pilihan pertama. menggunakan obat tradisional sakitnya akan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = lebih cepat sembuh dibandingkan dengan
0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada menggunakan obat konvensional atau obat dari
pengaruh yang signifikan antara sikap dengan dokter. Hal ini membuktikan bahwa tingkat
perilaku masyarakat dalam pemanfaatan kepercayaan masyarakat terhadap obat
kearifan lokal sebagai obat tradisional. Dari tradisional untuk menyembuhkan atau
hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 5,93 memelihara kesehatan sangat tinggi., sehingga
yang artinya masyarakat yang bersikap positif masyarakat memilih obat tradisional sebagai
Widiarti, A.dkk. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku.. 36

pilihan pengobatan pertama. Kepercayaan ini Badayarti (2012) bahwa hal yang paling penting
bisa timbul dari pengalaman pada pengobatan dalam psikologi sosial dalam menentukan
sebelumnya atau pengalaman dari orang lain perilaku seseorang adalah sikap. Sedangkan
yang telah merasa sembuh ketika Thomas dan Znaniecki dalam Safitri Mardiana
menggunakan obat tradisional. Hal ini perlu et al (2016) menyatakan bahwa sikap
menjadi perhatian para pelayan kesehatan, merupakan predisposisi untuk melakukan atau
mengingat bahwa banyak obat tradisional tidak terhadap perilaku tertentu. Apabila
khususnya khas Kalimantan Tengah belum seseorang dalam menggunakan pelayanan
terbukti secara ilmiah, sehingga efek samping kesehatan dipengaruhi oleh perilakunya yang
yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat terbentuk dari pengetahuan. Seseorang
belum diketahui. cenderung bersikap menggunakan jasa
Hasil penelitian ini sesuai dengan pelayanan kesehatan disebabkan karena
penelitian Safitri Mardiana et al (2016) yang adanya kepercayaan dan keyakinan bahwa
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang jasa pelayanan tersebut dapat menyembuhkan
signifikan antara sikap dan tindakan penyakit (14).
pengobatan sedangkan menurut penelitian

Tabel 9. Tabel Silang Variabel Pandangan Subjektif Pengobatan Terhadap Perilaku Masyarakat Kota
Palangka Raya
Perilaku Pemanfaatan
Obat Tradisional
Pandangan Subjektif Total OR
Pilihan Pilihan p-value
Pengobatan Kedua Pertama (95% CI)
n % n % N %

Tidak Baik 25 49 26 51 51 100 2,00


0,09
Baik 25 32,5 52 67,5 77 100 (0,96 – 4,13)

Jumlah 50 39,1 78 60,9 128 100


Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 9, hasil analisis (41,55%) sangat setuju memilih menggunakan


pengaruh antara pandangan subjektif terhadap obat tradisional pada sakit ringan. Hal ini bisa
penyakit dan perilaku masyarakat Kota saja terjadi karena masyarakat Kota Palangka
Palangka Raya dalam pemanfaatan kearifan Raya berpendapat bahwa sakit yang
lokal sebagai obat tradisional diperoleh bahwa dialaminya tidak mengganggu aktivitasnya
dari total 77 responden yang berpandangan sehari-hari sehingga memilih menggunakan
subjektif baik, ada sebanyak 52 (67,5%) obat tradisional sebagai pilihan pengobatan
responden yang memilih obat tradisional pertama dan biasanya ketika sakit yang
sebagai pilihan pertama. Sedangkan dari total dialaminya dirasakan belum sembuh, baru
51 responden yang berpandangan subjektif menggunakan obat konvensional atau obat
kurang baik, ada sebanyak 26 (51%) dokter.
responden yang memilih obat tradisional Dari 77 responden yang berpandangan
sebagai pilihan pertama. subjektif baik, ada 24 responden (31,16%) yang
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = sangat setuju memilih obat tradisional sebagai
0,090 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pilihan pertama pada sakit berat. Hal ini bisa
pengaruh yang signifikan antara pandangan saja disebabkan karena faktor biaya yang tinggi
subjektif terhadap penyakit terhadap perilaku untuk pengobatan secara medis, karena jika
masyarakat Kota Palangka Raya dalam dibandingkan dengan obat tradisional biaya
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat yang dikeluarkan lebih terjangkau. Masyarakat
tradisional. Dari hasil analisis diperoleh pula yang telah di vonis menderita sakit berat
nilai OR = 2,00 yang artinya masyarakat yang biasanya lebih memilih obat tradisional karena
berpandangan subjektif baik mempunyai merasa bahwa sakit yang dideritanya sudah
peluang 2,00 kali untuk memilih obat tradisional tidak bisa disembuhkan lagi secara medis dan
sebagai pengobatan pertama dibandingkan juga karena adanya rasa takut akan adanya
masyarakat yang berpandangan subjektif efek samping dari pengobatan secara medis,
kurang baik. karena adanya kepercayaan dan pengetahuan
Dari 77 responden yang memiliki pandangan masyarakat bahwa obat tradisional dapat
subjektif baik, sebanyak 32 responden menyembuhkan sakit yang dialaminya.
37 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 30-40

