1220025076-3-BAB II Fix
1220025076-3-BAB II Fix
TINJAUAN PUSTAKA
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kementerian Kesehatan RI, 2009).
Rumah Sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan padat masalah.
sakit, masih diperberat dengan munculnya masalah regional dan global, yakni
strategis berbasis kinerja, serta dimulainya era litigious society, di mana masyarakat
yang dilayani oleh rumah sakit kini mulai gemar menuntut dan semakin cerdas dalam
oleh ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit akibat
(medical accident), kejadian nyaris celaka (KNC), atau kejadian tidak diharapkan
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Salah satu
tujuan penting dari penerapan sistem keselamatan pasien di rumah sakit adalah
pelayanan kesehatan.
9
10
Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian
Sentinel .
Keselamatan pasien telah menjadi prioritas untuk layanan kesehatan seluruh dunia
pasien/ patient safety incident merupakan kejadian atau situasi yang dapat
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena
2) Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss merupakan suatu insiden yang
suatu obat dengan dosis lethal, tetapi staf lain mengetahui dan
suatu obat dengan dosis lethal, segera diketahui secara dini lalu
berarti).
Kejadian Nyaris Cedera mengacu pada salah satu definisi dalam literatur safety
yang berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir pelayanan, yang dapat dicegah
sebelum konsekuensi aktual terjadi atau berkembang (Aspden, 2004). KNC juga
yang dapat dicegah karena tindakan segera atau karena kebetulanm dimana hasil
frekuensi kejadian ini tujuh sampai seratus kali lebih sering terjadi. Data KNC harus
dianalisis agar pencegahan dana pembentukan sistem dapat dibuat sehingga cedera
aktual tidak terjadi. Sebagian besar kasus KNC memberi dampak pada pada
penyebab insiden atau proses hingga kejadian nyaris cedera itu terjadi (Mustikawati,
2011).
12
baik setiap kali inisiden terjadi. Faktor penyebab kejadian nyaris cedera sulit
didapatkan jika tidak didukung oleh dokumentasi yang baik (sistem pelaporan). Hal
ini dapat mengakibatkan langkah pencegahan dan implementasi untuk perbaikan sulit
dilakukan (Cahyono,2008)
Rumah sakit merupakan tempat yang paling kompleks, terdapat ratusan macam
obat, ratusan test dan prosedur, dan beragam profesi serta latar belakang sumber daya
manusia yang memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam secara terus
menerus (Depkes, 2008). Rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan harus
organisasi yang berisiko tinggi terhadap terjadinya incident keselamatan pasien yang
disebabkan oleh kesalahan manusia terkait dengan risiko dalam hal keselamatan, dan
hal ini disebabkan oleh kegagalan sistem di mana individu tersebut bekerja (Reason,
2009).
Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang diterbitkan pada tahun 2006. Menguraikan
tentang Standar Keselamatan Pasien, yang dimana standar tersebut terdiri dari tujuh
tentang keselamatan pasien, dan 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana
terjadinya KTD.
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriteria dari standar II ini adalah:
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di
rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan
antar tenaga dan antar unit pelayanan. Kriteria dari standar III ini adalah sebagai
berikut:
pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan
efektif.
15
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan
bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi
Rumah Sakit”.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
keselamatan pasien.
keselamatan pasien.
pasien.
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
analisis.
dilaksanakan.
antar disiplin.
tersebut.
secara jelas
orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai
pasien
bagaimana mengenali kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera diambil tindakan
guna memperaiki efek yang terjadi. Upaya untuk mengenali dan melaporkan
kesalahan ini dilakukan melalui sistem pelaporan. Kegagalan aktif (petugas yang
KTD, atau bahkan kejadian yang menyebabkan kematian atau cedera serius
(sentinel). Berhenti sampai tahap melaporkan saja tentu tidak akan meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien, yang lebih penting adalah bagaimana melakukan suatu
20
pembelajaran dari keselahan tersebut sehingga dapat diambil solusi agar kejadian
Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah jantung dari mutu layanan, yang
merupakan bagian penting dalam proses belajar dan pembenahan ke dalam revisi dari
kebijakan, termasuk standar prosedur operasional (SPO) dan panduan yang ada.
Rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian
pelaporan dari rumah sakit ke KKP-RS nasional. Dalam lingkup rumah sakit, unit
dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur rumah sakit. (Departemen
Kesehatan, 2008).
Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
kejadian tidak diharpakan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan kejadian
Pelaporan insiden dapat dilakukan dengan dua cara ,seperti secara internal dan
eksternal dilakukan dengan pelaporan dari rumah sakit ke KKP-RS nasional. Dalam
lingkup rumah sakit, unit kerjakeselamatan pasien rumah sakit melakukan pencatatan
21
kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur rumah
sakit
mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya/potensi bahaya
yang dapat terjadi kepada pasien. Adapun ketentuan terkait pelaporan insiden sesuai
dengan Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2008) akan di jabarkan
sebagai berikut:
karyawan.
3. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi
4. Pelapor adalah siapa saja atau semua staf rumah sakit yang pertama
maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mengisi
22
Penelitian dari Rat Dewa pada tahun 2014 mengemukakan laporan KNC di
RSUP Sanglah Denpasar pada masing-masing ruang rawat inap tidak seragam.
Perbedaan jumlah rata-rata ini memiliki faktor yang spesifik sehingga menyebabkan
adanya perbedaan jumlah pelaporan tersebut. Sesuai dengan teori dari Mark (2001),
keselamatan pasien yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa budaya
1.4 Tipe Insiden, Sub Tipe Insiden, Pelapor, Potensi Korban, Divisi Kejadian,
mengisi Tipe insiden di dalam suatu laporan, harus melakukan analisis dan
investigasi terlebih dahulu. Insiden terdiri dari : Tipe Insiden dan Subtipe insiden
Rumah Sakit. Kejadian medication error terkait dengan praktisi, produk obat,
dan hampir tidak ada upaya untuk mencegah. Untuk mencegah terjadinya medication
23
(medication errors) dan reaksi obat yang merugikan (adverse drug reaction)
Menurut Buku Pedoman Pelaporan Keselamatan Pasien pada tahun 2008. Tipe
a. Tipe insiden pertama adalah adminitrasi klinik, yang dimana sub tipe
insidennya dibagi menjadi dua yaitu proses (serah terima, perjanjian, daftar
tidak lengkap, tidak tersedia, salah pasien dan salah proses/salah pelayanan)
b. Tipe insiden kedua adalah proses/prosedur klinis, yang dimana sub tipe
c. Tipe insiden ketiga adalah dokumentasi, yang dimana sub tipe insidennya
dibagi menjadi dua yaitu dokumen yang terkait (order /peminatan, chart/rekam
infection), yang dimana sub tipe insidennya dibagi menjadi dua yaitu tipe
e. Tipe insiden kelima adalah medikasi/cairan infus, yang dimana sub tipe
insidennya dibagi menjadi tiga yaitu medikasi/cairan infus yang terkait (daftar
f. Tipe insiden keenam adalah transfusi darah/produk darah, yang dimana sub
tipe insidennya dibagi menjadi tiga yaitu transfusi darah/produk darah terkait
g. Tipe insiden ketujuh adalah nutrisi, yang dimana sub tipe insidennya dibagi
menjadi tiga yaitu nutrisi yang terkait (diet umum dan diet khusus), proses
penyimpanan), dan masalah (salah pasien, salah diet, salah jumlah, salah
h. Tipe insiden kedelapan adalah oksigen/gas, yang dimana sub tipe insidennya
dibagi menjadi tiga yaitu oksigen/gas terkait (daftar oksigen/gas terkait), proses
i. Tipe insiden kesembilan adalah alat medis/alat kesehatan, yang dimana sub
tipe insidennya dibagi menjadi dua yaitu tipe alat medis/alat kesehatan (daftar
26
j. Tipe insiden kesepuluh adalah perilaku pasien, yang dimana sub tipe
insidennya dibagi menjadi dua yaitu perilaku pasien (tidak kooperatif, tidak
k. Tipe insiden kesebelas adalah jatuh, yang dimana sub tipe insidennya dibagi
menjadi dua yaitu tipe jauh (tersandung, slip, kolaps, hilang keseimbangan)
dan keterlibatan saat jatuh (velbed, tempat tidur, kusi, strecher, toilet, peralatan
l. Tipe insiden kedua belas adalah kecelakaan yang dimana sub tipe insidennya
tajam dan lainnya), kejadian mekanik lain (benturan akibat ledakan bom,
kontak dengan mesin), peristiwa mekanik lain, mekanisme panas (panas yang
kimia atau substansi lainnya (keracunan bahan kimia atau substansi lain dan
alam.
terasang tetap yang dimana sub tipe insidennya dibagi menjadi dua yaitu
dimana sub tipe insidennya dibagi menjadi tujuh yaitu beban kerja manajemen
1.4.2 Pelapor
2009)
1. Karyawan
a. Dokter
b. Perawat
2. Pasien
3. Pendamping pasien
4. Pengunjung
1. Karyawan
a. Dokter
b. Perawat
2. Pasien
3. Pendamping pasien
29
4. Pengunjung
Keselamatan Pasien (2008) divisi/ spesialisasi insiden jika melibatkan pasien adalah
pasien seperti, beban kerja, tingkat stress, tingkat kelelahan, perasaan takut
a. Dokter
b. Perawat
d. FaktorTirn
31
f. Faktor Tugas
g. Faktor Pasien
h. Faktor komunikasi
untuk lebih memperbaiki proses pelayanan, karena sebagian besar KTD dapat
merupakan kesalahan dalam proses pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah melalui
dimana rumah sakit menerapkan asuhan pasien yang lebih aman, meliputi kegiatan
pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko,
kejadian nyaris cedera, pelaporan dan analisis kejadian, proses belajar dari kejadian,
perencanaan tindak lanjut kejadian, serta strategi pencegahan terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
rumah sakit, diharapkan dapat mengurangi jumlah insiden keselamatan pasien, yang
pada “Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit” yang diterbitkan