Bitcoin adalah sebuah uang elektronik yang dibuat pada tahun 2009 oleh Satoshi
Nakamoto. Nama tersebut juga dikaitkan dengan perangkat lunak sumber
terbuka yang dia rancang, dan juga menggunakan jaringan peer-ke-peer tanpa
penyimpanan terpusat atau administrator tunggal di mana Departemen
Keuangan Amerika Serikat menyebut bitcoin sebuah mata uang yang
terdesentralisasi . Tidak seperti mata uang pada umumnya, bitcoin tidak
tergantung dengan mempercayai penerbit utama. Bitcoin menggunakan sebuah
database yang didistribusikan dan menyebar ke node-node dari sebuah jaringan
P2P ke jurnal transaksi, dan menggunakan kriptografi untuk menyediakan
fungsi-fungsi keamanan dasar, seperti memastikan bahwa bitcoin-bitcoin hanya
dapat dihabiskan oleh orang memilikinya, dan tidak pernah boleh dilakukan lebih
dari satu kali.
Bitcoin
Bitcoin logo.svg
Logo Bitcoin
Denominasi
Subsatuan
.00000001
Satoshi[1]
Simbol
Demografi
Tanggal peluncuran
3 Januari 2009
Pengguna
Internasional
Emisi
Bank sentral
Valuasi
Pencetakan
Sumber
Total BTC in Circulation
Metode
Nilai Bitcoin baru akan berkurang setengahnya setiap empat tahun sampai
jumlahnya mencapai 21 juta BTC[6]:17
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut
cryptocurrency (mata uang kripto?), pertama kali di deskripsikan oleh Wei Dai
pada tahun 1998 dalam milis cypherpunks.[7]
Bitcoin dan mata uang kripto “cryptocurrency” lainnya, disebut sebagai “aset
kripto”, kini sudah bisa diperdagangkan di bursa berjangka komoditas Indonesia,
setelah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti)
menerbitkan Peraturan Bappebti No 5 tahun 2019 pada 8 Februari 2019.[8]
Keberadaan mata uang virtual, seperti halnya bitcoin dan lainnya di Indonesia
memang sudah mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditas (Bappebti). Akan tetapi, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) tetap melarang penggunaan mata uang kripto sebagai alat
pembayaran di Tanah Air. Duit digital ini juga bukan merupakan produk industri
keuangan. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa tempat untuk melakukan
perdagangan bitcoin secara online. Tempat-tempat tersebut sering disebut
dengan nama Exchange (pertukaran / jual beli). Jumlah perusahaan Crypto
Exchange di Indonesia cukup banyak dan menawarkan beragam fitur.
Bila kita mendaftar pada sebuah platform exchange, maka di dalamnya sudah
ada wallet Bitcoin yang bisa langsung digunakan. Bitcoin wallet dibutuhkan
untuk menjaga keamanan aset kripto atau mata uang digital yang kita miliki.
Karena sebuah wallet pada dasarnya sama seperti rekening bank. Di mana bisa
melakukan penerimaan, penyimpanan hingga pengiriman Bitcoin.[9] Contoh
perusahaan Crypto Exchange di Indonesia adalah Indodax, Luno, Triv,
Rekeningku.com, Tokenomy, Tokocrypto, Coinene Indonesia, Bitocto, UpBit
Indonesia dan lain lain.
Otoritas berjangka Amerika Serikat (AS), US Commodity Futures Trading
Commossion (CFTC) menyatakan virtual currency sebagai komoditas pada tahun
2014. Sejak itu pula, pengawasan berada di bawah CFTC. Pengawsan ini
termasuk mengambil tindakan pada bursa futures bitcoin yang tidak terdaftar
dan menindak manipulasi pasar di platform derivatif. CFTC pun menerbitkan
panduan pembeda pasar derivatif dan pasar spot untuk virtual currency.[10]
Ruang lingkup pengawasan CFTC hanya berada di pasar berjangka dan derivatif.
