Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi antara beberapa
faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara- negara,
organisasi internasional, organisasi nonpemerintah, kesatuan substansional (kelompok-
kelompok atau badan-badan dalam suatu negara), seperti birokrasi dan pemerintah domestik,
serta individu-individu.

Dalam hubunngan internasional terdapat berbagai pola hubungan antar bangsa seperti :
Pola Penjajahan, Pola Hubungan Ketergantungan, Pola Hubungan Sama Derajat
Antarbangsa. Ketentuan atas karena perjanjian internasional akan mengakibatkan hokum
yang juga sekaligus akanmenjalani kepastian hukum pada perjanjian internasianal hal-hal
yang menyangkut hak dan kewajiban antar subjek-subjek hokum internasional.

Pada umumnya, negara yang telah merdeka dan bedaulat penuh akan mengadakan
hubungan dengan negara lain. Setiap negara memiliki perbedaan masyarakat, struktur
pemerintah, kepentingan nasional dan perbedaan-perbedaan lainnya. Namun, perbedaan
tersebut biasanya menimbulkan suatu kebutuhan yang menyebabkan adanya hubungan
internasional. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa suatu negara yang tidak dapat menjalin
hubungan internasional dengan negara lain akan sulit untuk mempertahankan kedaulatannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan internasional diperlukan karena suatu
negara memiliki ketergantungan dengan negara lain dalam hal memenuhi semua kebutuhan
dan menjaga kedaulatan negaranya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu KAA (Konferensi Asia – Afrika) ?
2. Apa itu Misi Garuda ?
3. Apa itu Deklarasi Djuanda ?
4. Apa itu GNB (Gerakan Non Blok) ?
5. Apa itu ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) ?
6. Apa itu OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ?
7. Apa itu JIM (Jakarta imformal Meeting) ?

C. Tujuan Penulisan

1. Kita Dapat Mengetahui KAA (Konferensi Asia – Afrika).


2. Kita Dapat Mengetahui Misi Garuda.
3. Kita Dapat Mengetahui Deklarasi Djuanda.
4. Kita Dapat Mengetahui GNB (Gerakan Non Blok).
5. Kita Dapat Mengetahui ASEAN (Association of Southeast Asian Nations).
6. Kita Dapat Mengetahui OKI (Organisasi Kerjasama Islam).
7. Kita Dapat Mengetahui JIM (Jakarta imformal Meeting).

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. KAA (Konferensi Asia – Afrika)


A. Latar Belakang
Ada beberapa latar belakang terselenggaranya KAA dan berkumpulnya negara-negara
Asia Afrika. latar belakang tersebut, yaitu :

1. Rasa Senasib dan Sepenanggungan


Perasaan senasib dan sepenanggungan di sini berkaitan dengan persamaan bahwa hampir
seluruh negara Asia Afrika adalah bekas negara jajahan. Baik itu sebagai negara jajahan
Bangsa-Bangsa Eropa dan penjajahan Jepang saat Perang Dunia kedua. Perasaan yang sama,
senasib dan sepenggungan, membuat negara-negara Asia Afrika ingin bersatu mengatasi
masalah bersama.

2. Persamaan Masalah Negara Berkembang


Karena kebanyakan negara Asia Afrika adalah negara baru merdeka, maka semua
termasuk negara berkembang. Negara yang belum maju di segala bidang. Negara yang masih
harus bebebah diri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Persamaan ini juga
melatarbelakangi pertemuan KAA. Membuat semua negara ingin bekerja sama di segala
bidang.

3. Kedekatan Keturunan, Agama, dan Latar Belakang Sejarah


Latar belakang selanjutnya adalah kedekatan hubungan keturunan. Ini dilihat dari ciri-ciri
orang Asia yang hampir mirip sesamanya. Begitu pula degan orang Afrika. Aga yang dianut
orang Asia afrika kebanyakan juga hampir sama, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha.
Sementara latar belakang sejarah, hampir bisa dipastikan mirip sesuai latar belakang pertama.

4. Letak Geografis
Sesuai dengan sebuatan negara Asia Afrika, otomatis negara-negara peserta KAA
mempunyai letak geografis yang berdekatan dan hampir mirip. Kondisi alam yang hampir
mirip satu sama lain akan mudah diatasi jika bekerja sama.

B. Tujuan
Beberapa tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika antara lain adalah sebagai berikut.
1. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara
Asia dan Afrika
2. Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika
3. Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama dunia
4. Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing
5. Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara
imprialis lainnya

C. Peranan
1. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara
II yang berlangsung pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi ini
sebaagai pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.

2
2. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika
yang berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung.
Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, antara
lain:
Ketua Konferensi: Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan
Abdulgani, Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan ketua Komite Ekonomi : Prof.
Ir. Roseno.

2. Misi Garuda
A. Latar Belakang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan lembaga tertinggi yang mewadahi negara-
negara di dunia. PBB juga menjadi lembaga yang aktif dalam mengupayakan perdamaian
dunia dan aktif menyelesaikan konflik antar negara. Indonesia pernah mendapat bantuan dari
PBB pada masa revolusi. Pada saat itu, PBB membantu menyelesaikan konflik antara
Indonesia-Belanda. PBB juga membantu Indonesia dalam masalah Irian Barat.

Dengan dasar politik tersebut, Indonesia menunjukkan tekad untuk mengupayakan


perdamaian dunia. Melalui pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika hingga pembentukan
Gerakan Non-Blok, upaya tersebut semakin terlihat. Tindakan pemerintah Indonesia
mendapat sambutan positif Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sejak tahun 1950-an, pemerintah
Indonesia mulai diberi kepercayaan untuk turut serta dalam pasukan perdamaian Dewan
Keamanan PBB. Pasukan tersebut terdiri atas pasukan dari berbagai negara. Indonesia
mengirim suatu pasukan yang kemudian dinamakan Kontingen Garuda atau Konga.

B. Tujuan
Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia, maka Indonesia memainkan sejumlah
peran dalam percaturan internasional. Peran yang cukup menonjol yang dimainkan oleh
Indonesia adalah dalam rangka membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan
keamanan internasional. Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan
Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun 2015 Indonesia telah
mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan kontingen Garuda yang ke dua puluh
enam (XXVI).

C. Peranan
Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA)
ke luar negeri. Sampai tahun 2014 Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai
dengan kontingen Garuda yang ke duapuluh tiga (XXIII). Pengiriman Misi Garuda yang
pertama kali dilakukan pada bulan Januari 1957. Pengiriman Misi Garuda dilatarbelakangi
adanya konflik di Timur Tengah terkait masalah nasionalisasi Terusan Suez yang dilakukan
oleh Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956. Sebagai akibatnya, pertikaian
menjadi meluas dan melibatkan negara-negara di luar kawasan tersebut yang berkepentingan
dalam masalah Suez. 

3
3. Deklarasi Djuanda
A. Latar Belakang
1. Setiap pulau di Indonesia kala itu hanya memiliki luas laut sepanjang 3 Mil dihitung dari
garis pantai.
2. Luas laut yang sempit ini menjadikan setiap pulau di Indonesia terpisah oleh kawasan laut
bebas.
3. Setiap pulau di Indonesia yang terpisah oleh kawasan laut bebas,menjadikan kawasan ini
bebas dilewati oleh pihak-pihak asing. Integrasi Nasional menjadi terancam dikarenakan
pihak-pihak asing bebas melakukan aktivitas pelayaran di antara pulau-pulau Indonesia.
4. Terbatasnya kebijakan Pemerintah Indonesia yang ingin direalisasikan terkendala dengan
sempitnya wilayah Indonesia.

B. Tujuan

1. Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
2. Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara Kepulauan.
3. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan
keselamatan NKRI.

C. Peranan
1. Menetapkan batas terluar ZEE Indonesia dalam suatu peta yang disertai koordinat dan
titik-titiknya : Menetapkan dalam persetujuan-persetujuan dengan negara tetangga tentang
batas-batas dan ZEE Indonesia yang mungkin tumpang tindih dengan ZEE negara
tetangga.
2. Konsepsi yang berbeda dan masing-masing merupakan konsep yang sui generis.
3. Mengumumkan dan mendepositkan copy dan peta-peta atau daftar koordinat-koordinat
tersebut pada Sekjen PBB (Pasal 75).

4 GNB (Gerakan Non Blok)


A. Latar Belakang
1. Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di
bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
2. Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang,
sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3. Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito
(Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.

B. Tujuan
1. Mendukung perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh perjuangan melawan
imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, zionisme.
2. Merupakan wadah perjuangan sosial politik negara-negara yang sedang berkembang.
3. Mengurangi ketegangan antara Blok Barat yang di pimpin oleh Amerika Serikat dan Blok
Timur yang di pimpin oleh Uni Soviet.
4. Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata.

4
C. Peranan
1. Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi salah satu pemrakarsa
berdirinya Organisasi tersebut bersama dengan 4 kepala negara sahabat lainnya, yaitu
Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana menterii India Pandit Jawaharlal Nehru,
Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, dan Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah.
2. GNB lahir sebagai suatu solusi atas beberapa kekisruhan yang terjadi di dunia
internasional di sera tahun 1950-an, dimana pada waktu itu telah terjadi perang dingin
antara Amerika Serikat dan uni Sovyet yang membawa dampak besar bagi beberapa
negara, seperti Jerman, Vietnam, serta semenanjung Korea.

5 ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)


A. Latar Belakang
Latar belakang berdirinya ASEAN karena adanya beberapa faktor. Adapun faktor faktor
yang melatarbelakangi beridirnya ASEAN adalah sebagai berikut:
1. Persamaan geografis.
2. Persamaan nasib yang pernah dijadikan negara jajahan dan kolinasasi.
3. Persamaan budaya.
4. Persamaan kepentingan di berbagai bidang.

Seperti yang kita ketahui, baik negara Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura, dan
Malaysia memang terdapat di benua yang sama yakni Asia Tenggara. Hal ini tentunya
memicu persamaan geografis yang juga diikuti oleh persamaan budaya yang berkembang di
masyarakat. Selain itu persamaan kepentingan untuk memajukan sektor sektor negara di
berbagai bidang juga menjadi latar belakang berdirinya ASEAN.

B. Tujuan
1. Mempercepat kemajuan dan pertumbuhan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di
kawasan Asia Tenggara.
2. Meningkatkan kerjasama antar negara se-Asia tenggara dengan cara saling membantu
demi mencapai kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu
pengetahuan dan administrasi.
3. Meningkatkan stabilitas nasional agar tercipta perdamaian.
4. Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pelatihan, pendidikan serta penelitian di Asia
Tenggara.
5. Memelihara kerjasama ditengah tengah organisasi regional maupun organisasi
internasional yang ada.

C. Peranan
1. Sebagai salah satu pendiri ASEAN
2. Sebagai Salah Satu Pemimpin ASEAN

3. Sebagai Tuan Rumah KTT Asean

6. OKI (Organisasi Kerjasama Islam)


A. Latar Belakang
Beberapa hal berikut inilah yang melatar belakangi berdirinya OKI (Organisasi Konferensi
Islam):

5
1. Terjadinya pembakaran masjidil Aqsha oleh Israel.
2. Israel menduduki negara-negara jazirah Arab yang menyebabkan perang Arab-Israel pada
tahun 1967.
3. Isreal menduduki Yarussalem.
B. Tujuan
Selain itu tujuan utama dibentuknya OKI (Organisasi Konferensi Islam) adalah sebagai
berikut:
1. Melenyapkan perbedaarn diskriminasi, kolonialisme dan rasial.
2. Memperteguh dan menjunjung tinggi perjuangan umat islam.
3. Membantu dan mendukung Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan.
4. Meningkatkan solidaritas antar negara-negara islam.
5. Melindungi tempat-tempat suci dan ibadah agama.

C. Peranan
1. Indonsia memberikan andil penyelesaian sengketa antara pakistan dan bangladesh.
2. Indonesia turut menyelesaikan masalah muslim Moro di Filipina.
3. Indonesia membantu perjuangan rakyat Palestina.
4. Mendukung perjuangan OKI melenyapkan Rasial, Diskriminasi, dan Kolonialisme di
dunia.
5. Sebagai pemrakarsa dibentuknya ''Tata informasi Baru Dunia Islam''.

