Anda di halaman 1dari 18

TEACHER MADE TEST

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evaluasi Pendidikan

Yang diampu oleh Ibu Dr. Endang Sri Andayani, S.E., M.Si., Ak.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Miranda Karina (190421628809)

Nanda Lailatul Mukharromah(190421628897)

Rahel Innas Zhafira (190421628879)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

FEBRUARI 2021

KATA PENGANTAR
1
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TEACHER
MADE TEST” sebagai tugas dari mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dr.
Endang Sri Andayani, S.E., M.Si., Ak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis telah berusaha sebaik-baiknya
dalam menyusun makalah ini, namun bila ada salah dan kekurangan penulis mohon kritik dan
sarannya.

Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak, khususnya kepada dosen mata
kuliah Evaluasi Pendidikan yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat tidak hanya bagi para civitas akademik Universitas Negeri Malang,
tetapi juga bagi semua pihak.

Malang,19 Februari 2021

Tim Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………4

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………4

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………...5

1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………….6

2.1 Karakteristik Dan Jenis Tujuan Pendidikan Dan Pembelajaran …………………………..6

2.2 Taksonomi Tujuan Pendidikan …………………………………………….……………...9

2.3 Blue Print Test …………...………………………………………………………………13

2.4 Membahas Artikel……………………………….………………………………………15

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………...17

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………17

DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………………………18

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam proses pembelajaran.
Penilaian dapat dikatakan sebagai ujung tombak dari suatu kegiatan pencapaian taraf
berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Alat penilaian yang biasa diterapkan dalam
pembelajaran adalah tes.Menurut Anas Sudijono (2015: 67) tes adalah cara atau
prosedurdalam rangka pengukuran dan penilaian, yang berupa pemberian tugasyang harus
dikerjakan testee, sehingga atas dasar data yang diperolehdapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasitestee, nilai dapat dibandingkan dengan nilai-
nilai yang dicapai olehtestee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar
tertentu.Menurut Nana Sudjana (2014: 35), Tes sebagai alat penilaian adalahpertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatjawaban dari siswa dalam bentuk
lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan(tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes
tindakan).
Adapunmenurut Zainal Arifin (2016: 118) tes merupakan suatu teknik
yangdigunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya
terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yangharus dikerjakan atau dijawab
oleh peserta didik untuk mengukur aspekperilaku peserta didik. Berdasarkan beberapa
pendapat mengenai pengertian tes, maka dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
merupakan suatu prosedur yangdilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
apakah telahmencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Jenis-jenis tes pun bermacam-macam. Hal tersebut ditentukan berdasarkan
karakteristik dan jenis tujuannya dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga perlu
diketahui apa saja karakteristik, tujuan, serta bagian yang menjadi macam-macam tes.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik dan jenis tujuan pendidikan dan pembelajaran?
2. Apa isi dari taksonomi bloom dan pendapat tokoh yang lain?
3. Apa yang dimaksud dengan blue print test?

1.3 Tujuan

4
1. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dan jenis tujuan pendidikan dan
pembelajaran
2. Untuk mengetahui isi dari taksonomi bloom beserta dengan pendapat tokoh yang lain
3. Untuk mengetahui mengenai blue print test

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik dan Jenis Tujuan Pendidikan dan Pembelajaran

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat
dalam kehidupan masyarakat (Oemar Hamalik : 2001). Sedangkan, menurut Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam peningkatan
kualitas hidup manusia. Dengan memiliki pendidikan yang baik, manusia dapat memiliki
keseharian dan taraf hidup yang layak. Memiliki pendidikan yang baik akan membuat
seseorang bermoral baik pula. Selain itu, pendidikan yang baik akan berpengaruh terhadap
ketaatan norma yang berlaku. Pendidikan diarahkan untuk membentuk kepribadian yang
unggul yang dicapai melalui pembelajaran baik secara akademik maupun non-akademik.
Dalam Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1
dinyatakan bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini, jalur formal, pendidikan dasar dan pendidikan menegah”.

Dalam mewujudkan pembelajaran yang baik maka bukan hanya menjadi tanggung
jawab pihak sekolah/guru saja, melainkan tanggung jawab bersama dari semua pihak yang
terkait yakni, siswa, orang tua, maupun pemerintah. Dibutuhkan manajemen pendidikan dan
pembelajaran yang tepat untuk mewujudkannya. Manajemen pendidikan sendiri menurut
Camplell dalam Hermino, (2014:26) merupakan menajemen kelembagaan yang bertujuan
untuk menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran.
Manajemen pendidikan yang baik merupakan wujud dari karakteristik dalam melaksanakan
pembelajaran dan pendidikan.

