Anda di halaman 1dari 19

61

16
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH (PDRD)
UU NO 18 TAHUN 1997

Tujuan:
PDRD Mengurangi ekonomi biaya tinggi

Penyederhanaan berbagai
pungutan daerah

Penyederhanaan sistem dan memperkuat fondasi penerimaan


administrasi perpajakan dan daerah khususnya Dati II, dengan
retribusi daerah mengefektifkan jenis pajak dan
retribusi tertentu yang potensial

 pajak daerah dari + 42 jenis menjadi 9 jenis


 retribusi jasa umum dan jasa usaha dari +130 jenis menjadi 24 jenis
 retribusi perizinan tertentu dari + 62 jenis menjadi 6 jenis

Hukum pajak
62

Pengertian-pengertian Umum dalam PDRD

1. Daerah Otonom adalah Batas wilayah tertentu


2. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas di bidang pajak/retribusi daerah
3. Subjek pajak adalah Orang pribadi/badan yg dapat dikenai PD
4. Wajib Pajak adalah OP/badan yang diwajibkan membayar/ memungut/
memotong PD
5. Pemungutan adalah menghimpun, menentukan, penagihan dan pengawasan
penyetoran
6. SPTD adalah u/ melaporkan penghitungan dan pembayaran PD
7. SSPD adalah u/ melakukan pembayaran PD
8. SKPD adalah u/ menentukan besarnya pajak terutang
9. SKPDKB adalah u/ menentukan besarnya pajak terutang, kredit pajak,
kekurangan pajak dansanksi administrasi
10. SKPDKBT adalah u/ menentukan besarnya tambahan pajak yg telah
ditetapkan
11. SKPDLB adalah u/ menentukan jumlah kelebihan pajak
12. SKPDN adalah u/ menentukan pajak terutang = kredit pajak
13. STPD adalah u/ melakukan tagihan pajak dan atau sanksi adm
14. Surat Keputusan Pembetulan adalah u/ membetulkan salah tulis, hitung,
kekeliruan penerapan peraturan
15. Surat Keputusan Keberatan adalah keputusan keberatan yg diajukan WP
16. Putusan Banding adalah putusan BPSP
17. Pembukuan adalah proses pencatatan secara teratur
18. Jasa adalah kegiatan Pemda berupa usaha dan pelayanan
19. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu memanfaatkan jasa/perizinan
20. SSRD adalah u/ pembayaran RD
21. SKRD adalah u/ menentukan besarnya retribusi terutang
22. SKRDLB adalah u/ menentukan kelebihan pembayaran retribusi
23. STRD adalah u/ melakukan tagihan retribusi
24. PEMERIKSAAN adalah u/ pengawasan kepatuhan pemenuhan PD/RD
25. PENYIDIKAN adalah u/ membuat terang tindak pidana di bidang PD/RD

Hukum pajak
63

PAJAK DAERAH

Iuran yang wajib dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah

obyek

Pajak Daerah Tingkat I Tarif tertinggi


1. PKB 5%
2. BBNKB 10%
3. PBBKB 5%
(Dati I =10% dan Dati II = 90%)

Pajak daerah Tingkat II


1) Pajak Hotel dan Restoran 10%
2) Pajak Hiburan 35%
3) Pajak Reklame 25%
4) Pajak Penerangan Jalan 10%
5) Pajak Pengambilan & Pengolahan Bahan Galian Golongan C 20%
6) Pajak Pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan 20%

Hukum pajak
64

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

Pajak Daerah

Official Assessment Self Assessment


(berdasarkan penetapan Kepala Daerah) (dibayar sendiri oleh WP)

SKPD atau dokumen SPTPD

Lain yang dipersamakan SKPDKB

SKPDKBT

WP membayar pajak

RETIBUSI DAERAH

Pungutan sebagai pembayaran atas jasa yang


disediakan oleh Pemerintah Daerah
Obyek

 Jasa umum, jasa untuk kepentingan dan pemanfaatan umum


 Jasa usaha, jasa yang menganut prinsip komersial
 Perizinan tertentu, kegiatan pemda dalam rangka pembinaan,
 pengaturan, pengendalian dan pengawasan

Hukum pajak
65

Kriteria Retribusi jasa umum:


 Jasa tersebut termasuk dalam kelompok urusan pemerintahan yang
diserahkan kepada daerah dalam rangka desentralisasi
 Selain melayani kepentingan dan kemanfaatan umum, jasa tersebut memberi
manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang dikenakan retribusi
 Dianggap layak apabila jasa tersebut hanya disediakan untuk orang pribadi
atau badan yang membayar retribusi
 Tidak bertentangan dengan kebijaksanaan nasional mengenai
penyelenggaraan jasa tersebut
 Dapat dipungut secara efektif dan efisien serta merupakan sumber
pendapatan daerah yang potensial
 Memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan kualitaspelayanan yang
memadai.

Kriteria Retribusi Jasa Usaha


 Jasa tersebut bersifat komersial yang seyogyanya disediakan sektor swasta
tetapi belum memadai, misalnya sarana pasar dan apotik
 Terdapatnya harta yang di,iliki/dikuasai daerah belum dimanfaatkan secara
penuh oleh pemerintah daerah, misalnya tanah, bangunan dan alat alat berat.

Kriteria Retribusi Perizinan Tertentu


 Perizinan tersebut merupakan urusan pemerintahan yang diserahkan kepada
daerah dalam rangka asas desentralisasi
 Perizinan tersebut benar benar dipergunakan guna melindungi kepentingan
umum
 Perizinan tersebut tidak bertentangan/tumpang tindih dengan perizinan
yang diselenggarakan oleh pemerintahan yang lebih tinggi
 Biaya yang menjadi beban daerah dalam rangka menyelenggarakan
perizinan tersebut cukup besar, sehingga layak dibiayai sebagian atau
seluruhnya dari retribusi perizinan.

Hukum pajak
66

CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI

Tingkat penggunaan jasa x Tarif retribusi

 Kuantitas penggunaan jasa Nilai rupiah atau


Misalnya berapa kali/jam parkir % tase tertentu yang ditetapkan

 Ditaksir dengan rumus, dapat ditentukan seragam


Misalnya untuk izin bangunan atau diadakan pembedaan
berdasarkan luas tanah/bangunan, sesuai prinsip dan sasaran tarif
jumlah tingkat & rencana penggunaan

PRINSIP dan SASARAN PENENTUAN TARIF

 Retribusi Jasa Umum


 ditetapkan dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang
bersangkutan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

 Retribusi Jasa Usaha


Ditentukan berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang layak

 Retribusi Perizinan Tertentu


Ditentukan berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau sama
dengan biaya penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.

Hukum pajak
67

SISTEM PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Retribusi

Official Assessment
(berdasarkan penetapan Kepala Daerah)

SKPD atau dokumen


Lain yang dipersamakan

WP membayar pajak

PAJAK/RETRIBUSI YANG DIPUNGUT


BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH

SKPD/SKRD SSPD/SSRD
Kepala Daerah Wajib Pajak/ Kantor Pos/
Wajib Retribusi Bank Persepsi

Tidak/kurang bayar

Penagihan STPD/STRD

Hukum pajak
68

PAJAK DAERAH YANG DIBAYAR SENDIRI OLEH WP

Wajib Pajak SPTPD kantor Pos/Bank persepsi

Formulir untuk menghitung


Memperhitungkan, membayar
Dan melaporkan pajak yang
Terutang.

Jika -Tidak/kurang dibayar


Dalam jangka - Salah hitung/tulis
waktu 5 tahun dalam SPTPD

dari hasil pemeriksaan Pajak


tidak/kurang bayar STPD

SKPDKB Novum SKPDKBT

Hukum pajak
69

KADALUWARSA PENAGIHAN

PAJAK DAERAH RETRIBUSI

5 TAHUN 3 TAHUN

Kecuali WP melakukan tindak Kecuali WR melakukan tindak


Pidana perpajakan daerah pidana retribusi daerah

Ditangguhkan

1.diterbitkan surat teguran dan surat paksa (retribusi tidak ada SP)
2. ada pengakuan utang pajak/retribusi dari WP/WR langsung/tidak langsung.