CFTC menerbitkan peringatan soal valuasi dan volatilitas pasar virtual currency,
serta mengatasi skema Ponzi yang menggunakan virtual currency. AS tidak
mengawasi secara komprehensif terhadap perdagangan bitcoin atau virtual
currency lain. Tapi, virtual currency menghadapi beberapa aturan dari otoritas.
Regulator perbankan mengawasi bursa kripto di dalam dan luar negeri lewat
peraturan transfer uang.
TEKNIS
Bitcoin adalah sebuah implentasi peer-to-peer dari proposal b-money oleh Wei
Dai dan proposal Bitgold oleh Nick Szabo. Prinsip dari sistem secara umum telah
di deskripsikan pada tahun 2008 oleh Satoshi Nakamoto.
Pengiriman
Bitcoin – bitcoin mengandung kunci publik (alamat) sang pemilik yang sekarang.
Ketika pengguna A mengirim suatu nilai ke pengguna B, A akan melepaskan nilai
kepemilikan mereka dengan menambahkan kunci publik (alamat) B ke koin –
koin tersebut dan menandatanganinya dengan kunci pribadi dia sendiri.[12]
Kemudian dia akan menyiarkan bitcoin – bitcoin ini dalam sebuah pesan yang
sesuai, atau disebut transaksi, di dalam jaringan peer-ke-peer. Sisa dari node –
node jaringan menvalidasi tanda tangan kritografi dan jumlah dari transaksi
sebelum menerimanya.
Rantai-blok
Rantai yang paling utama (hitam) terdiri dari seri terpanjang yang berasal dari
dari blok awal (hijau) dari blok yang sekarang. Blok yang tidak berpemilik
(ungu) ada di luar rantai utama.
Transaksi apapun yang di siarkan ke node – node lainnya tidak secara langsung
menjadi resmi sampai diakui dalam sebuah daftar-waktu yang telah dicap dari
semua transaksi yang diketahui, yaitu disebut sebagai rantai blok. Pengakuan ini
berasal dari sebuah sistem yang-diyakini-jalan untuk mencegah pengeluaran
ganda dan pemalsuan.
Produksi Bitcoin
Jaringan Bitcoin secara acak membuat dan mendistribusikan sekumpulan dari
bitcoin – bitcoin yang baru sekitar 6 kali dalam satu jam ke seseorang yang
menjalankan perangkat lunak dengan opsi ‘menghasilkan koin’ yang telah dipilih
sebelumnya. Setiap pengguna berpotensi menerima sekumpulan dengan
menjalankan opsi itu, atau program yang telah dispesialisasikan untuk
dijalankan di alat yang pengguna punya (contohnya kartu grafis – VGA).
Menghasilkan bitcoin – bitcoin adalah sering diistilahkan sebagai “menambang”,
sebuah istilah yang sama dengan analogi penambangan emas. Mengenai
probabilitas kemungkinan bahwa seorang pengguna akan menerima sekumpulan
sangat bergantung pada kekuatan komputasi yang dia kontribusikan ke jaringan
yang juga berhubungan dengan gabungan kekuatan komputasi dari semua node
– node.[15] Jumlah dari bitcoin yang dibuat dalam setiap kumpulan adalah tidak
lebih dari 50 BTC, dan seiringan dengan waktu penghargaannya juga telah
diprogram untuk berkurang sampai ke titik nol, dengan begitu tidak akan ada
lebih dari 21 juta bitcoin yang akan ada.[11] Seiring dengan pembayaran
berkurang, maka motif dari pengguna tersebut diharapkan akan berubah untuk
mendapatkan biaya Transaksi.