Biasanya masyarakat yang telah (1995), pandangan subjektif terhadap


menderita penyakit yang diwajibkan dokter pengobatan merupakan salah satu faktor
untuk minum obat secara rutin, misalnya kebutuhan yang merupakan dasar dan stimulus
hipertensi, diabetes ada perasaan bosan langsung dalam perilaku pencarian
mengkonsumsi obat dari dokter dan ada rasa pengobatan. Kebutuhan kesehatan pada
takut terhadap efek samping yang ditimbulkan dasarnya bersifat objektif, maka munculnya
dari obat konvensional yang diminum secara kebutuhan sangat ditentukan oleh masalah
terus menerus. kesehatan. Perceived need atau kebutuhan
Manusia dalam upaya memenuhi yang dirasakan adalah fenomena sosial yang
kebutuhannya membutuhkan keterpaduan, harus dijelaskan dengan struktur sosial dan
keseluruhan yang terorganisir. Kebutuhan kepercayaan kesehatan (health belief), dengan
manusia diwujudkan dengan adanya suatu harapan akan menolong dalam pemilihan
perilaku yang dilakukan agar terpenuhinya pengobatan
suatu kebutuhan. Menurut teori Andersen

Tabel 10. Tabel Silang Variabel Persepsi Keseriusan Yang Dirasakan Terhadap Perilaku Masyarakat
Kota Palangka Raya
Perilaku Pemanfaatan
Obat Tradisional
Total OR
Keseriusan yang Pilihan Pilihan p-value
Dirasakan Kedua Pertama (95% CI)
n % n % N %
53,7 31 46,3 67 100
Tidak Serius 36 3,89
0,001
(1,81 – 8,38)
Serius 14 23 47 77 61 100

Jumlah 50 39,1 78 60,9 128 100


Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 10, hasil analisis mengenai keseriusan suatu penyakit.


pengaruh antara persepsi keseriusan yang Pengetahuan merupakan faktor yang penting
dirasakan dan perilaku masyarakat Kota sehingga mempengaruhi health belief model
Palangka Raya dalam pemanfaatan kearifan individu. Pengetahuan yang kurang akan
lokal sebagai obat tradisional diperoleh bahwa menyebabkan seseorang merasa tidak rentan
dari total 61 responden yang serius, ada terhadap suatu penyakit (15).
sebanyak 47 (77%) responden yang memilih Dari 61 responden yang merasa serius
obat tradisional sebagai pilihan pertama. terhadap sakit yang dideritanya, terdapat 35
Sedangkan dari total 67 responden yang responden (57,37%) yang menyatakan sangat
kurang serius, ada 31 (46,3%) responden yang setuju akan perlunya menjaga kesehatan, dan
memilih obat tradisional sebagai pilihan terdapat 32 responden (52,45%) yang
pertama. menyatakan sangat setuju bahwa sakit yang
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = dideritanya memerlukan penanganan yang
0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada serius sehingga memutuskan untuk
pengaruh yang signifikan antara persepsi memnggunakan obat tradisional sebagai
keseriusan yang dirasakan terhadap perilaku piilihan pertama. Hal ini terjadi karena ada rasa
masyarakat Kota Palangka Raya dalam takut dalam diri pribadi akan penyakit yang
pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat diderita dan adanya keinginan yang besar
tradisional. Dari hasil analisis diperoleh pula untuk sembuh yang juga didorong oleh
nilai OR = 3,89 yang artinya masyarakat yang pengetahuan dan kepercayaan masyarakat.
serius mempunyai peluang 3,89 kali untuk Namun, penelitian ini sesuai dengan teori
memilih obat tradisional sebagai pengobatan Health Belief model yang menyatakan bahwa
pertama dibandingkan masyarakat yang kurang seseorang yang memiliki persepsi serius
serius. tehadap kondisi dirinya maka akan mendorong
Keseriusan yang dirasakan merupakan seseorang untuk bertindak yang dalam hal ini
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku sebagai pemanfaatan kearifan lokal sebagai
berdasarkan kepercayaan kesehatan (Health obat tradisional. Teori Health Belief Model
Belief Model). Perceived severity atau menyatakan bahwa ada faktor eksternal yang
keseriusan yang dirasakan adalah dimensi dapat mempengaruhi seseorang terhadap
yang menggabarkan keyakinan individu persepsi keseriusan. Faktor eksternal tersebut
Widiarti, A.dkk. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku... 38

