Anda di halaman 1dari 40

Laporan Praktikum Kimia Dasar

KECEPATAN REAKSI

FIORELLA BADZLI IRHEN LIE

H041 20 1088

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Laporan Praktikum Kimia Dasar

KECEPATAN REAKSI

Disusun dan diajukan oleh:

FIORELLA BADZLI IRHEN LIE

H041 20 1088

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 13 November 2020

Asisten, Praktikan,

SYAMSURIADI FIORELLA BADZLI IRHEN LIE


NIM. H031 17 1010 NIM. H041 20 1088
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia

dinamakan kinematika kimia (Chemical kinetic). Kata kinetik menyiratkan

gerakan atau perubahan, energi kinetik didefinisikan sebagai energi yang tersedia

karena gerakan suatu benda. Disini kinetika merujukcpada laju reaksi yaitu

perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu (m/s).

Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu

reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Sebagai

hasilnya, untuk menghasilkan jalannya laju reaksi dengan cara memantau

menurutnnya konsentrasi reaktn atau meningkatnya konsentrasi produk.

Menurunnya jumlah molekul reaktan dan meningkatnya jumlah produk seiring

berjalannya waktu, secaea umum akan lebih mudah diamati apabila laju

dinyatakan dalam perubahan konsentrasi terhadap waktu (Chang, 2005).

Untuk reaksi yang melibatkan lebih dari satu reaktan, kita dapat

menentukan hukum laju yang mengukur ketergantungan laju reaksi terhadap

konsentrasi masing-masing traktan, satu persatu. Membuat semua konsentrasi

sama kecuali satu reaktan dan mencatat laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi

reaktan tersebut. Setiap perubahan laju seharusnya disebabkan hanya oleh

perubahan zat tersebut. Jadi, dari ketergantungan yang telah teramati dapat

diketahui orde dalam reaktan tersebut (Alfian, 2009).


1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui perubahan laju reaksi pada

saat konsentrasi pereaksi dan produk dalam keadaan tertentu serta suhu tempat

berlangsungnya reaksi kimia.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. mempelajari pengaruh konsentrasi pada kecepatan reaksi.

2. mempelajari pengaruh suhu pada kecepatan reaksi.

3. menentukan orde reaksi untuk pengaruh Na2S2O3 dan untuk pengaruh

konsentrasi H2SO4.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Pengaruh Konsentrasi

Prinsip dari percobaan menentukan kecepatan reaksi berdasarkan pengaruh

konsentrasi, dimana mereaksikan Na2S2O3 yang konsentrasinya tetap dengan

H2SO4 dengan konsentrasi bervariasi, begitupun sebaliknya. Diamati waktu yang

dibutuhkan untuk bereaksi.

1.3.2 Pengaruh Suhu

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan kecepatan reaksi

berdasarkan pengaruh suhu, dimana H2SO4 dan Na2S2O3 yang konsentrasinya

sama direaksikan pada suhu dingin, suhu kamar dan suhu panas. Diamati waktu

yang dibutuhkan untuk bereaksi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecepatan Reaksi

Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang

proses yang berhubungan dengan kecepatan suatu reaksi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi. Laju reaksi menggambarkan seberapa cepat reaktan

terpakai dna produk terbentuk. Seberapa cepat reaktan terpakai pada umumnya

dipengaruhi oleh beberapa macam perlakuan pada sistem atau lingkungan

(Nasution dkk., 2014). Kolerasi laju reaksi dengan energi yang terkait dengan

molekul reaksi telah diberikan pertama kali oleh Arrhenius (Mory dkk., 2016).

Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai oerubahan konsentrasi per satuan waktu.

Konstanta laju reaksi sangat bergantung pada suhu reaksi. Energi aktivasi (Ea)

adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh suatu reaktan untuk dapat

bereaksi. Nilai dari energi aktivasi didapat dari eksperimen yang dilakukan pada

suhu yang berbeda. Untuk meneliti pengaruh suhu sehingga nilai k dapat

digunakan untuk penentuan energi aktivasi, dan order reaksi laju reaksi dapat

dinyatakan dengan satuan molaritas per detik, dimana molaritas adalah jumlah

mol zat terlarut dari tiap liter larutan (Purba, 2012).

