Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ryo Mahardika Christiyantho

Kelas : XII MIPA 3

1. Jelaskan dan Tulis beberapa contoh : a. Sumber Primer Sejarah b. Sumber


Sekunder Sejarah
Jawab : a. Sumber sejarah primer
Sumber sejarah primer adalah sesuatu yang aslinya berasal dari masa lalu. Sumber primer
adalah dokumen sejarah yang digunakan oleh para sejarawan sebagai bukti. Sumber primer
memberikan bukti langsung atau tangan pertama tentang suatu peristiwa, orang atau
obyek. Sumber sejarah primer dibuat selama periode waktu masa lampau yang sedang
dipelajari atau diciptakan di kemudian jari oleh pelaku sejarah itu sendiri. Sumber sejarah
primer mencerminkan sudut pandang individu dari peserta atau pengamat. Dengan kata
lain, sumber-sumber ini sezaman dengan peristiwa dan orang-orang yang dimaksud dalam
sejarah.
Berikut ini beberapa contoh sumber sejarah primer

1. Buku harian.

2. Jurnal pribadi.

3. Dokumen pemerintah.

4. Dokumen pengadilan.

5. Dokumen properti.

6. Artikel surat kabar.

7. Laporan militer.

8. Daftar nama militer.

9. Pidato.

10. Foto-foto.

11. Puisi.

12. Novel.

13. Surat.

14. Memoar.

15. Otobiografi.

b. Sumber sejarah sekunder adalah karya yang membahas masa lampau. Sejarah


sekunder adalah karya yang menafsirkan atau menganalisis peristiwa atau fenomena
historis. Sumber sekunder biasanya berupa buku yang baru ditulis untuk menggambarkan
masa lampau. Buku sejarah biasanya membahas seseorang, peristiwa atau topik sejarah
lainnya. Tidak seperti sumber primer, sumber sekunder tidak memberikan bukti langsung.
Sumber sekunder memberikan informasi yang telah dianalisis atau ditafsirkan dalam
beberapa cara. sekunder sering menganalisis informasi yang telah dikumpulkan dari
berbagai sumber primer.X
Para ahli mengelompokkan manusia purba di Indonesia menjadi tiga jenis berdasar ada hasil
penemuan fosil manusia purba. Adapun tiga jenis manusia purba yang berada di Indonesia
antara lain adalah :

 Meganthropus ( Manusia Besar).

 Pithecanthropus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak).

 Homo
Secara keseluruhan, ada sepuluh jenis manusia purba yang berada di Indonesia, yaitu

 Meganthropus Paleojavanicus
 Pithecanthropus Erectus
 Pithecanthropus Soloensis
 Pithecanthropus Mojokertensis
 Homo Soloensis
 Homo Erectus
 Homo Floresiensis
 Homo Habilis
 Homo Wajakensis
 Homo Sapiens

B. Ciri – ciri Meganthropus :

 Makanannya berupa jenis tumbuh – tumbuhan.


 Tidak memiliki dagu sehingga lebih mirip kera.
 Memiliki tonjolan yang tajam di belakang kepala.
 Memiliki tulang pipi yang tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
 Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
 Memiliki postur tubuh yang tegap.

ciri – ciri dari Pithecanthropus adalah :

 Volume otaknya diantara 750 – 1350 cc.


 Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
 Postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.
 Memiliki gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
 Memiliki hidung yang tebal.
 Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi dari sisi ke sisi.
 Wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
 Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol yang mirip dengan wanita
berkonde.
 Memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.
Ciri – ciri dari Homo :

 Volume otak antara 1000-1300 cc.


 Memiliki tinggi badan 130 – 210 cm.
 Wajahnya tidak menonjol ke depan.
 Berjalan tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara berjalannya lebih
sempurna.
 Otot tengkuknya mengalami penyusutan.

2. Portugis
Bartholomeus Diaz melakukan penjelajahan samudra dan sampai di Tanjung
Harapan, Afrika Selatan, pada 1488. Penjelajahan lalu diteruskan Vasco da Gama
yang sampai di Gowa (India) pada 1498, lalu pulang ke Lisboa, Portugal, dengan
membawa rempah-rempah. Portugis pun semakin gigih dalam mencari sumber
rempah-rempah. Untuk itu, Portugis melanjutkan ekspedisi ke timur yang
dipimpin Alfonso d’Albuquerque untuk menguasai Malaka. Ia berhasil menguasai
Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara pada 10
Agustus 1511. 
Spanyol
Orang Spanyol yang pertama kali melakukan penjelajahan samudra adalah
Christopher Columbus. Ia berlayar ke arah barat melewati Samudra Atlantik
sesuai Perjanjian Tordesillas menuju India sekitar tahun 1492-1502. Ternyata ada
kesalahan, karena sebenarnya ia sampai di benua Amerika; yang ia pikir adalah
India. Penjelajahan berikutnya dilakukan Magelhaens dari Spanyol ke barat daya
melintasi Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika, kemudian melewati
Samudera Pasifik dan mendarat di Filipina pada tahun 1521. Pelayaran
Magelhaens berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan karena dirinya berhasil
membuktikan bahwa bumi itu bulat. Penjelajahan Magelhaens kemudian
dilanjutkan Sebastian del Cano. Pada 1521, Sebastian del Cano berhasil berlabuh
di Tidore, namun kedatangan mereka dianggap melanggar Perjanjian Tordesillas.
Untuk menyelesaikan permasalahan keduanya, Portugis dan Spanyol melakukan
Perjanjian Saragosa pada 1529.
Belanda
Pada 1596, Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten. Sikap Belanda
yang kurang ramah dan berusaha memonopoli perdagangan di Banten membuat
Sultan Banten saat itu marah. Akibatnya, ekspedisi ini terbilang gagal. Sekitar
1598-1600, pedagang Belanda mulai berdatangan kembali. Kedatangannya kali
ini dipimpin Jacob van Neck. Ia berhasil mendarat di Maluku dan membawa
rempah-rempah. Keberhasilan van Neck menyebabkan semakin banyak
pedagang Belanda datang ke Indonesia.
3. A. Orde Baru lahir dari diterbitkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
pada tahun 1966, yang kemudian menjadi dasar legalitasnya. Orde Baru bertujuan
meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara pada
kemurnian pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kelahiran Supersemar terjadi dalam serangkaian peristiwa pada tanggal 11 Maret
1966. Saat itu, Sidang Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno sedang berlangsung.[4] Di tengah-tengah acara, ajudan presiden
melaporkan bahwa di sekitar istana terdapat pasukan yang tidak dikenal.[1] Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Presiden Soekarno menyerahkan
pimpinan sidang kepada Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II Dr. Johannes
Leimena dan berangkat menuju Istana Bogor, didampingi oleh Waperdam I Dr
Subandrio, dan Waperdam III Chaerul Saleh.[4] Leimena sendiri menyusul presiden
segera setelah sidang berakhir.[4]
Di tempat lain, tiga orang perwira tinggi, yaitu Mayor Jenderal Basuki Rachmat,
Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir Machmud bertemu dengan
Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima
Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk
meminta izin menghadap presiden.[4] Segera setelah mendapat izin, pada hari yang
sama tiga perwira tinggi ini datang ke Istana Bogor dengan tujuan melaporkan
kondisi di ibu kota Jakarta meyakinkan Presiden Soekarno bahwa ABRI,
khususnya AD, dalam kondisi siap siaga.[4] Namun, mereka juga memohon agar
Presiden Soekarno mengambil tindakan untuk mengatasi keadaan ini.
Menanggapi permohonan ini, Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah yang
ditujukan kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat
untuk mengambil tindakan dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, dan
stabilitas pemerintahan demi keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia.
[4] Perumusan surat perintah ini sendiri dibantu oleh tiga perwira tinggi ABRI, yaitu
Mayor Jenderal Basuki Rachmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, Brigadir Jenderal Amir
Machmud, dan Brigadir Jenderal Sabur, Komandan Pasukan Pengawal
Presiden Cakrabirawa Surat perintah inilah yang kemudian dikenal sebagai Surat
Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.
B. Pada tanggal 20 Juni hingga 5 Juli 1955, diadakanlah Sidang Umum IV MPRS
dengan hasil sebagai berikut:

 Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan


Supersemar.
 Ketetapan MPRS No. X/MPRS/1966 mengatur Kedudukan Lembaga-Lembaga
Negara Tingkat Pusat dan Daerah.
 Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar
Negeri RI Bebas Aktif.
 Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
[7]
 Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Tap. MPRS
yang Bertentangan dengan UUD 1945.
 Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Sumber Tertib Hukum RI dan
Tata Urutan Perundang-undangan di Indonesia.
 Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis
Indonesia dan Pernyataan Partai Komunis Indonesia dan Ormas-Ormasnya
sebagai Organisasi Terlarang di Indonesia.
4. Era reformasi atau era pasca-Suharto di Indonesia dimulai pada tahun 1998,
tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan
digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini dicirikan oleh
lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Isu-isu selama periode ini di
antaranya dorongan untuk menerapkan demokrasi dan pemerintahan sipil yang
lebih kuat, elemen militer yang mencoba untuk mempertahankan
pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan masyarakat umum, serta
tuntutan otonomi daerah yang lebih besar. Proses reformasi menghasilkan
tingkat kebebasan berbicara yang lebih tinggi, berbeda
dengan penyensoran yang meluas saat Orde Baru. Akibatnya, debat politik
menjadi lebih terbuka di media massa dan ekspresi seni makin meningkat.
Peristiwa-peristiwa yang telah membentuk Indonesia dalam periode ini di
antaranya serangkaian pengeboman oleh teroris (termasuk bom Bali 2002)
serta gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004.

Krisis multidimensional adalah situasi dimana suatu bangsa atau negeri dilanda


oleh pertentangan dan menghadapi berbagai keruwetan di bidang politik,
ekonomi, sosial, dan moral yang secara serentak terjadi. Krisis ini memporak-
porandakan berbagai sendi-sendi penting kehidupan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai