ABSTRAK
Kaptopril memiliki absorpsi yang baik pada kondisi pH lambung dan mengalami ionisasi pada pH usus.
sehingga ketersediaan obat dalam bentuk molekul pada daerah absopsi perlu dipertahankan. Sistem penghantaran
obat gastroretensif mukoadhesif memberi kesempatan obat lepas terkendali pada lambung dalam waktu tertentu.
Telah dilakukan penelitian untuk mengkaji karakteristik dan profil pelepasan kaptopril dalam bentuk sediaan tablet
gastroretensif mukoadhesif. Tablet mukoadhesif (MK) dibuat dalam 5 formula dengan metode granulasi basah
menggunakan matriks karbopol 934P dan karboksi metil selulosa dengan perbandingan 10: 0 (MK1), 0: 10 (MK2),
5: 5 (MK3), 7: 3 (MK4), dan 3: 7 (MK5). Parameter uji meliputi karakteristik granul, tablet dan model kinetika
pelepasan kaptopril dari tablet dalam medium HCl 0.01N. Tablet mukoadhesif yang dibuat memiliki karakteristik
berbeda untuk setiap formula. Tablet mukoadhesif terbaik ditunjukkan oleh tablet formula MK4 dan MK5. Formula-
formula tersebut memiliki profil pelepasan obat terkontrol sesuai dengan model kinetika Korsmeyer-Peppas dan
Higuchi.
ABSTRACT
Captopril have good absorption in gastric pH and ionized on intestinal pH. It is necessary to keep the drug
in the form of molecules in the area of the absoption. The mucoadhesive gastroretensive drug delivery system
provides the possibility of controlled release in stomach in a certain amount of time. Research has been conducted
to assess the quality and profile of captopril release in of a mucoadhesive gastroretensive tablet. Mucoadhesive
tablets (MK) were made in 5 formulas by wet granulation method using carbopol 934P and sodium carboxymethyl
cellulose as matrix with ratio 10: 0 (MK1), 0: 10 (MK2), 5: 5 (MK3), 7: 3 (MK4), and 3: 7 (MK5). The parameters
which was evaluate were characteristics of granules and tablets and kinetics model of captopril release from tablets
in 0,01 N HCl medium. Mucoadhesive tablets had different characteristics for each formula. Mucoadhesive tablets
that had good quality and release profile were shown by MK4 and MK5 formula. They had controlled drug release
profiles accorded to the Korsmeyer-Peppas and Higuchi kinetics models, respectively.
12
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
13
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
nanopartikel (Patil, Tiwari, & Repka, 2016; gmbh), alat uji kompresibilitas (Erweka), alat
Fernandes, Rasvita, & Gude, 2017; John, uji kekuatan mukoadhesif, jangka sorong,
Roy, & Ramamurthy, 2019). mesin pencetak tablet (Erweka), mikro pipet
Karbopol memiliki banyak keuntungan (Dragonmed), neraca analitik (Kern ALJ 220-
dalam desain obat dengan pelepasan 4NM), oven (Memmert), pengayak no.5 dan
berkelanjutan, seperti kemampuan 18 (Retsch), pH meter (Schott),
pembentukan gel yang baik dan sifat spektrofotometer UV-VIS (Genesys 10S) dan
mukoadhesif. Hal ini disebabkan oleh sifat stopwatch.
ionik dan sensitivitas yang tinggi terhadap pH Bahan yang digunakan adalah kaptopril
medium. Gugus karboksil pada karbopol (PT Pharos Indonesia), karbopol 934P,
tidak berdisosiasi dalam suasana asam (pH larutan kalium ferisianida (0,304 g
1,2), sehingga matriksnya tertutup rapat. K3 Fe(CN)6.3H2O dalam 100 mL air suling),
Namun, hampir semua gugus karboksil larutan feri klorida (0,616 g FeCl3.6H2O dan
karbopol berdisosiasi pada pH 6,8, 0,14 mL HNO3 pekat dalam 100 mL air
menunjukkan pembengkakan gel (Russo, et suling), larutan asam klorida (HCl) 0,01 N,
al., 2016). Sementara, NaCMC banyak kertas saring whatman no 40, magnesium
digunakan sebagai polimer mukoadhesif. stearat, natrium karboksimetil selulosa,
CMC adalah polimer anionik yang polivinilpirolidon (PVP), talk (PT. Intraco),
memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen dan mukosa lambung tikus.
yang lebih tinggi dibandingkan polimer
Pembuatan tablet
selulosa nonionik, sehingga memiliki
Tablet mukoadhesif dibuat dengan metode
mukoadhesi yang lebih baik daripada HPMC
granulasi basah dalam lima formula (Tabel 1).
(Anil & Sudheer, 2018).
Bobot pertablet 500 mg, mengandung 50%
METODOLOGI PENELITIAN matriks mukoadhesif, dengan rasio karbopol
Alat dan bahan 934P: NaCMC untuk formula MK1, MK2,
Alat yang digunakan adalah alat uji MK3, MK4, dan MK5 berturut-turut adalah
disolusi (Sotax), hardness tester (Erweka 10: 0, 0: 10, 5: 5, 7: 3, dan 3: 7 (Ansel, 2008).
15
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
Wt − Wo Penetapan Kadar
SI = x100
Wo Kandungan kaptopril dalam tablet
mukoadhesif dan kekuatan ikatan dari tablet baku kaptopril. Deret konsentrasi kaptopril
ditentukan menggunakan modifikasi model dibuat dengan menggunakan pelarut HCl 0,01
dengan memisahkan bagian dalam membran kemudian ditambahkan 0,2 mL larutan FeCl3
mukosa dengan menggunakan pisau bedah dan 1,0 mL larutan K3Fe(CN)6. Blangko
dan dicuci dengan larutan HCl 0,01 N secara menggunakan larutan dengan proses sama
menyeluruh, lalu diikat di atas baja persegi tetapi tanpa sampel. Serapannya diukur
diletakkan di dalam gelas kimia dan diisi panjang gelombang 730 nm. Selanjutnya
larutan HCl 0,01 N hingga permukaan atas dibuat kurva baku hubungan antara serapan
mukosa untuk menjaga viabilitas selama (y) dan konsentrasi (x) dalam persamaan garis
beban konstan (10 g) selama 5 menit. Pada dan menghaluskan sebanyak 10 tablet yang
sisi lengan lainnya ditambahkan beban secara dipilih secara acak. Selanjutnya serbuk
bertahap menggunakan air yang dialirkan ditimbang setara dengan 50 mg kaptopril dan
melalui buret. Kekuatan mukoadhesif (MK) dilarutkan dalam larutan HCl 0,01 N hingga
ditentukan dari berat yang dibutuhkan untuk 100,0 mL. Campuran disaring. Filtrat diukur
melepaskan tablet dari mukosa lambung sebanyak 0,1 mL, dan diencerkan kembali
(Gambar 1). Diameter tablet diukur dengan dengan larutan HCl 0,01 N hingga 10,0 mL.
jangka sorong yang digunakan untuk Sebanyak 2,0 mL campuran ini selanjutnya
menghitung luas permukaan tablet (A). Daya diperlakukan sama dengan proses dalam
mukoadhesif (DM) dan kekuatan ikatan (KI) pengukuran standar. Kadar kaptopril dalam
16
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
17
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
akan menurun (Osman, Adam, Hassan, & tidak konsisten (Osman, Adam, Hassan, &
Nur, 2019). Dengan kelembaban ini, hanya Nur, 2019). Akibatnya terjadi variasi volume
formula MK2 yang tidak memenuhi syarat massa granul yang mengisi ruang cetakan
daya alir dan sudut istirahat serta indeks tablet (punch) dan juga berpengaruh kepada
kompresibilitas (Tabel 2). kadar obat yang dikandung. Nilai persentase
Semua tablet yang dihasilkan memenuhi kadar dibawah persyaratan ditunjukkan oleh
persyaratan ukuran dengan diameter dan tebal formula yang matriksnya hanya mengandung
yang selisihnya tidak lebih dari 3 kali dan NaCMC. Dibanding dengan karbopol,
tidak kurang dari 1, demikian pula dengan NaCMC lebih mudah mengembang,
keseragaman bobot tablet memenuhi sementara karbopol selektif terhadap pH basa
persyaratan Farmakope Indonesia edisi III untuk dapat menyerap lembab dengan baik
(Anonim, 1979). Formula MK1 dan MK3 (Russo, et al., 2016). Formula MK2
memiliki kesesuaian kekerasan untuk tablet selanjutnya tidak diikutkan pada tahap uji
controlled release yaitu 12 kg, sedangkan lanjut untuk profil pelepasan obat.
untuk formula MK2, MK4 dan MK5 hanya Kekuatan mukoadhesif dan kekuatan
memenuhi kekerasan untuk tablet ikatan terbaik pada mukosa lambung tikus
konvensional yaitu 4-8 kg (Aulton, 1971). ditunjukkan oleh Formula MK4 dan MK5
Kekerasan tablet dipengaruhi oleh daya alir (Tabel 3). Kondisi keasaman media (larutan
dan indeks kompresibilitas granulnya, karena HCl yang membasahi mukosa lambung tikus)
kemampuan mengalir akan mempengaruhi yang mewakili pH lambung memungkinkan
massa granul yang mencapai ruang matriks tablet dari polimer NaCMC dapat
pencetakan dan indeks kompresibilitas yang memanfaatkan cairan mukosa untuk
baik akan membentuk tablet yang lebih menghidrasi dan membuat tablet
kompak (Ansel, 2008). mengembang yang menyebabkan terjadinya
Formula MK1, MK3, MK4, dan MK5 perlekatan (adhesi) pada mukosa. Sementara
sesuai dengan syarat kadar yang ditetapkan karbopol memanfaatkan peningkatan pH
dalam Farmakope Indonesia, kadar kaptopril cairan mukosa akibat hidrasi NaCMC,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari demikian pula sebaliknya. Mansuri dkk juga
110,0% dari kandungan dalam formula. telah mengemukakan bahwa polimer anionik,
Adanya perbedaan kadar yang cukup misalnya NaCMC menunjukkan ikatan
signifikan pada MK2 disebabkan oleh hidrogen yang kuat dengan musin pada
kelembaban yang tinggi, daya alir, sudut membran mukosa. Polimer ini memiliki
istirahat yang buruk. Kelembaban yang tinggi struktur dengan gugus fungsi karboksil dan
menyebabkan distribusi ukuran granul sulfat, menghasilkan muatan total negatif
menjadi tidak seragam dan aliran menjadi pada pH lebih yang besar dari pKa-nya.
18
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
Campuran asam poliakrilat dan turunan digunakan untuk membentuk kompleks ionik
selulosa dapat dibentuk mendekati ideal dalam pengembangan matriks penghantaran
karena dapat digunakan untuk membentuk obat yang menunjukkan sifat mukoadhesif
mucoadhesive sustained drug delivery system (Mansuri, Kesharwani , Jain, Takade, & Jain,
dengan daya rekat dan biokompatibilitas yang 2016).
dapat diterima. Polimer ionik dapat
19
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
100
% Kumulatif Kaptopril Terlarut
80
60
40 MK1 R = 0.9464
MK3 R = 0.8101
20 MK4 R = 0.9112
MK5 R = 0.8392
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Waktu (Menit)
2,0
Log % Kumulatif Kaptopril Tersisa
1,7
1,4
MK1 R = 0.9742
MK3 R = 0.9122
1,1
MK4 R = 0.823
MK5 R = 0.8973
0,8
0 100 200 300 400 500 600 700
Waktu (Menit)
100
% Kumulatif Kaptopril Terlarut
80
60
40 MK1 R = 0.9846
MK3 R = 0.9218
20 MK4 R = 0.9045
MK5 R = 0.9039
0
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Akar Waktu (menit)
Gambar 4. Grafik Komparasi Kinetika Pelepasan Higuchi
20
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
4,6
Akar pangkat Tiga % Kumulatif
4,1
Kaptopril tersisa
3,6
3,1
MK1 R = 0.9675
2,6 MK3 R = 0.8617
MK4 R = 0.8688
2,1
MK5 R = 0.8842
1,6
0 100 200 300 400 500 600 700
Waktu (menit)
Gambar 5. Grafik Komparasi Kinetika Pelepasan Hixson-Crowell
2,0
Log % Kumulatif Kaptopril Terlarut
1,8
1,6
1,4
1,2
MK1 R = 0.9899
1,0 MK3 R = 0.9644
MK4 R = 0.9347
0,8
MK5 R = 0.8793
0,6
1,1 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9
Log Waktu (menit)
Gambar 6. Grafik Komparasi Kinetika Pelepasan Korsemeyer-Peppas
21
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
23