berupa pesan di media massa, nasihat atau Jika faktor – faktor tersebut tidak cukup untuk
anjuran teman, anjuran orang tua dan mempengaruhi keseriusan yang dirasakan
sebagainya. Hal lain yang mendasari maka kecil juga kemungkinan persepsi
penerimaan seseoang terhadap keseriusan keseriusan yang dirasakan, maka kecil juga
yang dirasakan berupa pengetahuan, kemungkinan persepsi keseriusan yang
pengalaman tentang penyakit dan gangguan dirasakan mempengaruhi seseorang untuk
kesehatan yang pernah dialami sebelumnya. beperilaku (16).

Tabel 11. Tabel Silang Persepsi Manfaat Yang Dirasakan Terhadap Perilaku Masyarakat Kota
Palangka Raya
Perilaku Pemanfaatan
Obat Tradisional
Manfaat yang Total OR
Pilihan Pilihan p-value
Dirasakan Kedua Pertama (95% CI)
n % n % n %

Tidak Bermanfaat 35 55,6 28 44,4 63 100 4,16


0,000
Bermanfaat 15 23,1 50 76,9 65 100 (1,94 – 8,92)
50 39,1 78 60,9 128 100
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 11, hasil analisis penelitian tersebut pasien lebih merasakan
pengaruh antara manfaat yang dirasakan dan manfaat dari pengobatan tradisional
perilaku masyarakat Kota Palangka Raya dibandingkan dengan pengobatan konvensional
dalam pemanfaatan kearifan lokal sebagai obat sehingga masyarakat lebih memilih pengobatan
tradisional diperoleh bahwa dari total 65 tradisional.
responden yang merasa obat tradisional Perbedaan obat tradisional dan obat
bermanfaat, ada sebanyak 50 (76,9%) modern terletak pada zat yang terkandung
responden yang memilih obat tradisional didalamnya. Pada obat modern mengandung
sebagai pilihan pertama. Sedangkan dari total satu atau beberapa zat aktif yang jelas identitas
63 responden yang merasa obat tradisional dan jumlahnya, sedangkan obat tradisional
kurang bermanfaat, ada sebanyak 28 (44,4%) kandungan kimia dan umumnya tidak diketahui
responden yang memilih obat tradisional atau tidak dapat dipastikan zat aktif yang
sebagai pilihan pertama. berperan dalam menimbulkan efek terapi atau
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = menimbulkan efek samping. Selain itu
0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada kandungan kimia obat herbal ditentukan oleh
pengaruh yang signifikan antara manfaat yang banyak faktor. Hal itu disebabkan tanaman
dirasakan terhadap perilaku masyarakat Kota merupakan organisme hidup sehingga letak
Palangka Raya dalam pemanfaatan kearifan geografis/tempat tumbuh tanaman, iklim, cara
lokal sebagai obat tradisional. Dari hasil analisis pembudidayaan, cara dan waktu panen, cara
diperoleh pula nilai OR = 4,16 yang artinya perlakuan pascapanen (pengeringan,
masyarakat yang merasakan obat tradisional penyimpanan) dapat mempengaruhi
bermanfaat mempunyai peluang 4,16 kali untuk kandungan kimia obat herbal. Tingginya tingkat
memilih obat tradisional sebagai pengobatan kepercayaan masyarakat terhadap obat
pertama dibandingkan masyarakat yang tradisional sebagai pilihan pertama masih tinggi
merasakan obat tradisional kurang bermanfaat. yang disebabkan karena adanya intervensi
Berdasarkan teori anderson dengan pemerintah melalui promosi pemanfaatan
model sistem kesehatan menyatakan bahwa tanaman berkhasiat obat dan penggalakkan
walaupun sebuah tindakan pengobatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) secara lintas
tradisional dirasakan bermanfaat, tetapi sektor di jajaran Dinas Kesehatan Provinsi
responden tidak menganggapnya sebagai Kalimantan Tengah dan tim penggerak PKK
kebutuhan, maka kecil kemungkinan terjadinya dimana masyarakat diperkenalkan mengenai
suatu tindakan. tanaman obat dan juga diberikan informasi
Penelitian ini tidak sejalan dengan mengenai cara pengolahan obat tradisional
penelitian yang dilakukan oleh Kurnia (2012) yang baik dan benar agar tidak menyebabkan
yang menyatakan bahwa manfaat yang efek lain bagi kesehatan. Peningkatan minat
dirasakan oleh pasien sangat menentukan masyarakat terhadap penggunaan obat
perilaku pemilihan tindakan pengobatan. Dalam tradisional oleh masyarakat ini juga perlu
39 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Nov 2016: 30-40

