Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEKERJAAN PERPIPAAN
Pasal 1
PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA
Semua material yang ditawarkan diupayakan menggunakan produksi dalam negeri dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI). Apabila belum ada SNI untuk produk/material tersebut
dan/atau belum diproduksi di dalam negeri, maka yang produk/material yang ditawarkan dapat
menggunakan standar internasional lain atau sesuai dengan standar negara produsennya,
dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
ditetapkan dalam dokumen lelang ini, misalnya:
‐ AWWA - American Water Works Association
‐ ASTM - American Society for Testing and Materials
‐ ANSI - American National Standard Institute.
‐ BS - British Standard
‐ DIN - Deutsche Industrie Norm
‐ ISO - International for Standardization Organization
‐ JIS - Japanese Industrial Standard
‐ KS - Korea Standard
Semua material yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas atau bukan
barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan
yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) atau Certificate of Manufacture (COM)
dari pabrik. Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat jaminan dari
pabrikan/supplier minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan (PHO). Di dalam
pemasangan pipa, pihak pabrik/supplier wajib melakukan supervisi/asistensi kepada Penyedia
Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting/aksesoris
(mur, baut, gasket, material penyambung dan lainnya) sebagaimana diperlukan sesuai dengan
yang tertera di dalam Daftar Kuantitas dan/atau di dalam gambar rencana. Semua semua pipa
dan fitting/aksesoris harus sesuai dengan untuk pemakaian di
daerah tropis pantai, beriklim lembab dan bersuhu udara sekitar 20-40°C, temperatur air yang
mengalir antara 15-35°C dan pH antara 5 sampai dengan 9.
Material pipa yang ditawarkan dapat berlainan sesuai dengan alternatif material pipa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini. Untuk material pipa lain yang ditawarkan disyaratkan
bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai spesifikasi dan kualitas secara keseluruhan
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini atau yang
lebih baik. Pengajuan alternatif material pipa lain harus didukung dengan kajian teknis dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi. Pengujian
quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit yang disuplai
sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk
melakukan inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan
tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
Pasal 2
PENGADAAN PIPA PVC
Pipa PVC harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk saluran air minum serta SNI
06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar bangunan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan Barang) dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci
dalam spesifikasi teknis. Pipa dan fitting PVC yang disediakan harus memiliki penandaan yang
sesuai dengan SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315
mm untuk Air Minum. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan
hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis
barang.
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kgf/cm2 atau setara Pipa PVC seri
S-10 (sesuai SNI 06-0084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2
(dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Barang/Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti
hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standar dengan panjang efektif tidak lebih dari
6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI.
Setiap pipa dan fitting harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan
diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan merek dagang (sesuai SNI 03-6419-2000
tentang Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315 mm untuk Air Minum). Bila
dianggap perlu, atas permintaan Direksi harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pada
pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Penyedia Barang/Jasa. Jumlah pipa/fitting
pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi. Apabila ternyata hasil
pengujian tersebut tidak sesuai/tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan, maka
Penyedia Barang/Jasa wajib mengganti dengan pipa dan/atau fitting yang baru sampai
memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan.
1. Referensi
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah:
‐ SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Jangka Sorong.
‐ SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Hidrostatik.
‐ SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air
Minum.
‐ SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC
untuk Air Minum
‐ SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum
‐ SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Uji Tungku
‐ SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Metilen Khlorida
‐ SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum
dengan THF
‐ SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Pita Meter
‐ SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan
Sistem Drainase di dalam tanah.
‐ SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm
untuk Air Bersih.
‐ SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
‐ SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315 mm
untuk Air Minum
‐ RSNI T-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa PVC
untuk Penyediaan Air Minum.
A. Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), kelas pipa yang
digunakan adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal minimal 100 kgf/cm2 setara
seri S-10) menurut standard SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan diameter luar mengikuti tabel berikut:
Tabel
Diameter luar dan ketebalan dinding pipa polyvinyl chloride (pvc) seri S-10
Rata-rata Diamter Luar Tebal Dinding Nominal
(mm) (mm)
63 2,4
75 3,6
90 4,3
110 5,3
140 6,0
160 7,7
200 9,6
250 11,9
315 15,0
355 16,9
400 19,1
450 21,5
500 23,9
560 26,7
630 30,0
B. Sambungan
a) Push On Rubber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain maka sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain
dibevel dengan sudut kurang lebih 15°. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk
pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.
b) Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa
PVC dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
c) Ring Karet dan Gasket
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyambungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk
sambungan flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain yang
tepat untuk pipa air minum.
d) Sambungan Solvent Cement
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40mm dan lebih kecil
dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan
standar pabrik.
