Laporan K3
Laporan K3
Laporan ini adalah Laporan Program dan Pelaksanaan K3 dari PT. Gaharu Sempana, untuk
pekerjaan Supervisi Pembangunan Embung Sanda di Kabupaten Tabanan
berdasarkan surat kontrak Nomor: HK.02,03/Bws15/SNVT PB/PB/03/2020 tanggal 20 Juli
2020 antara PT. Gaharu Sempana selaku penyedia jasa dengan Satker Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida selaku pengguna jasa. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan
dalam kerangka acuan kerja.
Laporan ini berisi tentang pengertian K3, metodologi pelaksanaan K3, identifikasi bahaya
dan pengendalian risiko, sasaran dan program pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan
Supervisi Pembangunan Embung Sanda di Kabupaten Tabanan.
Kepada semua pihak yang telah membantu sampai selesai disusunnya laporan ini, kami
ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................................1
1.3 Lokasi Pekejraan...............................................................................................2
1.4 Waktu Pekerjaan...............................................................................................2
BAB II PENGERTIAN K3....................................................................................................3
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)............................................................3
2.2 Kecelakaan kerja...............................................................................................3
2.3 Safe/Aman........................................................................................................5
2.4 Faktor yang memengaruhi Bahaya...................................................................6
BAB III METODOLOGI.......................................................................................................7
3.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja...................................................................7
3.2 Kebijakan Keselamatan Konstruksi (Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi)........................7
3.2.1 Latar Belakang K3................................................................................7
3.2.2 Kebijakan Keselamatan Konstruksi......................................................9
3.2.3 Action Plan Keselamatan Konstruksi.................................................11
3.2.4 Evaluasi Penyebab Kecelakaan Konstruksi........................................12
3.3 Penerapan Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.....................................12
3.4 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).................23
3.4.1 Operasi Keselamatan Konstruksi........................................................29
3.4.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat.........................34
3.4.3 Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi.........................................36
BAB IV KEGIATAN K3....................................................................................................40
4.1 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko................................................40
4.2 Sasaran dan Program Pengawasan..................................................................45
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PENGERTIAN K3
Gambar Keterangan
Gambar ini menunjukan bahwa dilokasi ini banyak
kendaraan berat yang berlalulalang.
4
Gambar Keterangan
Kawasan listrik tegangan tinggi.
2.3 Safe/Aman
Suatu kondisi sumber bahaya telah ter-identifikasi dan telah dikendalikan ke
tingkat yang memadai/aman. Bahaya merupakan kondisi yang telah teridentifikasi melalui
pemeriksaan/kajian dan disimpulkan telah menunjukkan melampaui batas aman. Beberapa
kondisi berbahaya yang berpotensi timbulnya kecelakaan:
1. Pengamanan saat repair yang tidak sempurna
2. Peralatan/bahan/perlengkapan yang tidak aman
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
4. Prosedur dan iklim kerja yang tidak aman
5. Penerangan tidak sempurna
6. Tekanan udara yang tidak aman
7. Getaran yang berbahaya
8. Posisi alat berat saat operasi tidak tepat
6
BAB III
METODOLOGI
8
Hubungan investasi keselamatan dan biaya kecelakaan, sebagai berikut:
9
Peraturan perundangan terkait K3 meliputi:
10
11
Permen PUPR No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
12
3.2.4 Evaluasi Penyebab Kecelakaan Konstruksi
13
2) pembelajaran (edukasi);
3) promosi teknik;
4) metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
5) berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19
Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID-
19 di lapangan;
6) pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada
semua pekerja dan tamu proyek;
7) pemantauan kondisi kesehatan pekerja clan pengendalian
mobilisasi/demobilisasi pekerja;
8) pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas
pekerja;
9) pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan;
10) melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang
positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara.
14
Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar.
15
a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster (flyers) baik digital
maupun fisik tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID-19 untuk
disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
16
C. Tindak Lanjut Terhadap Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
C.1. Penghentian Pekerjaan Sementara
Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi ditetapkan untuk
diberhentikan sementara akibat keadaan kahar, maka diberlakukan
ketentuan:
a. Mekanisme Penghentian Pekerjaan Sementara
1) Pengusulan penghentian sementara dapat dilakukan oleh PPK
dan/atau Penyedia Jasa berdasarkan usulan Satgas Pencegahan
COVID-19 setelah dilakukan Identifikasi Potensi Bahaya
COVID-19 di lapangan;
2) Penghentian sementara sebagaimana dimaksud angka 1) di atas
ditetapkan oleh PPK setelah mendapatkan persetujuan dari
Kasatker/KPA dan Kabalai (untuk Direktorat Jenderal Sumber
17
Daya Air, Direktorat Jenderal Bina Marga, dan Direktorat
Jenderal Cipta Karya) atau oleh Kasatker (untuk Direktorat
Jenderal Perumahan) dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal;
3) Waktu penghentian paling sedikit 14 (empat belas) hari kerja
atau sesuai dengan kebutuhan yang disertai dengan laporan
pencegahan dan penanganan COVID-19 di lokasi proyek dan
penetapan keadaan kahar;
4) Dalam hal tidak diatur secara khusus dalam Dokumen Kontrak,
mekanisme penetapan keadaan kahar dan penghentian pekerjaan
sementara akibat dari penanganan COVID-19 maka berlaku
ketentuan :
a) Terpenuhinya ketentuan pada huruf A.2.b tersebut di atas
maka Satgas Pencegahan COVID-19 melaporkan dan
memberikan rekomendasi penghentian pekerjaan
sementara kepada PPK yang disertai dengan dokumen dan
bukti pendukungnya;
b) PPK bersama-sama dengan Satgas Pencegahan COVID-
19, Penyedia Jasa dan Pengawas Pekerjaan melakukan
pembahasan, penelitian dan menyepakati rekomendasi
penghentian pekerjaan sementara akibat keadaan kahar;
c) Berdasarkan hasil kesepakatan bersama tentang
penghentian pekerjaan sementara akibat dari keadaan
kahar sebagaimana dimaksud huruf b) di atas, PPK
melaporkan dan meminta persetujuan penghentian
pekerjaan sementara kepada KPA;
d) PPK menetapkan penghentian pekerjaan sementara sesuai
ketentuan dan menyampaikan secara tertulis kepada
seluruh Penyedia Jasa;
e) Penetapan penghentian pekerjaan sementara akibat dari
keadaan kahar wajib menyebutkan jangka waktu
penghentian pekerjaan sementara;
f) Khusus untuk pekerjaan yang bersifat strategis nasional
sebagai pelaksanaan Perpres/Keppres/Inpres maupun
direktif lainnya, PPK menetapkan penghentian pekerjaan
18
sementara akibat dari keadaan kahar sesuai ketentuan dan
melaporkan untuk mendapatkan persetujuan Menteri
PUPR.
19
1) Pemenuhan terhadap pembayaran upah Tenaga Kerja
Konstruksi selama masa penghentian sementara; dan
2) Pemenuhan terhadap pembayaran Subkontraktor, Produsen dan
Pemasok selama masa penghentian sementara.
20
C.3. Mekanisme Pengajuan Pemenuhan Terhadap Pembayaran Upah
Tenaga Kerja Konstruksi dan SubKontraktor/Produsen/Pemasok
selama Masa Penghentian Sementara
21
No. Pengaturan Keterangan
Kementrian/Lembaga/Instansi/Kepala
Daerah telah mengeluarkan peraturan untuk
menghentikan kegiatan sementara akibat
keadaan kahar.
2. Tahapan :
2.1. Penyedia Jasa a. Menyampaikan usulan perubahan kurva-S
proyek yang berisi usulan rencana
pekerjaan yang dihentian sementara dan
usulan perpanjangan waktu akibat
penghentian sementara yang dibutuhkan;
b. Menyampaikan perkiraan jumlah Tenaga
Kerja, Sub Kontraktor, Produsen dan
Pemasok yang terdampak akibat rencana
pekerjaan yang dihentikan;
c. Menyampaikan analisa harga upah Tenaga
Kerja, Sub Kontraktor, Produsen dan
Pemasok untuk rencana pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada huruf b;
d. Melakukan pemenuhan pembayaran upah
Tenaga Kerja, Sub Kontraktor, Produsen
dan Pemasok setelah mendapatkan
persetujuan PPK.