Semua node – node yang menghasilkan dari jaringan adalah berkompetisi untuk
menjadi yang pertama dalam mencari sebuah solusi untuk sebuah masalah
kriptografi mengenai blok-kandidatnya, sebuah masalah yang mengharuskan
pengulangan percobaan dan kesalahan. Ketika sebuah node menemukan sebuah
solusi yang benar, maka akan mengumumkannya ke sisa dari jaringan dan
mengklaim sekumpulan dari bitcoin – bitcoin. Anggota – anggota dari jaringan
akan menerima blok yang telah dipecahkan dan menvalidasikannya sebelum
menerima secara penuh, dan menambahkannya ke rantai. Nodes dapat
memperkerjakan Unit Pengolah Pusat mereka menggunakan klien standar atau
menggunakan perangkat lunak lainnya yang memanfaatkan kekuatan dari
Graphics processing unit mereka.[11][16][17] Pengguna juga dapat
menghasilkan bitcoin secara kolektif.[18]
Dikarenakan setiap satu blok akan dihasilkan setiap 10 menit, maka setiap node
secara terpisah mengatur ulang kesulitan dari masalah yang dicoba untuk
dipecahkan setiap dua dua minggu sekali untuk setiap perubahan dari kekuatan
keseluruhan unit pengolah pusat(CPU) dari jaringan peer-ke-peer.[butuh
rujukan]
Biaya Transaksi
EKONOMI
Ekonomi dari Bitcoin masih kecil dibandingkan dengan ekonomi – ekonomi yang
sudah lama didirikan dan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan
beta. Tetapi barang pakai dan servis, seperti mobil bekas dan kontrak
pengembangan perangkat lunak freelance, sekarang sudah dapat
diperdagangkan. Bitcoin – bitcoin diterima untuk kedua hal, baik servis maya
maupun barang nyata.[19] Electronic Frontier Foundation dan Singularity
Institute menerima donasi melalui bitcoin.[20][21] Para penukar mata uang
menukarkan mata uang yang biasa dipakai sehari-hari (termasuk dollar
Amerika, rubble Russia, dan yen Jepang) ke bitcoin melalui situs penukaran
bitcoin.[22][sumber terbitan sendiri?][23] Siapapun dapat melihat rantai-blok
dan mengamati transaksi secara real time. Berbagai macam fasilitas servis
untuk mengamati telah tersedia.[24][25]
Perbedaan moneter
Berbeda dengan matauang fiat konvensional, bitcoin berbeda dalam hal tidak
ada kepengawasan yang dapat mengontrol nilai dikarenakan sifatnya yang
desentralisasi,[26] pengurangan sirkulasi dapat menyebabkan ketidakstabilan
yang biasanya disebabkan oleh bank – bank sentral. Terdapat pula pengontrolan
inflasi secara terbatas yang diimplementasikan dalam perangkat lunak Bitcoin,
tetapi itu dapat diprediksi dan diketahui oleh semua pihak. Karena itu inflasi
tidak dapat dimanipulasi dari sentral untuk memengaruhi redistribusi nilai dari
khalayak ramai.
Hasil
Pada tahun 2011 februari, peliputan di Slashdot dan berikutnya efek Slashdot
memengaruhi nilai dari bitcoin dan ketersediaannya dari beberapa situs – situs
yang terkait..[
LEGALITAS
Bitcoin dan mata uang kripto “cryptocurrency” lainnya, disebut sebagai “aset
kripto”, kini sudah bisa diperdagangkan di bursa berjangka komoditas Indonesia,
setelah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas (Bappebti)
menerbitkan Peraturan Bappebti No 5 tahun 2019 pada 8 Februari 2019.
Peraturan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Perdagangan No
99 tahun 2018 yang terbit pada September 2018. Peraturan Bappebti No 5
tahun 2019 berisi ketentuan teknis penyelenggaraan pasar fisik aset kripto di
bursa berjangka. Terdiri atas 28 pasal dan mulai berlaku sejak 8 Februari 2019.
[32]
Bitcoin adalah mata uang digital yang dibuat pada Januari 2009 setelah jatuhnya
pasar perumahan. Ini mengikuti ide-ide yang ditetapkan dalam whitepaper oleh
Satoshi Nakamoto yang misterius dan merupakan nama samaran. Identitas
orang yang menciptakan teknologi ini masih menjadi misteri.
Bitcoin menawarkan janji biaya transaksi yang lebih rendah daripada mekanisme
pembayaran online tradisional dan dioperasikan oleh otoritas terdesentralisasi,
tidak seperti mata uang yang dikeluarkan pemerintah.
Tidak ada bitcoin fisik, hanya saldo yang disimpan di buku besar publik yang
aksesnya transparan setiap orang, yang bersama dengan semua transaksi
Bitcoin, diverifikasi oleh sejumlah besar daya komputasi.
Bitcoin tidak diterbitkan atau didukung oleh bank atau pemerintah mana pun,
dan bitcoin individu juga tidak berharga sebagai komoditas. Meskipun bukan
merupakan alat pembayaran yang sah, grafik Bitcoin memiliki popularitas tinggi,
dan telah memicu peluncuran ratusan mata uang virtual lainnya yang secara
kolektif disebut sebagai Altcoin.
Berikut apa itu bitcoin dan cara penggunaannya serta kekurangan dan
kelebihannya yang perlu diketahui:
Bitcoin (BTC) adalah mata uang digital, yang digunakan dan didistribusikan
secara elektronik. Bitcoin adalah jaringan peer-to-peer terdesentralisasi. Tidak
ada satu lembaga atau orang yang mengontrolnya.
Bitcoin tidak dapat dicetak dan jumlahnya sangat terbatas – hanya 21 juta
Bitcoin yang dapat dibuat.
Bitcoin adalah salah satu jenis cryptocurrency. Saldo token Bitcoin disimpan
menggunakan “kunci” publik dan pribadi, yang merupakan rangkaian panjang
angka dan huruf yang dihubungkan melalui enkripsi algoritma matematika yang
digunakan untuk membuatnya.
Kunci publik (sebanding dengan nomor rekening bank) berfungsi sebagai alamat
yang dipublikasikan ke dunia dan ke mana orang lain dapat mengirim bitcoin.
Kunci pribadi (sebanding dengan PIN ATM) dimaksudkan sebagai rahasia yang
dijaga dan hanya digunakan untuk mengotorisasi transmisi Bitcoin.
Kunci Bitcoin tidak sama dengan dompet Bitcoin, yang merupakan perangkat
fisik atau digital yang memfasilitasi perdagangan Bitcoin dan memungkinkan
pengguna untuk melacak kepemilikan koin. Istilah “dompet” agak menyesatkan,
karena sifat Bitcoin yang terdesentralisasi berarti bahwa ia tidak pernah
disimpan “di” dompet, melainkan secara desentralisasi di dalam blockchain.
Blockchain : Bitcoin didukung oleh kode sumber terbuka yang dikenal sebagai
blockchain, yang membuat buku besar publik bersama. Setiap transaksi adalah
“blok” yang “dirantai” ke kode, membuat catatan permanen dari setiap
transaksi. Teknologi Blockchain adalah jantung dari lebih dari 2.200 mata uang
kripto yang telah mengikuti setelah bitcoin.
Kunci pribadi dan publik : Dompet bitcoin berisi kunci publik dan kunci privat,
yang bekerja sama untuk memungkinkan pemilik memulai dan menandatangani
transaksi secara digital, memberikan bukti otorisasi.
Gejolak harga.
Lonjakan harga bitcoin 2017 didorong oleh spekulan yang bergegas ke pasar
bitcoin, seperti yang dibahas penulis staf NerdWallet pada saat itu. Keuntungan
baru-baru ini adalah kabar baik jika Anda membeli bitcoin pada Desember 2018;
mereka yang membeli pada tahun 2017 ketika harga bitcoin melesat menuju $
20.000 masih harus memulihkan kerugian mereka.
Masalah peretasan.
Transaksi pribadi dan aman kapan saja – dengan potensi biaya yang lebih
sedikit.
Setelah Anda memiliki bitcoin, Anda dapat mentransfernya kapan saja, di mana
saja, mengurangi waktu dan potensi biaya transaksi apa pun. Transaksi tidak
mengandung informasi pribadi seperti nama atau nomor kartu kredit, yang
menghilangkan risiko informasi konsumen dicuri untuk pembelian yang curang
atau pencurian identitas. (Namun, perlu diingat bahwa untuk membeli bitcoin di
bursa, biasanya Anda harus menautkan rekening bank Anda terlebih dahulu.)
Potensi pertumbuhan besar.
Beberapa investor yang membeli dan menahan mata uang bertaruh bahwa
begitu bitcoin matang, kepercayaan yang lebih besar dan penggunaan yang
lebih luas akan mengikuti, dan oleh karena itu nilai bitcoin akan tumbuh.
Setelah krisis keuangan dan resesi hebat, beberapa investor sangat ingin
merangkul mata uang alternatif yang terdesentralisasi, mata uang yang pada
dasarnya berada di luar kendali bank biasa, otoritas pemerintahan atau pihak
ketiga lainnya. (Namun, untuk membeli bitcoin di bursa dengan dolar AS, Anda
mungkin perlu menautkan rekening bank Anda.)
Sumber 1
Menu
JELAJAHI
Komentar
DAPATKAN
Komentar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi video di Jakarta,
Jumat (17/4/2020)
“Kami dalam proses merumuskan center bank digital currency. Itu kami
rumuskan yang nantinya BI akan terbitkan Center bank digital currency,” kata
Perry dalam CNBC Outlook, Kamis (25/2/2021).
Baca juga: Mata Uang Digital Dogecoin Melejit 800 Persen akibat Forum Reddit
Perry menyebut, nantinya mata uang itu akan diedarkan ke masyarakat melalui
bank-bank dan fintech, baik secara wholesale maupun secara ritel.
Adapun untuk membentuk mata uang digital itu, pihaknya melakukan kerja
sama yang erat dengan bank sentral lain di berbagai dunia. Bank-bank sentral
ini bakal melakukan studi komprehensif mengenai peredaran mata uang digital
tersebut.
Hal itu diungkapkan Gubernur The Fed Jerome Powell beberapa waktu lalu.
Namun, pengembangan bakal dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi risiko
fraud maupun pemalsuan.
Sumber 2
Home
Nasional
Internasional
Ekonomi
Olahraga
Teknologi
Hiburan
Gaya Hidup
Kolom
Music at Newsroom
Terpopuler
Infografis
Foto
Video
TV
Indeks
Download Apps
Ikuti Kami
ANALISIS
Ekonom menilai upaya penerbitan uang digital bank sentral merupakan suatu
hal yang wajar di tengah kepopuleran uang kripto dan era yang kian
terdigitalisasi.
“Bersama bank-bank sentral, kami saling studi satu sama lain untuk menyusun
dan mengeluarkan, Insyaallah, ke depan Central Bank Digital Currency,” ujarnya
dalam acara CNBC Indonesia Market Outlook 2021, Kamis (25/2).
Di samping itu, pelarangan bitcoin juga tak lepas dari dukungan penggunaan
mata uang kripto tersebut untuk aktivitas kejahatan seperti terorisme,
pencucian uang, atau tindakan asusila.
Ekonom Universitas Indonesia Telisa Falianty, salah satu pihak yang terlibat
dalam kajian akademik mata uang tersebut, mengatakan upaya penerbitan
CBDC tak hanya dilakukan Indonesia melainkan juga beberapa negara lain di
dunia. Blockchain, teknologi yang mendukung mata uang kripto, disebut-sebut
sebagai solusi keuangan digital yang potensial.
Salah salah bank sentral yang telah menerbitkan mata uang digital tersebut
adalah People’s Bank of China (PBOC). Pada Oktober 2019, PBOC melakukan
soft launching penggunaan CBDC yang dilanjutkan dengan piloting untuk
transaksi di sektor pertaniannya.
