RMK 2 Anggi Susilawati
RMK 2 Anggi Susilawati
NIM : A031181039
1. PENGERTIAN MASLAHAH
Secara bahasa, maslahah berasal dari kata صهخdengan penambahan “alif” di awalnya
yang secara arti kata berarti “baik” lawan dari kata “buruk” atau “rusak”. Kata mashlahah
adalah bentuk masdar dari الح77 صyaitu manfaat atau terlepas dari padanya kerusakan.
Sebagimana dikutip oleh Rahmad Syafi‟i1 di dalam kitab Lisanul Arab bahwa al-mashlahah
juga merupakan bentuk tunggal (mufrad) dari al-mashalih ( صان ًخان.(Semuanya mengandung
arti adanya manfaat, baik secara asal ataupun melalui suatu proses, seperti menghasilkan
kenikmatan dan faedah, ataupun pencegahan dan penjagaan, seperti menjauhi kemadharatan
dan penyakit. Sedangkan secara istilah, terdapat beberapa rumusan definisi yang diberikan
oleh para ulama. Di antara pengertian tersebut, sebagaimana yang dinukilkan oleh Amir
Syarifuddin2 , seperti apa yang di jelaskan oleh al-Ghazali, yaitu: ان77ًانشرع يمصىد ػهى ذافظت
yakni memelihara tujuan syara‟ (dalam menetapkan hukum). Al-Khawarizmi memberikan
definisi bahwa: ػهى ذافظتًانmenetapkan dalam‟ (syara tujuan Memelihara (ذفغ77يمصىد انشرع ب
ٍ انًفاضذhukum) dengan cara menghindarkan kerusakan dari manusia)
ػانخهك
Maslahah adalah prinsip yang dikenal dalam hukum Islam. Maslahah berarti
memelihara tujuan syara’ (syariat) dan meraih manfaat serta mencegah diri dari
kemudharatan. Implementasi konsep maslahah dalam kegiatan ekonomi memiliki ruang
lingkup yang lebih luas jika dibandingkan bidang lain. mashlahah yaitu mendatangkan
manfaat dan menolak kemudharatan. Perbedaannya terletak pada apa yang menjadi ukuran
untuk menentukan manfaat dan kemudharatan itu sendiri.
Terdapat empat elemen penilaian kinerja yang sesuai dengan perspektif Islam yaitu:
Alimuddin (2011)
Kinerja Material yang menjadi indikator penilaian dalam elemen ini adalah keuntungan atau
laba yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang diperoleh dengan cara jujur,
tidak merugikan orang lain dan digunakan untuk investasi demi keberlangsungan hidup
perusahaan.
Kinerja Mental yang menjadi indikator penilaian dalam elemen ini yaitu dalam melakukan
sebuah pekerjaan hendaknya dilakukan dengan tekun dan perasaan bahagia, menikmati hasil
yang diperoleh, dan menumbuhkan kepercayaan diantara sesama.
Kinerja Spritual yang menjadi indikator penilaian dalam elemen ini yaitu lebih mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Menganggap bekerja sebagai sarana ibadah kepada Allah
SWT.Selalu merasa bersyukur dengan hasil yang diperoleh dan tetap taat dan konsisten
dengan aturan serta hukum-hukum Allah.
Kinerja Persaudaraan yang menjadi indikator penilaian dalam elemen ini yaitu terciptanya
hubungan sosial yang harmonis baik dalam lingkungan perusahaan maupun lingkungan
masyarakat sekitar dengan memberikan pekerjaan kepada orang-orang miskin, berbagi dengan
masyarakat sekitar, memenuhi kebutuhan masyarakat dengan produk dan jasa yang halal dan
memiliki kualitas tinggi dengan harga terjangkau.