FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA
2021
i
ii
PENGARUH KEMAMPUAN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PENGELOLA
PERBATASAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
A. Latar belakang
Sumber daya manusia berperan penting dalam suatu organisasi. Tanpa sumber
daya manusia, apapun bentuk dan kecanggihan peralatan teknologi yang dimiliki
organisasi tidak dapat difungsikan secara optimal. Oleh karena itu, sumber daya
manusia hendaklah dikelola sedemikian rupa oleh pihak manajemen, agar dapat
efektivitas organisasi dapat direalisasikan. efektivitas organisasi merupakan isu utama
dari semua tahapan analisis keperilakuan, baik perilaku individu, kelompok maupun
sistem organisasi (Robins 2003). Sebenarnya banyak tolak ukur dari efektivitas suatu
organisasi, namun satu yang banyak mendapat perhatian adalah kinerja. Mengingat
kinerja merupakan tolak ukur efektif tidaknya manajemen mengelola suatu organisasi,
maka kinerja tinggi memberikan indikasi bahwa manajemen bekerja sangat efektif
dalam merealisasikan tujuan organisasi. Sebaliknya, kinerja rendah memberi indikasi
bahwa manajemen bekerja tidak efektif dalam merealisasikan tujuannya.
Kinerja merupakan faktor sentral bagi pekerjaan manajemen dalam mengelola
organisasi. Penting bagi manajemen untuk mengenali dan memahami berbagai aspek
yang berkaitan dengan kinerja pegawai, baik dari faktor penyebab maupun faktor
akibat. Secara teori terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai.
Faktor-faktor tersebut bisa bersumber dari organisasi, dari pegawai itu sendiri maupun
dari faktor luar pegawai dan luar organisasi. Faktor yang bersumber dari pegawai itu
sendiri salah satunya adalah kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan. Bila telah
memiliki kemampuan kerja yang disyaratkan, hampir dapat dipastikan bahwa orang
tersebut akan dapat diandalkan dalam bekerja (Mulyasa, 2003)
Kinerja merupakan hasil kerja baik itu secara kualitas maupun kuantitas yang
telah dicapai pegawai, dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan organisasi, dan hasil kerjanya tersebut disesuaikan dengan
hasil kerja yang diharapkan organisasi, melalui kriteria-kriteria atau standar kinerja
pegawai yang berlaku dalam organisasi.
1
Menurut Sinambela, et al (2012) mengemukakan bahwa kinerja pegawai
didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu.
Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh
kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk
itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersama-
sama yang dijadikan sebagai acuan.
Adapun Suntoro dalam Tika (2006) menyatakan bahwa kinerja merupakan
hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Selanjutnya,
Simamora (2004) menyatakan bahwa kinerja mengacu kepada kadar pencapaian tugas-
tugas yang membentuk sebuah pekerjaan pegawai.
Robbins (2008:57) menjelaskan bahwa Kemampuan merupakan kapasitas
individu dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Handoko (2001:117) menjelaskan
tentang “kemampuan menjadi faktor penentu keberhasilan dari departemen personalia
untuk mempertahankan sumberdaya manusia yang efektif. Individu yang tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya maka individu akan dianggap tidak
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan. Kesimpulannya bahwa individu
bisa mengerjakan pekerjaannya dengan disesuaikan oleh kemampuan yang ada dalam
dirinya dan jenis pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Di samping kemampuan, terdapat faktor-faktor lain dari diri pegawai yang juga
mempengaruhi kinerja. Para ahli umumnya memiliki pandangan yang sama bahwa
faktor individu yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah termasuk komitmen dan
motivasi kerja pegawai (Mitchel, 1991 dalam Mangkunegara, 2005). Komitmen
merupakan sikap pegawai yang menyatakan suatu kekuatan relatif mengenai keterikatan
pegawai dengan organisasinya dan melibatkan diri di dalamnya (Meyer J.P.,
Allen 1996).
Menurut Hasibuan (2005:94) kemampuan kerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Sementara
menurut Robert Kreitner (2005:185) yang dimaksud dengan kemampuan adalah
2
karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum fisik dan mental
seseorang.
Menurut Robbins and Judge (2011:67) kemampuan (ability) berarti kapasitas
seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan
keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu:
a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability)
Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan masalah). Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan
untuk menjalankan kegiatan mental.
b. Kemampuan Fisik (Physical Ability)
Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. kemampuan fisik adalah
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,
kecekatan, kekuatan, dan keterampilan serupa. Jika kemampuan intelektual
memainkan peran yang lebih besar dalam pekerjaan rumit yang menuntut
persyaratan pemrosesan informasi, kemampuan fisik yang khusus memiliki makna
penting untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan
dan yang lebih terbakukan dengan sukses.
Menurut Feryanto dan Triana (2015) Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan
yang muncul karena diberikan seseorang kepada orang lain atau diri sendiri. Dorongan
itu dimaksudkan agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan mendasar dan sebuah perbuatan
yang di lakukan oleh sesorang. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensias,
arah, dan ketekunan sesorang individu untuk,mencapai tujuan. Tiga elemen utama
dalam defenisis ini adalah intensitas,arah dan ketekunan.
3
Menurut Wayne F.Cascio dalam Sunyoto (2012:11) menyatakan bahwa
Motivasi kerja adalah suatu kekuatan yang dihasikan dari keinginan seseorang
untuk memuaskan kebutuhannya,misalnya rasa lapar,haus,dan dahaga.Kedua hal
tersebut mempengaruhi perilaku sehingga timbul dorongan-dorongan akan
membentuk perilaku sehingga tercapai tujuan. Motivasi mengandung unsur- unsur
kebutuhan, keinginan dan dorongan untuk mencapai tujuan tertentu.
4
Tabel 1
Rekapitulasi Absen Pegawai Pada Kantor
Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dari Bulan Januari – Desember 2020
Bulan Jumlah Jumlah Sakit Ijin Cuti Tanpa
Hari Pegawai Keteran
gan
Januari 31 47 70 - - -
Februari 28 47 75 - -
Maret 31 47 33 - - -
April 30 47 29 - - -
Mei 29 47 37 - - -
Juni 30 47 33 - - -
Juli 31 47 20 - - -
Agustus 28 47 64 - - -
September 30 47 63 - - -
Oktober 30 47 75 - - -
November 30 47 76 - - -
Desember 31 47 45 - - -
Sumber : Kantor Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah Aparatur sipil Negara
(ASN) 47 orang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam suatu organisasi atau instansi
harus ada seseorang atau sekelompok orang dimana yang masing-masing
mempunyai kemampuan kinerja di bidang masing-masing sehingga dapat mencapai
tujuan organisasi atau instansi dalam periode waktu tertentu. Secara tidak langsung,
jumlah pegawai atau individu dalam instansi ini mempengaruhi jangka waktu cepat
atau lambatnya tujuan tersebut akan tercapai.
Penelitian terdahulu oleh Abidin, (2013) yang melakukan penelitian dengan
judul “pengaruh Kemampuan Kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Rekatama
Putra Gegana Bandung. Hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa disiplin
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Rekatama Putra Gegana Bandung.
Penelitan Terdahulu oleh Sanjaya, (2015) dengan judul Pengaruh Kemampuan
Kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Hotel Ros In Yogyakarta,
5
hasil penelitian menunjukan disiplin kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan Hotel Ros In Yogyakarta.
Berdasarkan Latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan Judul : Pengaruh Kemapuan kerja Motivasi kerja, dan komitmen
terhadap kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Pengaruh Kemapuan kerja Motivasi
kerja, dan komitmen terhadap kinerja Pegawai pada Kantor Badan Pengelola
Perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
C. PERSOALAN PENELITIAN
Persoalan dalam Penelitian yaitu :
1. Apakah kemampuan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja pada kantor
badan pengelola perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada kantor badan
pengelola perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Apakah komitmen berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada kantor badan
pengelola perbatasan Provisi Nusa Tenggara Timur.
6
Penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti bagi peneliti dalam
mengembangkan wacana dunia organisasi khusus dalam pengaruh
kemampuan kerja dalam motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.
2. Secara Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan. Bagi
pihak manajemen pegawai pada kantor Badan pengelola perbatasan
Provinsi Nusa Tinggara Timur.
E. LANDASAN TEORI
E.1.Kinerja pegawai
7
Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Handoko
(2001:193) yaitu :
a. Motivasi
Merupakan faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja
adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan- kebutuhan ini
berhubungan dengan sifat hakiki manusia untuk mendapatkan hasil terbaik
dalam kerjanya.
b. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Hal ini terlihat dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala
sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
c. Tingkat stress
Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi sekarang. Tingkat stres yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan
sehingga dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan mereka.
d. Kondisi Pekerjaan
Kondisi pekerjaan yang dimaksut dapat mempengaruhi kinerja disini
adalah Tempat kerja, ventilasi serta penyinaran dalam ruang kerja.
e. Sistem kompensasi
Kompensasi merupakan tingkat balas jaa yang diterima oleh karyawan
atas apa yang telah dilakukannya untuk perusahaan. Jadi, pemberian
kompensasi harus benar agar karyawan lebih semangat untuk bekerja.
f. Desain pekerjaan
merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau
kelompok karyawan secara organisasional.
E 2. Kemampuan Kerja
E 2.1. Pengertian Kemampuan Kerja
10
E 2.2 Jenis-jenis Kemampuan kerja
Ada tiga jenis kemampuan dasar yang dimiliki untuk mendukung
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas, sehingga tercapai hasil
yang maksimal.
Robert R. Katz,dalam moenir (2008) yaitu :
a. Technical Skill
Kemampuan teknis adalah : Pengetahuan dan penguasaan kegiatan yang
bersangkutan dengan cara proses dan prosedur yang menyangkut
pekerjaan dan alat alat kerja.
b. Human Skill
Kemampuan bersifat manusiawi adalah : Kemampuan untuk bekerja
dalam kelompok suasana dimana organisasi merasa aman dan bebas
untuk menyampaikan masalah.
c. Konseptual Skill
Kemampuan konseptual adalah : Kemampuan untuk melihat gambar
kasaruntuk mengenali adanya unsur penting dalam situasi memahami
diantara unsur unsur itu.
11
b. Kemampuannya
Kemampuan dimiliki oleh karyawan didasarkan atas bakat yang
dibawahnya semenjak kecil atau yang diperolehnya pada masa mengikuti
pendidikan. semakin baik pendidikan seorang karyawan maka semakin
tinggi kemampuan yang diperolehnya.
c. Etos kerjanya.
Etos kerja dihubungkan dengan sikap dan motivasi pegawai dalam
bekerja. Prinsip yang tidak kenal lelah dalam bekerja sebagai dasar etos
kerja yang tinggi yang dimiliki oleh seorang karyawan.
12
Pemahaman verbal merupakan kemampuan memahami apa yang
dibaca dan didengar.
3. Kecepatan Perseptual
Kecepatan perseptual merupakan kemampuan mengenali
kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat.
4. Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kemampuan mengenali suatu urutan
logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.
5. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan kemampuan menggunakan logika
dan menilai implikasi dari suatu argument.
6. Visualisasi Ruang
Visualisasi ruang merupakan kemampuan membayangkan
bagaimana suatu objek akan tampak seandainya posisinya
dalam ruang diubah.
7. Ingatan
Ingatan merupakan kemampuan menahan dan mengenang kembali
pengalaman masa lalu.
b. Kemampuan Fisik
1. Kekuatan Dinamis
Kekuatan dinamis merupakan kemampuan untuk mengenakan
kekuatan otot secara berulang-ulang atau sinambung sepanjang
suatu kurun waktu.
2. Kekuatan Tubuh
Kekuatan tubuh merupakan kemampuan mengenakan kekuatan
otot dengan menggunakan otot-otot tubuh (terutama perut).
13
3. Kekuatan Verbal
Kekuatan verbal merupan Kemanpuan mengenakan kekuatan
terhadap objek luar.
4. Kekuatan Statis
Kekuatan statis merupan kemampuan menghabiskan sesuatu
energi eksplosit dalam satu atau sederetan tindakan eksplosit.
5. Keluwesan Extent
Keluwesan extent merupakan kemampuan menggerakan otot tubuh
dan merenggang punggung sejauh mungkin.
6. Keluwesan Dinamis
Keluwesan dinamis merupakan kemampuan melakukan gerakan
cepat.
7. Koordinasi Tubuh
Koordinasi tubuh merupakan kemampuan mengkoordinasi tindakan-
tindakan serentak dari bagian-bagian tubuh yang berlainan.
8. Keseimbangan
Keseimbangan merupakan kemampuan mempertahankan keseimbang
an meskipun ada kekuatan-kekuatan yang mengganggu keseimbangan
itu.
9. Stamina
Stamina merupakan kemampuan melanjutkan upaya maksimum
yang menuntut upaya yang sepanjang kurun waktu.
17
E.3.4. Indikator Motivasi
Motivasi dalam penelitian ini akan diukur dengan indikator yang
dikemukakan oleh Werther dan Devis dalam Alimuddin (2012) yaitu sebagai
berikut:
a. Motivasi Eksternal
Motivasi Eksternal, meliput:
1. Pemberian upah/gaji untuk memenuhi kebutuhan fisik minimal
maupun untuk kebutuhan hidup minimal. Tanpa upah/gaji yang
layak sulit untuk mengharapkan atau bahkan memaksa SDM agar
memberikan kontribusi maksimal dalam melaksanakan tugas pokoknya.
2. Kondisi kerja yang baik, perasaan puas dan senang dalam bekerja
dilingkungan organisasi, sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja, baik
yang bersifat fisik/material maupun psikis/non material. Kondisi kerja
yang bersifat fisik menyangkut faktor sarana dan prasarana, seperti luas
ruangan termaksut penataan dalam ruangan, ketersedian perlengkapan
dan peralatan kerja yang mutahir dan lain-lain. Sedangkan faktor
psikis/non material mengenai antara hubungan atasan dengan bawahan
yang lain.
3. Supervisi yang baik sebagai kegiatan mengamati, menilai dan
membantu SDM agar bekerja secara efektif dan efisien, merupakan
salah satu kegiatan prilaku organisasi, karena tujuan untuk terus
menerus memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan
keterampilan dalam bekerja.
b. Motivasi Internal
Motivasi internal meliputi:
1. Pekerjaan yang menyenangkan, pekerjaan yang bebas dari tekanan
dan paksaan, disamping mudah atau tidak rumit melaksanakannya.
Namun pekerjaan yang berat dan komplek juga akan
menyenangkan, jika dikerjakan dalam suasana kerja yang saling
bantu membantu dan tolong menolong atau dalam suasana
kerjasama yang efektif dan efisien.
2. Pekerjaan yang menarik, setiap SDM akan menyenangi bekerja
dalam bidang yang sesuai dengan potensi, latar belakang pengalaman,
pendidikan, keterampilan dan keahlian atau profesionalisme yang
18
dikuasainya. Kesesuaiannya itu membuat pekerjaannya dirasakan
menarik karena mencakup sesuatu yang sudah dikenal dan
dipahaminya.
3. Pekerjaan yang menantang, motivasi kerja tidak saja timbul karena
pekerjaan yang menyenangkan, tetapi juga yang menantang untuk
mencapai suatu prestasi, sebagai sukses yang diinginkan oleh setiap
pekerja (SDM). Dengan kata lain pekerjaan yang menantang
cenderung akan menimbulkan motivasi berprestasi melalui
kemampuan berkompentisi secara sehat dalam arti jujur dan sportif,
sejalan dengan kemampuan bekerjasama yang efektif dan efisien.
Menurut Allen and Meyer (1993) dalam Zurnali (2010:107), komitmen organisasi
atas tiga indikator, yaitu :
a. Komitmen afektif (affective commitment), yaitu: keterlibatan emosional
seseorang pada organisasinya berupa perasan cinta pada organisasi.
b. Komitmen kontinyu (continuance commitment), yaitu: persepsi seseorang atas
biaya dan resiko dengan meninggalkan organisasi saat ini. Artinya, terdapat
dua aspek pada komitmen kontinyu, yaitu: melibatkan pengorbanan pribadi
apabila meninggalkanorganisasi dan ketiadaan alternatif yang tersedia bagi
orang tersebut.
c. Komitmen normative (normative commitment), yaitu: sebuah dimensi moral
yang didasarkan pada perasaan wajib dan tanggung jawab pada organisasi yang
mempekerjakannya.