Bila digunakan sambungan solvent cement ini, Penyedia Jasa Pengadaan
harus menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah
dengan imbuhan 10%. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante
pergerakan memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50oC tanpa
mengganggu kekedapan pipa terhadap air.
e) Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange
pada satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan
mekanikal maupun push-on.
f) Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint. Semua fitting direncanakan mempunyai
2
tekanan kerja 1,23MPa (12.5kg/cm ). Kecuali ditentukan lain, semua fitting
harus dari jenis injection molded atau heat process (pencetakan atau proses
panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa
yang disambung.
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi
tuang ductile (Ductile Cast Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus
mempunyai flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis
mekanikal pad ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan,
harus berupa ujung - ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange.
Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan
bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai ketebalan kering
tidak kurang dari 0,3mm. Permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi
epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai untuk lining harus dari bahan yang
tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi sertifikasi dari instansi yang
berwenang (public health authorities). Baut dan mur yang akan dipakai untuk
flange dan sambungan mekanikal harus dari baja yang digalvanis.
Pasal 3
PENGADAAN KATUP DAN PELENGKAP SISTEM PERPIPAAN
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai sesuai kontrak,
baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh Direksi/Pengguna
Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk di dalam harga
penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan inspeksi di
fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia
Barang/Jasa.
1. Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai sesuai
kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah
termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan
untuk melakukan inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan
tersebut atas biaya Penyedia Barang/JasaPenyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi
valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui.
2. Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan
huruf timbul yang dapat menunjukkan:
a. Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
b. Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
c. Tekanan kerja
d. Diameter nominal
e. Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
3. Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau
jenis sambungan dari sambungan ulir.
4. Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipe threads where pressure tight joint are
made in the thread”
5. Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange
dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
6. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna
Barang.
7. Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh Valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
8. Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum
jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
9. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
10. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti
gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
11. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat
dari karet sintetis.
12. Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan
kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaanharus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
13. Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain -
lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter
epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur
Pengawas.
14. Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating
dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating
setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus harus
dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
15. Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 3 (enam) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
16. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan
bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta sesuai dengan standar yang
diacu.
17. Semua material yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas
atau bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi
teknis yang ditentukan yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) atau
Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik/supplier. Penyedia Barang/Jasa wajib
melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier minimal 10 tahun.
18. Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi,
bilamana diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk
pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia
Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk
menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
A. Gate Valve
a. Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
b. Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids” (AWWA
C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan
didesain khusus untuk tekanan kerja.
c. Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T
(Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang seukuran.
d. Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface box/street cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
e. Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
f. Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
g. Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
h. Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge
gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting).
Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai
diameter fidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
i. Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak
boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes
atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau
jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan
Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling
sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian
dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
j. Stem terbuat dari perunggu alau stainless steel.
k. Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
l. Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus
disertakan pada surface box tersebut dan diberi tanda tercetak pada bagian atasnya
dengan informasi penamaan dan kode valve. Tanda yang tercetak harus permanen,
tahan terhadap cuaca dan pengaruh lainnya serta mudah diidentifikasikan.
m. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.
n. Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
B. Gate Valve Perunggu (Bronze)
a. Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
2
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98Mpa (10.0kg/cm ).
Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
b. Valve dengan ukuran 80mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji),
skrup dalam dan tangkai pengungkit.
c. Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,
kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm 2 (20
kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari
kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang
mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm 2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus
terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas
D. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball valve.
Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan unluk
2
tekanan kerja sebesar 0.98Mpa (10.0 kg/cm ) dan memiliki ujung flange. Ball valve
harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan
valve dan bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dil apangan tanpa menggunakan alat
khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk
packing stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari
jalur pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile
cast iron pada tiap operasi.
E. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan badan
valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan
chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi
dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple Buna - N Packing Rings.
Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa harus
melepaskan bagian valve.
F. Check Valve
1. Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve / KIep
Tabok dengan sambungan flange.
2. Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank -flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan.
3. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
4. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
5. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang berkualitas
baik.
6. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
7. Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus
mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan
khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
8. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal dengan
aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran bersih (a
net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring karet dan
housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta ujung
flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja yang
mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G
3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502 class 2
FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus da ri styrene
butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi primer
seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung dengan air
pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini. Semua
permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau sistem
coal tar epoxy.
I. Sleeve Coupling
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung pipa
pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan mur baut
untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi sesuai dengan
AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan Pengguna
Barang.
1. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast
iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari persyaratan di bawah
ini.
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
Melleable Cast Iron
ASTM A 47 Grade 32510 or 35018.
JIS G 5702 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t
2. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
3. End Rings / Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang (malleable
cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut:
Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020
JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di vulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR)
atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan. Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari
persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum
sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan
galvanis ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering
lapisan minimum sebesar 70 mikron.
K. Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga agar
bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang
diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci
logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan kuantitas
yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insulasi.
Pasal 4
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa,
penyambungan, dan pengembalian kondisi dengan cara yang memuaskan Direksi sesuai dengan
spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja. Penyedia Barang/Jasa
wajib meminta supervisi dan/atau asistensi dari Pabrikan/Supplier pipa dan fitting/aksesoris
agar segala ketentuan yang dipersyaratkan demi berlakunya jaminan produk yang dipasang
tetap diterima sesuai dengan masa laku jaminan.
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan, penurunan,
pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pekerjaan. Kerusakan pada bahan
pipa yang akibat ketidaksesuaian penanganan pada hal-hal disebutkan di atas harus
diperbaiki/diganti hingga memuaskan direksi atas beban biaya Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik sehingga
selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal perkakas dan peralatan
tidak dapat diperbaiki atau hilang, Penyedia Barang/Jasa harus memberi kompensasi
kepada pemilik.
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada gambar
rencana untuk memasang:
a. Sistem perpipaan distribusi air bersih untuk gedung/bangunan tertentu.
b. Sistem pembuangan air kotor dan drainase
c. Pelengkap perpipaan
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan pemasangan
seluruh sistem perpipaan sampai pada pengetesan/pengujian sehingga semua sistem bekerja
dengan baik, aman, tanpa kebocoran sesuai dengan rencana.
a. Material
Semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).
b. Pipa-Pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan Acuan Normatif dan Standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).
c. Material-material pelengkap seperti wastafel, urinoir, water closet, dan sebagainya harus
disesuaikan dengan gambar. Apabila tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua
perlengkapan tersebut harus dari jenis/kualitas-1 dan merek yang disetujui. Semua unit
perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku dan
kuat yang dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.
d. Penyesuaian Dengan Peraturan Yang Ada
Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Acuan Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
Atau apabila tidak ada maka harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di
bawah pengawasan seorang seorang Ahli yang berpengalaman, sesuai prosedur pabrikan.
e. Klem dan Pendukung
Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih dari 2,5m
untuk yang berdiameter 100mm atau lebih besar, dan 2m untuk yang berdiameter
kurang dari 100mm.
f. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti
tersebut dibawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus
2. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang lebih
pendek daripada panjang pipa.
3. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata
dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari
batu besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4. Pemasangan pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk
menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan air kotor dan
juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
5. Ujung-ujung pipa yang terbuka harus ditutup selama jangka waktu pelaksanaan untuk
menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan masuk ke dalam pipa.
6. Test tekan (uji kebocoran) yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat
bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
7. Semua pipa harus diberi warna tertentu sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan
arahan Direksi/Pengawas, guna membedakan dengan pipa-pipa instalasi lainnya.
Pasal 5
PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA
a. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan
bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian,
penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan
untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai
dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di Indonesia dan
menurut perintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah
sekitarnya disimpan oleh pemilik dan Penyedia Barang/Jasa akan diizinkan dan
menelitinya di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang digunakan,
menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur dalam SNI,
standar yang digunakan merujuk kepada:
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA: American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of water supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional
v. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan
dalam gambar dan spesifikasi.
d. Pengeringan (Dewatering)
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan
pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian
pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan gangguan
terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika Penyedia Barang/Jasa memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.
e. Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (Sub Surface) dan Lubang Pengujian (Test Pit)
Penyedia Barang/Jasa harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi
tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila
pecah atau rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pencarian
tersebut atas biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, Penyedia
Barang/Jasa harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh direksi. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lubang
pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang
diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut. Lubang
pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di depan
jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN
Dalam bagian ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan, tenaga kerja,
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang
baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran;
penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali; pemilihan bahan untuk
pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan; peralatan, pemindahan pagar
dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian
(test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta
benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan
dokumen kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi
i. Penggalian Permukaan dan Perbaikan
Sebelum penggalian, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang
nantinya mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian
pipa sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan Penyedia Barang/Jasa pada alur penggalian dan pada daerah kerja
lainnya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang
lebih baik. Setelah perbaikan kembali, Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa secara
bulanan cekungan yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal
ini harus diperbaiki sampai pada ketinggian semula.
a. Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan
semua benda pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar
tanaman, semak belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama
pemasangan jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, Penyedia Barang/Jasanya
sebelumnya harus mendapatkan izin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang
memeliharanya dan melaporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri.
b. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari
bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman
terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan
rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian
urugan.
c. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan yang
sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan
bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi
mengizinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakkan diatas tanah
berbatu tersebut.
ii. Penggalian
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam
gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak
sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan
lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang
ada disekitarnya.
c. Galian Terbuka
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan
pipa sebagaimana yang diizinkan oleh direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan
dipelihara selama pekerjaan agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
4. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diizinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter
didepan perletakan pipa terakhir.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus
diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada
kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta
dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan
tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan
fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa
dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika
terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum
memasang penopang dan turap, Penyedia Barang/Jasa harus memberi tahu lokasi
galian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk
mendapat persetujuan dari direksi.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati-
hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada,
atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali
dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat ya ng
sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/ dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban
di fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan
melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang diakibatkan
oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai akibat tidak
ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau bergeraknya
tanah.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang
dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
iii. Urugan
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua ba han untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan
tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana
ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua
pipa terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
A. Bahan Urugan
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk
urugan ditentukan sebagai berikut :
B. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat
yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm
dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput,
akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive
nature).
C. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan
lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat
bahan keseluruhan.
D. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang
kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak
mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak
boleh mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan
ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain
yang disetujui direksi pada kepadatan kering maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti
pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh
direksi.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing
-masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam
”Urugan Sampai Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar
rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95%.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan
tidak merusak pipa.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak
merusak pipa.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki
kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN”. Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu
hingga ke dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk
topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis
lindung dilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang dipe
rlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan
batu. Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan
keadaan lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Pasal 7
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINYL CHLORIDE
A. Umum
Singkatan ”PVC” yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti poly vinil cloride.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, ”valve dan Fitting” Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
B. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa bagi keamanan dan kelancaran
pekerjaan.
Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi.
Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
Ujung ”Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak
selama penanganannya. Pipa atau ”Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh Direksi.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadual
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke
posisinya alinyemen dan gradien akhir harus dicek dengan peralatan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak
boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan
kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan
ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang
benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong serong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama dengan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai denga
rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat
diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
Pasal 8
KONSTRUKSI BANGUNAN PERPIPAAN KHUSUS
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan ”flexible”
dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alinyamen jembatan
dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai
dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Penyedia Barang/Jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan
membantu Pemilik mendapatkan izin dari Instansi Pemerintah yang terkait
dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah,
air ditambah dengan cairan desinf ektan yang sudah disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di
ujung pipa di bor.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum
pemberi- an desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di
atas, Penyedia Barang/Jasa harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Tenaga Ahli
untuk menggunakannya.
Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air minum maka terlebih dahulu harus
dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan mensterilkan
pipa dari kuman-kuman patogen dengan larutan desinfektan.
C. Perancah
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan perancah yang memadai untuk melintas
sungai atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan melaksanakan pekerjaan pemasangan pipa dengan aman
dan efisien. Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun
perancah di lokasi jembatan di mana pendirian pilar termasuk ke dalam pekerjaan,
sehingga dapat me- nopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan
tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan
diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi
tidak sesuai untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lebih
dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana
diperintahkan Direksi.
b. Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Penyedia Barang/Jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
)
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 k g / c m ' .
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantap kan ke besi tulangan
dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula
selama pengecoran beton.
E. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Penyedia Barang/Jasa harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan
ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cuku p sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan,
semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja
sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran
sungai atau saluran.
G. Pemasangan Pipa
Penyedia Barang/Jasa harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting" dan
"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
1. Anti Lendutan (cambering)
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Penyedia
Barang/Jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci
bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti
lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah
pekerjaan pemasangan pipa.
3. Pengujian Pengecatan
a. Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan
kelas 2, tingkat 1 sampai 3. Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan
tingkat lain dari pada yang disebutkan di atas, Penyedia Barang/Jasa harus
mengelas dan menguji Ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang
diperoleh diterima oleh Direksi.
B. Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa diizinkan untuk
melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan
keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup
pengujian penetrasi standar (standard - p en e tra t io n t e st ) di lubang bor.
Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari
pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser,
permeabilitas, nilai banding rongga (void rat io ) dan kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas harus
benar-benar dipenuhi oleh Penyedia Barang/Jasa.
Di dasar setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa
yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan. Setiap
ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh pipa
dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:
1. Penurapan dan Penopangan
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (St ee l se e t p i le ) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn
gambar dan sebagaimana ditentukan di sini.
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang
dipasang sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai
pedoman pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama
pemancangan
Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang
dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan
sedemikian agar mampu mendukung tiang turap yang dipancang di sisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang
turap dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau
demikian kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.
Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E
dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta
penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya
dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti
ditunjukkan pada gambar.
3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan secara
terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara pipa
dengan tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran
kekuatan untuk kondisi tertentu, Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini
tanpa menunda, kepada Direksi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang
sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendo rong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut
bekerja secara serempak.
6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa melakukan
pengukuran datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan pipa
sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.
H. Pengujian Sambungan
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa yang diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana , Penyedia Barang/Jasa harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya
hingga memuaskan Direksi.
b. Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada
spesifikasi.
Bilamana kebocoran teijadi atau cacat lain ditemukan pada waktu
pengujian Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti atas
tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
c. Perlindungan dengan beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk
"bend" atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang
sebagaimana layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk "bend"
vertikal. Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan
pada bab sebelumnya.
e. Penempatan Pipa
Urutan pelaksanaan pekeijaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh
Penyedia Barang/Jasa adalah sebagai berikut :
Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.
Memonitor progres pekerjaan selama pengerukan
Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile parit
yang diinginkan telah dicapai.
Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada
parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan
selesai, survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.
Memonitor pekerjaan penempatan pipa untuk memastikan posisi perpipaan
dan penempatan head.
Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1) untuk
memastikan posisi perpipaan.
Bila penimbunan diperlukan, memonitor penimbunan parit kembali terutama
bila terjadi sesuatu.
Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk
memastikan penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan
dengan baik.
Bila perlu dapat dilakukan survey-survey lain atas permintaan Direksi.
Pasal 9
PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, katup dan perlengkapan pipa lainnya,
bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan
perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan
spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (permanent thrust block)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Penyedia Barang/Jasa dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan
biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test
pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang- gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan
oleh Tenaga Ahli. Seluruh pengujian wajib dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi. Apabila
diperlukan oleh Penyedia Barang/Jasa, pengujian dapat dilakukan bersama dengan wakil
dari Pabrik/Supplier untuk memastikan berlakunya jaminan produk terhadap setiap material
yang dipasang. Tidak ada atau tidak hadirnya wakil dari Pabrik/Supplier produk bukan
merupakan alasan dan/atau tidak berarti jaminan produk tidak berlaku/tidak valid.
b. Uji Tekan
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus diuji di lapangan/lokasi dengan tekanan hidrostatis minimal 2 kali
tekanan kerja.
1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut:
1. Tidak boleh lebih kecil dari kali tekanan hidrostatis yang ditentukan
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 4 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diizinkan
untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves
atau hidran.
Catatan:
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diizinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diizinkan bila batas tekanan bagian yang
diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau
katup buterfly.
2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yabg dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan
dan ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan
dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan
baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diizinkan.
Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup
dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia
Barang/Jasa harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat
dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan,
katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus
dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan
pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
c. Uji Kebocoran
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
i. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disupply ke dalam pipa yang
baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada
5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah
dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam
keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang
ditentukan.
ii. Kebocoran Yang Diizinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari
yang ditentukan dalam persamaan berikut :
SD P
L
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diizinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge
Dalam satuan metrik :
SD P
Lm
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diizinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diizinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter
nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diizinkan dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel di bawah
ini.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diizinkan.
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran
tertutup
400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
† Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785
4. Penggelontoran Pipa
Air untuk penggelontoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan sudah harus
diperhitungkan di dalam biaya penawaran.
Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran
memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran se lama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun
hasil uji kebocoran sebelumnya yang disebutkan di atas telah dilaksanakan dan disetujui.
5. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semu a
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada dalam
jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
a) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
b) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut dapat
dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
c) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine , berikut air bersih dan bahan kimia yang
diperlukan merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk
dalam biaya penawaran.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.