Anda di halaman 1dari 12

YUNITA ANGGRAENI (A031181362)

RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT


A. Standar Pelaporan
Standar pelaporan menurut GAAS mencakup empat standar yang berlaku umum,
berikut akan dijelaskan masing – masing standar tersebut :
1. Standar Pelaporan Utama
Standar pelaporan pertama menyatakan: “Laporan harus menyatakan apakah
laporan keuangan telah disajikan sesuai  dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum“.
Standar pelaporan pertama mengharuskan auditor untuk secara eksplisit
menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.
Standar ini mengharuskan pernyataan suatu pendapat, bukan pernyataan tentang fakta.
Untuk tujuan standar ini, GAAP tidak hanya mencakup prinsip-prinsip akuntansi, seperti
prinsip biaya, tetapi juga metode penerapanya, seperti metode masuk pertama keluar
pertama (FIFO) dan masuk akhir keluar pertama (LIFO) untuk persediaan, serta metode
penyusutan garis lurus dan jumlah angka tahun.
a. Sumber-sumber GAAP
Frasa prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) meliputi pedoman yang
luas serta ketentuan, aturan, dan prosedur yang spesifik. Tidak ada kompilasi tunggal
dari seluruh prinsip akuntansi yang telah ditetapkan.
b. Perumusan GAAP
Prinsip-prinsip yang berasal dari sumber ini disebutkan dalam Rule 203 dari
AICPA Code of Professional Conduct sebagai prinsip akuntansi yang
dirumuskan (promulgated accounting principles). Sesungguhnya, AICPA menyatakan
bahwa setelah prinsip-prinsip yang dirumuskan berlaku untuk laporan keuangan
entitas, maka prinsip itu harus diikuti guna memenuhi standar pelaporan pertama.

2. Standar Pelaporan Kedua


Standar pelaporan kedua adalah: “Laporan yang harus menunjukkan situasi dimana
prinsip-prinsip tersebut belum diterapkan secara konsisten selama periode berjalan dalam
kaitanya dengan periode sebelumnya“.
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Tujuan dari standar ini adalah (1) untuk memberikan keyakinan bahwa
komparabilitas laporan keuangan diantara periode-periode akuntansi tidak dipengaruhi
secara material oleh perubahan prinsip akuntansi dan (2) untuk mempersyaratkan
pelaporan yang tepat oleh auditor apabila komparabilitas telah dipengaruhi secara
material oleh perubahan semacam itu.
a. Perubahan akuntansi yang mempengaruhi konsistensi
 Perubahan dalam prinsip itu sendiri, seperti perubahan dari dasar penjualan ke dasar
produksi ketika mencatat pendapatan pertanian.
 Perubahan metode penerapan prinsip, seperti perubahan dari metode penyusutan
garis lurus ke metode jumlah angka tahun.
 Perubahan entitas yang melaporkan, seperti penyajian laporan konsolidasi yang
menggantikan laporan masing – masing perusahaan atau perubahan anak
perusahaan tertentu yang termasuk dalam kelompok konsolidasi. Suatu
penggabungan usaha yang diperhitungkan dengan metode penyatuan kepentingan
juga menghasilkan entitas pelaporan yang berbeda.
 Perubahan prinsip yang tidak dipisahkan dari perubahan estimasi. Seperti
perubahan dari mengkapitalisasi dan mengamortisasi biaya atau harga pokok
menjadi mencatatnya sebagai beban pada saat terjadinya karena sekarang masa
manfaatnya diragukan.
b. Perubahan yang tidak mempengaruhi konsistensi
Standar konsistensi tidak mencakup pengaruh terhadap komparabilitas dari hal-hal
berikut:
 Perubahan akuntansi yang melibatkan estimasi akuntansi.
 Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan suatu prinsip.
 Klasifikasi dan reklasifikasi.
 Transaksi atau peristiwa yang secara substansial berbeda.
 Perubahan kondisi bisnis, seperti akuisisi (aatau pelepasan) anak perusahaan.
 Peluncuran lini produk baru.
 Kehendak yang Mahakuasa (misalnya, kebakaran, banjir atau peristiwa serupa).
3. Standar Pelaporan Ketiga
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Standar pelaporan ketiga menyatakan: “Pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan dianggap cukup memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit“.