19
Komitmen pegawai adalah tingkatan dimana seorang karyawan
mengidentifikasikan diri dengan perusahaan dan tujuan-tujuannya dan merupakan
salah satu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari seorang
karyawan terhadap perusahaan tempat dia bekerja serta berkeinginan untuk
memelihara keanggotaannya dalam perusahaan, karena komitmen karyawan
merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai
kecenderungan pegawai, identifikasi dan keterlibat seseorang yang relatif kuat
terhadap perusahaan serta bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan
organisasi.
F. KONSEP PENELITIAN
Adapun konsep dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Kinerja pegawai
Kinerja pegawai dalam penelitian ini adalah Hasil kerja yang dicapai seseorang
atau kelompok orang dalam satu organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu.
b. Kemampuan kerja
Kemampuan kerja dalam penelitian ini adalah seorang pegawai di ukur dari
tiga dimensi yaitu : Pendidikan, Pengetahuan, ketrampilan, dan Pengalaman.
c. Motivasi kerja
Motivasi kerja dalam penelitian ini adalah kehendak atau keinginan yang
muncul dari pegawai yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk
bekerja secara optimal guna mencapai tujuan.
d. Komitmen
Komitmen dalam penelitian ini adalah Tingkatan dimana seorang karyawan
mengidentifikasikan diri dengan organisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka skema kerangka dasar penelitian sebagai berikut:
Gambar 1
Skema Kerangka Dasar Penelitian
Kemampuan
Kerja
(X1)
Komitmen
(X3)
H. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan sampel
a. Populasi
Menurut Sunyoto (2013:13) populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian berjumlah 47 orang pegawai pada kantor badan
pengelola perbatasan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2016:188) sampel adalah sebagian jumlah populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh.
Menurut sugiyono (2014:68) bahwa teknik teknik pengambilan sampling
jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. sampel yang diteliti sebayak 47 orang pegawai.
2. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : kuesioner
3. Indikator empirik dan skala pengukuran
23
Berikut Tabel dibawah ini indikator empirik skala pengukuran sebagai berikut:
Tabel 2
24
Komitmen Interval
a. Kepercayaan dan penerimaan yang
kuat terhadap tujuan dan nilai nilai
oraganisasi
b. Kemauan untuk mengusahakan
terwujudnya organisasi.
c. Kehendak yang kuat untuk memper
tahankan keanggotaan organisasi.
Kineja pegawai a. Kuantitas Interval
b. Ketepatan waktu
c. Efektivitas
d. Kemandirian
26
3. Koefisien Determinasi (R2)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel
bebas terhadap variabel terikat, biasanya dinyatakan dalam persentase.
Rumus dari Koefisien Determinasi : kd = r 2 x 100%
Keterangan :
Kd : Koefisien Determinasi
R : Nilai koefisien Korelasi
27
DAFTAR PUSTAKA
Robins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi, Jilid I Edisi 9 (Indonesia), PT. Indeks
Kelompok Gramedia, Jakarta.
Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A. (1993). Commitment to organizations and
occupations: Extension and test of a three-component conceptualization.Journal of
applied psychology, 78(4), 538.
Robbins, P. Stephen, dan Judge. (2008). Organizational Behavior, (alih bahasa oleh
Benyamin Molan), PT. Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta. Prestasi Kerja
pegawai.
Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Ke 12. Jakarta :
Salemba Empat.
Hasibuan P.S. Malayu H., 2005. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi, Cetakan
keempat, Mei. Jakarta: Bumi Aksara. ISBN: 979-526-546-6.
Sanjaya, M.T. (2015). Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada Hotel Ros In Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada.
Prawirosentono S., 1999, Kebijakan Kinerja Karyawan, BPFE, Yogyakarta.
Winardi, 2004, Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Binaman.
28