II
Nim : 4203210008
Tahap 1
Di tahap pertama ini larutan adalah pekat, dan semua ion-ion berada dalam keadaan
bilangan oksidasi tinggi. Jika Sn (II) dan Sb (III) hadir, maka akan dioksidasi menjadi Sn
(IV) dan Sb(V). Hal ini pentiung diperhatikan, khususnya dalam hal timah, karena sangat
sedikit SnS2 yang diendapkan sulfida sehingga timah tidak ditemukan dalam tahap 3.
Tahap 2
Pada tahapan ini semua sulfida golongan II mengendap dengan H 2S. Sumber H2S
pada tahapan ini bersumber dari thioasetamida, CH3CSNH2. Senyawa organik ini akan
terhidrolisis bila dipanaskan dalam larutan asam atau basa, menghasilkan H2S, reaksinya
dalam suasana asam adalah sebagai berikut:
H2S dalam jumlah yang sedikit dihasilkan pada reaksi ini karena gas is both bad-smelling
and highly toxic. Juga dihasilkan perlahan-lahan, yang akan membentuk endapan sulfida
dengan ion logam.
Tahap 3
Dalam tahapan ini sulfida dari tembaga, bismut, kadmium dan merkuri terpisah dari
timah dan antimon. Keduanya tidak larut dalam larutan basa encer, akan tetapi lebih lanjut
akan larut menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
2−¿
2−¿+2 S(aq ) ¿ ¿
SnS2 ( s) +6 OH ( aq) ⇌ Sn ( OH )6(aq )
−¿
¿
Pada tahap pertama Sn (II)sulfida tidak akan larut, Sn teroksidasi. Seperti halnya timah,
antimon juga larut sebagai kompleks sulfida dalam tahap ini, tetapi kasus ini tidak sulit.
Sebagian besar HgS terdapat sebagai residu. Pada konsentrasi OH - yang tinggi, ion HgS
menjadi lebih mudah larut.
Tahap 4
Sulfida dari tembaga, bismut dan kadmium dengan cepat dalam HNO 3 6 M panas,
dengan reaksi sebagai berikut:
Sedikit HgS hadir tetapi tidak dipengaruhi oleh asam nitrat, dan menghasilkan residu
berwarna hitam, yang mana mungkin warna lebih jelas bila banyak terdapat belerang.
Tahap 5
Ion kompleks tembaga amonia yang berwarna biru akan terbentuk pada tahapan ini
jika larutan mengandung ion Cu2+. Secara bersamaan endapan putih terbentuk
mengindikasikan bismut yang banyak, akan tetapi jika timbal hadir, juga akan terdeteksi.
Kadmium dan tembaga membentuk ion komplek amonia yang stabil, sedangkang bismut dan
timbal tidak, reaksi sebagai berikut:
Cd 2+¿ 2+¿ ¿
( aq ) + 4 NH 3( aq ) ⇌ Cd ( NH 3 )4 ( aq ) ¿
3 +¿
Bi( aq) +3 NH 3( aq) +3 H 2 O ⇌ Bi ( OH )3( s )+3 NH ¿ ¿ ¿
+¿
Larutan berwarna biru pada tahap 5 dan tahap 9 menunjukkan adanya ion tembaga.
Tahap 7
Ada dua uji yang baik untuk menunjukkan adanya bismut. Dengan mudah
penambahan satu atau dua tetes larutan asam ke dalam Bi3+di dalam air menghasilkan awan
keputihan yang merupakan reaksi spesiofik dari pembentukan BiOCl. Sebagai alternatif jika
anda mereaksikan larutan bismut dengan basa NaOH dan menambahkan SnCl2 tetes demi
tetes, akan terjadi reaksi redoks menghasilkan logam Bi yang berwarna hitam.
Tahap 8
Sedikit timbal akan larut di dalam larutan natrium asetat dan penambahan asam sulfat
akan membentuk endapan PbSO4. Bismut tidak menginterferensi dalam uji ini.
Tahap 9
Dalam tahap ini tembaga direduksi dengan natrium hidrosulfit, Na 2S2O4, juga disebut
natrium dithionit, penambahan padatan ini dalam suasana dingin menyebabkan tembaga
direduksi nmenjadi Cu(I) dan pada pemanasan menghasilkan logam tembaga yang berwarna
coklat atau hitam. Sebagian kation membentuk endapan sulfida yang berwarna gelap yang
segera direduksi, maka dihasilkan endapan kuning dari CdS kemudian larutan terakhirnya
direaksikan dengan sulfida dalam tahap 10, jika larutan agak keruh bisa di sentrifusi
sebelum diuji untuk kadmium.
Tahap 11
Merkuri sulfida dengan cepat di dalam air raja. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
−¿¿ +¿¿
3HgS(s) + 12 Cl-(aq) + 2 NO 3( aq) + 8 H (aq ) → 3HgCl42-(aq) + 2NO(g) + 4H2O + 3S(s)
Tahap 12
Untuk menunjukkan adanya ion merkuri secara sederhana tambahkan tetes demi tetes
larutan pada tahap 11 ke kawat tembaga. Jika merkuri ada dengan cepat logam merkuri
mengkilap pada kawat tembaga dengan reaksi sebagai berikut:
Tahap 13
Bila larutan pada tahap 3 diasamkan kompleks hidrokso dari timah dan antimon are
destroyed dan sulfida mengendap kembali, reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2−¿ +¿
2−¿+2 S(aq ) +6 H ( aq ) → SnS2( s) +6 H2 O ¿ ¿¿
Sn ( OH )6(aq )
Tahap 14
Sulfida dari timah dan antimon larut dengan cepat di dalam HCl 6 M pada 100 0C,
membentuk ion kompleks kloro. Merkuri sulfida tidak larut dalam suasana ini, sehingga akan
teramati residu yang berwarna hitam.
Tahap 15
Tahap 16
Jika timah ada, akan membentuk kompleks dengan asam oksaalat dan mengendapkan
Sb2S3. SnS2 tidak akan mengendap, tetapi akan membentuk kompleks yang stabil. Endapan
warna merah oranye merupakan karakteristik dari Sb2S3.
3. Tuliskan reaksi identifikasi dari ion-ion: Pb2+; Hg2+; Cd2+; Cu2+; Bi3+; Sn2+; Sn4+; Sb3+;
Sb5+
Jawab : - Timbal (Pb2+)
- Tembaga (Cu2+)
a. Asam sulfida: ion tembaga dengan hidrogen sulfida membentuk endapan CuS yang
berwarna hitam, reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Cu2+ + H2S → CuS ↓ + 2 H+
CuS tidak larut dalam asam, basa dan tidak seperti sulfida lainnya, tetapi larut dengan HNO 3 6
M panas dengan reaksi sebagai berikut:
b. Natrium hidroksida: dengan reagent ini dihasilkan endapan biru terang dari
Cu (OH )2dan bila dilarutkan dengan NaOH yang pekat dapat membentuk larutan
2 Cu2+¿+4 I ¿
- Bismut (Bi3+)
A. Hidrogen sulfida: bismut dengan H2S membentuk endapan berwarna coklat gelap
dan tidak larut dalam asam dan basa dalam suasana dingin, tetapi dalam HNO 3 6M
panas dan 12 M HCl dapat larut. Juga tidak larut di dalam larutan NaOH.
B. Air: jika larutan garam bismut ditambahkan air dalam jumlah yang besar maka akan
terjadi endapan putih dari garam bismut.
+¿ ¿
−¿⇌ BiOCl↓ +2 H ¿
Bi3 +¿+Cl ¿
C. Natrium hidroksida dan amonia: dengan larutan basa dihasilkan endapan bismuth
hidroksida, yang mana endapan ini tidak larut dengan kelebihan reagensia. Hidroksida
ini larut dengan asam kuat yang pekat.
