Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH FASILITAS KERJA DAN K3 (KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA) TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN
DI PT. PLN (PERSERO) UP3 KUPANG

Disusun Oleh:

NAMA : DIMAS DEWANTORO


NIM : 17413609
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI
DPA : DRS. ROBERT A. SERANG, M.Si

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA KUPANG
2021

1
LEMBARAN PERSETUJUAN

“PENGARUH FASILITAS KERJA DAN K3 (KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA) TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN
DI PT. PLN (PERSERO) UP3 KUPANG”

NAMA : DIMAS DEWANTORO


NIM : 17413609
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

Mahasiswa, Dosen Pembimbing,

Dimas Dewantoro Drs. Robert Alex Serang, M.Si


NIM. 17413609 NIDN. 0809096601

Mengesahkan:
Ketua Program Studi Manajemen,

Alya Elita Sjioen, SE., MM


NIDN. 0831018301

2
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Saat ini, listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat

modern. Listrik telah mengubah peradaban manusia menjadi lebih

mudah, cepat, efisien, efektif, dan produktif sejak pertama kali

ditemukan. Listrik telah mengalami kemajuan yang signifikan, hal ini

terlihat dengan adanya usaha - usaha yang telah dan sedang dilakukan

dalam perkembangannya.

Persaingan industri energi dewasa ini yang semakin kompetitif

menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya

yang dimiliki dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi agar

dapat bertahan dalam persaingan. PT. PLN (Persero) merupakan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang memberikan layanan

kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam penyediaan dan

pendistribusian jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik

dari pusat - pusat pembangkit listrik yang bertenaga air, diesel, uap,

tenaga angin maupun tenaga surya ke pengguna akhir yaitu kawasan

industri, bisnis, komersial, pemukiman maupun sarana publik di

Indonesia.

Jasa layanan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) terhadap masyarakat

diantaranya yaitu layanan pemasangan listrik baru, penambahan daya

listrik, multiguna atau penyambungan listrik sementara dan layanan

3
gangguan listrik baik di rumah, kantor, perusahaan, rumah sakit, sekolah,

dan lain - lain.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang paling

penting dalam suatu organisasi karena sumber daya memiliki bakat,

tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk

mencapai tujuannya. Betapapun majunya teknologi, berkembangnya

informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, namun jika tanpa

sumber daya manusia, maka akan sulit bagi organisasi untuk mencapai

tujuan tersebut. Betapapun bagusnya tujuan dan rencana organisasi,

merupakan langkah yang sia - sia jika unsur sumber daya manusianya

tidak diperhatikan atau bahkan diterlantarkan.

Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk

menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi

penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber - sumber

secara efisien dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Dalam

pengelolaan sumber daya manusia agar dapat lebih produktif, diperlukan

suatu manajemen yang mampu mengelola sumber daya secara sistematis,

terencana, dan efisien sehingga sumber daya manusia tersebut dapat

meningkatkan produktivitasnya (Illahi, 2018).

Untuk meningkatkan produktivitasnya, seorang karyawan juga harus

dapat mengoperasikan dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Menurut

Moenir (2015:119), fasilitas adalah segala jenis peralatan, perlengkapan

kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau alat bantu

4
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka

kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi

kerja itu.

Salah satu faktor utama lain yang dapat mempertahankan perusahaan

di dunia usaha yaitu dengan memberikan perlindungan keselamatan dan

kesehatan karyawan, perusahaan perlu menjamin keselamatan dan

kesehatan karyawan, karena keselamatan dan kesehatan dapat

mempengaruhi fisik maupun mental karyawan. Program keselamatan

dan kesehatan kerja dapat dilakukan dengan menghidupkan lingkungan

kerja yang sehat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan

produktivitas kerja karyawan.

Di setiap perusahaan lebih banyak ditentukan oleh sumber daya

manusia yang mengelola, mengendalikan, dan mendayagunakan sumber

- sumber daya non manusia yang dimiliki. Oleh karena itu masalah

karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi

perusahaan. Berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan bahwa “Untuk Melindungi keselamatan pekerja atau

buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal

diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja”.

Dalam UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja disebutkan

bahwa, “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas

keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup

dan meningkatkan produktivitas Nasional” (Kemnakertrans, 2014).

5
Secara spesifik, pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja perlu dan sangat penting karena membantu terwujudnya

pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka menyadari arti

penting dari pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi

dirinya maupun perusahaan.

Penelitian ini mengambil objek Penelitian pada PT. PLN (persero)

Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kupang. Hasil Observasi

awal yang dilakukan oleh Peneliti, masih ditemukan fenomena fasilitas

kerja meliputi kurang menariknya penataan ruang kerja atau layout pada

setiap ruangan kerja pegawai sehingga kurang maksimalnya pencapaian

kinerja, dan secara umum, program K3 telah diberlakukan kepada para

karyawan.

Dari hasil observasi dan fenomena yang ditemukan, maka Peneliti

tertarik untuk melakukan suatu Penelitian dengan judul “Pengaruh

Fasilitas Kerja dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

terhadap Produktivitas Karyawan di PT. PLN (persero) UP3

Kupang”.

2. Masalah Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka yang menjadi

permasalahan dalam Penelitian ini adalah:

1). Apakah ada pengaruh dari Fasilitas Kerja terhadap produktivitas

Karyawan di PT. PLN (Persero) UP3 Kupang?

6
2). Apakah ada pengaruh dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

terhadap produktivitas Karyawan di PT. PLN (Persero) UP3

Kupang?

3). Berapa besar pengaruh dari Fasilitas Kerja maupun Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) terhadap produktivitas Karyawan di PT.

PLN (Persero) UP3 Kupang?

3. Persoalan Penelitian.

Adapun persoalan dalam Penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh

Fasilitas Kerja dan K3 terhadap produktivitas Karyawan PT. PLN

(Persero) UP3 Kupang dan berapa besar pengaruh masing – masing

variabel”.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

a. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan persoalan Penelitian diatas, tujuan Penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh fasilitas kerja dan K3

terhadap produktivitas Karyawan PT. PLN (Persero) UP3 Kupang,

dan berapa besar pengaruhnya.

b. Manfaat Penelitian.

1). Kemanfaatan Akademis.

Hasil Penelitian ini diharapkan menambah pemahaman

tentang masalah Pengaruh fasilitas kerja dan K3 (kesehatan dan

keselamatan kerja) terhadap produktivitas karyawan, serta

7
menambah referensi bagi semua pihak yang akan melakukan

Penelitian lebih lanjut.

2). Kemanfaatan Praktis.

Hasil Penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak

baik itu Pemerintahan maupun perusahaan swasta sebagai bahan

referensi dalam kaitan dengan pentingnya Fasilitas kerja dan K3

(kesehatan dan keselamatan kerja) yang berpengaruh terhadap

produktivitas karyawan.

B. LANDASAN TEORI

1. Fasilitas Kerja.

a. Pengertian Fasilitas Kerja.

Dalam suatu pencapaian tujuan perusahaan, diperlukan alat atau

sarana pendukung yang digunakan dalam aktivitas sehari – hari di

perusahaan tersebut, fasilitas yang digunakan bermacam – macam

bentuk, jenis maupun manfaatnya, disesuaikan dengan dengan

kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

Kata fasilitas sendiri berasal dari bahasa Belanda “faciliteit”

yang artinya prasarana atau wahana untuk melakukan atau

mempermudah sesuatu. Fasilitas juga bisa dianggap suatu alat.

Untuk mencapai tujuan perusahaan yang ada banyak faktor yang

mendukung, salah satu diantaranya adalah fasilitas kerja pegawai

merupakan faktor pendukung bagi kelancaran tugas yang mereka

8
kerjakan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan yang

diharapkan.

Fasilitas kerja pada setiap perusahaan akan berbeda dalam

bentuk dan jenisnya, tergantung pada jenis usaha dan besar kecilnya

perusahaan tersebut. “Fasilitas kerja adalah sarana pendukung dalam

aktivitas perusahaan berbentuk fisik, dan digunakan dalam kegiatan

normal perusahaan, memiliki jangka waktu kegunaan yang relatif

permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan datang”

(Lupiyadi, 2011).

Dari teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas kerja

sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat menunjang kinerja

pegawai, seperti dalam penyelesaian pekerjaan. Dan juga fasilitas

kerja sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu

pegawai agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan pegawai

akan bekerja lebih produktif.

b. Jenis - jenis Fasilitas Kerja.

Ada beberapa jenis - jenis fasilitas kerja menurut Sofyan (2001:22):

1). Mesin dan peralatannya yang merupakan keseluruhan peralatan

yang digunakan untuk mendukung proses produksi yang ada di

perusahaan.

2). Prasarana, yaitu fasilitas pendukung yang digunakan untuk

memperlancar aktivitas perusahaan, diantaranya adalah

jembatan, jalan, pagar, dan lainnya.

9
3). Perlengkapan kantor, yaitu fasilitas yang mendukung aktivitas

kegiatan yang ada di perkantoran, seperti perabot kantor (meja,

kursi, lemari, dan lainnya), peralatan laboratorium dan peralatan

elektronik (computer, mesin fotocopy, printer, dan alat hitung

lainnya).

4). Peralatan inventaris, yaitu peralatan yang dianggap sebagai alat

- alat yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris

kendaraan, inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris

laboratorium, inventaris gudang, dan lainnya.