2.2 Asam Sulfat

Sejak akhir pertengahan abad 16, kimiawan Jerman Andreas Libavius

(1540-1616) memaparkan proses untuk mendapatkan asam sulfat H2SO4 dengan

membakar belerang dalam udara basah. Proses yang lebi praktis untuk

menghasilkan asam sulfat dikenalkan yakni dengan cara memanaskan belerang


dengan kalium nitrat KNO3. Awalnya pembakaran dilakukan di wadah gelas besar

yang mengandung air. Asam sulfat yang terbentuk terlarut dalam air. Walaupun

proses kedua (SO2 →SO3) lambat dan endotermik, dalam proses ini oksida

nitrogen nampaknya berfungsi sebagai katalis yang mempromosikan reaksi ini.

Dengan meningkatnya kebutuhan asam sulfat khususnya dengan berkembangnya

proses Leblanc yang membutuhkan asam sulfat dalam kuantitas besar, alat baru,

proses kamar timbal yang menggunakan ruangan yang dilapisi timbal sebagai

ganti wadah gelas dikenalkan yang membuat produksi skala besar dimungkinkan.

Produksi asam sulfat skala besar otomatis berarti pembuangan nitrogen oksida

yang besar juga. Sedemikian besar sehingga pada waktu itupun bahaya ke

lingkungannya tidak dapat diabaikan (Takeuchi, 2006).

2.3 Natrium Tiosulfat

Tiosulfat adalah garam dari asam tiosulfur Na2S2O3. Sementara asam

tiosulfur sangat tidak stabil, tiosulfat cukup stabil, bahkan dalam larutan air.

Kebanyakan tiosulfat mudah larut dalam air, dengan pengecualian yang cukup

larut garam barium dan perak yang sedikit larut dan garam timbal. Garam yang

dapat larut akan segera dikristalisasi. Garam asam tidak ada. Sodium tiosulfat

diproduksi dan dijual sebagai garam anhidrat, dan sebagai pentahidrat Na2S2O3. 5

H2O. Produk terhidrasi sebelumnya dikenal sebagai antiklorin, karena

sebelumnya banyak digunakan untuk menghilangkan sisa klorin. Natrium tiosulfat

mengkristal dari larutan berair sebagai prisma pendek, tidak berwarna atau kristal

memanjang. Itu berkembang di udara kering, terutama pada suhu di atas ca. 33 .

Pada 48 kristal larut dengan sendirinya air kristalisasi. Solusinya cenderung


menjadi jenuh dan dapat disimpan di sini nyatakan selama berminggu-minggu

pada suhu kamar (Barbera dkk., 2012).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

2.4.1 Konsentrasi

Paling sedikit ada satu reaktan dalam suatu reaksi. Untuk terbentuknya

suatu produk akibat reaksi katalisis atau autokatalisis. Adakala suatu produk boleh

menghambat suatu reaksi, hal ini tidak diinginkan, karena reaksi tidak menyajikan

hasil yang sempurna (Siregar, 2008).

2.4.2 Sifat Fisika

Suhu dan tekanan mempengaruhi laju reaksi. Keduaduanya biasanya

dijaga konstan (Siregar, 2008). Laju reaksi meningkat dengan meningkatnya suhu.

Sebagai contoh, waktu yang diperlukan untuk merebus telur pada 100 (sekitar

10 menit) lebih singkat dibandingkan pada 80 (sekitar 30 menit). Sebaliknya,

cara yang efektif untuk mengawetkan makanan ialah dengan menyimpannya pada

suhu di bawah nol, yang akan memperlambat laju pertumbuhan bakteri (Chang,

2005). Dalam suatu reaksi kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi,

perubahan suhu akan mempengaruhi konstanta kecepatan reaksi. Apabila suhu

dinaikkan maka jumlah dan energi tumbukan antar moleku pereaksi semakin

bertambah. Demikian juga semakin lama waktu reaksi maka frekuensi tumbukan

akan semakin besar sehingga reaksi yang terjadi semakin besar (Handini, 2011).

