22. NITROGEN
22.1. Umum
Senyawa N-organik di dalam air dapat berasal dari air limbah domestik
atau air limbah kotoran binatang, akan terurai oleh mikroorganisme
membentuk senyawa ammonia.
Senyawa ammonia di dalam air, dalam suasana asam ( pH rendah) akan
berubah menjadi ammonium ( NH4+) .
+
NH3 + H NH4+
Dalam kondisi anaerobik nitrat dan nitrit dapat tereduksi dalam proses
denitrifikasi membentuk Gas N2
a. Pengukuran NH3
Metode yang digunakan untuk pengukuran NH3 dalam air yaitu metode
destilasi , yang dilanjutkan dengan titrasi asam basa atau metode
spektrofotometri.
Contoh air dibasakan dengan NaOH , kemudian didestilasi, maka NH3
akan menguap dan ditangkap dengan pelarut kimia asam ( HCl atau
H3BO3). Selanjutnya NH3 yang tertangkap dititrasi asam asam
menggunakan indikator asam basa.
Metode lain adalah metode Nessler , NH3 yang tertangkap ditambah
pereaksi Nessler membentuk senyawa kompleks yang berwarna ,
selanjutnya warna tersebut diukur dengan spektrofotometer.
b. Pengukuran N-organik .
Metode yang umum digunakan untuk pengukuran N-organik adalah
metode Kjeldhal. Senyawa N-organik didektruksi dengan asam sulfat
pekat dalam suasana panas, sehingga membentuk senyawa (NH4)2SO4 .
Selanjutnya didestilasi dalam suasana basa NaoH sehingga terbentuk gas
NH3 yang menguap dan ditangkap dengan pelarut kimia tertentu ( HCl
atau H3BO3. Selanjutnya NH3 yang ditangkap ditentukan seperti prosedur
di atas .
Hasil yang diperoleh adalah Nitrogen Total Kjeldhal (NTK)
c. Pengukuran Ammonium .
Salah satu metode yang umum digunakan untuk pengukuran ammonium
dalam air adalah metode Nessler , yaitu contoh air ditambah pereaksi
Nessler membentuk senyawa berwarna. Selanjutnya warna yang terjadi di
ukur dengan spektrofotometer.
d. Pengukuran nitrit
Metode yang digunakan adalah metode spektrofotmetri dengan
penambahan pereaksi tertentu membentuk senyawa yang berwarna .
Selanjutnya warna tersebut di ukur dengan alat spektrofotometer.
e. Pengukuran nitrat.
Pengukuran nitrat dalam air lebih sulit , beberapa metode yang umum
dipakai adalah:
- Metode UV spectrofotmetri
- Metode Ion Chromatografi
- Metode Elektrode spesifik untuk nitrat
- Metode reduksi membentuk nitrit atau ammonium
Teknik pengawetan yang harus dilakukan terhadap contoh air yang akan
diperiksa golongan Nitrogen adalah dengan penambahan asam sulfat
pekat sampai pH <2 ( 1 ml asam sulfat pekat untuk 1 liter contoh air) ,
kemudian didinginkan dan dapat tahan selam 7 hari untuk N-organik.
22.4.1.2. Prinsip
NH4+ dalam suasana basa dengan pereaksi Nessler membentuk senyawa
kompleks yang berwarna kuning sampai coklat. Intensitas warna yang
terjadi diukur absorbannya pada panjang gelombang 420 nm.
22.4.1.3. Pereaksi
a. Pereaksi Nessler
100 gr Merkuri Iodida (HgI2) dan 70 gr Kalium Iodida (KI) dilarutkan
dalam aquadest bebas ammonium. 160 gr larutan NaOH ditambahkan
secara hati-hati (setiap 150 ml). Kemudian encerkan dengan aquadest
sampai volumenya 1 lt. Biarkan dalam tabung kerucut selama 1
malam, kemudian supernatannya dimasukkan dalam botol coklat.
22.4.1.4.Cara Kerja
d. Perhitungan
A : absorban sampel
S : kemiringan kurva kalibrasi (ppm NH4 / unit absorban)
22.4.2.2. Prinsip
Nitrit dengan asam sulfanilat dan N -(1-Naphtyl ethylen diamin)
dihidrochloride dalam suasana asam (pH 2 s.d 2,5) membentuk senyawa
kompleks yang berwarna ungu.
Warna ungu yang terjadi diukur intensitasnya dengan spectrofotmeter
pada panjang gelombang 520 nm.
22.4.2.3. Pereaksi
d. Perhitungan
A : absorban sampel
S : kemiringan kurva kalibrasi (ppm / unit absorban)
22.4.2.5. Catatan
Senyawa yang dapat mengganggu pengukuran nitrit dengan metode ini
adalah klor bebas dan Nitrogen triklorida (NCl3), juga logam berat seperti
Besi (III), Timbal (II), Merkuri (II), dan Perak (I).
Contoh air untuk analisa nitrit harus secepat mungkin dianalisa, dapat
diawetkan dengan cara pendinginan dengan batas waktu 28 jam.
22.4.3.2. Prinsip
Nitrat dalam air dalam suasana asam dengan brusin sulfat dan asam
sulfanilat membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning.
Intensitas warna yang terjadi diukur absorbannya pada panjang
gelombang 420 nm.
22.4.3.3. Pereaksi
c. Larutan NaCl
300 gr NaCl dilarutkan dalam 1 lt aquadest.
e. Perhitungan
A : absorban sampel
S : kemiringan kurva kalibrasi (ppm / unit absorban)
22.4.4.2. Prinsip
Contoh air didekstruksi dengan asam sulfat dalam suasana panas dan
dikatalisis dengan CuSO4, sehingga N-organik dalam air berubah menjadi
Ion ammonium NH4+ . Selanjutnya dengan penambahan basa NaOH ,
maka ion ammonium menjadi NH3, yang kemudian disestilasi , maka gas
ammoniak akan menguap dan ditangkap dengan asam borat.
Sealanjutnya ammoniak tersebut di tentukan dengan metode kolorimetri
atau metode titrasi .
22.4.4.3. Pereaksi
a. Garam Kjeldhal
Dicampurkan secara merata serbuk K2SO4 dengan serbuk CuSO4
dengan perbandingan 3:1
b. Larutan NaOH 50%
Dilarutkan 50 gram NaOH dalam 100 ml aquadest
c. H2SO4 pekat
d. Larutan Asam Borat
Dialrutkan 20 gram H3BO3 dalam 1 liter aquadest
e. Larutan indikator Tasiro
Dibuat larutan metil biru dengan cara melarutkan 0,05 gram metilen
blue dalam 50 ml aquadest
Dibuat larutan metil merah dengan cara melarutkan 0,075 metil
merah dalam 50 ml aquadest .
a. Sejumlah volume contoh air , tergantung kadar N dalam air ( 250 ml)
dimasukkan ke dalam labu dekstruksi, kemudian ditambah 10 ml
H2SO4 dan 5 gram gram Kjeldhal , kemudian larutan dipanaskan
sampai cairan menjadi jernih dan terbentuk asap putih.
b. Setelah dingin , larutan diencerkan dengan 150 ml aquadest dan
ditambah 35 ml larutan NaOH 50%, kemudian didestilasi
c. Destilasi dilakukan sampai semua ammoniak terdestilasi ( destilat
ditest dengan kertas lakmus merah , kertas lakmus tetap berwarna
merah, berarti ammoniak telah habis)
d. Destilat ditampung dalam 25 ml larutan borat, dan ditambah
indikator Tosiro ( 1 tetes metil merah + 5 tetes metil blue).
e. Kemudian larutan asam borat tersebut dititrasi dengan larutan HCl
0,1 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna jihau
menjadi ungu.
22.4.5. Catatan