Pengungkapan informatif mencakup hal-hal material yang berkaitan dengan bentuk,
susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan yang menyertainya. Pengungkapan
informative telah meluas hingga peristiwa kemudian dan pelaporan estiamasi segmen.
4. Standar Pelaporan Keempat
Standar pelaporan keempat adalah: “Laporan yang harus memuat pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi yang menjelasakn
bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Apabila suatu pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan, maka alasanya harus disebutkan. Dalam semua kasus dimana
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang
jelas tentang sifat pekerjaan auditor, kalau ada, dan tingkat tanggungjawabnya”.
Tujuan dari standar keempat adalah untuk mencegah misinterprestasi atas tingkat
tanggung jawab yang diemban auditor apabila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan.
Menyatakan Suatu Pendapat
Standar ini mengisyaratkan auditor untuk menyatakan pendapat atau menegaskan
bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Dalam kasus terakhir, alasan penyebabnya
harus dinyatakan dalam laporan auditor.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disebutkan dalam standar ini berlaku untuk laporan tunggal
seperti neraca, dan juga untuk seperangkat laporan dasar (neraca, laporan laba rugi,
laporan laba ditahan, dan laporan arus kas).
Sifat Audit
Bersama dengan pernyataan pendapat (atau menolak memberikan pendapat)
mengenai laporan keuangan, auditor diisyaratkan untuk menyertakan dalam laporan itu
petunjuk, yang jelas mengenai sifat audit.
Kaitan dengan Laporan Keuangan
Seorang akuntan publik berijasah dapat dikaitkan dengan laporan keuangan yang
telah diaudit atau yang belum diaudit.
Tingkat Tanggung Jawab
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Persyaratan terakhir adri standar pelaporan keempat adalah bahwa auditor harus
menunjukkan tingkat tanggung jawab yang diembannya atas audit tersebut dan
pendapatnya.

B. Laporan Auditor
Keempat standar audit yang berlaku umum untuk pelaporan dipenuhi dengan
menerbitkan suatu laporan auditor dalam bentuk yang sesuai.
1. Laporan Standar
Laporan standar adalah laporan yang terdiri dari paragraf pendahuluan, paragraf
ruang lingkup, paragraf pendapat, dan bahasa standar. Laporan standar auditor harus
diberi tanggal per penyelesaian pekerjaan lapangan. Untuk klien berbentuk koperasi,
laporan dialamatkan kepada dewan komisaris atau pemegang saham, untuk klien bukan
koperasi, alamatnya adalah partner atau pemilik perseorangan. Tanda tangan yang
dicantumkan pada laporan itu umumnya adalah nama kantor itulah yang memikul
tanggung jawab atas pekerjaan dan temuan dari staf profesionalnya.
Unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan audit standar
adalah sebagai berikut:
a. Suatu kalimat yang berbunyi “Laporan Auditor Independen”.
b. Alamat laporan ditujukan kepada pihak yang memberi tugas.
c. Laporan disusun dalam tiga paragraf yang terdiri dari:
- Paragraf pengantar
- Paragraf scope
- Paragraf opini
d. Tanda tangan auditor, nama dan nomor register auditor
e. Tanggal laporan audit
2. Penyimpangan dari Laporan Standar
Penyimpangan dari laporan standar terjadi apabila auditor menyimpulkan bahwa :
a. Bahasa penjelasan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian
Dapat saja terjadi situasi dimana bahasa penjelasan ditambahkan pada laporan
tetapi auditor masih menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualiaan atas laporan
keuangan bersangkutan. Tujuan dari informasi penjelasan adalah untuk memberi tahu
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
pemakai laporan itu tentang satu atau lebih fakta material berkenaan dengan audit atau
laporan keuangan yang telah diaudit.
Berikut ini adalah daftar situasi yang dapat mengakibatkan tambahan infomasi
penjelasan pada laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian :
 Ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang dirumuskan yang diperlukan untuk
kewajaran situasi yang tidak biasa.
 Inkonsistensi dalam prinsip – prinsip akuntansi yang dipertanggungjawabkan sesuai
dengan GAAP.
 Kepastian yang dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP.
 Keraguan yang subtansial tentang kelangsungan usaha suatu entitas yang
dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP.
 Penekanan suatu hal oleh auditor.
 Pendapat berdasarkan sebagian dari laporan auditor lain dimana tidak ada
pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan GAAP.
b. Jenis-jenis pendapat lainnya
Auditor dapat menyimpulkan bahwa pendapat wajar tanpa pengecualian tidak
dapat diberikan. Auditor dapat menyatakan salah satu dari jenis pendapat lain sebagi
berikut :
 Pendapat wajar dengan pengecualian, yang menyatakan bahwa kecuali untuk
pengaruh hal-hal yang berkaita dengan pengecualian. Laporan keuangan itu
menyajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.
 Pendapat tidak wajar, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar sesuai dengan GAAP.
 Penolakan memberikan pendapat, yang menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan suatu opini tersebut atas laporan keuangan.

C. Pengaruh Situasi yang Mengakibatkan Penyimpangan dari Laporan Standar


1. Pembatasan Ruang Lingkup
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Auditor dikatakan mempunyai pembatasan ruang lingkup jika auditor tidak dapat
melaksanakan prosedur yang diperlukan atau prosedur itu tidak memberikan bukti yang
mencukupi. Pembatasan ruang lingkup dapat ditentukan oleh klien atau berasal dari
berbagai situasi. Contoh pembatasan dari beragai situasi adalah penetapan waktu
prosedur.
- Penugasan Pelaporan yang Terbatas
Jenis penugasan ini melibatkan tujuan pelaporan yang terbatas. Contohnya auditor
dapat diminta untuk mengaudit neraca saja sebagai bagian dari perjanjian merger.
- Jenis Pendapar Lainnya
Pembatasan ruang lingkup akan mengharuskan auditor untuk menyatakan baik
pendapat wajar dengan pengecualian atau penolakan memberikan pendapat atas
laporan keuangan.
2. Pendapat Wajar dengan Pengecualian
Apabila pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan, auditor harus :
- Menunjukkan pembatasan ruang lingkup dalam paragraf ruang lingkup.
- Memberikan alasan substantif untuk pembatasan itu dalam paragraf penjelasan.
- Menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian pada paragraf pendapat dengan
referensi ke paragraf penjelasan.
3. Penolakan Memberikan Pendapat
Apabila penolakan memberikan pendapat dinyatakan :
- Paragraf pendahuluan dimodifikasi
- Paragraf ruang lingkup ditiadakan
- Paragraf penjelasan disertakan setelah paragraf pendahuluan yang menjelaskan alasan-
alasan penolakan memberikan pendapat.
- Paragraf ketiga dari kesimpulan berisi penolakan memberikan pendapat.
4. Ketidaksesuaian dengan GAAP
Apabila laporan keuangan klien mengandung ketidaksesuaian dengan GAAP, maka
pengaruhnya terhadap laporan auditor akan berbeda atas dasar apakah hal itu merupakan
ketidaksesuaian yang diperlukan dengan GAAP yang dirumuskan atau ketidaksesuaian
lain dengan GAAP.
5. Inkonsistensi dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Suatu perubahan prinsip dilakukan sesuai dengan GAAP bila (1) prinsip baru itu
merupakan prinsip akuntansi yang berlaku umum, (2) perubahan itu
dipertanggungjawabkan dengan tepat dan diungkapkan dalam laporan keuangan, serta (3)
manajemen dapat memberi alasan bahwa prinsip yang baru lebih baik.
- Bahasa Penjelasan dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Apabila perubahan dilakukan sesuai dengan GAAP, maka auditor harus menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan dan menjelaskan perubahan
dalam paragraf tambahan sesudah paragraf pendapat.
- Jenis Pendapat Lain
Apabila perubahan prinsip-prinsip akuntansi dilakukan tidak sesuai dengan GAAP,
maka auditor harus mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat
tidak wajar, tergantung pada materialitas perubahan itu. Selain itu auditor juga harus
menambahkan suatu paragraf penjelasan segera sebelum paragraf pendapat untuk
menjelaskan ketidaksesuaian dengan GAAP.
6. Pengungkapan yang tidak Memadai
Jika laporan keuangan dan catatan yang menyertainya tidak dapat mengungkapkan
informasi yang disyaratkan oleh GAAP, maka laporan itu tidak disajikan secara wajar.
Dalam kasus demikian, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian
atau pendapat tidak wajar karena ketidaksesuaian dengan GAAP, dan ada penyimpangan
dari laporan standar. Jika perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang bertujuan
menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi tetapi meniadakan laporan arus kas yang
bertalian, maka auditor lazimnya akan menyimpulkan bahwa peniadaan itu memerlukan
pendapat dengan pengecualian.
7. Keraguan yang Substansial Mengenai Status Kelangsungan Usaha
AU 341.06, The Auditor Consideration of an Entity’s Ability to Continue as a
Going Concern (SAS 59), menunjukkan bahwa informasi yang bertentangan dengan
asumsi kelangsungan usaha mencakup :
1. Tren negatif seperti kerugian operasi yang berulang, kekurangan modal kerja, arus kas
negatif dari aktivitas operasi, dan rasio keuangan kunci yang buruk.
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
2. Petunujuk lain dari kemungkinan kesulitan keuangan seperti tidak dapat membayar
hutang atau perjanjian pinjaman, penunggakan pembayaran deviden, restrukturisasi
hutang, dan ketidaktaatan terhadap persyaratan modal dasar.
3. Masalah internal seperti penghentian kerja, ketergantungan yang besar pada
keberhasilan proyek tertentu, dan komitmen jangka panjang yang tidak ekonomis.
4. Masalah eksternal seperti kerugian pada franchise atau waralaba yang penting,
kerugian yang tidak diasuransikan dari gempa bumi atau banjir.
8. Penekanan pada Suatu Hal
Pada beberapa situasi, auditor mungkin ingin menekankan dalam laporan audit hal-
hal yang dipertanggungjawabkan dengan tepat dan diungkapkan secara memadai sambil
tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Penekanan pda hal semacam ini
akan menghasilkan penambahan paragraf penjelasan dalam laporan standar. Dalam
laporan ini, auditor harus (1) menggunakan kata-kata standar dalam paragraf
pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat, (2) menguraikan hal-hal yang ditekankan
fdala paragraf penjelasan, dan (3) tidak membuat referensi ke materi penjelasan dalam
paragraf pendapat.
9. Pendapat yang Sebagian Didasarkan Atas Laporan dari Auditor Lain
Apabila klien mempunyai satu atau lebih anak perusahaan, divisi, atau cabang,
maka klien itu mungkin memerlukan lebih dari satu kantor akuntan untuk berpartisipasi
dalam audit.
D. Pertimbangan Pelaporan Lain
1. Pelaporan bila Akuntan Publik Tidak Independen
Seorang akuntan publik (CPA) dapat mengaudit laporan keuangan bila ia tidak
independen dengan klien. Sebagai contoh, akuntan publik itu mungkin seorang direktur
atau pejabat klien, atau ia dapat mempunyai kepentingan keuangan langsung dengan klien
sebagai kreditor atau pemegang saham. Apabila akuntan publik tidak mempunyai
independensi sebagaimana yang disyaratkan oleh GAAS (Standar Umum No. 2), akuntan
publik itu tidak dapat menggunakan laporan standar auditor dan disyaratkan untuk
menerbitkan penolakan memberikan pendapat.
Seorang akuntan publik yang menyadari adanya penyimpangan yang material dari
GAAS juga harus (1) meminta revisi atas laporan keuangan, (2) menguraikan
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
penyimpangan dalam pengungkapan, atau (3) menolak dikaitkan dengan laporan
keuangan.
2. Situasi Yang Berkenaan Dengan Laporan Keuangan Komparatif
Standar pelaporan keempat berlaku tidak hanya untuk laporan keuangan periode
berjalan, tetapi juga laporan dari setiap periode sebelumnya yang disajikan atas dasar
komparatif dengan periode berjalan. Selama audit tahun berjalan, auditor harus waspada
terhadap situasi dan peristiwa yang bertalian dengan laporan keuangan periode
sebelumnya. Situasi-situasi tersebut dapat mencakup :
a. Pendapat audit yang berbeda
Untuk suatu tahun tertentu, seorang auditor dapat memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualian atas satu laporan di samping memberikan jenis pendapat yang
berbeda untuk laporan lain. Demikian pula, dalam laporan komparatif, jenis pendapat
yang berbeda dapat dinyatakan atas satu atau lebih laporan untuk tahun sebelumnya
sementara pendapat wajar tanpa pengecualian dinyatakan atas laporan yang sama
untuk tahun berjalan. Suatu laporan yang mengandung pendapat wajar tanpa
pengecualian pada laporan tahun berjalan dan penolakan memberikan pendapat atas
semua laporan kecuali neraca tahun sebelumnya.
b. Pemutakhiran pendapat
Audit tahun berjalan oleh auditor dapat memberikan bukti bahwa pendapat atas
laporan tahun sebelumnya harus berbeda dari pendapat yang semula diberikan. Ini
dapat berasal dari peristiwa-peristiwa seperti (1) resolusi selanjutnya atas
ketidakpastian yang ada pada tahun sebelumnya, (2) penemuan ketidakpastian yang
berlaku untuk tahun sebelumnya yang belum diketahui ketika pendapat atas laporan
tahun sebelumnya diberikan, atau (3) penetapan kembali laporan periode sebelumnya
agar sesuai dengan GAAP. Pemutakhiran atas pendapat tahun sebelumnya
menghasilkan suatu laporan standar kecuali penambahan paragraf penjelasan yang
merinci pendapat yang berbeda dan semua alasan substantif atas perubahan pendapat.
Paragraf penjelasan ditempatkan tepat sebelum paragraf pendapat dalam laporan itu.

c. Perubahan auditor
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Persyaratan pelaporan tambahan harus dipenuhi apabila terjadi perubahan
auditor selama periode yang tercakup oleh laporan komparatif. Jika laporan auditor
terdahulu atas tahun sebelumnya tidak disajikan, yang merupakan kasus yang biasa,
maka perlu bagi auditor pengganti atau penerus untuk mengubah laporan standar guna
menjelaskan situasi tersebut. Karena situasi itu berkenaan dengan kantor akuntan yang
melaksanakan audit, maka informasi penjelasan ditambahkan pada paragraf
pendahuluan, bukan sebagai paragraf terpisah. Auditor pengganti atau penerus harus
menunjukkan dalam laporan tahun berjalan :
 Bahwa laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor lain.
 Tanggal laporan auditor terdahulu.
 Jenis laporan yang diterbitkan oleh auditor terdahulu.
 Jika laporan itu bukan laporan standar, berikan alasan substantif penyebabnya.
3. Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan yang Telah Diaudit
Informasi yang menyertai laporan keuangan terdiri dari (1) informasi tambahan
yang disyaratkan oleh FASB dan GASB, (2) informasi sukarela yang diberikan oleh
manajemen, dan (3) informasi tambahan yang diberikan oleh auditor. Auditor tidak
diwajibkan oleh GAAS untuk memeriksa setiap informasi itu karena data tersebut tidak
termasuk dalam laporan keuangan dasar. Akan tetapi, auditor mempunyai sejumlah
tanggungjawab atas informasi itu, seperti yang dijelaskan berikut ini.
 Informasi tambahan yang disyaratkan
FASB dan Governmental Accounting Standards Board (GASB) telah
menyimpulkan bahwa informasi tambahan tertentu merupakan bagian yang sangat
penting dari pelaporan keuangan entitas. Sebagai contoh, FASB mempersyaratkan
informasi tentang cadangan minyak, gas, dan mineral.
Auditor diwajibkan untuk menerapkan prosedur terbatas tertentu atas informasi
dan melaporkan setiap kekurangan atau penghilangan informasi tersebut. Prosedur
yang terbatas ini mencakup pengajuan pertanyaan kepada manajemen tentang metode
penyiapan informasi, dan perbandingan informasi itu untuk konsistensi dengan data
lain yang tersedia. Karena informasi tersebut tidak diaudit ataupun bukan merupakan
bagian dari laporan keuangan dasar, maka SAS 52, Omnibus Statement of Auditing
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Standards-1987 (AU 558.08), menyatakan bahwa laporan standar harus diterbitkan
kecuali dalam situasi-situasi berikut :
 Informasi tambahan yang disyaratkan dihilangkan.
 Pengukuran atau penyajian informasi itu menyimpang secara material dari pedoman
yang digariskan.
 Auditor tidak dapat menyelesaikan prosedur yang ditetapkan.
 Auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang substansial mengenai apakah
informasi itu sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
 Informasi sukarela yang diberikan oleh manajemen
Laporan keuangan klien yang telah diaudit biasanya disajikan dalam dokumen
yang disebut laporan tahunan. Dokumen ini mencakup informasi seperti garis besar
keuangan, surat dari presiden direktur dan / atau ketua dewan komisaris, statistik
keuangan komparatif, skedul, dan penyajian data keuangan secara grafik yang
disiapkan dengan sukarela oleh manajemen. Auditor diwajibkan membaca informasi
ini untuk menentukan apakah data itu, atau cara penyajiannya, secara material tidak
konsisten dengan laporan keuangan dimana auditor akan memberikan pendapatnya.
 Informasi tambahan yang diberikan oleh auditor
Pada akhir dari suatu penugasan audit, auditor menyerahkan suatu dokumen
yang berisi laporan keuangan dasar klien dan laporan auditor mengenai hal itu kepada
klien. Auditor juga dapat menyertakan informasi tambahan yang bersangkutan dengan
laporan dasar. Informasi itu, seperti rincian dan ikhtisar historis dari pos-pos laporan
tertentu, dimaksudkan untuk mempermudah analisis dan interpretasi atas laporan
keuangan dasar. Disini penting untuk mengetahui bahwa informasi tambahan yang ada
dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor disajikan diluar laporan dasar, dan tidak
perlu menyajikan secara wajar laporan itu. Seperti laporan keuangan dasar, data dalam
informasi tambahan merupakan representasi manajemen karena hal itu berasal dari
laporan dasar.
Auditor diwajibkan oleh standar pelaporan keempat untuk melaporkan semua
informasi yang termasuk dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor. Jadi, auditor
harus menguraikan karakteristik dari pemeriksaan atas informasi itu, jika ada, dan
menyatakan atau pun menolak memberikan pendapat. SAS 29, Reporting on
YUNITA ANGGRAENI (A031181362)
RMK PELAPORAN KEUANGAN YANG TELAH DIAUDIT
Information Accompanying the Basic Financial Statements in an Auditor-Submitted
Document (AU 551.06), menunjukkan bahwa dalam menyatakan suatu pendapat,
auditor harus menunjukkan apakah informasi tambahan itu telah disajikan secara wajar
dalam semua hal yang material berkaitan dengan laporan keuangan dasar secara
keseluruhan. Laporan itu dapat ditambahkan pada laporan standar auditor atau
disajikan terpisah dalam dokumen.
4. Laporan Keuangan yang Disiapkan untuk Penggunaan di Negara Lain
Laporan auditor mengenai laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan GAAP
negara lain tergantung pada tujuan dari penggunaan laporan keuangan itu. SAS 51,
Reporting on Financial Statements Prepared for Use in Other Countries (AU 534.07),
menunjukkan bahwa :
 Jika digunakan hanya di luar Amerika Serikat, maka laporan itu dapat berupa (1)
laporan auditor gaya A.S. yang dimodifikasi dengan prinsip-prinsip akuntansi negara
lain atau (2) laporan standar negara lain.
 Jika digunakan baik di luar maupun di Amerika Serikat, maka laporan gaya A.S. harus
digunakan dengan pendapat wajar dengan pengecualian atau penolakan memberikan
pendapat, tergantung pada materialitas penyimpangan dari GAAP A.S.
Modifikasi berikut ini akan diperlukan jika laporan gaya A.S. digunakan :
 Paragraf pendahuluan harus menyatakan bahwa laporan keuangan telah disiapkan
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di (nama negara).
 Paragraf ruang lingkup harus menunjukkan bahwa audit telah dilakukan sesuai dengan
GAAS di Amerika Serikat dan, jika sesuai, standar audit dari (nama negara).
 Paragraf pendapat harus menyatakan kesesuaian dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umu di (nama negara).
Seorang auditor yang memilih menggunakan laporan standar dari negara lain harus
(1) memastikan bahwa laporan itu akan digunakan oleh auditor di negara lain dengan
situasi yang sama serta (2) memahami, dan berada dalam posisi untuk membuat, atestasi
yang termuat dalam laporan tersebut. Atestasi itu dapat mencakup kelayakan eksplisit
atau implisit dari ketaatan perundangan dengan hukum setempat.

Anda mungkin juga menyukai