menjadi perhatian para pelayan kesehatan, penyakit dan efek samping yang di timbulkan
baik itu di Rumah Sakit, Puskesmas maupun dari obat tradisional tersebut.
praktek swasta untuk dapat memberikan Analisis multivariat dilakukan dengan
arahan kepada masyarakat yang menggunakan regresi logistik. Analisis regresi
mengkonsumsi obat tradisional untuk tetap logistik digunakan dalam penelitian ini untuk
memeriksa kesehatannya ke puskesmas atau melihat dampak dari beberapa faktor yang
ke dokter untuk mengetahui perkembangan diduga berpengaruh terhadap perilaku
kesehatannya setelah menggunakan obat responden dalam pemanfaatan kearifan lokal
tradisional tersebut. Hal ini disebabkan karena sebagai obat tradisional. Variabel independen
obat tradisional yang di konsumsi oleh yang digunakan dalam regresi logistik ini
masyarakat hanya berdasarkan pengalaman adalah variabel yang bermakna pada uji
dan informasi yang didapat dari orang bivariat. Ada 3 variabel independen dalam
sekitarnya saja dan belum dilakukan uji secara model logistik regresi yaitu sikap, keseriusan
ilmiah, sehingga belum diketahui terhadap penyakit, dan manfaat yang
kemampuannya dalam menyembuhkan dirasakan.

Tabel 12. Hasil Regresi Logistik


95% CI for odds
rasio
Variabel B S.E Wald Df P OR
Lower Upper

-
Sikap 0,447 12,293 1 0,000 0,208 0,087 0,501
1,568
Keseriusan -
0,440 7,808 1 0,005 0,293 0,124 0,693
Terhadap Penyakit 1,229
Manfaat Yang
0,589 0,453 1,686 1 0,194 1,802 0,741 4,382
Dirasakan
Constant 1,637 0,529 9,599 1 0,002 5,142
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Seperti terlihat pada tabel 12, hanya ada 4. Ada pengaruh persepsi keseriusan yang
2 variabel independen yang memberi kontribusi dirasakan terhadap perilaku masyarakat
secara statistik signifikan yaitu sikap dan Kota Palangka Raya dalam pemanfaatan
keseriusan terhadap penyakit dimana nilai p obat tradisional sebagai pilihan pertama
value < 0,05. Variabel yang paling kuat yaitu atau kedua.
sikap. 5. Tidak ada pengaruh persepsi manfaat
yang dirasakan terhadap perilaku
PENUTUP masyarakat Kota Paalangka Raya dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan pemanfaatan obat tradisional sebagai
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai pilihan pertama atau kedua.
berikut :
1. Tidak ada pengaruh faktor pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
terhadap perilaku masyarakat Kota 1. World Health Organization.
Palangka Raya dalam pemanfaatan obat http://www.who.int/topics/traditional_medici
tradisional sebagai pilihan pertama atau ne [diakses tanggl 29 April 2016].
kedua. 2. Odorlina R, Harianja A. Faktor–Faktor
2. Ada pengaruh faktor sikap terhadap Yang Mempengaruhi Kearifan Lokal
perilaku masyarakat Kota Palangka Raya Peemanfaatan Obat-Obatan Tradisional
dalam pemanfaatan obat tradisional sebagai oleh Etnik Karo. Balai Penelitian
pilihan pertama atau kedua. Kehutanan Aek Naul. Prosiding Ekspose
3. Tidak ada pengaruh faktor kebutuhan Hasil Penelitian Tahun 2014. 2014: 40-53.
(pandangan subjektif pengobatan pada saat 3. Notoadmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan.
sakit dan keadaan penyakit yang dialami Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
sesuai dengan diagnosis medis) terhadap 4. Gaol L. Pengaruh Faktor Sosiodemografi,
perilaku masyarakat Kota Palangka Raya Sosioekonomi dan Kebutuhan Terhadap
dalam pemanfaatan obat tradisional sebagai Perilaku Masyarakat dalam Pencarian
pilihan pertama atau kedua Pengobatan di Medan Kota. Tesis. Medan:
Widiarti, A.dkk. Analisis Pengaruh Faktor Perilaku… 40

Universitas Sumatra Utara, 2013. Patah Tulang Berobat Ke Pengobatan


5. Kementrian Kesehatan. Keputusan Menteri Tradisioanl Ahli Tulang Di Sumedang.
Kesehatan Republik Indonesia tahun Students E-Journal 2012; 1(1): 1-14.
2013. 11. Yuningsih R. Pengobatan Tradisional di
6. Takandjandji M, Sumanto SE. Unit Pelayanan Kesehatan. Info Singkat
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Kesejahteraan Sosial 2012; 1(5): 9-12.
Kawasan Hutan Lindung Luku Melolo, 12. Purwaningsih E. Jamu, Obat tradisional
Sumba Timur. Info Hutan 2010; 7(3):229- asli Indonesia Pasang Surut
58. Pemanfaatannya di Indonesia. Jamu, Obat
7. Wahyuono S. Evaluasi Bioaktivitas Tradisional 2013; 1(2): 85-59.
Tanaman Obat Koleksi Kalimantan 13. Dahlan S. Statistik Untuk Kedokteran dan
Tengah.Yogyakarta: 2010. Kesehatan Ed. 4. Jakarta: Salemba
8. Taylor D, Bury M, Campling N., et al. A Medika, 2009.
Review of the use of the Health Belief 14. Safitri M. Determinan Perilaku Pasien
Model (HBM), the Theory of Reasoned Dalam Pengobatan Tradisional dengan
Action (TRA), the Theory of Planned Media Lintah (Studi pada Pasien Terapi
Behaviour (TPB) and the Trans-Theoretical Lintah di Desa Rengel Kecamatan rengel
Model (TTM) to study and predict health Kabupaten Tuban). E Jurnal Pustaka
related behaviour change. London: Kesehatan 2016; 4(1): 181-87.
Department of Health National Institute for 15. Rosenstock IM, Strecher VJ, Becker MH.
Clinical Excellence, 2006. Social Learning Theory and The Health
9. Usemahu KM, Rachman WA, Natsir S. Belief Model. Health Education Behavior
Perilaku Pengobatan Obat Tradisional 1988; 15(2).
Pada Ibu Pasca Melahirkan di Desa 16. Deca PT. Determinan Perilaku Pencarian
Kailolo Kabupaten Maluku Tengah. Artikel Pengobatan Pada Mahasiswa Fakultas
Penelitian. Makassar: Bagian Promosi Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN
Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan
Universitas Hasanuddin, 2013. Tahun 2013. Tesis. Jakarta: FKIK.
10. Kurnia SH, Kosasih CE, Prawesti A. Faktor Universitas Islam Negeri Syarief
- Faktor yang Melatarbelakangi Pasien Hidayattulah Jakarta, 2015.

Anda mungkin juga menyukai