Hukum pajak
70

KEBERATAN

SKPDKBT
SKPDKB Pemotongan/pemungutan
SKPD/SKRD oleh pihak ketiga
SKPDLB
SKPDN

Keberatan diajukan maks. 3 bln (PD) Kepada Keputusan:


Oleh WP/WR 2 bln (RD) Kepala maks 12 bln
Sejak diterimanya Daerah (PD) & 6 bln
Skp/SKRD (RD)

Ditolak
Diterima
Menambah

Hukum pajak
71

BANDING

Keputusan
Keberatan

WP menerima WP menolak Banding ke BPSP

Maks 3 bln sejak SK keberatan diterima

Apabila SK keberatan menambah


Jumlah pajak terutang PEMBAYARAN

Hukum pajak
72

Pembetulan, Pembatalan, dan Pengurangan Ketetapan

Kepala Daerah Karena jabatan atau


Atas permohonan WP
Dapat membatalkan atau mengurangkan
Ketetapan pajak yang tidak benar Dapat membetulkan skp yang
salah tulis, salah hitung, atau
keliru menberapkan peraturan
perundangan.

Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi

Kepala Daerah

Dapat mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi pajak yang


terutang menurut peraturan perundang undangan pajak daerah yang berlaku

Dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan WP


atau karena bukan kesalahannya

Hukum pajak
73

PEMBUKUAN

WP yang memenuhi kriteria tertentu Wajib menyelenggarakan pembukuan

WP yang melakukan usaha antara lain jasa dagang dengan omzet > Rp 300 jt

PEMERIKSAAN

Kepala Daerah Wajib Pajak

Berwenang melakukan pemeriksaan Wajib:


Untuk menguji pemenuhan kewajiban 1. Memperlihatkan/meminjamkan
perpajakan daerah dan retribusi buku, catatan, dokumen
2. memberikan kesempatan untuk
memasuki ruangan/tempat ttt.
3. memberikan keterangan yang
diperlukan

Hukum pajak
74

KETENTUAN PIDANA

Wajib Pajak

Tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau


tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga
merugikan keuangan daerah.

Alpa Sengaja

Kurungan maks 1 tahun dan atau penjara maks 2 tahun dan atau
Denda maks 2 kali pajak terutang Denda maks 4 kali pajak terutang

Wajib Retribusi

Tidak melaksanakan kewajibannya sehinga merugikan


keuangan daerah

Kurungan maks 6 bulan dan atau


denda maks 4 kali retribusi yang terutang

Hukum pajak
75

17
HUKUM PAJAK INTERNATIONAL

Hukum pajak internasional oleh para ahli didefinisikan sebagai berikut:

OttmarBuhler
Hukum Pajak Internasional dalam arti sempit ialah kaedah-kaedah (norma)
hukum perselisihan (kolisi) yang di dasarkan pada hukum antar bangsa (hukum
internasional).

Hukum Pajak Internasional dalam arti luas ialah kaedah-kaedah hukum antar
bangsa ini ditambah peraturan nasional yang mempunyai sebagai objeknya
hukum perselisihan (kolisi), tentunya yang letaknya dalam bidang perpajakan.

Rosendorf:
keseluruhan dari hukum pajak nasional dari semua negara

P. Verloren van Themaat:


Keseluruhan norma norma (kebiasaan/traktat) international yang membatasi
kedaulatan suatu negara dalam soal pajak.

