Anda di halaman 1dari 18

PRELIMINARY ENGINEERING STUDY

(STUDI TEKNIK PENDAHULUAN)


1. Kualitas dan keterolahan air baku;
2. Kualitas air hasil olahan yang ingin
dicapai;
Preliminary
3. Sasaran dan tujuan tambahan;
engineering 4. Faktor-faktor pembatas dalam disain
study itu instalasi pengolahan;
meliputi 5. Alternatif proses pengolahan;
beberapa 6. Kriteria desain awal untuk setiap unit
proses pengolahan;
aspek, yaitu: 7. Kondis hidrolis sepanjang instalasi
pengolahan;
8. Pertimbangan geoteknik;
9. Kriteria dan kondisi disain struktur;
10.Penanganan dan pembuangan limbah
dari instalasi pengolahan;
Preliminary 11. Instrumentasi dan sistem kontrol;
engineering 12. Perkiraan biaya awal;
study 13. Proses pengolahan yang
direkomendasikan;
(Lanjutan......) 14. Denah instalasi dan desain arsitektur;
15. Perencanaan awal proyek;
16. Laporan analisa lingkungan (AMDAL).
• Air Permukaan
Data kualitas air permukaan diambil dalam periode
waktu 5 – 10 tahun, yang kemudian dievaluasi dan
dinilai kondisi fisik, kimia, mikrobiologi dan
karakteristik radiologisnya serta kemungkinan
1. Kualitas terkontraminasinya air oleh tumpahan bahan kimia
dan limbah radioaktif baik dari pada masa sekarang
dan maupun masa yang akan datang.

Keterolahan • Air Tanah


Air Baku; Jika air tanah dipilih sebagai sumber air baku maka
harus ada studi tambahan, seperti kondisi geologi,
penurunan muka air tanah akibat pemompaan,
masalah intrusi air laut dan potensi masuknya lindi
(leachet) dari buangan industri, domestik dan bahan
kimia pertanian.
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta
Pedoman Baku Mutu Air. Dimana berdasarkan PP ini, air dibagi menjadi 4
kelas yaitu:
▫ Kelas 1 : Air sebagai air baku air minum dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air dengan kegunaan tersebut;
▫ Kelas 2 : Air untuk prasarana/sarana rekreasi air, pemudidayaan
ikan air tawar, peternakan, pengairan, pertamanan dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air dengan kegunaan
tersebut;
▫ Kelas 3 : Air untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan
pertamanan dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air dengan kegunaan tersebut;
▫ Kelas 4 : Air untuk pertamanan dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air dengan kegunaan tersebut.
2.Kua li ta s Air Ha s i l Ol a ha n Ya ng I n g in D ica p a i;

Tujuan dari sebuah sistem penyediaan (suplai) air bagi masyarakat adalah
menyediakan air yang aman dan nampak estetis untuk pemakai
(maysarakat) secara terus menerus dan dengan harga yang layak.

Beberapa peraturan tentang air minum:


1.Peraturan Menkes no. 01/ BIRHUMAS/I/1975;
2.Menurut keputusan mentri negara dan Kependudukan dan LH no.
Kep 02/ MENKLH/1989 tentang pedoman penetapaqn baku mutu air
pada sumber air;
3.Peraturan mentri kesehatan no. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang
dipakai di indonesia tanggal 3 September 1990;
4.Keputusan Menkes no. 907/Menkes/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli
2002.
5.PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
3. Sasaran dan Tujuan Tambahan;

Selain bertujuan untuk memperoleh kualitas air yang


diharapkan, pemilik proyek biasanya memiliki tujuan dalam
pembangunan instalasi pengolahan air ini. Tujuan tambahan
ini harus diidentifikasi pula oleh pihak perencana desain,
misalnya efek instalasi bagi peningkatan sistem distribusi air.
4. Faktor-Faktor Pembatas Dalam Disain Instalasi
Pengolahan;

Pada permulaan tahap desain, faktor-faktor pembatas harus


dijabarkan secara jelas. Faktor pembatas tersebut dapat
berupa kondisi ekonomi, fisik, kimia, iklim, geologi, sosiologi,
peraturan setempat, estetika, dan lain-lain.
5. Alternatif Proses Pengolahan;

Dasar untuk memilih alternatif proses pengolahan ditentukan


oleh:

• Karakteristik air baku;


• Harga;
• Hasil akhir kualitas air yang diinginkan;
• Tersedianya perlengkapan utama, pemeliharaan setelah
tahap konsruksi selesai;
• Kecakapan operator dan personil pemeliharaan;
• Kemudahan operasi dan pemeliharaan;
• Penanganan buangan yang memenuhi syarat.
6.Kriteria Desain Awal Untuk Setiap Unit Proses Pengolahan
Agar dapat melihat perbandingan harga dan ketersediaan
lahan, maka dalam laporan perencanaan pengolahan air
minum, ukuran awal dari semua unit proses pengolahan
harus dibuat.

