Kelas : B
NIM : 2005106049
MK : Penjasorkes
MATERI
Belajar Keterampilan Gerak Dan Strategi Penggunaan Media,
Dan Ruang Pembelajaran Penjas
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak
secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap
orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan
usia, pengalaman gerak. Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa
seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari
pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak,
beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak
dari beberapa unsur- unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat
membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan
pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan.
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan
gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi
penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor control yang
melibatkan system syaraf, phisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia.
Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di
sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa
terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak akan sama dan efektif
untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu. Masing-masing orang
akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik menentukan
peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu tugas
tertentu.
Pada dasarnya keterampiloan gerak diperlukan dalam banyak hal misalnya gerak
berjalan maerupakan keterampilan yang bersifat perkembangan, sehingga semua
siswa
-siswa bias menguasaunya sebagai akibat kesiapan bersifat maturase dan kondisi
lingkunganyang mendorong perkembangan mereka. Keterampilan gerak sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu keterampilan gerak yang bersifat
mendasar yaitu berjalan. Keterampilan gerak ini bersifat perkembangan, maksudnya
semua orang mampu menguasai keterampilan berjalan ini seiring dengan pertumbuhan
dan perkembangan individu tersebut. Saya melihat setiap kali ada sekumpulan anak
sedang beristirahat di sekolah, cenderung mereka "mempekerjakan" alat gerak mereka.
Kesemua aktivitas itu tidak mendapat bimbingan, mereka bergerak dengan atau tanpa
kesadaran gerak mereka sebetulnya.
Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Kita tidak bisa menyamaratakan kemampuan
anak termasuk saat belajar keterampilan gerak. Penerapan pendekatan untuk
merancang lingkungan belajar keterampilan gerak menuntut seorang guru pendidikan
jamsani maupun instruktur gerak untuk memahami benar kondisi dan kebutuhan yang
dihadapi anak. Anak yang belajar dengan pendekatan ini sebetulnya ia tidak menyadari
akan proses yang mereka lakukan. Respon geraklah yang merupakan suatu respon
terkoordinasi dari suatu system dinamis dalam berbagai kondisi kemampuan anak.
Ada tiga tahapan belajar yang harus dilalui oleh siswa untuk dapat mencapai tingkat
keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan
secara berurutan. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru
pada saat mengajar pendidikan jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari
apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan
jasmani yang ideal. Tahapan belajar gerak yang dimaksud adalah: tahap kognitif, tahap
asosiatif/fiksasi, tahap otomatis. Untuk lebih jelasnya dapa diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak,
pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan
konsep-konseptentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik.
Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara
melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah
terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara
melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian
oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak
yang terampil mempraktekkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar
berikutnya.
2. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktekkan gerak sesuai dengan konsep konsep yang
telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai
tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktekkan apa
yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak
yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau
otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup? Apabila siswa telah melakukan
latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di
sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharap kan telah
memiliki keterampilan yang memadai.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa
telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat
dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda
keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat
mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang
dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.
Apabila siswa telah memiliki persyarat, maka perhatian berikutnya yakni, apakah
mereka telah memahami dengan jelas apa yang sedang mereka lakukan? Kebanyakan
masalah belajar keterampilan terjadi karena siswa melakukan gerakan dengan
informasi yang tidak lengkap atau tidak benar. Program gerak merupakan representasi
memori suatu pola gerakan yang hampir abstrak dan biasanya tidak melibatkangerakan
spesipik yang dioperasikan khusus oleh searangkaian otot dan anggota badan, namun
suatu pola yang dapat memberikan
Ketika siswa belajar keterampilan gerak, mereka harus aktif trlibat dalam proses
belajar. Keterlibatan aktif dalam belajar bisa timbul manakala para siswa termotivasi
untuk belajar. Biasanya motivasi melibatkan suatu disposisi untuk ikut serta dalam
suatu perilau tertentu. Motivasi adalah aspek penting dalam belajar karena belajar
merupakan suatu proses aktif yang diupayakan agar terjadi belajar, maka seseorang
harus aktif terlibat dalam prosesnya. Unsur krisis dalam belajar yaitu pemposesan aktif
oleh siswa hal yang dipelajariya. Biarpun memungkinkan untuk merancang suatu
situasi yang mendorong para siswa agar beproses aktif dalam kegiatannya tanpa ada
motivasi tinggi untuk belajar suatu keterampilan, namun hal yang lebih mudah
merancang situasi yang akan menghasilkan pemrosesan perlaku aktif bila siswa
termotivasi untuk belajar. Ide tentang pemrosesan aktif terkait langsung dengan aspek
kognitif dalam akuisisi keterampilan gerak.
3. Umpan Balik
Para teoritikus belajar sering menekankan peran penting umpan balik dalam
belajar. Umpan balik adalah suatu informasi yang di terima siswa atas
penampilannya. Umpan balik berfungsi untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan hasil dan pengetahuan penampilan. Pengetahuan hasil biasanya terkait
dengan informasi tentang hasil gerakan, misalnya apakah bola masuk ke basket.
Pengetahuan penampilan biasanya berupa informasi yang siswa terima atas
pelaksanaan suatu gerakan, bagaimana perasaan/pikiran siswa atas suatu gerakan
atau karakteristik bentuk suatu gerakan. Siswa dapat memperoleh informasi tentang
penampilannya secara internal dari informasi sensoris, seperti auditori, visual, atau
kinestetik, atau melalui informasi eksternal yang siswa terima dari orang lain.
Unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih. Proses
terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau secara mendadak,
tetapi meruoakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih, yaitu dengan cara
memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan
kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan. Oleh karena itu
keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif.
Jadi belajar keterampilan gerak merupakan
kegiatan belajar yang berlangsung melalui respon fisik yang dapat diamati secara
langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang
otomatik, merupakan suatu proses yang panjang. Amung Ma'mun dan Yudha M.
Saputra, (2000: 83) mengemukakan bahwa ada tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam
tahap belajar keterampilan gerak, yaitu:
a. Tahapan Verbal-kognitif
b. Tahapan Motorik
Pertama kali yang harus dikuasai oleh peserta didik pada tahapan ini adalah kontrol
dan konsisten sikap berdiri, rasa percaya diri. Peserta didik mulai membangun sebuah
program motorik untuk menyempurnakan suatu gerakan. Ketidak konsistenan dari satu
kali latihan ke latihan yang lain dilihatnya sebagai upaya peserta didik untuk mencari
solusi baru mengenai gerakannya. Konsistensi secara berangsur-angsur meningkat
dan gerakannya mulai stabil dan antisipasi meningkat. Tahapan motorik secara umum
agak lebih lama daripada tahapan verbalkognitif, barangkali perlu waktu beberapa
minggu atau bulan untuk menguasai keterampilan olahraga dan dan bahkan
cenderung lebih
lama apabila peserta didik tersebut mempunyai kesulitan.
b. Dalam keterampilan lain, misalnya menendang bola sepak, memukul bola, badan
atau objek, sedang bergerak, dan jenis keterampilan ini dikenali sebagai keterampilan
yang dipicu dari luar. Keterampilan tersebut berada pada salah satu ujung kontinum
yang dipacu sendiri/ dipicu dari luar. Dimana baik tubuh maupun objeknya sedang
bergerak.
d. Sebaliknya dalam keterampilan tertutup, kondisi lingkungan relatif stabil dari satu
situasi ke situasi lainnya. Tembkan bebas bola basket merupakan suatu keterampilan
tertutup karena kondisi lingkungan. Misalnya jarak kebasket setiap waktu stabil. Ide
keterampilan yang dipacu sendiri dari luar dan keterampilan tertutup/ terbuka adalah
ide yang sama (similar) namun menunjukan dua karakteristik yang berlainnan.
Umumnya keterampilan yang dipacu sendiri adalah keterampilan tertutup, dan
umumnya keterampilan yang dipicu dari luar adalah keterampilan terbuka.
e. Biarpun suatu keterampilan dapat dipacu sendiri , misalnya seperti putt dalam golf,
namun belum mempunyai aspek-aspek keterampilan terbuka. Karena pegolf telah
menyeseaikan penampilan dengan situasinya seperti letak dan jarak yang berbeda.
Patut diingat, tujuan umum jenis keterampilan yang beragam itu berlainnan.
f. Keterampilan yang dipacu sendiri dan tertutup membuthkan pengembangan secara
konsisten dalam kondisi gerakan yang stabil/ tetap. Keterampilan yang dipacu dari luar
dan terbuka memerlukan dimana seseorang dapat melakukannya dalam lingkungan
eksternal yang kompleks. Keterampilan tertutup yang dilakukan dalam suatu variable
lingkungan, misalnya seperti putt golf, mengharuskan siswa untuk bisa menyesuaikan
penampilannya dengan kondisi lingkungannya. Tujuan umum yang beragam itu sangat
baik dicapai melalui bermacam-macam jenis kemajuan dan tujuan khusus.
Seorang guru yang ingin mengajarkan keterampilan yang di akhiri dengan serangkaian
hubungan dengan keteramilan lain, yang di kemas dalam suatu progesi pembelajaran
dan mengajar siswa tentang bagai mana agar siap untuk melakukan keterampilan
berikutnya setelah keterampilan terdahulu. Contohnya, bila anda ingin agar siswa
menangkap bola yang sedang bergerak di lantai lalu melemparkanya, maka mereka
memerlukan bantuan tentang bagaimana menempatkan nkaki dan badanya, sehingga
dapat bergerak secara benar dari posisi menangkap ke posisi melempar. Semua
kategori keterampilan gerak yang di gunakan dalam latar pendidikan jasmani
merupakan ide bagi guru saat menentukan tujuan pembelajaran. Bagian instruksional
dalam teks ini akan membantu anda untuk merancang pembelajaran yang cocok
dengan tipe keterampilan yang akan anda ajarkan. Pada titik ini anda harus bisa
mencirikan keterampilan yang sesuai dengan karakteristik di atas.
Penggunaan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka
yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan
pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar
dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan
selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta
memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutkan.
a. Penggunaan Media
Pemanfaatan media ialah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.
Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan
pada spesifikasi desain pembelajaran.
b. Waktu Penggunaan
waktu yang baik dalam pembelajaran penjas yaitu dapat mengatur waktu dengan baik
mengetahui dan memahami bahwa minimal dan maksimal waktu dalam
berolahraga/berolahraga secukupnya saja.
c. Ruang
Penggunaan ruang dalam melakukan pembelajaran olahraga ialah dapat dilakukan baik
dilapangan terbuka (outdoor) atau didalam ruangan/gedung (indoor)
Contoh lapangan terbuka (outdoor) yang bisa digunakan untuk berolahraga seperti:
Lapangan golf
Lapangan tennis
Lapangan futsal
Lapangan sepak
takraw
Contoh lapangan tertutup (indoor) yang bisa digunakan untuk berolahraga seperti:
Lapangan futsal