Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dipa

Kelas : B

NIM : 2005106049

MK : Penjasorkes

MATERI
Belajar Keterampilan Gerak Dan Strategi Penggunaan Media,
Dan Ruang Pembelajaran Penjas

A. Belajar Keterampilan Gerak


Kekhasan Pendidikan jasmani yaitu proses pembelajaran yang terlihat dari
pembelajaran gerak untuk gaya hidup aktif,dengan katalain guru Pendidikan jasmani
dalam mengajarkan siswa dengan banyak idekognitif, keterampilan dan juga kontribusi
utama dalam sikap dan nilai siswa artinya dalam gaya hidup aktif.

Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak
secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap
orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan
usia, pengalaman gerak. Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa
seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari
pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak,
beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak
dari beberapa unsur- unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat
membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan
pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan.

Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan
gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi
penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor control yang
melibatkan system syaraf, phisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia.
Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di
sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa
terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif
untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang
akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan
peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu tugas
tertentu.

Pada dasarnya keterampiloan gerak diperlukan dalam banyak hal misalnya gerak
berjalan maerupakan keterampilan yang bersifat perkembangan, sehingga semua
siswa
-siswa bias menguasaunya sebagai akibat kesiapan bersifat maturase dan kondisi
lingkunganyang mendorong perkembangan mereka. Keterampilan gerak sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu keterampilan gerak yang bersifat
mendasar yaitu berjalan. Keterampilan gerak ini bersifat perkembangan, maksudnya
semua orang mampu menguasai keterampilan berjalan ini seiring dengan pertumbuhan
dan perkembangan individu tersebut. Saya melihat setiap kali ada sekumpulan anak
sedang beristirahat di sekolah, cenderung mereka "mempekerjakan" alat gerak mereka.
Kesemua aktivitas itu tidak mendapat bimbingan, mereka bergerak dengan atau tanpa
kesadaran gerak mereka sebetulnya.

Meskipun demikian, kesemua pengembangan pola-pola gerak dasar sebagian besar


berkembang dari hasil belajar gerak.

Para ahli mengatakan bahwa pengajaran merupakan proses memberitahukan, proses


mentransfer, proses membantu, proses menyampaikan, proses menyebarkan dan
dalam belajar gerak ada saat mempragakan pada anak bagaimana cara melakukan
suatu tugas gerak yang kemudian anak diberi kesempatan untuk mencoba melakukan
tugas gerak tersebut. Ini temasuk jenis proses pembelajaran dengan pendekatan yang
bersifat langsung. Dengan instruksi langsung inilah dapat membantu seseorang untuk
belajar gerak.

Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Kita tidak bisa menyamaratakan kemampuan
anak termasuk saat belajar keterampilan gerak. Penerapan pendekatan untuk
merancang lingkungan belajar keterampilan gerak menuntut seorang guru pendidikan
jamsani maupun instruktur gerak untuk memahami benar kondisi dan kebutuhan yang
dihadapi anak. Anak yang belajar dengan pendekatan ini sebetulnya ia tidak menyadari
akan proses yang mereka lakukan. Respon geraklah yang merupakan suatu respon
terkoordinasi dari suatu system dinamis dalam berbagai kondisi kemampuan anak.

Pembelajaran keterampilan gerak, baik dalam pembelajaran pendidikan jasmani


maupun latihan mandiri dengan bimbingan instruktur memiliki banyak aspek yang khas.
Pendekatan yang digunakan dalam proses belajar gerak masih sejalan dengan teori
belajar pada umumnya. Belajar keterampilan gerak dapat dilakukan melalui pendekatan
teori behaviorism, model pemrosesan informasi atau model strategi kognitif. Pada
pendekatan behaviorism lebih menekankan pada dukungan eksternal yang diyakini
akan berperan membentuk perilaku. Disini guru atau instruktur memiliki peran sebagai
model
-model/contoh langsung. Pada pendekatan behaviorism berusaha memecah beberapa
tugas gerak menjadi bagian- bagian kecil agar tugas gerak mudah dikuasai anak yang
selanjutnya akan ditambahkan beberapa tingkat kesulitan secara bertahap. Sedangkan
pada pendekatan model pemrosesan informasi lebih menyarankan cara-cara agar guru
dapat menyajikan informasi kepada siswa yang selanjutnya anak akan belajar
memecahkan masalah, mencipta, dan belajar bagaimana menstransfer apa yang telah
mereka pelajari.