Adriani
Hukum Pajak Internasional merupakan suatu kesatuan hukum yang mengupas
suatu persoalan yang diatur dalam Undang-undang nasional mengenai:
a. pemajakan terhadap orang-orang luar negeri,
b. peraturan-peraturan nasional untuk menghindarkan pajak ganda,
c. traktat-traktat

Anglo Sakson
Hukum Pajak Internasional. Dibedakan antara:
a. National external Tax Law,
b. Foreign Tax Law,
c. International Tax Law.

Hukum pajak
76

Sumber-sumber hukum pajak internasional terdiri dari:


a. Hukum pajak nasional (unilateral), yaitu peratuturan pajak sepihak yang
tidak ditujukan kepada negara lain .
b. Traktat (bilateral dan multilateral), yaitu perjanjian pajak dengan negara
lain, seperti:
1. untuk menghindari pajak berganda (double taxation)
2. untuk mengatur perlakukan fiskal terhadap orang asing.
3. Untuk mengatur mengenai laba Badan Uasaha Tetap (BUT)
4. Untuk memberantas penyelundupan pajak (tax evasion)
5. Untuk menetapkan tarif-tarif douane.
c. Putusan hakim (nasional maupun internasional)

Tujuan umum dari hukum pajak internasional adalah untuk mengeliminasi


gejala pajak ganda.

penghindaran pajak ganda dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:


a. Unilateral, seperti:
1. examption (pengecualian) yang didasarkan pada pure territorial principle
atau restricted territorial principle
2. tax credit (kredit pajak) yang dapat dibedakan menjadi direct tax credit,
indirect tax credit, dan fictious tax credit/tax sparing.

b. Bilateral, dengan tax treaty atau perjanjian penghindaran pajak berganda


(P3B)

Subjek Pajak dan Objek Pajak dari Pajak Internasional

Subyek Pajak
a. SPDN yang mendapat (memperoleh) penghasilan dari sumber-sumber di
luar negeri
b. SPLN yang mendapat (memperoleh) penghasilan dari sumber-sumber di
dalam negeri.

Hukum pajak
77

Obyek Pajak
a. Obyek Pajak dengan sumber di Dalam Negeri
b. Obyek pajak dengan sumber di luar negeri

Pajak Ganda (double taxation)


a. National double taxation adalah pajak yang dikenakan lebih dari satu kali
terhadap obyek yang sama oleh suatu negara.
b. International double taxation) adalah pajak yang dikenakan lebih dari satu
kali terhadap obyek yang sama oleh lebih dari satu negara. (dihindari dengan
tax treaty)

Tax Treaty
Tax treaty dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a. Menyebutkan jenis pajaknya, tetapi tidak menyatakan definisinya.
b. Mencantumkan definisi pajak yang diliputinya disertai dengan nama pajak-
pajak yang ada.
c. Menyebutkan nama pajaknya dengan ketentuan, bahwa perjanjian tersebut
juga berlaku untuk pajak-pajak yang akan diadakan, dan pada hakekatnya
mempunyai dasar yang sama.

Hukum pajak
78

Obyek pajak dalam tax treaty umumnya dibagi menjadi 15 jenis


penghasilan sebagai berikut:

a. Penghasilan dari harta tetap atau barang tak bergerak (income from
immovable property)
b. Penghasilan dari usaha (business income atau business profits)
c. Penghasilan dari usaha perkapalan atau angkutan udara ( income from
shipping and air transport)
d. Deviden
e. Bunga
f. Royalty
g. Keuntungan dari penjualan harta (capital gains)
h. Penghasilan dari pekerjaan bebas (income from independent personal
services)
i. Penghasilah dari pekerjaan (income from dependent personal services)
j. Gaji untuk direktur (direktur fees)
k. Penghasilan seniman, artis dan atlit ( income erned by entertainers and
athletes)
l. Uang pensiub dan jaminan sosial tenaga kerja (pension dan social security
payments)
m. Penghasilan pegawai negeri (income in respect of government service)
n. Penghasilan pelajar atau mahasiswa ( income received by students and
apprenties)
o. Penghasilan lain-lain (other income)

Hukum pajak
79

Hukum pajak

Anda mungkin juga menyukai