D. Pengoksidasi dan pereduksi: ion bismut dapat direduksi menjadi logam dengan
larutan Sn2+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2 Bi3+ + 3 Sn2+ → 2 Bi↓ + 3 Sn4+
Akan tetapi dalam larutan basa, Bi (III) dengan kelebihan hidroksida dan adanya Sn 2+ dan Sn4+
2−¿¿ 2−¿.¿
akan membentuk kompleks Sn ( OH )4 dan Sn ( OH )6
2−¿¿ 2−¿¿
2 Bi (OH)3 ↓ + 3 Sn ( OH )4 → 2 Bi↓ +3 Sn ( OH )6
Terbentuknya logam bismut yang berwarna hitam sering sekali digunakan untuk menentukan
adanya bismut. Bismut larut di dalam HNO3 6 M panas dan 18 M H2SO4 panas.
- Merkuri (Hg2+)
A. Asam sulfida: dengan adanya H2S, Hg2+ akan membentuk endapan hitam dari H gS .
Dengan 6 M HNO3 panas atau 6 M HCl panas, HgS tidak dipengaruhi, akan tetapi
akan membentuk kompleks HgS22- di dalam NaOH 6 M panas. Merkuri sulfida juga
larut di dalam air raja.
2−¿+ 2NO↑+3S↓+4 H O ¿
2
+¿ ⇌3 HgCl ¿
−¿+ 8H 4
¿
−¿+2 NO 3 ¿
HgS ↓+ 12Cl
B. Natrium hidroksida: dengan reagensia ini diperoleh endapan kuning dari HgO, yang
tidak larut dengan kelebihan basa, tetapi dengan kelebihan asam larut.
C. Kalium Jodida: ion Hg2+ bereaksi dengan ion jodida menghasilkan endapan merah
dari HgI2, yang larut dengan mudah dengan kelebihan reagen membentuk ion
kompleks HgI42- yang tidak berwarna.
D. Amonia: terbentuk endapan putih yang sangat cepat larut dengan garam basa amido
seperti HgNH2Cl, akan tetapi tidak larut dengan kelebihan reagensia. Garam ini larut
dalam asam
+¿ ¿
−¿⇌ HgCl2 + NH 4 ¿
Hg NH 2 Cl ↓+ 2 H +¿+Cl ¿
- Kadmium (Cd2+)
A. Asam sulfida: dengan H2S membentuk endapan kuning dari CdS. Sulfida ini sangat
cepat larut dengan larutan klorida, bromida dan jodida membentuk kompleks. Sulfida
ini juga larut di dalam HNO3 6 M panas dan 6M H2SO4 panas. CdS tidak larut di
dalam larutan NaOH.
2+ ¿+ H2 S¿
CdS+2 H +¿⇌ Cd ¿
B. Natrium hidroksida: endapan putih dari Cd ( OH )2 akan dihasilkan yang tidak larut
dengan kelebihan reagensia.
C. Amonia: mula-mula dihasilkan endapan Cd ( OH )2 , yang akan larut dengan kelebihan
2 +¿¿
amonia membentuk ion kompleks Cd ( NH 3 )4 yang tidak berwarna.
D. Pengoksidasi dan pereduksi: logam kadmium adalah pereduksi yang baik. Dengan
menggunakan 6 M HNO3 panas, kadmium juga larut dengan lambat di dalam HCl dan
H2SO4.
- Timah, Sn2+ dan Sn4+
A. Asam sulfida: dengan H2S membentuk endapan coklat dari SnS dan endapan kuning
dari SnS2. Dengan NaOH yang mengandung ion S2-, endapan ini larut, dengan larutan
HCl akan membentuk ion kompleks kloro dan hidrokso. Sn (IV) membentuk
kompleks oksalato yang stabil SnS2 tidak larut di dalam NaOH, tetapi larut di dalam 6
M HCl, membentuk ion kompleks SnCl42-.
B. Natrium hidroksida: dengan reagensia ini dihasilkan endapan putih Sn ( OH )2 atau
Sn ( OH )4 dari larutan Sn (II) dan Sn (IV). Kedua senyawa ini dengan cepat larut
−¿¿
2 Sb(s) + 2 NO 3 (aq) + 2 H+ → Sb2O3(s) + 2 NO(g) + H2O