Terdapat beberapa karakteristik dari pembelajaran dan pendidikan menurut menurut


M.J. Langeveld (1980) sebagai berikut.

6
1. Ilmu pendidikan bersifat otonom
Ilmu pendidikan bersifat otonom artinya ilmu pendidikan mengkaji sendiri dan
menghasilkan konsep/teori tentang pembelajaran seperti, belajar dengan berbuat
(learning by doing) ataupun belajar mandiri. Pendidikan dan pembelajaran
memiliki kewenangan dalam mengembangkan bahan ajar dan metode ajarnya.
Guru dalam melakukan pembelajaran berhak menentukan prosedur-prosedurnya.
Tujuannya agar guru dapat menyesuaikan dengan keadaan di kelas dan
kompetensi yang dimiliki oleh siswanya.
2. Ilmu pendidikan menerapkan konsep atau teori yang dikembangkan dalam ilmu
lain
Ilmu pendidikan menerapkan konsep atau teori yang dikembangkan dalam
ilmu lain seperti, filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi,
administrasi/manajemen, dan ekonomi yang diperlukan baik untuk memperkaya
konsep kependidikan maupun untuk meningkatkan rekayasa pendidikan itu
sendiri.
3. Ilmu pendidikan lebih tepat digolongkan ke dalam rumpun-rumpun ilmu-ilmu
perilaku, ilmu-ilmu sosial, dan ilmu-ilmu budaya yang bersifat deskriptif dan
reflektif
Ilmu pendidikan lebih tepat digolongkan ke dalam rumpun ilmu-ilmu yang
bersifat deskriptif dan reflektif artinya ilmu pendidikan memiliki objek studi
berupa berbagai aspek interaksi sosial budaya antara peserta didik dengan
pendidik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Selain itu, juga terdapat lima komponen inti ilmu pendidikan yang membentuk batang
tubuh ilmu pendidikan yakni :

1. Kurikulum ; yakni komponen yang berhubungan dengan tujuan dan bahan


acuan interaksi. Konsep yang dikembangkan dalam teori kurikulum ini
antara lain teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi
kurikulum dan model-model pengembangan kurikulum.
2. Belajar ; yakni komponen yang berhubungan dengan proses pelaksanaan
interaksi pembelajaran yang ditinjau dari sudut peserta didik. Teori yang

7
dikembangkan dalam komponen ini antara lain : jenis dan cara belajar,
hierarkis proses belajar, dan kondisi-kondisi belajar.
3. Mendidik/mengajar ; yakni komponen yang berhubungan dengan
pelaksanaan interaksi yang ditinjau dari sudut pendidik atau guru. Teori
yang dikembangkan dalam komponen ini antara lain mengenai bagaimana
model mendidik/mengajar, metode/teknik mendidik, dan sistem
pengelolaan kelas.
4. Lingkungan pendidikan ; yakni komponen yang berhubungan dengan
bagaimana situasi interaksi pendidikan berlangsung beserta unsur-unsur
pendukung atau penunjangnya. Teori yang dikembangkan antara lain,
perencanaan dan pengelolaan pendidikan, bimbingan konseling, serta
media pendidikan.
5. Penilaian ; yakni komponen yang berhubungan dengan cara mengetahui
bagaimana/seberapa jauh tujuan pembelajaran yang diinginkan telah
dicapai melalui interaksi belajar yang dilakukan. Teori yang
dikembangkan antara lain, model-model penilaian, metode/teknik menilai,
dan instrumen-instrumen penilaian.

Dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran, tentu terdapat banyak tujuan


yang mencapai titik capaian pembelajaran. Tujuan dari pendidikan nasional sendiri adalah
tujuan yang ingin dicapai secara nasional, yang dilandasi oleh filsafah suatu negara. Tujuan
pendidikan nasional ini bersifat ideal, komprehensif, utuh, dan menjadi induk bagi tujuan-
tujuan yang ada di bawahnya. Selain itu, berdasarkan Undang-Undang No.20 tentang sistem
pendidikan nasional pada pasal 3 menyatakan: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, keatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis secara bertanggung jawab”.

Terdapat beberapa jenis tujuan pendidikan dan pembelajaran yakni sebagai berikut.

1. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan-
tujuan kompetensi. Menurut para ahli, pada hakikatnya kompetensi diartikan

8
dalam berbagai macam pengertian dan sudut pandang. Kompetensi menjadi
gambaran utuh dari perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat
diamati dan diukur (Hall dan Jones dalam Hamalik, 2016:133). Salah satunya
yakni dinyatakan bahwa kompetensi lulusan menggambarkan berbagai aspek
kompetensi yang harus dikuasai yang mencakup aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
2. Tujuan Instruksional
Menurut Gagne dan Briggs dalam Hamalik (2016:137), mengklarifikasi tujuan
instruksional yaitu harus dicapai setelah proses pembelajaran ke dalam lima
kategori, yaitu verbal, information, attitudes, intellectual skill, motoric skill, dan
cognitive strategy. Sedangkan Beane dalam Hamalik (2016:137) mengkategorikan
tujuan instruksional antara lain, tujuan konten dan tujuan proses, tujuan tingkah
laku, tujuan penampilan, tujuan ekspresif, serta tujuan berdasarkan Taksonomi
Bloom.

2.2 Taksonomi Tujuan Pendidikan

Hasil belajar merupakan obyek dari evaluasi belajar. Hasil belajar ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga domain yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal
tersebut termuat dalam tujuan pendidikan oleh Benyamin S.Bloom, dkk (1956). Setiap
domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai
dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan
mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Adapun rincian domain tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Domain kognitif (cognitive domain). Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan,
yaitu :
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta
atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Pengetahuan
atau ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan diantaranya : mendefinisikan, memberikan,
mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan,
menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan, dan memilih.

9
b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi
menjadi tiga, yakni menterjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya : mengubah,
mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan,
menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan, dan meningkatkan.
c. Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip
dan teori-teori dalam situasi baru dan konkrit. Kata kerja operasional yang
dapat digunakan diantaranya : mengubah, menghitung, mendemonstrasikan,
mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan, memanipulasikan,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.
d. Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur
atau komponen pembentuknya. Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang
terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya :
mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan
kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, merinci.
e. Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai
faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya : menggolongkan,
menggabungkan, memodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan,
merekonstruksikan, menyusun, membangkitkan, mengorganisir, merevisi,
menyimpulkan, menceritakan.
f. Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep
berdasarkan kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah
menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik mampu
mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi sesuatu. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan diantaranya : menilai, membandingkan,
10
mempertentangkan, mengeritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan
kebenaran, menyokong, menafsirkan, menduga.

Keenam jenjang diatas dapat digambarkan pada piramida menurut taksonomi Bloom
yang jika diurutkan seperti ini :

Selain itu, keenam jenjang diatas juga dapat bersifat kontinum atau overlap (tumpang
tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya. Hal
tersebut dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

Keterangan : 1 = Pengetahuan

2 = Pemahaman

3 = Penerapan

4 = Analisis

5 = Sintesis

6 = Evaluasi

Berdasarkan taksonomi Bloom diatas, dapat dilihat bahwa kemampuan peserta didik
dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kemampuan tingkat

11
tinggi misalnya pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Sedangkan kemampuan tingkat
tinggi misalnya analisis, sintesis, evaluasi, dan kreatifitas.

2. Domain afektif (affective domain), yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke arah
pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang
diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam
membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain afektif menurut David R.
Krathwohl (1974) ditaksonomikan ke dalam lima jenjang, yaitu :
a. Kemauan menerima (receiving), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan
tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk
menerima dan memperhatikan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
diantaranya : menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti,
memberikan, berpegang teguh, menjawab, menggunakan.
b. Kemauan menanggapi/menjawab (responding), yaitu jenjang kemampuan
yang menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka pada suatu fenomena
tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan
peserta didik untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya : menjawab,
membantu, memperbincangkan, memberi nama, menunjukkan,
mempraktikkan, mengemukakan, membaca, melaporkan, menuliskan,
memberitahu, mendiskusikan.
c. Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara
konsisten. Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya : melengkapi,
menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, dan memilih.
d. Organisasi (organization), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah,
membentuk suatu sistem nilai. Kata kerja operasional yang dapat digunakan
diantaranya : mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan,
mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi.
3. Domain psikomotor (psychomotor domain), yaitu kemampuan peserta didik yang
berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang
sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan

12
waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata kerja operasional yang digunakan harus
sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu :
a. Muscular or motor skill, yang meliputi : mempertontonkan gerak,
menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, menampilkan.
b. Manipulations of materials or objects, yang meliputi : mereparasi, menyusun,
membersihkan, menggeser, memindahkan, membentuk.
c. Neuromuscular coordination, yang meliputi : mengamati, menerapkan,
menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik
dan menggunakan.