5). Tanah, yaitu asset yang terhampar luas baik yang digunakan di

tempat bangunan, maupun yang merupakan lahan kosong yang

digunakan untuk aktivitas perusahaan.

6). Bangunan, yaitu fasilitas yang mendukung aktivitas sentral

kegiatan Perusahaan utama seperti perkantoran dan

pergudangan.

7). Alat transportasi, yaitu semua jenis peralatan yang digunakan

untuk membantu terlaksananya aktvitas perusahaan seperti

kendaraan (truk, traktor, mobil, motor, dan lainnya).

c. Faktor - faktor yang mempengaruhi Fasilitas Kerja.

Faktor - faktor yang mempengaruhi fasilitas kerja antara lain

(Wahyuni, 2014):

1). Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, agar dapat

menghemat waktu.

10
2). Meningkatkan produktivitas baik barang ataupun jasa.

3). Kualitas produk yang lebih baik atau terjamin.

4). Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.

5). Lebih mudah atau sederhana dalam gerak para pelakunya.

6). Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang - orang yang

berkepentingan sehingga dapat mengurangi emosional mereka.

Sedangkan sarana dan prasarana penunjang kerja yang dapat

mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kerja meliputi (Wahyuni,

2014):

a). Kondisi gedung dan kantor.

b). Peralatan dan perlengkapan kantor.

c). Alat transportasi.

d). Alat komunikasi.

d. Indikator - indikator Fasilitas Kerja.

Menurut Faisal (2012), indikator fasilitas kerja antara lain:

1). Komputer dan meja kantor.

2). Parkiran.

3). Bangunan kantor.

4). Transportasi.

5). Pelatihan

Sedangkan menurut Munawirsyah (2017):

a). Mesin dan peralatan.

b). Prasarana.

11
c). Perlengkapan kantor.

d). Peralatan inventaris.

e). Tanah dan bangunan.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

a. Kesehatan Kerja.

Menurut Undang - undang 23 Tahun 1992, Pasal 23 menyatakan:

1). Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal.

2). Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,

pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.

3). Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

Pada pasal ini di atur agar setiap pekerja dapat bekerja secara

teratur tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat

sekelilingnya untuk memperoleh produktivitas kerja yang

optimal.

4). Syarat dari kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan

pekerja baik fisik maupun psikis sesuai dengan jenis

pekerjaannya, persyaratan bahan baku, peralatan, dan proses

kerja serta tempat atau lingkungan kerja. Yang dimaksud

dengan tempat kerja disini adalah tempat kerja terbuka atau

tertutup, bergerak atau tidak bergerak yang dipergunakan untuk

memproduksi barang atau jasa oleh satu atau beberapa orang

pekerja.

12
Dalam pasal ini ditegaskan bahwa yang wajib menyelenggarakan

kesehatan kerja adalah tempat yang mempunyai resiko bahaya

kesehatan, mudah terjangkit penyakit, dan yang mempunyai

karyawan lebih dari sepuluh orang.

Kembali kepada pengertian kesehatan kerja ialah suatu kondisi

kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh

derajat kesehatan setinggi - tingginya, baik jasmani, rohani, maupun

sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit

atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan

lingkungan kerja maupun penyakit umum.

Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan,

keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas

dari penyakit. Menurut UU Pokok Kesehatan RI no.9 tahun 1960,

bab 1 pasal 2 keadaan sehat diartikan sebagai, kesempurnaan

keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

Menurut Mangkunegara (2011:161). Kesehatan kerja

menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,

fisik atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko

kesehatan merupakan faktor - faktor lingkungan kerja yang bekerja

melebihi periode waktu yang ditentukan, linkungan yang dapat

membuat stress, emosi atau gangguan fisik.

13
b. Indikator Kesehatan Kerja.

Menurut Gary Dessler (1997:346), Indikator kesehatan kerja terdiri

dari:

1). Keadaan dan Kondisi Karyawan.

Keadaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yang di alami

oleh karyawan pada saat bekerja yang mendukung aktivitas

dalam bekerja.

2). Lingkungan Kerja.

Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat

kerja yang mendukung aktivitas karyawan dalam bekerja.

3). Perlindungan Karyawan.

Perlindungan karyawan merupakan fasilitas yang diberikan

untuk menunjang kesejatraan karyawan.

c. Keselamatan Kerja.

Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar

dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain

keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan

selama bekerja. Tidak ada satu orangpun didunia ini yang

menginginkan terjadinya kecelakaan.

Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan

lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan. Semua kegiatan

kerja, baik yang di darat, laut, di udara ataupun di semua tempat kerja

itu dilakukan sangat memerlukan dukungan keselamatan. Hal ini

14
sebagaimana telah diatur oleh Pemerintah dalam Undang - undang

Nomor 1 Tahun 1970. Pada Pasal 1 menyebutkan “tempat kerja yang

memerlukan keselamatan kerja adalah di tiap ruangan atau lapangan

baik yang terbuka maupun yang tertutup, dimana tenaga kerja

bekerja atau yang sering dimasuki oleh tenaga kerja untuk keperluan

suatu usaha dimana terdapat sumber bahaya, termasuk didalamnya

semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang

memerlukan bagian - bagian yang berhubungan dengan tempat kerja

tersebut”.

Menyimak uraian diatas, disini bisa disimpulkan bahwa apabila

kelayakan keselamatan kerja difungsikan sebagaimana mestinya,

maka produktivitas yang tinggi akan diberikan pula oleh para

pekerja sehingga hasil akhirnya dapat menguntungkan perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2011). “keselamatan kerja menunjukkan

pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan

atau kerugian di tempat kerja”.

Menurut Suma’mur (2001:1), keselamatan kerja adalah

keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan

dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara - cara melakukan pekerjaan. Sementara

menurut Silalahi dan Rumondang, keselamatan merupakan suatu

usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat

yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

15
d. Indikator Keselamatan Kerja.

Adapun menurut Mangkunegara (2011), ada beberapa indikator

keselamatan kerja yaitu:

1). Keadaan Tempat Lingkungan Kerja.

a). Penyusunan dan penyimpangan barang - barang berbahaya

kurang diperhitungkan keamanannya.

b). Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

2). Pengaturan Udara.

a). Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja

yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).

b). Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3). Pengaturan Penerangan

a). Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak

tepat.

b). Ruang kerja yang kurang cahaya, remang – remang.

4). Pemakaian Peralatan Kerja.

a). Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b). Penggunaan mesin, alat elektronik tanpan pengaman yang

baik.

5). Kondisi fisik dan mental karyawan.

a). Kerusakan alat indera, stamina karyawan yang tidak stabil.

b). Emosi karyawan yang tidak stabil, kepribadian karyawan

yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang

16
lemah, motivasi kerja rendah, sikap karyawan yang

ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam

penggunaan fasilitas terutama fasilitas kerja yang

membawa resiko bahaya.

e. Tujuan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

Adapun tujuan umum dari K3 adalah untuk menciptakan tenaga

kerja yang produktif. Tujuannya dapat dirinci sebagai berikut:

1). Agar tenaga kerja dan seluruh orang yang berada di tempat kerja

selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.

2). Agar sumber - sumber produksi dapat berjalan secara lancar

tanpa adanya hambatan.

Setelah menguraikan pengertian kesehatan kerja dan pengertian

keselamaan kerja, Peneliti mengambil pendapat beberapa ahli untuk

mengetahui arti keseluruhan K3 ini.

Menurut Milyandra (2009), istilah “kesehatan dan keselamatan

kerja dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian

yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah

(scientific approach), dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai

suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu.

Karena itu kesehatan dan keselamatan kerja dapat digolongkan

sebagai suatu ilmu terapan (applied science).

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebagai suatu program

didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau

17
memperkecil terjadinya bahaya dan resiko terjadinya penyakit dan

kecelakaan, maupun kerugian - kerugian lainnya yang mungkin

terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja

adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis mengatasi potensi

bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang mungkin

terjadi.

Menurut Jackson (1999), kesehatan dan keselamatan kerja

menunjukkan kepada kondisi - kondisi fisiologis-fisikal dan

psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang

disediakan perusahaan. Kesehatan dan keselamatan kerja

merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan,

lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya kecelakaan

kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib

dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi,

bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja.

Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya

pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang

menghabiskan banyak biaya perusahaan, melainkan harus dianggap

sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan

berlimpah pada masa yang akan datang.

3. Produktivitas Kerja.

Secara konseptual produktivitas adalah hubungan antara keluaran

atau hasil organisasi atau organisasi dalam masukan yang diperlukan.

18
Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dan

masukan. Menaikkan produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak

keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber

daya tertentu Blecher (1987).

Para ekonom biasanya mendefinisikan produktivitas sebagai “ratio

output” dibandingkan dengan “input fisik”. Hal tersebut biasanya

dihubungkan dengan industri - industri secara keseluruhan pada sektor -

sektor dalam suatu perekonomian. Produktivitas sering dibandingkan

dengan standar yang sudah ada ditentukan sebelumnya, apabila lebih

baik keluaran yang dihasilkan dari jumlah masukan yang sama, atau

masukan yang lebih sedikit dapat di pergunakan untuk mendapatkan

keluaran yang sama, produktivitas diperbaiki. Sebagai konsekuensinya,

produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran yang berharga tentang

seberapa baik sumber daya dipergunakan dalam masyarakat. Hal itu lebih

sedikit masukan diperlukan untuk menghasilkan keluaran. Lebih sedikit

pemborosan dan lebih baik konservasi sumber daya.

