KECEPATAN REAKSI
H041 20 1088
KECEPATAN REAKSI
H041 20 1088
Asisten, Praktikan,
PENDAHULUAN
Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia
gerakan atau perubahan, energi kinetik didefinisikan sebagai energi yang tersedia
karena gerakan suatu benda. Disini kinetika merujukcpada laju reaksi yaitu
berjalannya waktu, secaea umum akan lebih mudah diamati apabila laju
Untuk reaksi yang melibatkan lebih dari satu reaktan, kita dapat
sama kecuali satu reaktan dan mencatat laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi
perubahan zat tersebut. Jadi, dari ketergantungan yang telah teramati dapat
Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui perubahan laju reaksi pada
saat konsentrasi pereaksi dan produk dalam keadaan tertentu serta suhu tempat
konsentrasi H2SO4.
sama direaksikan pada suhu dingin, suhu kamar dan suhu panas. Diamati waktu
TINJAUAN PUSTAKA
proses yang berhubungan dengan kecepatan suatu reaksi dan faktor-faktor yang
terpakai dna produk terbentuk. Seberapa cepat reaktan terpakai pada umumnya
(Nasution dkk., 2014). Kolerasi laju reaksi dengan energi yang terkait dengan
molekul reaksi telah diberikan pertama kali oleh Arrhenius (Mory dkk., 2016).
Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai oerubahan konsentrasi per satuan waktu.
Konstanta laju reaksi sangat bergantung pada suhu reaksi. Energi aktivasi (Ea)
adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh suatu reaktan untuk dapat
bereaksi. Nilai dari energi aktivasi didapat dari eksperimen yang dilakukan pada
suhu yang berbeda. Untuk meneliti pengaruh suhu sehingga nilai k dapat
digunakan untuk penentuan energi aktivasi, dan order reaksi laju reaksi dapat
dinyatakan dengan satuan molaritas per detik, dimana molaritas adalah jumlah
membakar belerang dalam udara basah. Proses yang lebi praktis untuk
yang mengandung air. Asam sulfat yang terbentuk terlarut dalam air. Walaupun
proses kedua (SO2 →SO3) lambat dan endotermik, dalam proses ini oksida
proses Leblanc yang membutuhkan asam sulfat dalam kuantitas besar, alat baru,
proses kamar timbal yang menggunakan ruangan yang dilapisi timbal sebagai
ganti wadah gelas dikenalkan yang membuat produksi skala besar dimungkinkan.
Produksi asam sulfat skala besar otomatis berarti pembuangan nitrogen oksida
yang besar juga. Sedemikian besar sehingga pada waktu itupun bahaya ke
tiosulfur sangat tidak stabil, tiosulfat cukup stabil, bahkan dalam larutan air.
Kebanyakan tiosulfat mudah larut dalam air, dengan pengecualian yang cukup
larut garam barium dan perak yang sedikit larut dan garam timbal. Garam yang
dapat larut akan segera dikristalisasi. Garam asam tidak ada. Sodium tiosulfat
diproduksi dan dijual sebagai garam anhidrat, dan sebagai pentahidrat Na2S2O3. 5
mengkristal dari larutan berair sebagai prisma pendek, tidak berwarna atau kristal
memanjang. Itu berkembang di udara kering, terutama pada suhu di atas ca. 33 .
2.4.1 Konsentrasi
Paling sedikit ada satu reaktan dalam suatu reaksi. Untuk terbentuknya
suatu produk akibat reaksi katalisis atau autokatalisis. Adakala suatu produk boleh
menghambat suatu reaksi, hal ini tidak diinginkan, karena reaksi tidak menyajikan
dijaga konstan (Siregar, 2008). Laju reaksi meningkat dengan meningkatnya suhu.
Sebagai contoh, waktu yang diperlukan untuk merebus telur pada 100 (sekitar
cara yang efektif untuk mengawetkan makanan ialah dengan menyimpannya pada
suhu di bawah nol, yang akan memperlambat laju pertumbuhan bakteri (Chang,
2005). Dalam suatu reaksi kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi,
dinaikkan maka jumlah dan energi tumbukan antar moleku pereaksi semakin
bertambah. Demikian juga semakin lama waktu reaksi maka frekuensi tumbukan
akan semakin besar sehingga reaksi yang terjadi semakin besar (Handini, 2011).
Sinar matahari atau sinar lampu juga dapat mempengaruhi laju reaksi.
menaikkan suatu laju reaksi (pengaruh garam), dan demikian pula adanya buff
(Siregar, 2008).
2.4.5 Katalisator
Katalis adalah suatu bahan yang digunakan untuk memulai reaksi dengan
bahan lain. Katalis dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi, makin kecil tenaga
dalam tubuh, atmosfer dan lautan terjadi dengan bantuan katalis. Banyak peneliti
kimia industri yang memilih untuk mencari katalis yang lebih efektif untuk suatu
reaksi (Brown dkk., 2012). Dengan adanya katalis, energi minimum yang
diperlukan ntuk memulainya reaksi juga menjadi menurun, akibatnya reaksi akan
berlangsung cepaatt. Katalis tidak muncul dalam persamaan kimia balans tapi
pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sedikit (Nasution dkk., 2014).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, rak
diisi dengan 5 mL H2SO4 0,1 M (H2SO4 tetap). Lima buah tabung reaksi yang lain
diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL, Na2S2O3 0,1 M, diencerkan hingga
setelah ada reaksi (keruh). Dihindari kekeruhan yang berlebihan. Dicatat waktu
yang digunkan dan tentukan nilai m, k, dan buat persamaan kecepatan reaksinya.
diisi dengan 5 mL Na2S2O3 0,1 M (Na2S2O3 tetap). Lima buah tabung reaksi yang
lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL, H2SO4 0,1 M, diencerkan
hingga volume 5 mL dengan aquades. Dicampurkan isi tabung reaksi tersebut dari
setelah ada reaksi (keruh). Dihindari kekeruhan yang berlebihan. Dicatat waktu
yang digunkan dan tentukan nilai m, k, dan buat persamaan kecepatan reaksinya.
Disiapkan 6 buah tabung reaksi, 3 buah diisi dengan Na2S2O3 0,1 M dan 3
buah diisi lainnya dengan H2SO4 0,1 M. Dimamsukkan sepasang tabung reaksi (1
buah yang berisi H2SO4 dan 1 buah yang berisi Na2S2O3) ke dalam gelas piala
yang berisi air dingin (air es) beberapa menit sehingga suhunya merata termasuk
suhu larutannya. Diambil sepasang tabung reaksi tersebut dan dicampurkan isi
tabung sama dengan suhu aquades yang dipanaskan. Kemusidan, kedua tabung
A. Na2S2O3
B. H2SO4
4.2 Reaksi
4.3 Grafik
A. Na2S2O3
-2.7
log V
-2.8
-2.9
-3
Slope = 0,6334
Intercept = 1,9372
Log ka = intercept
ka = inv.log intercept
ka = inv.log 1,9372
ka = 86, 5366343
B. H2SO4
-2.6
log V
-2.65
-2.7
Slope = -0,2016
Intercept = 2,8605
Log ka = intercept
ka = inv.log intercept
ka = inv.log 2,8605
ka = 725,2704781
Slope = -0,0001
Intercept = 0,0027
Log ka = intercept
ka = inv.log intercept
ka = inv.log 0,0027
ka = 1,006236345
4.4 Pembahasan
pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap suatu laju reaksi. Dari data hasil
percobaan terlihat jelas bagaimana suhu dan konsentrasi berperngruh terhadap laju
reaksi. Untuk reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang
lebih kecil akan berlangsung lebih lambat. Hal yang sama juga terlihat ketik suatu
reaksi berlangsung pada suhu yang lebih rendah akan berlangsung lambat jika
dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung pada suhu yang lebih tinggi.
waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi dengan kata lain dapat
meningkatkan laju reaksi sehingga data hasil percobaan yang diperoleh kurang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. suhu mempengaruhi besar kecepatan reaksi. Makin tinggi suhu, maka makin
5.2 Saran
dilengkapi agar praktikan lebih nyaman dalam melakukan praktikum dan tetap
Sebaiknya harus menaati aturan dan tetap berhati-hati agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan dalam melakukan percobaan agar dapat berhasil
dan sukses.
Barbera, J,J., Metzger, A., dan Wolf, M., 2012, Sulfites, Thiosulfates, and
Dithionites, Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, DOI:
10.1002/14356007.a25_477
Brown, T,L., Lemay, H,E., Bursten, B,E., Murphy, C,J., dan Woodward, P,M.,
2012, Chemistry, Pearson Prentice Hall, Amerika.
Purba, E, Ade, C,K., 2012, Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk
Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii, Jurnal
Rekayasa Proses, 6(1): 7-13.
Sidabutar, E,D,C., Faniudin, M,N., dan Said, M., 2016, Pengaruh Rasio Reaktan
dan Jumlah Katalis Terhadap Konversi Minyak Jagung Menjadil Metil
Ester, Jurnal Teknik Kimia, 19(1): 40-49.
1. Pengaruh Konsentrasi
Hasil
1.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4
2. Pengaruh Suhu
A. Pengenceran
1. Pengenceran Na2S2O3
a. 5 mL Na2S2O3
V1 × M1 = V2 × M2
5 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,1 M
b. 4 mL Na2S2O3
V1 × M1 = V2 × M2
4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,08 M
c. 3 mL Na2S2O3
V1 × M1 = V2 × M2
3 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,06 M
d. 2 mL Na2S2O3
V1 × M1 = V2 × M2
4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,04 M
e. 1 mL Na2S2O3
V1 × M1 = V2 × M2
1 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,02 M
2. Pengenceran H2SO4
a. 5 mL H2SO4
V1 × M1 = V2 × M2
5 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,1 M
b. 4 mL H2SO4
V1 × M1 = V2 × M2
4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,08 M
c. 3 mL H2SO4
V1 × M1 = V2 × M2
3 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,06 M
d. 2 mL H2SO4
V1 × M1 = V2 × M2
4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,04 M
e. 1 mL H2SO4
V1 × M1 = V2 × M2
1 mL × 0,1 M = 5 mL × M2
M2 = 0,02 M
B. Kecepatan Reaksi
1. Kecepatan Reaksi dengan Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
-d Na2S2O
Vn dt
a. [Na2S2O3]awal = 0,1 M
a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r
= 0,1 M ×
= 0,05 M
d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,05 M - 0,1 M
= -0,05 M
-d Na2S2O
V1 = dt
--
= 2 det k
= 0,0024319 M/s
b. [Na2S2O3]awal = 0,08 M
a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r
= 0,08 M ×
= 0,04 M
d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,04 M - 0,08 M
= -0,04 M
-d Na2S2O
V1 = dt
--
= 2 det k
= 0,0024311 M/s
c. [Na2S2O3]awal = 0,06 M
a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r
= 0,06 M ×
= 0,03 M
d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,03 M - 0,06 M
= -0,03 M
-d Na2S2O
V1 = dt
--
= det k
= 0,0020895 M/s
d. [Na2S2O3]awal = 0,04 M
a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r
= 0,04 M ×
= 0,02 M
d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,02 M - 0,04 M
= -0,02 M
-d Na2S2O
V1 = dt
-- 2
= 2 det k
= 0,0015609 M/s
e. [Na2S2O3]awal = 0,02 M
a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r
= 0,02 M ×
= 0,01 M
d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal
= 0,01 M - 0,02 M
= -0,01 M
-d Na2S2O
V1 = dt
--
= det k
= 0,0009230 M/s
-d 2SO
Vn dt
a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r
= 0,1 M ×
= 0,05 M
= 0,05 M - 0,1 M
= -0,05 M
-d 2SO
V1 = dt
--
= 2 det k
= 0,0019685 M/s
a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r
= 0,08 M ×
= 0,04 M
= 0,04 M - 0,08 M
= -0,04 M
-d 2SO
V1 = dt
--
= 2 det k
= 0,0023622 M/s
a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r
= 0,06 M ×
= 0,03 M
= 0,03 M - 0,06 M
= -0,03 M
-d 2SO
V1 = dt
--
= 2 det k
= 0,0026585 M/s
a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r
= 0,04 M ×
= 0,02 M
d1 = [H2SO4] akhir - [H2SO4] awal
= 0,02 M - 0,04 M
= -0,02 M
-d 2SO
V1 = dt
-- 2
= 2 det k
= 0,0027806 M/s
a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r
= 0,02 M ×
= 0,01 M
= 0,01 M - 0,02 M
= -0,01 M
-d 2SO
V1 = dt
--
= det k
= 0,0028521 M/s
a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r
= 0,1 M ×
= 0,05 M
= -0,05 M
-d 2SO
V1 = dt
--
= det k
= 0,0010869 M/s
-d 2SO
V1 = dt
--
= det k
= 0,00333333 M/s
-d 2SO
V1 = dt
--
= det k
= 0,01M/s
V1 = k x [Na2S2O3]1m
(0,1)m =
= 4,551254425
V1 = ka ×[ H2SO4]m
(0.1)m = 2 2
m = 5,566364581
V1 = ka ×[ H2SO4]m
(0.1)m = 2
10-m = 0,00180163726
m = -log 0,00180163726
m = 2,744332645
V1 = ka ×[ H2SO4]m
(0.1)m = 2
10-m = 0,003312641226
m = -log 0,003312641226
m = 2,479825598
V1 = ka ×[ H2SO4]m
(0.1)m =
10-m = 0,00993802306
m = -log 0,00993802306
m = 2,0027
v = 86,5366343 × [Na2S2O3]4,551254425
v = 725,2704781 × [H2SO4]5,566364581