2.4.3 Intensitas Radiasi

Sinar matahari atau sinar lampu juga dapat mempengaruhi laju reaksi.

Umumnya pengaruh ini sedikit diperhatikan hanya untuk mempelajari pengaruh


fotokimia. Kekuatan sinar di dalam spektrofotometri yang menggunakan sinar

monokromatik tidak diharapkan (Siregar, 2008).

2.4.4 Sifat Pelarut

Laju reaksi tergantung dari kepolaran pelarut, viskositas, jumlah donor

elektron, dan sebagainya. Penambahan suatu elektrolit dapat memperkecil atau

menaikkan suatu laju reaksi (pengaruh garam), dan demikian pula adanya buff

(Siregar, 2008).

2.4.5 Katalisator

Katalis adalah suatu bahan yang digunakan untuk memulai reaksi dengan

bahan lain. Katalis dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi, makin kecil tenaga

aktivasi, konstanta kecepatan reaksi semakin besar. Tenaga aktivasi dapat

diperkecil dengan mengaktifkan reaktan, yaitu dengan cara menambah katalisator,

sehingga menyebabkan tumbukan antara zat-zat pereaksi makin besar. Katalisator

yang digunakan bisa berupa asam atau basa (Sidabutar, 2013).

Katalis dibagi menjadi 2 yaitu, katalis positif (katalisator) yang berfungsi

mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi dan membuat

orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Sebagian besar reaksi di

dalam tubuh, atmosfer dan lautan terjadi dengan bantuan katalis. Banyak peneliti

kimia industri yang memilih untuk mencari katalis yang lebih efektif untuk suatu

reaksi (Brown dkk., 2012). Dengan adanya katalis, energi minimum yang

diperlukan ntuk memulainya reaksi juga menjadi menurun, akibatnya reaksi akan

berlangsung cepaatt. Katalis tidak muncul dalam persamaan kimia balans tapi

kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju. Katalis menimbulkan efek nyata

pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sedikit (Nasution dkk., 2014).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Asam sulfat

(H2SO4), Natrium tiosulfat (Na2S2O3), dan aquades.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, rak

tabung, stopwatch, karet penghidap (rubber bulb/filler), pipet volume, pembakarr

bunsen, kaki tiga, kawat kasa, dan gelas beaker.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Disediakan lima buah tabung reaksi dan masing-masing tabung tersebut

diisi dengan 5 mL H2SO4 0,1 M (H2SO4 tetap). Lima buah tabung reaksi yang lain

diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL, Na2S2O3 0,1 M, diencerkan hingga

volume 5 mL dengan aquades. Dicampurkan isi tabung reaksi tersebut dari 5

sediaan pertama ke dalam masing-masing sediaan kedua, dan bersamaan dengan

bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan

setelah ada reaksi (keruh). Dihindari kekeruhan yang berlebihan. Dicatat waktu

yang digunkan dan tentukan nilai m, k, dan buat persamaan kecepatan reaksinya.

3.3.2 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Disediakan lima buah tabung reaksi dan masing-masing tabung tersebut

diisi dengan 5 mL Na2S2O3 0,1 M (Na2S2O3 tetap). Lima buah tabung reaksi yang
lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3 mL, 2 mL, 1 mL, H2SO4 0,1 M, diencerkan

hingga volume 5 mL dengan aquades. Dicampurkan isi tabung reaksi tersebut dari

5 sediaan pertama ke dalam masing-masing sediaan kedua, dan bersamaan dengan

bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan

setelah ada reaksi (keruh). Dihindari kekeruhan yang berlebihan. Dicatat waktu

yang digunkan dan tentukan nilai m, k, dan buat persamaan kecepatan reaksinya.