“Sejak China launching akhir 2019, makin meningkat atensi terhadap CBDC ini.
Di sisi lain bitcoin kan jadi sangat populer, padahal dia sifatnya sangat volatile
dan tidak ada legal tender,” ucapnya saat dihubungi CNNIndonesia.com.
CBDC pun kian diakui keberadaannya oleh beberapa bank sentral di dunia. Pada
akhir 2020, misalnya, Bank for International Settlements dan tujuh bank sentral
lain termasuk Federal Reserve, European Central Bank dan Bank of England
menerbitkan laporan yang memuat sejumlah rekomendasi atas mata uang
digital tersebut.
Lihat juga: Dewan Pengawas LPI Ungkap Beda SWF RI dengan Negara Lain
Dalam konteks ini lah, menurut Telisa, persiapan BI untuk meluncurkan mata
uang digital bank sentral di Indonesia menjadi penting. “Sekarang kan dunia
makin digitalize karena ada pandemi dan sebagainya, jadi kebutuhan akan
digital currency ini sebagai alternatif orang bertransaksi juga meningkat. Jadi ini
hal yang memang sudah sewajarnya kita siapkan,” jelasnya.
“Teknologi kita tiga tahun lagi lah bisa dipersiapkan. Mungkin bisa lebih cepat
dari tiga tahun. Tapi terlalu cepat juga enggak bagus karena, kan, masalahnya
ada cyber risk artinya SDM nya harus benar-benar disiapkan banget,” tuturnya.
Di luar itu, ada pula hal-hal non teknis seperti kesiapan regulasi yang
membutuhkan waktu tak sebentar. Sebab penerapan CBDC juga mensyaratkan
adanya perubahan Undang-Undang (UU) Mata Uang serta UU Bank Indonesia
melalui omnibus law.
Menurut Piter, penerbitan CBDC tidak tepat jika BI ingin mengantisipasi atau
menahan laju perkembangan uang kripto. Sebab, menurutnya bank sentral tidak
bisa mengadopsi mata uang kripto yang sifatnya desentralistik ke dalam CBDC.
Sumber 3
Bank Indonesia (BI) tengah menyiapkan mata uang digital atau Central Bank
Digital Currency (CBDC).
Baca juga: Ini Uang Koin Termahal, Kepingan Rp 850.000 Gambar Pak Harto
CBDC atau mata uang digital ini diterbitkan oleh bank sentral dan menjadi
bagian dari kewajiban moneternya.
Sebagai catatan, saat ini, bank sentral memiliki kewajiban moneter berupa uang
kartal (uang kertas dan uang logam) yang dipergunakan oleh masyarakat
sebagai alat pembayaran yang sah, dan rekening giro pihak ketiga.
Pertama, BI melakukan kajian atau asesmen untuk melihat potensi dan manfaat
mata uang digital atau CBDC dikaitkan dengan kondisi di Indonesia yang
tentunya akan berimplikasi kepada perbedaan desain dan arsitektur CBDC yang
akan dipilih, beserta mitigasi risikonya.
Baca juga: Curiga Terima Uang Palsu? Ini yang Harus Dilakukan
Erwin mengatakan, motivasi bank sentral untuk penerbitan mata uang digital
atau CBDC dari berbagai negara juga berbeda-beda.
Baca juga: Awas Pakai WiFi Sembarangan, Saldo Rekening Bisa Tiba-tiba
Terkuras
Soal kapan aturan baru terkait digital currency yang akan diterbitkan, Erwin
bilang, Bank Indonesia baru saja melakukan reformasi kebijakan regulatory
reform di bidang sistem pembayaran.
Kebijakan ini untuk menata kembali struktur industri sistem pembayaran dengan
pendekatan yang bersifat prinsipil.
Baca juga: Beda Cara Menggunakan SMS Banking, Mobile Banking, dan Internet
Banking