Konsep taksonomi Bloom mengalami perubahan seiring dengan perkembangan dan


kemajuan zaman serta teknologi. Seiring perkembangan teori pendidikan, Krathwol (2001)
dan para ahli psikologi aliran kognitivisme salah satunya seorang murid Bloom yang bernama
Lorin Anderson, merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasi
pada tahun 2001 yang bernama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi ini dibuat hanya pada ranah
kognitif dengan menggunakan kata kerja. Perubahan ini dilakukan dengan memberi versi
baru pada ranah kognitif yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kognitif
(Anderson, 2020). Terdapat juga 4 kategori dalam dimensi pengetahuan kognitif yaitu
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan
metakognitif. Sedangkan pada domain kognitif juga terdapat perubahan dalam jenjangnya,
namun jumlah jenjang dalam domain kognitif masih sama yaitu sejumlah 6 jenjang. 6 jenjang
tersebut yakni : Mengingat (remembering), memahami (understanding), mengaplikasikan
(applying), menganalisis (analyzing), Mengevaluasi (evaluating), dan mengkreasi (creating).
Keenam jenjang inilah yang sering digunakan untuk merumuskan tujuan belajar yang
biasanya dikenal dengan C1 sampai dengan C6. Revisi taksonomi bloom pada domain
kognitif dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

13
2.3 Blue Print Test

Blue print di ilmu manajemen disebutkan pengertiannya adalah sebuah rancangan


yang dirumuskan dengan tujuan memberikan arahan terhadap kegiatan organisasi/ komunitas/
lembaga secara berkesinambungan sehingga setiap kegiatan memiliki kebersesuaian dengan
tuntutan, tantangan, dan kebutuhan lingkungan sekitar.BluePrint test memang tidak
sepenuhnya sama persis dengan yang ada di kertas. Namun BluePrint ini ibarat sebuah visi
yang akan membantu guru untuk lebih dekat dengan tujuan pembelajaran. Hal ini akan
membantu untuk lebih focus terhadap tujuan dan membuat soal test.
Berikut langkah-langkah membuat Blue Print :
1. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar Kelas.
Pada tahap ini, terdapat dua kegiatan utama. Yaitu mengidentifikasi level kognitif
pada kemampuan dasar tersebut dan mengidentifikasi materi pokoknya.
Kegiatan mengidentifikasi level kognitif dapat dilihat dari Kata Kerja Operasional yang
tertera pada kalimat Kompetensi Dasar. Sedangkan mengidentifikasi Materi pokok dengan
cara menentukan materi yang menjadi pokok bahasan atau topik bahasan dari KD tersebut.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak kemampuan siswa untuk dijadikan alat ukut
penilaian
2. Menentukan Lingkup Materi
 Di tahap kedua, lembar kerja pada langkah pertama dikelompokkan berdasarkan
ruang lingkup materi masing-masing mata pelajaran yang mengacu pada kurikulum
pendidikan yang berlaku.
3. Menentukan Level Kognitif

14
Selanjutnya adalah menentukan KD berdasarkan level kognitifnya dan untuk saat ini
kurikulum mengharapkan adanya soal HOTS. HOTS merupakan bagian dari gradasi level
kognitif. Disini level kognitif terbagi menjadi 3 level. Yaitu:
1. Level Kognitif tingkat 1 mengukur kognitif level C1 dan C2.
2. Level Kognitif tingkat 2, mengukur kognitif level C3
3. Level Kognitif tingkat 3, mengukur kognitif level C4, C5, dan C6

4. Menyusun Kisi-Kisi Soal


Setelah itu kita akan menyusun kisi-kisi soal dan Kisi-kisi soal memiliki komponen-
komponensebagai berikut:
1. Identitas Kisi-kisi Soal
2. Kompetensi Dasar
3. Lingkup Materi
4. Level Kognitif
5. Indikator Soal
6. Bentuk Soal
7. Nomor Soal

5. Menyusun Instrumen Soal


Sebelum menysusun soal test, kita harus memberikan instrumen soal di kartu soal.
baik itu Pilihan Ganda maupun Isian, berdasarkan blue print yang telah disusun.
Di dalam Kartu Soal terdapat komponen-komponen:
1. Kompetensi Dasar/Lingkup Materi
2. Level Kognitif
3. Indikator Soal
4. Rumusan Butir Soal
5. > Jawaban/Pembahasan Jawaban
6. Kriteria Penskoran

6. Menganalisis Butir Soal pada Kartu Soal


Penyusunan instrumen soal di Kartu Soal sebelum dibuatkan soal tes memiliki tujuan
penting. Instrumen soal sebelum dijadikan soal tes, harus dianalisis kebergunaan instrumen
soal yang telah disusun.