7.Kondisi Hidrolis Sepanjang Instalasi Pengolahan


Mengetahui kondisi hidrologis sepanjang instalasi
pengolahan dalam studi pendahuluan merupakan hal yang
sangat penting sebab pemilihan elevasi lokasi instalasi
akan membuat terpenuhinya semua unit yang
membutuhkan elevasi air dan kedalaman tertentu.
8. Pertimbangan Geoteknik;

Pertimbangan keadaan tanah pada lokasi instalasi yang


dianjurkan besar pengaruhnya terhadap biaya konstruksi,
lama/durasi konstruksi dan pemeliharaan instalasi.
Hal-hal yang dapat diperoleh dari hasil sebuah penelitian
geoteknik adalah:
• Tekanan tanah;
• Data gali-timbun tanah;
• Level air tanah, tinggi level air dan fluktuasi musiman;
• Daerah gempa, gaya akselerasi tanah dan catatan gempa
tambahan yang dapat merusak bagian bangunan yang
tertanam dalam tanah.
9. Kriteria dan Kondisi Disain Struktur;

Studi teknik pendahuluan mempertimbangkan pula masalah


struktur desain dan kriteria rencana lokasi bangunan.
Secara umum, kondisi semua struktur bangunan harus baik seperti
kemampuan menahan bobot mati, tekanan air, tekanan tanah,
kekuatan menahan gempa, getaran dari peralatan mekanik yang
sedang berjalan, tekanan angin dan antisipasi beban pengaruh
selama pembangunan.
Karena mayoritas dari struktur adalah penampungan air, jadi harus
tahan bocor. Juga struktur yang menampung air yang telah
diproses tidak boleh terpolusi oleh air yang belum terolah. Selain
itu, struktur yang terletak di daerah dengan level air tanah yang
tinggi harus didesain untuk menahan gaya tekanan keatas,
terutama pada kondisi kosong.
10. Penanganan dan Pembuangan Limbah Dari
Instalasi Pengolahan

• Instalasi pengolahan air menghasilkan 2 tipe limbah:


• Limbah yang dapat didaur ulang, seperti limbah hasil pencucian filter,
supernatan dari bak pengering lumpur dan luapan bangunan;

• Limbah yang tidak dapat didaur ulang, seperti: lumpur dari bak pengendap
dan limbah bahan kimia. Dahulu limbah yang dapat didaur ulang
dikumpulkan pada holding tank, kemudian didaur ulang tanpa pengolahan
lebih jauh, kecuali pada kondisi dimana, terjadi sedimentasi alami. Namun,
sekarang perlakuan demikian tidak dapat diterima karena biasanya limbah
mengandung material yang berbahaya dalam tingkat tertentu, seperti:
Microorganisma dan logam berat. Oleh karenanya, sekarang limbah tersebut
harus diolah dengan flokulasi, sedimentasi dan desinfeksi terlebih dahulu.
11. Instrumentasi dan Sistem Kontrol;

Alasan umum pemasangan instrumentasi dan sistem kontrol


pada bangunan pengolahan adalah:
• Produksi dan suplai air minum yang aman dan kontinu;
• Kontrol otomatis dari pengolahan yang bersifat korektif
dan respon otomatis untuk situassi yang berbahaya;
• Meminimasi potensi kesalahan manusia;
• Kemampuan analisis dan memecahkan problem secara
cepat;
• Kemampuan mendiagnosa masalah sebelum kesalahan
fungsi terjadi pada peralatan yang lokasinya
terpencil/jauh.
12. Perkiraan Biaya Awal
Sistem yang terbaik dari berbagai variasi alternatif pengolahan air
dapat dipilih berdasarkan efektifitas biaya konstruksi dan
keseluruhan biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
operasi. Perkiraan biaya awal dari instalasi pengolahan penting
untuk mengetahui modal yang diperlukan untuk membangun
instalasi.

13. Proses Pengolahan Yang Direkomendasikan


Langkah yang dibicarakan pada point ini dikelompokkan dalam 4
prosedur dasar:
• Pengumpulan data dan formulasi masalah;
• Sistesis dan analisis bebagai subsisten dan alternatif sistem;
• Analisis nilai;
• Persetujuan terhadap alternatif terpilih.
14. Denah Instalasi dan Desain Arsitektur;

Dari sudut pandang engineering ada 8 karakteristik penting yang harus


dipertimbangkan selama mengerjakan denah, yaitu:
• Minimasi biaya pekerjaan sipil;
• Kemudahan konstruksi;
• Keseimbangan pembebanan hidrolis pada setiap tangki/filter;
• Sentralisasi kontrol dan operasi;
• Pemisahan secara fisik struktur-struktur berukuran besar;
• Pembuatan master plan dari denah instalasi;
• Perhatikan Kondisi iklim yang ada pada lokasi instalasi;
• Pertimbangan desain arsitektur, sudut pandang estetika dari denah
instalasi dan bangunan.
15. Perencanaan Awal Proyek;

Agar kegiatan perencanaan sistem pengolahan air dapat


berjalan dengan efektif, tim lengkap yang terdiri atas para
ahli dengan kualifikasi tertentu harus sudah tersusun.
Penyusunan suatu manajemen proyek harus dibuat dengan
baik dan jelas. Salah satu alat yang digunakan dalam
manajemen proyek ini adalah bar chart. Untuk manajemen
proyek yang kompleks biasanya digunakan teknik PERT
(The Program Evaluation and Review Technigue), ISPM (The
Integrated System of Project Management) dan CPM
(Critical Path Methode).
16. Laporan Analisa Lingkungan (AMDAL).

Semua pengolahan air dan proyek suplaynya memerlukan EIS


(Environmental Impact Statement). EIS harus meliputi studi detail
dan analisa dari semua fasilitas yang mempengaruhi lingkungan.
Penyiapan EIS memerlukan sebuah tim dengan banyak keahlian
seperti ahli biologi, hidrologi, arkeologi dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai