Dosen Pengampu :
Dra. Ec. Erry Andhaniwati, M.Ak., Ak., CA
Kelompok 3:
1. Devy Rahmawati (19013010113)
2. Raulita Ramadina P. F. (19013010129)
3. Muhammad Rafli Maulana B. (19013010214)
4. M. Rezky Cahya Ramadhan (19013010231)
5. Muhammad Rafli Nur W. (19013010236)
6. Elsa Sabrina Agustia Putri (19013010238)
7. Anisah Nurul Azizah (19013010242)
8. Rinanda Aprilia P. (19013010248)
Definisi Kualitas
Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan. Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut-atribut kualitas
atau yang sering disebut dimensi kualitas. Jadi, produk atau jasa yang berkualitas memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan dalam delapan dimensi:
1. Kinerja (performance)
Mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dimensi kinerja
untuk jasa dapat didefinisikan lebih jauh sebagai atribut:
Daya tanggap: keinginan untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan
yang konsisten dan bersifat segera.
Kepastian: mengacu pada pengetahuan, keramahan, dan kemampuan karyawan dalam
membangun kepercayaan dan keyakinan pelanggan.
Empati: peduli dan memberikan perhatian individual terhadap pelanggan.
2. Estetika (aesthetics)
Berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan fasilitas, peralatan,
pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability)
Berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4. Fitur (features)
Karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama.
5. Keandalan (reliability)
Probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka
waktu tertentu.
6. Tahan lama (durability)
Didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi.
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance)
Ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.
8. Kecocokan penggunaan (fitness for use)
Kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan.
Produk yang ditarik Kembali sering disebabkan oleh adanya masalah dalam dimeni
kecocokan penggunaan.
Meskipun kedelapan dimensi tersebut penting dan mampu memengaruhi kepuasan
pelanggan, tetapi atribut kualitas yang dapat diukur cenderung lebih mendapat perhatian.
Tingkat kesesuaian terutama adalah dimensi yang mendapatkan perhatian paling besar.
Spesifikasi produk harus mempertimbangkan beberapa hal secara eksplisit, seperti keandalan,
durabilitas, kecocokan penggunaan dan kinerja. Secara implisit, produk yang bermanfaat dan
berkinerja baik. Produk tersebut harus dibuat menurut spesifikasi desainnya. Kesesuaian
adalah dasar untuk mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai
(nonconformance) atau produk cacat (defective). Produk cacat adalah produk yang tidak
sesuai dengan spesifikasinya. Cacat nol berarti semua produk yang diproduksi sesuai dengan
spesifikasinya.
Pandangan tradisional mengenai kesesuaian mengasumsikan bahwa terdapat rentang
nilai yang bisa diterima setiap karakteristik spesifikasi atau kualitas. Nilai target ditetapkan,
serta batas atas dan batas bawah ditentukan agar diperoleh penyimpangan produk yang bisa
diterima unttuk suatu karakteristik kualitas yang ditentukan. Setiap produk yang berada di
dalam batas-batas yang telah ditentukan dianggap sebagai produk tanpa cacat.
L(y) = k(y-T)2
Di mana:
k = konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan
eksternal perusahaan.
y = nilai actual dari karakteristik kualitas.
T = nilai target dari karakteristik kualitas.
L = kerugian kualitas.
Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung
dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi
kuadrat dari batas nilai target.
k = c/d2
Di mana:
c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah.
d = jarak batas nilai target.
Hal ini berarti masih harus mengestimasi kerugian akibat deviasi dari nilai target. Salah satu
dari dua metode pertama, metode pengali atau metode penelitian pasar, dapat digunakan
untuk membantu estimasi ini (penilaian pada satu titik waktu diperlukan). Jika k diketahui,
maka biaya kualitas tersembunyi bisa diestimasi untuk setiap tingkat penyimpangan dari nilai
target.
Grafik menunjukkan terdapat tren yang tetap menurun pada biaya kualitas
yangdinyatakan sebagai persentase dari penjualan. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa
perbaikan masih sangat mungkin untuk dilakukan dalam jangka panjang.
Pengetahuantambahan bias diperoleh dengan membuat tren untuk setiap kategori kualitas.
Anggaplah setiap kategori dinyatakan sebagai persentase dari penjualan untuk periode waktu
yang sama.
Kegagalan Kegagalan
Tahun Pencegahan Penilaian Internal Eksternal
2004 2,0% 2,0% 6,0% 10,0%
2005 3,0% 2,4% 4,0% 8,6%
2006 3,0% 3,0% 3,0% 6,0%
2007 4,0% 3,0% 2,5% 4,5%
2008 4,1% 2,4% 2,0% 1,5%
Kita dapat melihat bahwa perusahaan berhasil mengurangi biaya kegagalan eksternal
dan internal. Uang yang digunakan untuk pencegahan lebih banyak (jumlahnya meningkat
dua kalilipat). Biaya penilaian meningkat, kemudian menurun. Perhatikan juga bahwa
distribusi relative dari biaya telah berubah. Pada tahun 2004, biaya kegagalan adalah 80%
dari total biaya kualitas (0,16/0,20). Pada tahun 2008, biaya tersebut turun menjadi 35% dari
biaya total (0,035/0,10). Potensi untuk mengurangi biaya kualitas jugamemengaruhi cara
pengambilan keputusan. Manfaat informasi biaya kualitas dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan tidak boleh dipandang remeh.
Menggunakan Informasi Biaya Kualitas
Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk meningkatkan dan
memfasilitasi manajerial perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Misalnya
dalam memutuskan untuk menerapkan program pemilihan pemasok untuk meningkatkan
kualitas input material, seorang manajer akan membutuhkan penilaian biaya kualitas saat ini
berdasarkan item dan kategori, sebuah penilaian biaya tambahan yang terkait dengan program,
dan penilaian
Penghematan yang diproyeksikan berdasarkan item dan kategori. Setelah efek tunai ini
diproyeksikan, penganggaran modal analisis dapat dilakukan untuk menilai manfaat program
yang diusulkan. Menggunakan informasi biaya kualitas untuk keputusan implementasi
program yang berkualitas dan untuk mengevaluasi efektivitas program-program ini, setelah
diterapkan, adalah adil salah satu potensi penggunaan biaya kualitas sistem.
Kemudian terjadi percakapan antara tara bob dan Brittany dimana mereka membicarakan
mengenai biaya dsain untuk produk jenis barunya mengenai Desain secara virtual
menghilangkan pemborosan terutama pertimbangan bahwa produk akan dibuat pada mesin
yang dikontrol secara numerik.lalu pertimbangan ini juga di tinjau dari lebih dan kurangnya
dein tersebut barulah diperoleh perkiraan keuntungan siklus hidup yang diproyeksikan adalah
$650.000 lebih dari yang di proyeksikan, yang berarti laba atas penjualan lebih dari 30 persen.
Skenario B mengilustrasikan pentingnya pengklasifikasian lebih lanjut biaya kualitas dengan
tingkah laku. Produk baru ini dirancang untuk mengurangi biaya kualitasnya, dan hanya
dengan mengetahui biaya kualitas yang diberikan, seorang disainer dapat menemukannya
kesalahan dalam analisis pendapatan siklus hidup.Tujuan lainnya adalah mengontrol kualitas
biaya faktor penting dalam membantu hasil yang diharapkan dari keputusan menjadi
kenyataan.
Definisi pengukuran produktivitas parsial, produktivitas dari satu input tunggal biasanya
diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.
Rasio produktivitas = output/input
Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran
produktivitas operasional. Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita
memperoleh ukuran produktivitas keuangan.