B. Tahapan Belajar Gerak


Cara yang bermanfaat untuk menggambarkan bagaimana suatu keterampilan gerak di
pelajari oleh seseorang diuraikan oleh fitts dan posner (1967). Sesuai dengan pendapat
mereka, secara aktual seseorang harus melalui tiga tahapan sebelum ia dapat
menguasai gerak terampil.

Ada tiga tahapan belajar yang harus dilalui oleh siswa untuk dapat mencapai tingkat
keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan
secara berurutan. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru
pada saat mengajar pendidikan jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari
apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan
jasmani yang ideal. Tahapan belajar gerak yang dimaksud adalah: tahap kognitif, tahap
asosiatif/fiksasi, tahap otomatis. Untuk lebih jelasnya dapa diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak,
pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan
konsep-konseptentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik.
Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara
melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah
terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara
melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian
oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak
yang terampil mempraktekkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar
berikutnya.

2. Tahap Asosiatif/Fiksasi

Pada tahap ini siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep konsep yang
telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai
tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktekkan apa
yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak
yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau
otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apabila siswa telah melakukan
latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di
sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharap kan telah
memiliki keterampilan yang memadai.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa
telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat
dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda
keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat
mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang
dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

C. Pra syarat Belajar Keterampilan Gerak


Ide awal dalam belajar dan pembelajaran siswa tentang suatu keterampilan gerak,
mereka harus memunyai prasyarat untuk belajar keteramoian tersebut. Prasyarat suatu
keterampilan seringkali terkait dengan keterampilan yang telah dikuasainya, yakni
beberapa kemampuan atau keterampilan yang mudah. Prasyarat itu juga sering
mencakup keharusan dimilikinya kemampuan jasmani untuk melakukannya. Prasyarat
kemampuan jarang ditegaskan guru, dalam proses pembelajarannya guru tersebut
menganalisis suatu keterampilan dengan terlibat secara kosisten dalam upaya untu
menentukan mengapa siswa tidak dapat melakukan suatu keterampilan.

1. Kejelasan Ide Tugas

Apabila siswa telah memiliki persyarat, maka perhatian berikutnya yakni, apakah
mereka telah memahami dengan jelas apa yang sedang mereka lakukan? Kebanyakan
masalah belajar keterampilan terjadi karena siswa melakukan gerakan dengan
informasi yang tidak lengkap atau tidak benar. Program gerak merupakan representasi
memori suatu pola gerakan yang hampir abstrak dan biasanya tidak melibatkangerakan
spesipik yang dioperasikan khusus oleh searangkaian otot dan anggota badan, namun
suatu pola yang dapat memberikan

generalisasi bermacam-macam respon. Sebagai contoh anda mempunyai program


untuk menulis yang biasanya anda lakukan dengan tangan dan pensil misalnya atau
namun bila anda menulis nama anda di pasir dengan kaki anda akan tetap dapat
membaca apa yang anda tulis.

2. Disposisi Atensi Dan Motivasi Atas Keterampilan

Ketika siswa belajar keterampilan gerak, mereka harus aktif trlibat dalam proses
belajar. Keterlibatan aktif dalam belajar bisa timbul manakala para siswa termotivasi
untuk belajar. Biasanya motivasi melibatkan suatu disposisi untuk ikut serta dalam
suatu perilau tertentu. Motivasi adalah aspek penting dalam belajar karena belajar
merupakan suatu proses aktif yang diupayakan agar terjadi belajar, maka seseorang
harus aktif terlibat dalam prosesnya. Unsur krisis dalam belajar yaitu pemposesan aktif
oleh siswa hal yang dipelajariya. Biarpun memungkinkan untuk merancang suatu
situasi yang mendorong para siswa agar beproses aktif dalam kegiatannya tanpa ada
motivasi tinggi untuk belajar suatu keterampilan, namun hal yang lebih mudah
merancang situasi yang akan menghasilkan pemrosesan perlaku aktif bila siswa
termotivasi untuk belajar. Ide tentang pemrosesan aktif terkait langsung dengan aspek
kognitif dalam akuisisi keterampilan gerak.