7 JIM (Jakarta imformal Meeting)


A. Latar Belakang
Invasi (serbuan) yang terjadi kepada Kamboja yang dilakukan pada tahun 1978 segera
menarik perhatian dunia. Negara-negara Barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat
mengutuk invasi Vietnam tersebut, sedangkan negara-negara Blok Timur yang dipelopori
oleh Uni Soviet mendukung sikap Vietnam itu.

B. Tujuan
Untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai atau berperang di kamboja dengan cara
mempertemukan mereka dalam suatu perundingan. Akhirnya dibentuklah jakarta informal
meeting(JIM).artinya pertemuan tidak resmi yang diadakan di Jakarta tahun 1988.
Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah upaya ASEAN yang bertujuan untuk
menyelesaikan konflik antara Thailand dan Kamboja. Konflik ini berlangsung pada tanggal
4-6 Februari 2011, yang menewaskan 8 orang dan mencederai beberapa orang.

Pertemuan ini digelar pada tanggal 22 Februari 2011 di Jakarta yang digelar Informal
Foreign Minister’s Meeting (Pertemuan Infromal Para Menteri Luar Negeri Negara Anggota
ASEAN) dengan agenda tunggal yaitu penyelesaian konflik antara Kamboja dan Thailand.

Dua masalah yang dianggap penting dalam penyelesaian masalah Kamboja yang
ditemukan pada pertemuan ini adalah sebagai berikut:
1)      Penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja akan dilaksanakan dalam kaitannya dengan
penyelesaian politik menyeluruh. Vietnam mulai memberikan janji dan bersedia menarik
pasukannya dari Kamboja.
2)      Munculnya upaya untuk mencegah kembalinya rezim Pol Pot, yang semasa berkuasa di
Kamboja telah melakukan pembantaian keji terhadap jutaan rakyat.

6
C. Peranan
Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting ternyata mendapat
apresiasi dari Dewan Keamanan PBB. Seluruh anggota Dewan keamanan PBB menyetujui
upaya pembentukan pemerintahan transisi di Kamboja dengan membentuk United Nation
Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28 Februari 1992
berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745.

Pasca pembentukan UNTAC, Indonesia mengambil peran dengan mengirimkan pasukan


Kontingen Garuda XII A – XII D untuk menjaga transisi pemerintahan di Kamboja. Bahkan
jumlah pasukan Kontingen Garuda Indonesia di UNTAC sebanyak 2.000 personil militer
ataupun polisi.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling
ketergantungan antara bangsa dan negara yang berbeda.Karena hubungan dan kerjasama ini
terjadi terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan mengaturnya sehingga
bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling
pengertian antar bangsa di dunia. Politik luar negeri adalah strategi yang digunakan suatu
negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Maka politik luar negeri berhubungan
erat dengan kebijakan yang akan dipilih oleh suatu negara. Hal ini terkait dengan politik luar
negeri yang diterapkan Indonesia. Kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif
tentunya merupakan strategi politik yang diterapkan Indonesia dalam politik global. Agar
prinsip bebas aktif ini dapat dioperasionalisasikan dalam politik luar negeri Indonesia maka
setiap periode pemerintahan hendaklah menetapkan landasan operasional politik luar negeri
Indonesia yang senantiasa berubah sesuai dengan kepentingan nasional.

Perumusan politik luar negeri suatu negara tak terlepas dari kepentingan nasional negara
yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika kepentingan nasional suatu negara terancam,
maka politik luar negeri akan dikeluarkan sebagai salah satu upaya dalam mengamankan
kepentingan ansional negara yang bersangkutan. Sengketa internasional adalah suatu
perselisihan antara subjek-subjek hukum internasional mengenai fakta, hukum atau politik
dimana tuntutan atau pernyataan satu pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak
lainnya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa  hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari
pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki
pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman.
Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai