Anda di halaman 1dari 6

Ekonomi digital adalah segala bentuk aktivitas ekonomi yang memanfaatkan bantuan teknologi

informasi dan komunikasi. Hal ini termasuk kepada transaksi jual beli, marketing, dan lainnya
yang dapat mempengaruhi perekonomian.

Digitalisasi ekonomi ini merupakan suatu terobosan yang baik. Karena dapat menghindari kasus
pencurian dan pencopetan dengan transaksi cashless. Selain itu, setiap proses transaksi bakal
berjalan lebih lancar, cepat dan aman. Kendati demikian, digitalisasi untuk lini ekonomi tidak
selamanya memiliki efek positif. Pasalnya, ekonomi berbasis digital membutuhkan berbagai
perangkat keamanan agar tidak mudah diretas oleh hacker. Karena sistem digital sangat rentan
disusupi orang jahat yang bisa menguras semua asset penggunanya. .

Konsep industri di era digital atau biasa dikenal dengan era revolusi industri 4.0 membuat ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat. Indonesia merupakan salah satu negara
yang menerapkan konsep tersebut. Berganti tahun, kini muncul pula konsep baru yang disebut
Society 5.0.

Istilah Society 5.0 muncul pertama kali di Jepang pada tahun 2016, setelah mendapat
persetujuan dari kabinet Jepang. Society 5.0 diawali dengan era perburuan (Society 1.0),
pertanian (Society 2.0), industri (Society 3.0), dan teknologi informasi (Society 4.0). Society 5.0
menciptakan masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Manusia
mempunyai peran di era digital. Sehingga dibutuhkan keseimbangan antara pencapaian
ekonomi dan penyelesaian masalah sosial. Society 5.0 dimaksudkan untuk mengantisipasi era
Industri 4.0, dimana peran masyarakat dirasakan masih kurang.

Ekonomi digital di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat
diketahui dari banyaknya jumlah e-commerce yang menjamur. Bahkan, beberapa di antaranya
mampu berkembang pesat sehingga menjadi bisnis unicorn.

Digitalisasi ekonomi ini ternyata menjadi peluang tersendiri untuk industri UMKM. Karena,
UMKM dapat memasarkan produk dan jasanya dengan lebih luas, lebih mudah dan lebih
murah. Jadi, UMKM tersebut dapat bertahan, bahkan pada masa krisis ataupun pandemi
seperti sekarang.
Jadi, dengan bantuan teknologi digital banyak jumlah usaha dan bisnis yang survive dan
berkembang. Hal ini tentu akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan mengurangi
tingkat pengangguran. Hingga pada akhirnya hal ini akan memberikan dampak positif pada
perekonomian negara.

yang mana tidak jauh-jauh dari unsur teknologi konsep ini pun digagas untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan membentuk sinergi antara manusia dan teknologi dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan. Penguasaan teknologi informasi sudah menjadi “gaya hidup”.
Beralihnya tatanan dunia dari ranah konvensional ke ranah digital juga merambah ke dunia
perekonomian. Saat ini Indonesia tengah gencar merancang berbagai pembangunan
infrastruktur negara menuju lebih baik guna menciptakan kondisi masyarakat dan finansial
negara yang lebih maju. Digitalisasi pada bidang ekonomi dan keuangan diciptakan guna
mengirim, menyimpan, dan memproses data secara efektif dan efisien dalam kapasitas yang
besar.

Perubahan menuju keuangan digital bertujuan untuk memudahkan masyarakat utamanya


dengan adanya kebijakan physical distancing diera pandemi covid-19 dimana keuangan digital
sangat tepat untuk diimplemetasikan dalam proses transaksi pembayaran maupun lainnya agar
lebih efisien dan tetap aman karena semuanya dilakukan melalui elektronifikasi.Pada negara-
negara maju yang bersaing di dunia modern sekarang harus bisa menciptakan inovasi yang
terbaik secara cepat dan efisien karena sejalan dengan pesatnya ilmu teknologi yang ada saat
ini. Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar menjadi negara dengan transaksi
ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan disalurkannya beberapa
program bantuan pemerintah seperti Kartu Prakerja, Bantuan UMKM, BLT subsidi gaji pekerja,
BST Kemensos dan BLT guru honorer yang dicairkan melalui transfer. Penyaluran bantuan
tersebut dapat dijadikan acuan inovasi di bidang ekonomi digital. Beberapa program bantuan
pemerintah seperti salah satunya program bantuan Kartu Prakerja adalah aplikasi pertama
pemerintah yang end to end mengguakan system digital mulai dari pendaftaran sampai dengan
proses pencairan bantuan.
Berkembangnya ekonomi dan keuangan digital pada abad ini merupakan persoalan bersejarah
yang menarik untuk dibahas. Sekarang, penggunaan teknologi menjadi hal yang sangat pokok
bagi pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatannya. Terciptanya beragam aplikasi digital
sebagai alat pembayaran merupakan salah satu bukti yang menunjukan perkembangan sektor
finansial di era ekonomi digital ini. Tidak hanya sistem pembayaran, aplikasi-aplikasi digital yang
berkaitan dengan sistem pembiayaan pun mulai banyak dikembangkan dan sudah banyak
digunakan oleh masyarakat. Yang marak digunakan sekarang apalagi di situasi protokol
kesehatan, pembayaran elektronik merupakan bentuk inovasi yang sangat bermanfaat.

Implementasi pembayaran elektronik sudah banyak yang berkembang seperti Quick


Response Code Indonesia Standard (QRIS)untuk sistem pembayaran. Sistem pembayaran non
tunai QRIS menjadi solusi yang aman saat bertansaksi selama pandemi. QRIS mendukung
interkoneksi yang lebih baik dan bersifat open source sehingga interopesabilitas antar
penyelenggara, antar instrument termasuk antar negara. QR Code ini merupakan pembayaran
melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile banking yang
disebut QR Code Indonesian Standard (QRIS).

QRIS disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dengan
menggunakan standar internasional EMV 4 Co (lembaga yang menyusun standar internasional
QR Code untuk sistem pembayaran) untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem
pembayaran yang lebih luas dan mengakomodasi kebutuhan spesifik negara sehingga
memudahkan interoperabilitas antar penyelenggara, antar instrumen, termasuk antar negara.
Untuk tahap awal, QRIS fokus pada penerapan QR Code Payment model Merchant Presented
Mode (MPM) dimana penjual (merchant) yang akan menampilkan QR Code pembayaran untuk
dipindai oleh pembeli (customer) ketika melakukan transaksi pembayaran. Selain Indonesia
Saat ini standar tersebut juga telah digunakan di berbagai negara seperti India, Thailand,
Singapore, Malaysia, Korea Selatan, dll.

Implementasi QRIS secara nasional dimulai tanggal 1 Januari 2020. Pemberi Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP) diberikan masa transisi hingga 31 Desember 2019 untuk
mengimplementasikan QRIS secara menyeluruh. QRIS dapat digunakan oleh siapapun yang
memiliki ponsel dengan kamera dan konektivitas data, serta akun pembayaran elektronik. Cara
untuk melakukan pembayaran menggunakan QRIS pun terbilang mudah, pengguna (user) dapat
memilih dan mengunduh aplikasi pembayaran yang terpasang pada ponsel mereka. Selanjutnya
pengguna melakukan registrasi ke salah satu Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) dan
memastikan tersedianya saldo untuk melakukan transaksi. Melalui aplikasi, selanjutnya
pengguna melakukan scan QRIS pada merchant, memasukkan nominal transaksi, melakukan
otorisasi transaksi dan kemudian melakukan konfirmasi pembayaran kepada penyedia barang
dan/atau jasa.

Bentuk QR Code ada dua jenis yaitu Static QR Code dan Dynamic QR Code

1). Static QR Code, merupakan QR Code berisi Merchant ID & bersifat tetap, ditampilkan dalam
sticker/print-out (QR digenerate satu kali). Lalu nominal transaksi diinput oleh pengguna pada
mobile device user. Cetakan stiker QRIS tersebut diletakan di dinding tokoh,meja kasir, dan
steling kaca yang dapat discan oleh pelanggan.

2). Dynamic QR Code, merupakan QR Code dibuat secara real time pada saat transaksi sehingga
QR Code berbeda untuk setiap transaksi, kemudian nominal transaksi diinput oleh merchant.

Alasan mengapa Bank Indonesia mendukung pembayaran menggunakan QR Code adalah untuk
mewujudkan visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, dimana diperlukan dukungan inovasi bagi
pengembangan ekonomi dan keuangan digital. Salah satu inovasi yang berkembang dan mulai
banyak digunakan adalah layanan pembayaran digital berbasis QR Code. Bank Indonesia
melihat manfaat cara pembayaran tersebut untuk mendorong efisiensi perekonomian,
mempercepat keuangan inklusif, dan memajukan UMKM. Sedangkan alasan Bank Indonesia
menerbitkan Standar Nasional QR Code adalah untuk mengantisipasi inovasi teknologi dan
perkembangan kanal pembayaran menggunakan QR Code yang berpotensi menimbulkan
fragmentasi baru di industri sistem pembayaran, serta untuk memperluas akseptasi
pembayaran nontunai nasional secara lebih efisien. Dengan satu QR Code, penyedia barang dan
jasa (merchant) tidak perlu memiliki berbagai jenis QR Code dari berbagai penerbit.
Banyaknya produk uang elektronik akan memberikan kemudahan bagi para merchant untuk
melakukan transaksi dan juga para pelanggannya. Keuntungan dari adanya uang elektronik ini
memudahkan para merchant untuk tidak kesulitan mencari uang kembalian kepada pelanggan
dan pihak pelanggan tidak perlu membawa banyak uang kartal ketika berbelanja. Hanya saja
produk produk uang elektronik ini dapat digunakan oleh pelanggan ketika produk uang
elektronik itu telah tersedia di toko pedagang tersebut. Pada penggunaan uang elektronik yang
berbasis chip, pedagang harus menyediakan mesin EDC untuk dapat bertransaksi non tunai dan
penggunaan uang elektronik yang berbasis server dilakukan dengan menginstall aplikasi–
aplikasi pembayaran pada smartphone.

Data Bank Indonesia pada Bulan Maret 2020, ada sebanyak 40 perusahaan telah menerbitkan
uang elektronik server. Hal inimenjadi beberapa alasan juga bahwa penggunaan aplikasi-
aplikasi e–wallet di pelanggan lebih dominan dan para pedagang telah menyediakan banyak QR
Code yang dapat digunakan untuk sistem pembayaran berbasis server,seperti e-wallet.
Beberapa produk e–wallet yang menggunakan sistem QR Code telah disediakan oleh pedagang
tersebut, antara lain QR Code OVO,QR Code GO-PAY, QR Code LINK AJA. Dalam proses transaksi
non tunai , para pedagang sering menggunakan QR Code OVO di tokohnya, sebab pelanggan
mendominasi menggunakan aplikasi tersebut. Kanal pembayaran ini digunakan untuk
menstandarisasi seluruh pembayaran non–tunai yang menggunakan QR Code. Salah satu alasan
peluncuran kanal pembayaran ini diadakan karena para pedagang di pasar ketika dalam
bertransaksi non - tunai harus menyediakan banyak QR Code dari berbagai penerbit.

Peranan QRIS ini membantu para merchant untuk tidak tertipu pada peredaran uang palsu,
mengurangi resiko pencurian uang dan mendukung pemerintah juga dalam mampu
mengembangkan perekonomian digital. Selain untuk mempermudah transaksi, sistem
pembayaran QRIS membantu pedagang untuk mencatat pendapatan harian dan pedagang
terbantu juga untuk melihat produk produk yang terjual secara cepat di toko.

Dapat disimpulkan bahwa, dengan adanya Quick Response Indonesia Standard (QRIS) dapat
membantu para pedagang untuk mengalami perkembangan dan kemudahan dalam hal
pembayaran. Dengan satu terobosan mendapat banyak kemudahan. Menyediakan satu QRIS di
toko akan dapat melayani seluruh aplikasi pembayaran yang menggunakan QR Code.

Sumber :

Bayu Zaki Febriansyah, Anggie Anggrieni (2020) Implementasi QRIS dalam Menghadapi Ekonomi
dan Keuangan Digital Menuju Indonesia Maju.

https://binus.ac.id/malang/2020/08/tantangan-bisnis-bagi-generasi-milenial-dalam-menghadapi-era-
society-5-0/

https://qwords.com/blog/ekonomi-digital/

Anda mungkin juga menyukai