Produktivitas sering diukur dalam bentuk masukan dan keluaran

ekonomi. Akan tetapi, masukan dan keluaran sumber daya manusia dan

sosial juga merupakan faktor penting. Jika perilaku organisasi lebih baik,

dapat memperbaiki kepuasan kerja sehingga terjadi peningkatan hasil

sumber daya manusia.

Menurut Hasibuan (1996:126) “Produktivitas adalah perbandingan

antara output (hasil) dengan input (masukan)”. Jika Produktivitas naik,

19
ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu –

bahan - tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya

peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

Menurut Riyanto (1986:22) secara teknis produktivitas adalah suatu

perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan

sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas mengandung

pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga

kerja persatuan waktu.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam

memproduksi barang - barang. Ukuran produktivitas yang paling

terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan

membagi pengeluaran dengan jumlah yang digunakan atau jumlah jam

kerja karyawan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi

dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapat

dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai

dengan yang diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, antara lain:

a. Faktor – faktor yang mempengaruhi Produktivitas.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, antara lain:

20
1). Bersumber dari pekerjaan.

Suatu pekerjaan yang banyak memerlukan gerakan yang

dapat mengakibatkan produktivitas kerja menjadi rendah. Oleh

karena itu, agar gerakan dalam melakukan pekerjaan cepat dan

tepat terlebih dahulu diadakan “Time and Motion Study”.

Dengan dua studi tersebut dapat tercipta gerakan - gerakan yang

efektif dan dapat memperlancar pekerjaan sekaligus

mengurangi kesalahan karyawan.

2). Bersumber dari karyawan itu sendiri.

Semangat dan kegairahan kerja para karyawan merupakan

unsur penting guna mencapai produktivitas yang tinggi. Maka

sebaiknya pimpinan memperhatikan unsur penting tersebut

seperti melalui:

a). Gaji yang memadai.

b). Kebutuhan karyawan perlu diperhatikan.

c). Penempatan karyawan pada posisi yang tepat.

Selain dari kedua sumber tersebut diatas maka faktor - faktor lain

yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:

(i). Pendidikan.

Tingkat kecerdasan karyawan dilihat dari tingkat

pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan semakin besar

kemungkinan untuk mendapatkan tujuan ke jenjang yang lebih

21
baik. Oleh karena itu, pendidikan berhubungan dengan

produktivitas kerja staf dan karyawan.

(ii). Kesehatan jasmani dan rohani.

Salah satu tugas pimpinan perusahaan adalah menjamin

kesehatan karyawan yaitu dengan cara mengatur jam kerja,

meniadakan lembur sehingga dapat menciptakan kegiatan kerja

para karyawan. Karyawan yang sehat juga pasti akan dapat

meningkatkan produktivitas kerjanya.

(iii).Lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh besar dalam

meningkatkan produktivitas. Lingkungan kerja yang bersih

dapat mempengaruhi karyawan untuk bekerja lebih giat.

(iv).Faktor Manajerial.

Gaya kepemimpinan yang efektif, memotivasi, mengarahkan,

dan menggerakkan bawahannya agar dapat bekerja dengan lebih

semangat dan bergairah dalam melaksanakan tugas.

(v). Motivasi.

Pemberian motivasi oleh seseorang pimpinan yang baik akan

membimbing dan melatih karyawannya. Memotivasi setiap

karyawan tidaklah mudah, sebab setiap karyawan mempunyai

latar belakang, pengalaman, harapan dan keinginan yang

berbeda.

22
(vi).Peralatan yang digunakan.

Peralatan yang digunakan mempunyai efek yang sangat

penting dalam meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas

kerja seorang karyawan perlu mendapat perhatian dari

perusahan karena produktivitas kerja akan meningkatkan

keuntungan bagi perusahaan. Produktivitas dapat dimaksudkan

sebagai penggunaan sumber - sumber ekonomi yang digerakkan

secara efektif dan memerlukan keterangan organisator dan

teknik sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi,

artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang

diolah.

b. Dimensi dan Indikator Produktivitas.

Produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara

jumlah yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang

dipergunakan selama produksi berlangsung. Adapun dimensi dan

indikator dari produktifitas kerja menurut Sedarmayanti (2001:57)

yaitu sebagai berikut:

1). Dimensi Sikap Kerja; dioperasionalkan menjadi 3 indikator

penelitian yang terdiri dari indikator - indikator sikap dalam

melayani, sikap dalam melaksanakan pekerjaan, dan sikap

melakukan inisiatif kerja.

2). Dimensi Tingkat Ketrampilan; dioperasionalkan menjadi 3

indikator penelitian yang terdiri dari indikator - indikator

23
ketrampilan pencapaian tugas, ketrampilan melaksanakan

program, dan ketrampilan mengevaluasi pencapaian program.

3). Dimensi Hubungan antara lingkungan kerja; dioperasionalkan

menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri dari indikator -

indikator hubungan kerja dengan pimpinan, hubungan kerja

dengan antar bagian, dan hubungan kerja dengan rekan sekerja.

4). Dimensi Manajemen Produktivitas; dioperasionalkan menjadi 3

indikator penelitian yang terdiri dari indikator - indikator

koordinasi pekerjaan, komunikasi antar bagian, dan

tanggungjawab pekerjaan.

5). Dimensi Efisiensi tenaga kerja; dioperasionalkan menjadi 2

indikator penelitian yang terdiri dari indikator - indikator

pemanfaatan tenaga kerja dan pemanfaatan waktu tenaga kerja.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas

kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi

dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt

dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa

sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.

4. Konsep Penelitian

Dari dimensi pengertian dan indikator seperti yang telah dijelaskan

diatas, konsep Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh 2 (dua)

variabel independen [Fasilitas Kerja (X1) & Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (X2)] terhadap variabel dependen [Produktivitas Karyawan (Y);

24
dan untuk itu perlu dianalisis pengaruh masing - masing variabel

independen terhadap variabel dependen dengan konsep antara lain:

1). Pengaruh Fasilitas Kerja (X1) terhadap Produktivitas Karyawan (Y).

2). Pengaruh K3 [Kesehatan dan Keselamatan Kerja] (X2) terhadap

Produktivitas Karyawan (Y).

3). Pengaruh Fasilitas Kerja (X1) dan K3 (X2) terhadap Produktivitas

Karyawan (Y).

4). Besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y.

5. Hipotesis dan Kerangka Dasar Penelitian.

Model Hipotesis Penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

a. H1: Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara

fasilitas kerja terhadap produktivitas karyawan di PT. PLN (Persero)

UP3 Kupang.

b. H2: Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara K3

(kesehatan dan keselamatan kerja) terhadap produktivitas karyawan

di PT. PLN (Persero) UP3 Kupang.

c. H3: Diduga ada pengaruh yang signifikan secara bersama – sama

(simultan) antara fasilitas kerja dan K3 (kesehatan dan keselamatan

kerja) terhadap produktivitas karyawan di PT. PLN (Persero) UP3

Kupang.

Sedangkan Kerangka Dasar Penelitian ini dapat terlihat pada Gambar 1

berikut:

25
Gambar 1. Kerangka Berpikir

Fasilitas Kerja (X1)


H1
Produktivitas
Karyawan (Y)
H2
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
(X2)
H3

Sumber: Data olahan Peneliti, 2021

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel Penelitian.

a. Populasi.

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh Peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Sugiyono (2014:119).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

Karyawan PT. PLN (Persero) UP3 Kupang yang berjumlah 69

orang.

b. Sampel.

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan Peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

26
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka Peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,

2014:120).

Sampel dari Penelitian ini adalah para karyawan PT. PLN (Persero)

UP3 Kupang sebanyak 20 orang. Adapun teknik sampling yang akan

digunakan dalam Penelitian ini adalah convenience sampling.

2. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data merupakan metode atau cara yang

digunakan Peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu Penelitian.

Dalam Penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah:

a. Kuesioner/Angket.

Menurut Sugiyono (2017:142), kuisioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Jenis angket yang yang digunakan adalah angket tertutup dengan 5

alternatif jawaban dimana responden hanya memberikan tanda

check list (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan.

Teknik kuesioner ini adalah cara pengumpulan data dengan

menyebarkan pertanyaan kepada responden dan responden akan

memberikan respon atas pertanyaan tersebut. Pemilihan teknik

angket dalam Penelitian ini agar memperoleh data - data yang akurat

secara langsung dari orang - orang yang akan dimintai data.

27
b. Dokumentasi.

Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dan informasi

melalui arsip dan dokumentasi untuk memperoleh data pendukung

yang dibutuhkan dari sumber - sumber yang dapat dipercaya. Teknik

dokumentasi berguna untuk memperoleh data tentang gambaran

umum PT. PLN (Persero) UP3 Kupang, data karyawan, maupun data

- data lainnya yang mendukung.

c. Instrumen Penelitian.

Instrumen Penelitian digunakan untuk mengumpulkan data

tentang fasilitas kerja, data K3 (kesehatan dan keselamatan kerja,

serta produktivitas karyawan PT. PLN (Persero) UP3 Kupang.

Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar dan akurat

karena keabsahan hasil pengujian tergantung pada kebenaran dan

ketepatan data.

Dalam Penelitian ini, Kuesioner/angket yang digunakan adalah

memakai skala ukur skala Likert, dimana jawaban dari responden dibagi

dalam 5 kategori penilaian dan masing - masing pertanyaan/pernyataan

diberi skor 1 sampai 5. Kategori pemberian skor dapat terlihat pada Tabel

1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Skor Skala Likert

No Skala Score
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Netral (N) 3

28
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono, 2017

3. Indikator Empirik dan Skala Pengukuran Konsep.

Tabel 2. Indikator Empirik dan Skala Pengukuran

Skala
Konsep Indikator Empirik
Pengukuran
1. Perlengkapan Kerja Tunggal
2. Perlengkapan Kerja Tim
3. Ruang Kerja
4. Gedung
Fasilitas Kerja
5. Peralatan Dapur Likert
[X1]
6. Transportasi
7. Kursus/Pelatihan Teknis
Sumber: (Faisal, 2012 & Indah
Ningrum, 2019)
1. Keadaan fisik dan mental
Karyawan
2. Lingkungan Kerja
3. Perlindungan Karyawan
K3 (Kesehatan
4. Pengaturan kenyamanan
dan Keselamatan Likert
bekerja
Kerja) [X2]
5. Pemakaian peralatan kerja
6. Keamanan alat – alat kerja
Sumber: (Gary Dessler, 1997 &
Mangkunegara, 2011)
1. Kualitas hasil kerja
2. Mutu dan efisiensi kerja
Produktivitas 3. Kuantitas hasil kerja
Likert
Karyawan [Y] 4. Semangat bekerja
5. Pengembangan diri
Sumber: (Edy Sutrisno, 2011)

Sumber: Data olahan Peneliti, 2021

29
4. Hipotesis Statistik dan Teknik Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis digunakan untuk membuktikan atau

memperjelas apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat. Pengujian hipotesis Penelitian ini dilakukan dengan

pengujian secara parsial dan simultan dengan menggunakan bantuan

software SPSS versi 26.

a. Uji t (Parsial).

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi variasi hubungan

antara variabel independen dan dependen, apakah variabel

independen yaitu fasilitas kerja dan K3 (kesehatan dan keselamatan

kerja) benar - benar berpengaruh secara individual terhadap variabel

dependen yaitu produktivitas karyawan (Ghozali, 2016:97).

Langkah - langkah dalam melakukan uji T adalah sebagai berikut:

1). Menentukan formulasi hipotesis statistik dan hipotesis

alternatifnya.

a). Rumusan hipotesis nihil dan alternatif untuk variabel

fasilitas kerja terhadap produktivitas karyawan.

(i). H0 : β1 = 0, artinya fasilitas kerja tidak berpengaruh

terhadap produktivitas karyawan.

(ii). Ha : βI ≠ 0, artinya fasilitas kerja berpengaruh terhadap

produktivitas karyawan.

30
b). Rumusan hipotesis nihil dan alternatif untuk variabel K3

(kesehatan dan keselamatan kerja) terhadap Produktivitas

Karyawan:

(i). H0 : β2 = 0 , ar t in ya k e se hat a n d a n ke se la m at a n ke r j a

(K3) tidak berpengaruh terhadap produktivitas

karyawan.

(ii). Ha : β2 ≠ 0, artinya kesehatan dan keselamatan kerja

(K3) berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.

2). Menentukan taraf signifikan.

Taraf signifikan adalah batas toleransi dalam menerima

kesalahan dari hasil hipotesis terhadap nilai parameter

populasinya. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%

atau taraf signifikan 5% (α = 0.05).

3). Kriterian pengujian Hipotesis.

Kriteria untuk menerima atau menolak H0 adalah:

a). H0 diterima jika = -t α/ 2≤ t ≤ tα/2

b). H0 ditolak jika = t >α/ 2 atau t < -t α/2

b. Uji Statistik F (Simultan).

Uji F simultan digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari

seluruh variabel independen (fasilitas kantor dan disiplin kerja)

secara bersama - sama terhadap variabel dependen (kinerja).

Pengujian dengan menggunakan uji F yang dihitung melalui

31
program SPSS dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai

berikut:

1). Jika probabilitas > 0.05 maka hipotesis diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2). Jika probabilitas < 0.05 maka hipotesis ditolak, maka dapat

disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Langkah - langkah dalam melakukan uji F adalah sebagai berikut:

a). Menentukan formulasi hipotesis statistik dan hipotesis

alternatifnya.

Rumusan hipotesis statistik dalam pengujian ini adalah:

(i). H0 : b1 = b2 = 0, artinya fasilitas kerja dan K3 (kesehatan

dan keselamatan kerja) secara simultan atau bersama - sama

tidak bepengaruh terhadap produktivitas karyawan.

(ii). Ha : Tidak semua β berarti 0 (nol), artinya fasilitas kerja dan

K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) secara simultan atau

bersama - sama berpengaruh terhadap produktivitas

karyawan.

b). Menentukan taraf signifikan.

Taraf signifikan adalah batas toleransi dalam menerima

kesalahan dari hasil hipotesis terhadap nilai parameter

32
populasinya. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%

atau taraf signifikan 5% (α = 0.05).

c). Kriteria pengujian Hipotesis:

(i). Jika nilai F hitung > 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

(ii). Jika nilai F hitung < 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipakai oleh Peneliti dalam Penelitian ini

adalah Analisis Kuantitatif, yaitu metode ilmiah yang menjelaskan

tentang data - data yang berbentuk angka yang diperoleh dari sumber

data dalam Penelitian; dan Uji Hipotesis, digunakan untuk menguji

kebenaran hipotesis dalam Penelitian.

Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka - angka

yang pembahasannya, melalui perhitungan statistik berdasarkan

jawaban kuesioner dari Responden. Hasil perhitungan dari skor atau

atau nilai tersebut kemudian dalam analisis statistik untuk membuktikan

hubungan dan pengaruh antara variabel - variabel Penelitian.

Adapun analisis kuantitatif yang dipakai adalah Uji T (parsial) dan

Uji F (simultan). Kedua metode analisis tersebut digunakan untuk

mengetahui pengaruh signifikan dari variabel bebas (X) secara parsial

maupun simultan terhadap variabel terikat (Y). Tentang kriteria

pengambilan keputusan, penetapan hipotesis, dan analisis statistik untuk

mencari pengaruh secara parsial dan simultan ini, Peneliti akan

menggunakan bantuan software SPSS versi 26.

33
DAFTAR PUSTAKA

Arda, M. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan.
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 18(1), 45–60.
Basir Barthos, (1993). Buku Manajemen Sumberdaya Manusia. Cet. 2. Jakarta:
Bumi Aksara.
Blecher, John G., Jr, (1997). “Productivity Plus.,Texas: Gulf Publishing Company,
Dalam Buku Manajemen Kinerja edisi keempat.” (Prof. Dr. Wibowo, SE
M.Phil, April 2014).
Faisal, Muhammad. (2013). K3 (Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja) &
SOP. Website online http://faisalichal.blogspot.com ; diakses 30 Maret
2021 pukul 19.00 wita
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang B P Undip, 2005.
…….) (2015). Aplikasi Analisis Multivariate IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang: BP
Undip.
Hasibuan, M . (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Convenience_sampling/ (diakses 29 Maret 2021,
pukul 16.00 wita)
Ihsan, Nurul. (2016) “Menerapkan K3 Dalam Bekerja.” Website online
http://ipteknurulihsan.com/elearning ; diakses 29 Maret 2021, pukul 17.00
wita
Istijanto. (2008). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Utama.
Jackson. (1999). Definisi Keselamatan dan Kesehatan. Website online
http://realitamu.blogspot.com ; diakses 30 Maret 2021 pukul 15.00 wita
Juliandi, A., Irfan, & Manurung, S. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis Konsep
dan Aplikasi. Medan: Umsu Press.

34
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktis). Jakarta:
Rajawali Pers.
Mangkunegara, A.A. Aswar Prabu, (2011). Buku Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Redley, John, (2008). Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Ikhtisar). Edisi Ketiga
Jakarta: Erlangga.
Riyanto, J. (1986). Produktivitas dan Tenaga Kerja. Jakarta: SIUP.
Riyanto, J. (2015). Produktivitas dan Manajemen. Jakarta: SIUP.
Sofyan, Assauri, (2001). Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi.
Jakarta: Rajawali
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suma'mur. (2001). Buku Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
Gunung Agung
Sutrisno, Edy. (2011), “Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Undang - undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Wahyuni, S. (2010). Pengaruh Motivasi, Pelatihan dan Fasilitas Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Jurnal Katalogis, 2 (1), 124-134.
Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia : Teori, Psikologi,
Hukum Ketenagakerjaan, Aplikasi Dan Penelitian, Aplikasi dalam
Organisasi Bisnis, Pemerintahan dan Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Yuliani, I., Djumadi, & Paranon, D. (2015). Penempatan Pegawai Dalam
Meningkatkan Kinerja di Lingkungan Kerja Badan Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kota Samarinda. Jurnal Administrative
Reform, 3(4), 428-440.

35

Anda mungkin juga menyukai