3.3.3 Pengaruh Suhu

Disiapkan 6 buah tabung reaksi, 3 buah diisi dengan Na2S2O3 0,1 M dan 3

buah diisi lainnya dengan H2SO4 0,1 M. Dimamsukkan sepasang tabung reaksi (1

buah yang berisi H2SO4 dan 1 buah yang berisi Na2S2O3) ke dalam gelas piala

yang berisi air dingin (air es) beberapa menit sehingga suhunya merata termasuk

suhu larutannya. Diambil sepasang tabung reaksi tersebut dan dicampurkan isi

tabung tersebut, dan bersamaan bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch

dijalankan. Stopwatch diberhentikan setelah larutan berubah keruh. Dicatat waktu

yang digunakan dan suhu reaksi.

Diukur suhu ruangan. Diambil sepasang tabung kemudian dicampurkan

dan bersamaan bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan.

Stopwatch dihentikan setelah larutan berubah keruh, dicatat waktu yang

digunakan dan suhu reaksi.

Dipanaskan gelas beaker berisi aquades. Setelah suhu aquades melebihi

suhu ruangan, sepasang tabung reaksi dimasukkan ke dalamnya sampai suhu

tabung sama dengan suhu aquades yang dipanaskan. Kemusidan, kedua tabung

dicampur dan bersamaan bercampurnya kedua zat tersebut, stopwatch dijalankan.

Stopwatch dihentikan setelah larutan berubah keruh. Dicatat waktu yang

digunakan dan suhu reaksi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengaruh Konsentrasi

A. Na2S2O3

Reaksi berlangsung pada suhu 28 ˚C

Tabel 4.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


Konsentrasi Konsentrasi H2SO4 Waktu
1/Waktu (detik)
Na2S2O3 (M) (M) (Detik)
20,56 0,048638132
0,1 0,1
24,68 0,040518639
0,08 0,1
33,5 0,029850746
0,06 0,1
51,25 0,019512195
0,04 0,1
97,5 0,01025641
0,02 0,1

Tabel 4.2 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


[Na2S2O3]
No v (M/detik) Log Na2S2O3 Log v Y Regresi
Awal (M)
0,0024319 -1 -2,6140543 -2,5706
1 0,1
0,0024311 -1,09691001 -2,6141972 -2,6319828
2 0,08
0,0020895 -1,22184875 -2,6799576 -2,711119
3 0,06
0,0015609 -1,39794001 -2,8066249 -2,8226552
4 0,04
0,000923 -1,69897 -3,0347983 -3,0133276
5 0,02

B. H2SO4

Reaksi berlangsung pada suhu 28 ˚C


Tabel 4.3 Pengaruh Konsentrasi H2SO4
Konsentrasi Konsentrasi H2SO4 Waktu
1/Waktu (detik)
Na2S2O3 (M) (M) (Detik)
25,06 0,03990423
0,1 0,1
25,4 0,039370079
0,1 0,08
26,33 0,037979491
0,1 0,06
28,77 0,034758429
0,1 0,04
31,25 0,032
0,1 0,02

Tabel 4.4 Pengaruh Konsentrasi H2SO4


[H2SO4]
No V (M/detik) Log H2SO4 Log V Y Regresi
Awal (M)
-2,70586 -2,6589
1 0,1 0,0019685 -1
-1,09691001 -2,62668 -2,63936
2 0,08 0,0023622
-1,22184875 -2,57536 -2,61418
3 0,06 0,0026585
-1,39794001 -2,55586 -2,57868
4 0,04 0,0027806
-1,69897 -2,54484 -2,51799
5 0,02
0,002852

4.1.2 Pengaruh Suhu

Tabel 4.5 Pengaruh Suhu


Konsentrasi H2SO4 Konsentrasi Na2S2O3
Suhu (˚C) Waktu (detik)
(M) (M)
0,1 0,1 8 46
0,1 0,1 29 15
0,1 0,1 30 5