3. Umpan Balik

Para teoritikus belajar sering menekankan peran penting umpan balik dalam
belajar. Umpan balik adalah suatu informasi yang di terima siswa atas
penampilannya. Umpan balik berfungsi untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan hasil dan pengetahuan penampilan. Pengetahuan hasil biasanya terkait
dengan informasi tentang hasil gerakan, misalnya apakah bola masuk ke basket.
Pengetahuan penampilan biasanya berupa informasi yang siswa terima atas
pelaksanaan suatu gerakan, bagaimana perasaan/pikiran siswa atas suatu gerakan
atau karakteristik bentuk suatu gerakan. Siswa dapat memperoleh informasi tentang
penampilannya secara internal dari informasi sensoris, seperti auditori, visual, atau
kinestetik, atau melalui informasi eksternal yang siswa terima dari orang lain.

D. Hakikat dan Tujuan Keterampilan Gerak


Bagaimana guru memberlakukan tujuan pembelajaran keterampilan gerak pada suatu
kelas, sangat ditentukan oleh jenis keterampilan gerak yang akan diajarkan.
Keterampilan gerak bisa dipilah berdasarkan kriteria yang berlainan, misalnya
keterampilan gerak halus (fine) atau kasar (gross); sederhana atau kompleks,
mendasar (fundamental) atau tertentu; kontinyu, diskrit, atau serial; dipacu sendiri (self
paced) atau dipacu dari luar (externally paced); dan terbuka atau tetutup semua
karakteristik tersebut berimplikasi atas apa yang diajarkan dan bagaimana
mengajarkannya. Pendidikan jasmani mengandung krakteristik khusus yang
berhubungan dengan gerak manusia. Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipilasi
dalam bentuk latihan- latihan fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak yang lebih
baik.

Unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih. Proses
terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau secara mendadak,
tetapi meruoakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih, yaitu dengan cara
memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan
kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan. Oleh karena itu
keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif.
Jadi belajar keterampilan gerak merupakan

kegiatan belajar yang berlangsung melalui respon fisik yang dapat diamati secara
langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang
otomatik, merupakan suatu proses yang panjang. Amung Ma'mun dan Yudha M.
Saputra, (2000: 83) mengemukakan bahwa ada tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam
tahap belajar keterampilan gerak, yaitu:

a. Tahapan Verbal-kognitif

Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap


melengkapi bentuk gerakan baru kepada peserta didik, Instruksi, demonstrasi, film
clips, dan informasi verbal lainnya secara kkhusus memberikan manfaat dalam tahapan
ini. Tujuan pembelajarannya adalah agar peserta didik dapat mentransfer informasi
yang sudah dipelajari sebelumnya kepada bentuk keterampilan yang dihadapinya
sekarang.

b. Tahapan Motorik

Pertama kali yang harus dikuasai oleh peserta didik pada tahapan ini adalah kontrol
dan konsisten sikap berdiri, rasa percaya diri. Peserta didik mulai membangun sebuah
program motorik untuk menyempurnakan suatu gerakan. Ketidak konsistenan dari satu
kali latihan ke latihan yang lain dilihatnya sebagai upaya peserta didik untuk mencari
solusi baru mengenai gerakannya. Konsistensi secara berangsur-angsur meningkat
dan gerakannya mulai stabil dan antisipasi meningkat. Tahapan motorik secara umum
agak lebih lama daripada tahapan verbalkognitif, barangkali perlu waktu beberapa
minggu atau bulan untuk menguasai keterampilan olahraga dan dan bahkan
cenderung lebih
lama apabila peserta didik tersebut mempunyai kesulitan.

E. Keterampilan Terbuka dan Tertutup Dalam Pembelajaran Gerak


a. Menurut Fites (1962), suatu keterampilan bias ditempatkan pada suatu kontinum
sesuai dengan hakikat yang dipacu sendiri atau secara eksternal. Suatu keterampilan
yang dipacu sendiri yaitu keterampilan yang sebelum eksekusinya, keadaan tubuh dan
objek dalam keadaan diam, misalnya loncat indah, ayunan golf, gerak senam, dan
memanah. Tanpa gerakan sebelum pelaksanaannya.

b. Dalam keterampilan lain, misalnya menendang bola sepak, memukul bola, badan
atau objek, sedang bergerak, dan jenis keterampilan ini dikenali sebagai keterampilan
yang dipicu dari luar. Keterampilan tersebut berada pada salah satu ujung kontinum
yang dipacu sendiri/ dipicu dari luar. Dimana baik tubuh maupun objeknya sedang
bergerak.

C. Gentile (1972) telah memodifikasi penandaan keterampilan terbuka (open skill)


dan tertutup (closed skill) dalam keterampilan olahraga yang dikembangkan foulton
(1957). Keterampilan terbuka yaitu suatu jenis keterampilan yang diregulasi oleh
variable atau perubahan kegiatan lingkungannya. Tembakan lay-up bola basket
merupakan keterampilan terbuka, karena lingkungan jarang sama dari waktu ke waktu
dan selalu berkembang selama penampilan. Dalam bola basket, misalnya sudut bola
masuk kesasaran, kecepatan, jumlah pemain bertahan, dan jarak dari mana tembakan
dilakukan berubah dari waktu kewaktu.

d. Sebaliknya dalam keterampilan tertutup, kondisi lingkungan relatif stabil dari satu
situasi ke situasi lainnya. Tembkan bebas bola basket merupakan suatu keterampilan
tertutup karena kondisi lingkungan. Misalnya jarak kebasket setiap waktu stabil. Ide
keterampilan yang dipacu sendiri dari luar dan keterampilan tertutup/ terbuka adalah
ide yang sama (similar) namun menunjukan dua karakteristik yang berlainnan.
Umumnya keterampilan yang dipacu sendiri adalah keterampilan tertutup, dan
umumnya keterampilan yang dipicu dari luar adalah keterampilan terbuka.

e. Biarpun suatu keterampilan dapat dipacu sendiri , misalnya seperti putt dalam golf,
namun belum mempunyai aspek-aspek keterampilan terbuka. Karena pegolf telah
menyeseaikan penampilan dengan situasinya seperti letak dan jarak yang berbeda.
Patut diingat, tujuan umum jenis keterampilan yang beragam itu berlainnan.
f. Keterampilan yang dipacu sendiri dan tertutup membuthkan pengembangan secara
konsisten dalam kondisi gerakan yang stabil/ tetap. Keterampilan yang dipacu dari luar
dan terbuka memerlukan dimana seseorang dapat melakukannya dalam lingkungan
eksternal yang kompleks. Keterampilan tertutup yang dilakukan dalam suatu variable
lingkungan, misalnya seperti putt golf, mengharuskan siswa untuk bisa menyesuaikan
penampilannya dengan kondisi lingkungannya. Tujuan umum yang beragam itu sangat
baik dicapai melalui bermacam-macam jenis kemajuan dan tujuan khusus.

g. Bagaimana suatu keterampilan ditampilkan dikembangkan dan dilatih, semua itu


dipengaruhi hakikat keterampilan terkait. Guru tidak boleh latihan keterampilan tertutup
dalam lingkungan yang berubah-ubah, dan guru pun tak patut latihan keterampilan
terbuka untuk stabilitas. Jika keterampilan yang dipacu sendiri dan tertutup, misalnya
suatu loncatan senam atau beberapa kegiatan dengan target seperti bowling, maka
guru bisa saja mengawali latihan dengan suatu keterampilan yang lebih mudah, namun
pada gilirannya latihan harus digelar dalam suatu lingkungan yang sebenarnya
keterampilan itu digunakan. Jika guru mengajarkan tembakan lay-up bola maka bias
jadi guru mengawali dengan mengurangi kondisinya dengan tidak memakai pemain
bertahan dan memperlambat kecepatan gerakan. Biarpun demikian pada akhirnya
suatu keterampilan harus dilatih dalam kondisi permainan yang sebenarnya. Ini berarti,
guru mungkin saja secara bertahap menambah para pemain belakang, pemain lain,
keterampilan yang mendahului dan mengikuti lay-up, dan latihan lay-up dari beberapa
arah dan jarak dari basket.

F. Keterampilan Distret, Kontinyu, dan Serial Dalam Pembelajaran


Gerak
Dikotomi lain yang bermanfaan bagi guru sewaktu mempertimbangkan keterampilan
dalam pembelajaran yakni hakikat dalam keterampilan yang bersifat diskret, kontinyu,
dan serial. ada awal dan akhir gerakan, keterampilan ini tidak di pengaruhi oleh
gerakan yang mendahului atau mengikutinya. Lempar lembing adalah salah satu
keterampilan diskret. Keterampilan diskret yang berbeda di tampilkan berurutan di
sebut keterampilan serial. Keterampilan kontinyu menunjukan pada awal dan
akhirgerakanya selalu berubah-ubah, mendribel bola basket, berenang dan lari.

Seorang guru yang ingin mengajarkan keterampilan yang di akhiri dengan serangkaian
hubungan dengan keteramilan lain, yang di kemas dalam suatu progesi pembelajaran
dan mengajar siswa tentang bagai mana agar siap untuk melakukan keterampilan
berikutnya setelah keterampilan terdahulu. Contohnya, bila anda ingin agar siswa
menangkap bola yang sedang bergerak di lantai lalu melemparkanya, maka mereka
memerlukan bantuan tentang bagaimana menempatkan nkaki dan badanya, sehingga
dapat bergerak secara benar dari posisi menangkap ke posisi melempar. Semua
kategori keterampilan gerak yang di gunakan dalam latar pendidikan jasmani
merupakan ide bagi guru saat menentukan tujuan pembelajaran. Bagian instruksional
dalam teks ini akan membantu anda untuk merancang pembelajaran yang cocok
dengan tipe keterampilan yang akan anda ajarkan. Pada titik ini anda harus bisa
mencirikan keterampilan yang sesuai dengan karakteristik di atas.

G. Pendekatan Deduktif-Induktif dalam Pembelajaran Gerak


Pendekatan yang sering di gunakan dalam pembelajaran keterampilan gerak adalah
pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.

Pendekatan deduktif, maksudnya adalah pendekatan di mana pembelajaran selalu di


mulai dari penjelasan dan peragaan mengenai tekhnik dasar baku yang akan di
pelajari, lalu di susul dengan peniruan gerak dari siswa. kemudian terjadi gerakan yang
otomatis. Pendekatan deduktif ini lebih terpaku pada guru, dan proses dalam proses
belajar mengajarnya lebih terpusat pada guru. Contoh dalam penerapan pendekatan
deduktif adalah apabila mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakanya tidak di
penggal- penggal, tetapſi merupakan satu kesatuan gerakan yaitu gaya bebas.

Pendekatan Induktif, merupakan kebalikan dari pendekatan deduktif. Pendekatan


induktif di mulai dari gerakan yang lebih khusus dan secara bertahap menuju ke tekhnik
yang sebenarnya. Sebagaio contoh dalam menerapkan pendekatan induktif adalah
apabila akan mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakanya di penggal-penggal,
yaitu bagai mana gerakan kainya, lalu tanganya, dan bagaimana cara pengambilan
nafasnya. Apabila gerakan tersebut sudah di kuasai dengan benar, barulah siswa
melakukan gaya bebas yang sebenarnya.

H. Strategi Penggunaan media, waktu, dan Ruang dalam


Pembelajaran Penjas
1. Kawasan Penggunaan

Penggunaan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka
yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan
pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar
dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan
selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta
memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutkan.

a. Penggunaan Media

Pemanfaatan media ialah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.
Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan
pada spesifikasi desain pembelajaran.

b. Waktu Penggunaan

waktu yang baik dalam pembelajaran penjas yaitu dapat mengatur waktu dengan baik
mengetahui dan memahami bahwa minimal dan maksimal waktu dalam
berolahraga/berolahraga secukupnya saja.

c. Ruang

Penggunaan ruang dalam melakukan pembelajaran olahraga ialah dapat dilakukan baik
dilapangan terbuka (outdoor) atau didalam ruangan/gedung (indoor)

Contoh lapangan terbuka (outdoor) yang bisa digunakan untuk berolahraga seperti:

Lapangan sepak bola

Lapangan golf

Lapangan tennis

Lapangan futsal

Lapangan bola voli

Lapangan sepak

takraw

Contoh lapangan tertutup (indoor) yang bisa digunakan untuk berolahraga seperti:

Lapangan futsal

Lapangan bulu tangkis

Lapangan bola basket

Lapangan tenis meja

Lapangan sepak takraw

Anda mungkin juga menyukai