15
2.4 Membahas Artikel

Dalam artikel dibahas mengenai pentingnya taksonomi bloom diterapkan dalam


pendidikan. Hal tersebut ditujukan agar peserta didik memahami tujuan dari pembelajaran.
Dalam artikel juga membahas mengenai perbandingan visi dan prespektif kerangka
Pengembangan Pengajaran dan Pembelajaran (DTL) dan Taksonomi Bloom. Dalam visi
Taksonomi Bloom disebutkan bahwa tujuan utama pendidik bukanlah untuk membuat siswa
mengumpulkan informasi, tetapi untuk membantu siswa mengembangkan pikiran mereka di
bidang tertentu. Prespektif Taksonomi Bloom juga menunjukkan bahwa pengetahuan adalah
seperangkat kegiatan, dan kegiatan hanya dapat dikembangkan, diberlakukan, dan
diperagakan kembali, bukan sesuatu yang bisa "disimpan dan diambil kembali". Sedangkan
menurut prespektif DTL, pengetahuan bukanlah sesuatu yang dikumpulkan, dimiliki, dan
disimpan seseorang. Itu adalah sesuatu yang dilakukan seseorang saat belajar dan
memerankannya kembali saat terlibat dalam pemecahan masalah di kehidupan nyata. Dari
kedua pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memerlukan sebuah
taksonomi tujuan pendidikan. Dalam masalah ini taksonomi bloom tepat sekali untuk
diterapkan dalam pendidikan. Dengan menerapkan taksonomi bloom dalam pendidikan,
peserta didik akan dapat mengasah berbagai kemampuan yang dimilikinya.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat
dalam kehidupan masyarakat (Oemar Hamalik : 2001). Pendidikan merupakan salah satu hal
yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Memiliki pendidikan
yang baik akan membuat manusia memiliki keseharian dan taraf hidup yang layak. Dalam
mewujudkan pembelajaran yang baik maka dibutuhkan manajemen pendidikan dan
pembelajaran yang tepat untuk mewujudkannya.Manajemen pendidikan yang baik
merupakan wujud dari karakteristik dalam melaksanakan pembelajaran dan
pendidikan.Dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran, tentu terdapat banyak
tujuan yang mencapai titik capaian pembelajaran. Tujuan dari pendidikan dibagi atastujuan
kurikuler dan tujuan instruksional.

Hasil belajar merupakan obyek dari evaluasi belajar. Hasil belajar ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga domain yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor.Setiap
domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai
dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan
mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Domain tersebut terbagi atas
domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Selanjutnya, terdapat blue print test yakni sebuah
rancangan yang dirumuskan dengan tujuan memberikan arahan terhadap kegiatan organisasi/
komunitas/ lembaga secara berkesinambungan sehingga setiap kegiatan memiliki
kebersesuaian dengan tuntutan, tantangan, dan kebutuhan lingkungan sekitar. Blue print test
terbagi atas mengidentifikasi kompetensi dasar kelas,menentukan lingkup materi,
menentukan level kognitif, menyusun kisi-kisi soal, Menyusun instrument soal, dan
menganalisis butir soal pada kartu soal dimana antar satu sama lain saling berkaitan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. "Evaluasi pembelajaran." (2009).


Asrul, Asrul, Rusydi Ananda, and Rosnita Rosnita. "Evaluasi Pembelajaran."
(2015).
Effendi, Ramlan. "Konsep revisi taksonomi Bloom dan implementasinya pada
pelajaran matematika SMP." JIPMat 2.1 (2017).

Hermino, Agustinus. 2014. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter.


Bandung: Alfabeta

Mulyasa, Enco. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi-Konsep, Karakteristik


dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda.

Nyoman Doni, dkk.(2014). Evaluasi Pendidikan. Denpasar: Beta. Siti Kurnia


Rahayu dan Ely Suhayati. (2009).

Rochman Nata wijaya dan R. Ibrahim. 1992. Ilmu Pendidikan Pengembangan


Pendidikan Tenaga Kependidikan. (Kertas kerja disampaikan dalam temu karya FIP
se-Indonesia).

S. Nasution, 1995. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

18

Anda mungkin juga menyukai