Tabel 4.6 Pengaruh Suhu

No V(M/detik) T(˚C) T(K) Ln V 1/ T(K) Y Regresi

1 0,000668 8 281 -6,82443 0,003559 -0,00202


-5,70379 0,003311 -0,00213
2 0,001967 29 302
-4,60517 0,0033 -0,00224
3 0,0125 30 303

4.2 Reaksi

Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2S2O3(aq)

4.3 Grafik

4.3.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi

A. Na2S2O3

Grafik Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


-2.5
-2 -1.5 -1 -0.5 0
-2.6

-2.7
log V

-2.8

-2.9

-3

y = 0,6334x - 1,9372 -3.1


R² = 0,9691 log [Na2S2O3]

Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Slope = 0,6334

Intercept = 1,9372

Log ka = intercept

ka = inv.log intercept

ka = inv.log 1,9372

ka = 86, 5366343
B. H2SO4

Grafik Pengaruh Konsentrasi H2SO4


-2.5
-2 -1.5 -1 -0.5 0
-2.55

-2.6
log V

-2.65

-2.7

y = -0,2016x - 2,8605 -2.75


R² = 0,7078 log H2SO4

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Slope = -0,2016

Intercept = 2,8605

Log ka = intercept

ka = inv.log intercept

ka = inv.log 2,8605

ka = 725,2704781

4.3.2 Grafik Pengaruh Suhu


Grafik Pengaruh Suhu H2SO4
0.0036
0.00355
0.0035
0.00345
1/T(K)
0.0034
0.00335
0.0033
0.00325
0.0032
-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
y = -0,0001x + 0,0027 ln (V)
R² = 0,7864

Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Suhu H2SO4

Slope = -0,0001

Intercept = 0,0027

Log ka = intercept

ka = inv.log intercept

ka = inv.log 0,0027

ka = 1,006236345

4.4 Pembahasan

Di dalam praktikum kecepatan reaksi ini hanya membahas masalah

pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap suatu laju reaksi. Dari data hasil

percobaan terlihat jelas bagaimana suhu dan konsentrasi berperngruh terhadap laju

reaksi. Untuk reaksi yang berlangsung dengan konsentrasi salah satu reaktan yang

lebih kecil akan berlangsung lebih lambat. Hal yang sama juga terlihat ketik suatu

reaksi berlangsung pada suhu yang lebih rendah akan berlangsung lambat jika

dibandingkan dengan reaksi yang berlangsung pada suhu yang lebih tinggi.

Namun ada beberapa hal yang mungkin sedikit mempengaruhi hasil


pengamatan dari praktikum ini adalah adanya pengocokan yang dilakukan pada

saat kedua senyawa dicampurkan. Pengocokan ini akan berpengaruh terhadap

waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi dengan kata lain dapat

meningkatkan laju reaksi sehingga data hasil percobaan yang diperoleh kurang

akurat. Pengocokan yang dilakukan akan meningkatkan kinetika dalam larutan

sehingga banyak terjadi tumbukan antarpartikel. Banyaknya tumbukan

menyebabkan kemungkinan terjadinya reaksi akan lebih besar sehingga waktu

yang diperlukan untuk bereaksi menjadi lebih singkat.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. konsentrasi mempengaruhi besar kecepatan reaksi. Makin tinggi konsentrasi

maka makin cepat pula laju reaksi.

2. suhu mempengaruhi besar kecepatan reaksi. Makin tinggi suhu, maka makin

cepat pula laju reaksinya.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya alat-lat maupun bahan-bahan yang ada di laboratorium lebih

dilengkapi agar praktikan lebih nyaman dalam melakukan praktikum dan tetap

menjaga kebersihan laboratorium.

5.2.2 Saran untuk Percobaan

Sebaiknya harus menaati aturan dan tetap berhati-hati agar tidak terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan dalam melakukan percobaan agar dapat berhasil

dan sukses.

5.2.3 Saran untuk Asisten

Sebaiknya kakak memberikan lagi penjelasan ulang materi maupun

memberikan arahan mengenai prosedur percobaan saat melakukan praktikum agar

praktikan dapat lebih memahani tujuan dari percobaan ini.


DAFTAR PUSTAKA

Barbera, J,J., Metzger, A., dan Wolf, M., 2012, Sulfites, Thiosulfates, and
Dithionites, Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, DOI:
10.1002/14356007.a25_477

Brown, T,L., Lemay, H,E., Bursten, B,E., Murphy, C,J., dan Woodward, P,M.,
2012, Chemistry, Pearson Prentice Hall, Amerika.

Handini, dkk., 2011., Penentuan Konstanta Kecepatan Reaksi Kalsinasi Itrium


Hidroksida menjadi Itrium, Jurnal Penelitian dan Pengolahan Perangkat
Nuklir, 2(2): 36-39.

Nasution, Muhammad, dkk., 2014, Pengamatan Laju Reaksi Terhadap Faktor-


Faktor yang Mempengaruhinya, Jurnal Laju Reaksi, 2(1): 1-10.

Parvati, dkk., 2016, Kinetic and Mechanistic Studies of Miceller Catalysed


Oxydation of Isobutyric Acid in Perchlorif Acid Medium by
Permanganate, International Journal of Advanced Research, 4(3):1188-
1200.

Purba, E, Ade, C,K., 2012, Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk
Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii, Jurnal
Rekayasa Proses, 6(1): 7-13.

Sidabutar, E,D,C., Faniudin, M,N., dan Said, M., 2016, Pengaruh Rasio Reaktan
dan Jumlah Katalis Terhadap Konversi Minyak Jagung Menjadil Metil
Ester, Jurnal Teknik Kimia, 19(1): 40-49.

Siregar, T,B., 2008, Kinetika Kimia, USU Press, Medan.

Takeuchi, Y., 2006, Pengantar Kimia, diterjemahkan oleh Ismunandar, Iwanami


Publishing Company, Tokyo.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Pengaruh Konsentrasi

1.1 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

H2SO4 dan Na2S2O3

- Sediakan lima buah tabung reaksi dan masing masing tabung


tersebut diisi dengan 5 mL Na2S2O3 0,1 M.
- Lima buah tabung reaksi yang lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3
mL, 2 mL, 1 mL, H2SO4 0,1 M, encerkan hingga volume 5 mL
dengan aquades.
- Campurkan isi tabung reaksi tersebut dari 5 sediaan pertama ke
dalam masing-masing sediaan kedua.
- Jalankan stopwatch.
- Stopwatch dimatikan.
- Dicatat waktu yang digunkan dan tentukan nilai m, k, dan buat
persamaan kecepatan reaksinya.
- Beri perlakuan yang sama dengan mevariasikan konsentrasi Na-
2S2O3

Hasil
1.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4

H2SO4 dan Na2S2O3

- Sediakan lima buah tabung reaksi dan masing masing tabung


tersebut diisi dengan 5 mL H2SO4 0,1 M.
- Lima buah tabung reaksi yang lain diisi dengan 5 mL, 4 mL, 3
mL, 2 mL, 1 mL, Na2S2O30,1 M, encerkan hingga volume 5 mL
dengan aquades.
- Campurkan isi tabung reaksi tersebut dari 5 sediaan pertama ke
dalam masing-masing sediaan kedua.
- Jalankan stopwatch.
- Stopwatch dimatikan.
- Dicatat waktu yang digunkan dan tentukan nilai m, k, dan buat
persamaan kecepatan reaksinya.
- Beri perlakuan yang sama dengan mevariasikan konsentrasi
H2SO4
Hasil

2. Pengaruh Suhu

H2SO4 dan Na2S2O3

- 3 buah diisi dengan Na2S2O3 0,1 M dan 3 buah diisi lainnya


dengan H2SO4 0,1 M.
- Masukkan sepasang tabung reaksi dalam gelas piala yang berisi
air dingin (air es)
- Ambil sepasang tabung reaksi (1 buah yang berisi H2SO4 dan 1
buah yang berisi Na2S2O3)
- Campurkan isi tabung tersebut. Kemudian jalankan stopwatch.
- Stopwatch dimatikan.
- Catat waktu yang digunakan dan suhu reaksi.
- Beri perlakuan yang sama untuk air panas dan suhu ruangan.
Hasil
Lampiran 2. Perhitungan

A. Pengenceran

1. Pengenceran Na2S2O3

a. 5 mL Na2S2O3

V1 × M1 = V2 × M2

5 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,1 M

b. 4 mL Na2S2O3

V1 × M1 = V2 × M2

4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,08 M

c. 3 mL Na2S2O3

V1 × M1 = V2 × M2

3 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,06 M

d. 2 mL Na2S2O3

V1 × M1 = V2 × M2

4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,04 M

e. 1 mL Na2S2O3

V1 × M1 = V2 × M2

1 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,02 M
2. Pengenceran H2SO4

a. 5 mL H2SO4

V1 × M1 = V2 × M2

5 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,1 M

b. 4 mL H2SO4

V1 × M1 = V2 × M2

4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,08 M

c. 3 mL H2SO4

V1 × M1 = V2 × M2

3 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,06 M

d. 2 mL H2SO4

V1 × M1 = V2 × M2

4 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,04 M

e. 1 mL H2SO4

V1 × M1 = V2 × M2

1 mL × 0,1 M = 5 mL × M2

M2 = 0,02 M

B. Kecepatan Reaksi
1. Kecepatan Reaksi dengan Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

-d Na2S2O
Vn dt

a. [Na2S2O3]awal = 0,1 M

a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r

= 0,1 M ×

= 0,05 M

d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal

= 0,05 M - 0,1 M

= -0,05 M

-d Na2S2O
V1 = dt

--
= 2 det k

= 0,0024319 M/s

b. [Na2S2O3]awal = 0,08 M

a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r

= 0,08 M ×

= 0,04 M

d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal

= 0,04 M - 0,08 M

= -0,04 M

-d Na2S2O
V1 = dt

--
= 2 det k

= 0,0024311 M/s
c. [Na2S2O3]awal = 0,06 M

a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r

= 0,06 M ×

= 0,03 M

d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal

= 0,03 M - 0,06 M

= -0,03 M

-d Na2S2O
V1 = dt

--
= det k

= 0,0020895 M/s

d. [Na2S2O3]awal = 0,04 M

a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r

= 0,04 M ×

= 0,02 M

d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal

= 0,02 M - 0,04 M

= -0,02 M

-d Na2S2O
V1 = dt

-- 2
= 2 det k

= 0,0015609 M/s

e. [Na2S2O3]awal = 0,02 M

a a
[Na2S2O3]akhir = [Na2S2O3]awal × ak r
= 0,02 M ×

= 0,01 M

d1 = [Na2S2O3]akhir - [Na2S2O3]awal

= 0,01 M - 0,02 M

= -0,01 M

-d Na2S2O
V1 = dt

--
= det k

= 0,0009230 M/s

2. Kecepatan Reaksi dengan Pengaruh Konsentrasi H2SO4

-d 2SO
Vn dt

a. [H2SO4] awal = 0,1 M

a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r

= 0,1 M ×

= 0,05 M

d1 = [H2SO4] akhir - [H2SO4] awal

= 0,05 M - 0,1 M

= -0,05 M

-d 2SO
V1 = dt

--
= 2 det k

= 0,0019685 M/s

b. [H2SO4] awal = 0,1 M

a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r
= 0,08 M ×

= 0,04 M

d1 = [H2SO4] akhir - [H2SO4] awal

= 0,04 M - 0,08 M

= -0,04 M

-d 2SO
V1 = dt

--
= 2 det k

= 0,0023622 M/s

c. [H2SO4] awal = 0,06 M

a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r

= 0,06 M ×

= 0,03 M

d1 = [H2SO4] akhir - [H2SO4] awal

= 0,03 M - 0,06 M

= -0,03 M

-d 2SO
V1 = dt

--
= 2 det k

= 0,0026585 M/s

d. [H2SO4] awal = 0,04 M

a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r

= 0,04 M ×

= 0,02 M
d1 = [H2SO4] akhir - [H2SO4] awal

= 0,02 M - 0,04 M

= -0,02 M

-d 2SO
V1 = dt

-- 2
= 2 det k

= 0,0027806 M/s

e. [H2SO4] awal = 0,02 M

a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r

= 0,02 M ×

= 0,01 M

d1 = [H2SO4] akhir - [H2SO4] awal

= 0,01 M - 0,02 M

= -0,01 M

-d 2SO
V1 = dt

--
= det k

= 0,0028521 M/s

3. Kecepatan Reaksi dengan Pengaruh Suhu

[H2SO4] awal = 0,1 M

a a
[H2SO4] akhir = [H2SO4] awal × ak r

= 0,1 M ×

= 0,05 M

d1 = [H2SO4] akhir - [H2SO4] awal


= 0,05 M - 0,1 M

= -0,05 M

a. Suhu dingin (8 ˚C)

-d 2SO
V1 = dt

--
= det k

= 0,0010869 M/s

b. Suhu kamar (29 ˚C)

-d 2SO
V1 = dt

--
= det k

= 0,00333333 M/s

c. Suhu panas (30 ˚C)

-d 2SO
V1 = dt

--
= det k

= 0,01M/s

C. Penentuan Orde Reaksi

1. Orde Reaksi Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Berdsarkan data pengaruh konsentrasi Na2S2O3 0,1 M, maka Orde Reaksi

pengaruh konsentrasi Na2S2O3 adalah :

V1 = k x [Na2S2O3]1m

0,0024319 = 86,5366343 x (0,1)m

(0,1)m =

10-m = 2,810254 x 10-5


m = - log 2,810254 x 10-5

= 4,551254425

2. Orde Reaksi Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Berdasarkan data pengaruh konsentrasi H2SO4 0,1 M, maka orde reaksi

pengaruh konsentrasi H2SO4 adalah :

V1 = ka ×[ H2SO4]m

0,0019685 = 725,2704781× (0.1)m

(0.1)m = 2 2

10-m = 2,714159833 x 10-6

m = -log 2,714159833 x 10-6

m = 5,566364581

3. Orde Reaksi Pengaruh Suhu

a. Pada suhu dingin (8 ˚C)

V1 = ka ×[ H2SO4]m

0,0010869 = 1,006236345× (0.1)m

(0.1)m = 2

10-m = 0,00180163726

m = -log 0,00180163726

m = 2,744332645

b. Pada suhu kamar (29 ˚C)

V1 = ka ×[ H2SO4]m

0,00333333 = 1,006236345× (0.1)m

(0.1)m = 2
10-m = 0,003312641226

m = -log 0,003312641226

m = 2,479825598

c. Pada suhu panas (30 ˚C)

V1 = ka ×[ H2SO4]m

0,01 = 1,006236345× (0.1)m

(0.1)m =

10-m = 0,00993802306

m = -log 0,00993802306

m = 2,0027

D. Penentuan Persamaan laju reaksi

1. Persamaan Laju Reaksi dari Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

v = 86,5366343 × [Na2S2O3]4,551254425

2. Persamaan Laju Reaksi dari Pengaruh Konsentrasi H2SO4

v = 725,2704781 × [H2SO4]5,566364581

3. Persamaan Laju Reaksi dari Pengaruh Suhu

a. Pada suhu dingin (8 ˚C)

v = 1,006236345× [H2SO4] 2,744332645

b. Pada suhu kamar (29 ˚C)

v = 1,006236345 × [H2SO4] 2,479825598

c. Pada suhu dingin (30 ˚C)

v = 1,006236345 × [H2SO4] 2,0027


Lampiran 3. Dokumentasi Percobaan

Gambar 1. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Gambar 2. Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Gambar 3. Pengaruh Suhu

Anda mungkin juga menyukai