2.2. Pejabat Pembuat a. Mereview usulan perubahan kurva-S
Komitmen proyek yang disampaikan penyedia jasa
terhadap program dan progress pekerjaan
yang telah diselesaikan;
b. Mereview perkiraan jumlah Tenaga Kerja,
Sub Kontraktor, Produsen dan Pemasok
yang terdampak dan analisa harga upah
Tenaga Kerja, Sub Kontraktor, Produsen
dan Pemasok akibat rencana pekerjaan yang
dihentikan.
c. Berdasarkan hasil review tersebut,
dilakukan penyusunan usulan perpanjangan
22
No. Pengaturan Keterangan
waktu dan penambahan biaya untuk
pembayaran upah Tenaga Kerja, Sub
Kontraktor, Produsen dan Pemasok selama
masa penghentian sementara terhadap
kontrak berjalan;
d. Menyampaikan hasil huruf a, b, dan c di
atas dalam lampiran surat usulan kepada
Kabalai/Kasatker;
e. Menginstruksikan kepada Penyedia Jasa
untuk melakukan pemenuhan pembayaran
upah Tenaga Kerja, Sub Kontraktor,
Produsen dan Pemasok.
2.3. Kabalai/Kasatker a. Membentuk Tim Kaji Cepat Balai;
b. Menugaskan Tim Kaji Cepat untuk
mengevaluasi usulan PPK;
c. Menyampaikan hasil evaluasi oleh Tim
Kaji Cepat Balai kepada Dirjen sebagai
laporan;
d. Menyampaikan hasil evaluasi oleh Tim
Kaji Cepat Balai kepada Itjen untuk
permohonan reviu;
e. Menginstruksikan PPK untuk
menindaklanjuti persetujuan atau penolakan
pemenuhan terhadap pembayaran upah
Tenaga Kerja, Sub Kontraktor, Produsen
dan Pemasok selama masa penghentian
sementara berdasarkan hasil evaluasi oleh
Tim Kaji Cepat Balai kepada Itjen untuk
permohonan reviu;
f. Mengawasi pelaksanaan pemenuhan
pembayaran upah Tenaga Kerja, Sub
Kontraktor, Produsen dan Pemasok.
2.4. Direktur Jenderal a. Menerima laporan hasil evaluasi Tim Kaji
23
No. Pengaturan Keterangan
Cepat Balai;
b. Memantau pelaksanaan pemenuhan
pembayaran upah Tenaga Kerja, Sub
Kontraktor, Produsen dan Pemasok.
2.5. Inspektorat Jenderal a. Itjen memberikan rekomendasi atas usulan
pemenuhan pembayaran upah Tenaga
Kerja, Sub Kontraktor, Produsen dan
Pemasok;
b. Itjen melaksanakan reviu terhadap usulan
pemenuhan pembayaran upah Tenaga
Kerja, Sub Kontraktor, Produsen dan
Pemasok yang disampaikan oleh
Kabalai/Kasatker;
c. Menyampaikan hasil reviu kepada Dirjen
dengan tembusan Kabalai/Kasatker.
24
ketertiban penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban, serta
meningkatkan kepatuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
25
c. Pengetahuan baru tentang produk dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan
keselamatan;
d. Dorongan dan kecenderungan utama yang terkait dengan industri atau
sektor yang berdampak pada penyedia jasa;
e. Hubungan, persepsi, dan nilai pihak eksternal yang berkepentingan;
f. Perubahan terkait dengan hal-hal di atas.
26
Pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Pemerintah (kementerian/lembaga pemerintah pada berbagai tingkatan dan
fungsi, termasuk pemerintah daerah);
2. Pemasok, kontraktor dan sub kontraktor;
3. Perwakilan pekerja;
4. Organisasi pekerja (serikat pekerja) dan organisasi pengusaha;
5. Pemilik, pemegang saham, klien, pengunjung, komunitas lokal dan masyarakat
sekitar serta masyarakat umum;
6. Pelanggan, layanan medis dan layanan masyarakat lainnya, media massa,
akademisi, asosiasi usaha, asosiasi profesi dan organisasi non-pemerintah
(lembaga swadaya masyarakat/LSM);
7. Organisasi yang bergerak di bidang keselamatan dan kesehatan kerja profesional
di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
27
c. Pekerja di lokasi yang tidak berada di bawah kendali langsung organisasi;
6. Isu lainnya, meliputi :
a. Desain dari area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi
dan organisasi kerja, termasuk kesesuaiannya dengan kebutuhan dan
kemampuan pekerja yang terlibat;
b. Situasi yang terjadi di sekitar tempat kerja yang disebabkan oleh kegiatan
yang berhubungan dengan pekerjaan yang berada di bawah kendali
organisasi;
c. Situasi yang tidak di bawah kendali organisasi dan terjadi di sekitar tempat
kerja yang dapat menyebabkan cedera dan penyakit/kesehatan yang buruk
bagi orang-orang di tempat kerja;
7. Perubahan yang terjadi atau perubahan yang diusulkan terkait organisasi,
operasi, proses, kegiatan dan SMKK;
8. Perubahan ilmu pengetahuan dan informasi tentang bahaya.
28
Metodologi dan kriteria untuk penilaian risiko Keselamatan Konstruksi harus
ditetapkan dengan memperhatikan :
1. Ruang lingkup, sifat dan jangka waktu untuk memastikan bahwa yang dilakukan
adalah lebih bersifat proaktif dari pada reaktif dan digunakan dengan cara yang
sistematis.
2. Kemungkinan terjadinya risiko dan peluang lain untuk Penyedia Jasa sebagai
akibat terjadinya risiko Keselamatan Konstruksi dan peluang Keselamatan
Konstruksi.
29
hasil konsultasi dengan wakil pekerja, Ahli K3 Konstruksi, Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), atau pihak lain
yang terkait.
d. dilakukan pemantauan;
e. dikomunikasikan; dan
f. dimutakhirkan bila perlu.
30
1. Menghilangkan bahaya;
2. Penggantian proses, operasi, bahan, atau peralatan dengan yang tidak berbahaya;
3. Melakukan rekayasa teknik;
4. Melakukan pengendalian administrasi; dan
5. Penggunaan alat pelindung diri yang memadai.
C. Pengendalian Operasi
Pengendalian operasi dalam pelaksanaan konstruksi meliputi kegiatan :
1. Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
JSA dilaksanakan pada saat pekerjaan yang berisiko Keselamatan Konstruksi
sedang dan besar, pekerjaan yang jarang dilakukan, dan pekerjaan yang
menggunakan alat khusus, yang diturunkan dari metode kerja konstruksi.
2. Pengelolaan Komunikasi
a. Prosedur induksi Keselamatan Konstruksi
Pada pekerja baru dan pindahan
Tamu proyek
Karyawan
31
a. Pekerjaan di ketinggian;
b. Pekerjaan menggunakan perancah;
c. Pekerjaan pengangkatan;
d. Pekerjaan di ruang tertutup terbatas;
e. Pekerjaan menyelam (diving);
f. Pekerjaan dingin (cold work);
g. Pekerjaan di atas air;
h. Pekerjaan pancang;
i. Pekerjaan di tempat yang mengeluarkan panas;
j. Pekerjaan yang menggunakan bahan peledak;
k. Pekerjaan dengan menggunakan radiography (x-ray);
l. Pekerjaan bertegangan listrik (electrical work); dan
m. Pekerjaan penggalian atau kedalaman (excavation work).
32
c. Pengelolaan tata graha (housekeeping) tempat kerja yang sekurang-
kurangnya terdiri atas kebersihan, kerapihan, tata letak, dan sanitasi.
33
Pemeliharaan dan perawatan sarana, prasarana, dan peralatan sekurang-
kurangnya meliputi :
a. Penetapan program dan jadwal pemeliharaan dan perawatan secara berkala;
b. Pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan sesuai dengan program dan
jadwal;
c. Penyediaan peralatan yang sesuai dan layak untuk pelaksanaan;
d. Pemeliharaan dan perawatan;
e. Pengujian kelayakan secara berkala terhadap sarana, prasarana dan
peralatan;
f. Kebersihan barak pekerja, kantin, dan toilet.
34
a. Perubahan pelaksanaan dan pengendalian Keselamatan Konstruksi yang
meliputi perubahan dan/atau penggantian produk, layanan dan proses
termasuk :
Lokasi dan lingkungan tempat kerja;
Organisasi kerja;
Kondisi kerja;
Peralatan; dan
Tenaga kerja.
b. Perubahan tersebut dilakukan terkait dengan :
Perubahan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
yang terkait;
Perubahan ilmu pengetahuan atau informasi tentang risiko keselamatan
konstruksi; dan/atau
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Perubahan tersebut termasuk peninjauan ulang atas konsekuensi dan
tindakan yang diperlukan untuk mengurangi pengaruh yang merugikan.
35
a. Mengidentifikasi kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi proyek.
b. Membuat rencana rekayasa lalu lintas serta menyiapkan petugas lalu lintas
(flag man), jika dibutuhkan dapat berkoordinasi dengan aparat terkait.
c. Memasang rambu-rambu lalu lintas sesuai ketentuan/standar yang berlaku.
d. Menggunakan Alat Pelindung Kerja (APK) yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dan jenis pekerjaan.
e. Melaksanakan manajemen dan keselamatan lalu lintas sesuai dengan
peraturan perundangan.
3.4.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
A. Kesiapan Terhadap Kondisi Darurat
Kesiapan terhadap kondisi darurat meliputi :
1. Menetapkan rencana untuk menanggapi keadaan darurat, yang sekurang-
kurangnya mencakup :
a. Penyediaan tim tanggap darurat yang memadai, kompeten, dengan
pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, dan selalu siaga;
b. Penyediaan sarana dan prasarana keadaan darurat yang memadai dan selalu
siap digunakan;
c. Penyediaan ruang pusat kendali darurat yang dilengkapi dengan peta, papan
tulis, jam, daftar nama dan nomor kontak anggota tim, nomor pihak lain
yang terkait, serta
d. Peralatan komunikasi dua arah;
e. Penyediaan akses bantuan dari pihak luar apabila diperlukan dalam
penanganan keadaan darurat;
f. Penyelidikan kejadian keadaan darurat termasuk perkiraan kerugian dan
pelaporan;
g. Pemulihan pasca penanganan keadaan darurat yang sekurang-kurangnya
mencakup penyediaan tim pemulihan, pembersihan lokasi, operasi
pemulihan, dan laporan pemulihan pasca penanganan keadaan darurat;
h. Penyediaan dan penyiapan pertolongan pertama pada kecelakaan (p3k),
sekurang-kurangnya terdiri atas :
Penyediaan petugas p3k yang kompeten;
Penyediaan peralatan p3k yang memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
36
Pencatatan penggunaan peralatan p3k.
2. Memberikan pelatihan tanggap darurat yang telah direncanakan;
3. Menguji dan melatih kemampuan tanggap darurat yang direncanakan secara
berkala;
4. Mengomunikasikan informasi yang terkait kepada semua pekerja tentang tugas
dan tanggung jawabnya;
5. Mengomunikasikan informasi yang terkait kepada sub penyedia jasa dan
pemasok, pengunjung, pihak terkait layanan tanggap darurat, pihak berwenang,
dan masyarakat sekitar.
37
d. Melakukan penyelidikan yang terdiri atas:
Pengumpulan data dan informasi;
Evaluasi dan analisis;
Penyusunan kesimpulan dan rekomendasi;
Tindak lanjut hasil penyelidikan;
Pelaporan dan dokumentasi hasil penyelidikan;
Komunikasi hasil penyelidikan.
2. Penyedia Jasa harus melaporkan kecelakaan berat, kasus kematian, dan kejadian
berbahaya kepada pihak-pihak terkait (Dinas Ketenagakerjaan, Komite
Keselamatan Konstruksi, dll) dalam waktu 2 x 24 jam untuk dilakukan
penyelidikan lebih lanjut.
2. Evaluasi Kepatuhan
Evaluasi kepatuhan dilakukan dengan cara :
38
a. Menentukan frekuensi dan metode evaluasi kepatuhan;
b. Mengevaluasi kepatuhan dan mengambil tindakan jika diperlukan;
c. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (stop working) jika
ditemukan hal yang membahayakan.
d. Mengisi lembar penghentian pekerjaan yang ditandatangani oleh pihak-
pihak berwenang yang ditunjuk oleh pimpinan tertinggi penyedia jasa.
e. Menjaga pengetahuan dan pemahaman tentang status kepatuhannya; dan
f. Menyimpan informasi terdokumentasi hasil evaluasi kepatuhan.
3. Audit Internal
a. Penyedia Jasa harus melakukan audit internal untuk memberikan informasi
apakah SMKK telah diterapkan sesuai dengan persyaratan, kebijakan dan
tujuan Keselamatan Konstruksi, dan telah ditetapkan serta dipelihara secara
efektif.
b. Audit internal wajib dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
jangka waktu 1 (satu) siklus Pekerjaan Konstruksi. Kegiatan dalam
pelaksanaan audit internal, meliputi :
Merencanakan, menetapkan, menerapkan dan memelihara program
audit, termasuk frekuensi, metode, tanggung jawab, konsultasi,
persyaratan perencanaan dan pelaporan, serta hasil audit internal
sebelumnya;
Menentukan kriteria dan ruang lingkup audit untuk setiap kali
pelaksanaan audit;
Memilih dan menetapkan auditor yang kompeten, objektif dan tidak
memihak;
Memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada pimpinan yang
berwenang; pekerja, dan perwakilan pekerja (jika ada), serta pihak
terkait lainnya;
Mengambil tindakan untuk mengatasi ketidaksesuaian guna
meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi;
Menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti pelaksanaan
program audit dan hasil audit.
B. Tinjauan Manajemen
39
1. Pimpinan Penyedia Jasa harus melakukan kaji ulang sistem manajemen
Keselamatan Konstruksi untuk memastikan keberlanjutan, kesesuaian,
kecukupan dan keefektifannya.
2. Kaji ulang manajemen wajib dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
jangka waktu siklus Pekerjaan Konstruksi.
3. Prosedur tinjauan manajemen.
4. Kaji ulang manajemen harus mencakup :
a. Perubahan dalam isu eksternal dan internal yang terkait dengan sistem
manajemen Keselamatan Konstruksi, termasuk :
Kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan;
Ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya;
Risiko dan peluang;
b. Tingkat pencapaian kebijakan dan tujuan Keselamatan Konstruksi;
c. Informasi tentang kinerja Keselamatan Konstruksi, termasuk tren dalam :
Kejadian, ketidaksesuaian, tindakan korektif dan perbaikan
berkelanjutan;
Pemantauan dan hasil pengukuran;
Hasil evaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan dan
peraturan lainnya;
Hasil audit;
Konsultasi dan partisipasi pekerja; dan
Risiko dan peluang.
d. Kecukupan sumber daya untuk memelihara SMKK yang efektif;
e. Komunikasi dengan pihak yang berkepentingan;
f. Peluang untuk peningkatan berkelanjutan.
5. Keluaran kaji ulang manajemen harus mencakup keputusan :
a. Kesesuaian berkelanjutan, kecukupan dan efektivitas SMKK dalam
pencapaian hasil yang diharapkan;
b. Peluang peningkatan berkelanjutan;
c. Kebutuhan untuk perubahan SMKK;
d. Sumber daya yang dibutuhkan;
e. Tindakan yang diperlukan;
f. Peluang untuk meningkatkan integrasi SMKK dengan proses bisnis lainnya;
40
g. Implikasi untuk arah strategis bagi Penyedia Jasa.
6. Kaji ulang manajemen harus disimpan sebagai informasi terdokumentasi sebagai
bukti telah dilaksanakannya tinjauan manajemen.
7. Hasil tinjauan manajemen harus dikomunikasikan kepada pekerja, dan
perwakilan pekerja (jika ada).
41
BAB IV
KEGIATAN K3
42
Uraian Identifikasi
No Dampak/Risiko Pengendalian Risiko
Kegiatan Bahaya
hujan sekitar terpeleset line untuk batas kerja
‐ Lokasi lapangan tanah licin ‐ Penggunaan APD
berdebu saat ‐ Pekerja atau (helm, rompi, sarung
musim kemarau masyarakat tangan, masker, dan
sekitar sesak sepatu boats safety)
nafas terkena ‐ Penyiraman area kerja
debu untuk mengurangi debu
Galian Tanah ‐ Tanah hasil galian ‐ Pekerja terkena ‐ Excavator memiliki
Biasa (Dengan longsor timbunan tanah SILO
Alat) ‐ Terkena swing yang longsor ‐ Operator kompetensi
excavator ‐ Pekerja terluka / memiliki SIO
‐ Menghirup cidera karena ‐ Pemasangan rambu-
debu/tanah hasil swing excavator rambu K3 dan safety
galian. ‐ Sesak nafas line untuk batas kerja
akibat menghirup ‐ Pengawasan operasi
debu / tanah hasil excavator
galian ‐ Pemasangan lampu
hazard
‐ Penempatan flagman
‐ Penggunaan APD
(helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
Galian Tanah ‐ Tanah hasil galian ‐ Pekerja terkena ‐ Pemasangan rambu-
Biasa (Manual) longsor timbunan tanah rambu K3 dan safety
‐ Terkena alat galia yang longsor line untuk batas kerja
(cangkul,sekop) ‐ Pekerja terluka / ‐ Pengawasan operasi
‐ Menghirup cidera karena alat excavator
debu/tanah hasil galian (cangkul) ‐ Penempatan flagman
galian. ‐ Sesak nafas ‐ Penggunaan APD
akibat menghirup (helm, rompi, sarung
debu / tanah hasil tangan, masker, dan
galian sepatu boats safety)
Galian Tanah ‐ Tanah hasil galian ‐ Pekerja terkena ‐ Pemasangan rambu-
Keras (Manual) longsor timbunan tanah rambu K3 dan safety
‐ Terkena alat galia yang longsor line untuk batas kerja
(cangkul,sekop) ‐ Pekerja terluka / ‐ Pengawasan operasi
‐ Menghirup cidera karena alat excavator
debu/tanah hasil galian (cangkul) ‐ Penempatan flagman
galian. ‐ Sesak nafas Penggunaan APD (helm,
akibat menghirup rompi, sarung tangan,
debu / tanah hasil masker, dan sepatu boats
galian safety)
Timbunan ‐ Lokasi lapangan ‐ Pekerja sesak ‐ Pemasangan rambu-
Tanah Kembali berdebu saat nafas terkena rambu K3 dan safety
Dipadatakan musim kemarau debu Pekerja line untuk batas kerja
‐ Terkena alat terkena alat ‐ Penggunaan APD
43
Uraian Identifikasi
No Dampak/Risiko Pengendalian Risiko
Kegiatan Bahaya
pemadatan pemadatan (helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
‐ Penyiraman area kerja
untuk mengurangi debu
Pekerjaan ‐ Lokasi lapangan ‐ Pekerja sesak ‐ Pemasangan rambu-
Timbunan Pasir berdebu saat nafas terkena rambu K3 dan safety
musim kemarau debu line untuk batas kerja
‐ Penggunaan APD
(helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
‐ Penyiraman area kerja
untuk mengurangi debu
10 Pasangan Batu ‐ Tertimpa batu ‐ Luka karena ‐ Pemasangan rambu-
Kali 1:4 ‐ Lokasi lapangan tetimpa batu rambu K3 dan safety
berdebu saat ‐ Pekerja sesak line untuk batas kerja
musim kemarau nafas terkena ‐ Penggunaan APD
‐ Terkena adukan debu (helm, rompi, sarung
‐ Luka karena tangan, masker, dan
adukan sepatu boats safety)
‐ Penyiraman area kerja
untuk mengurangi debu
11 Plesteran 1:3 ‐ Terkena ‐ Pekerja ‐ Pemasangan rambu-
campuran mengalami iritasi rambu K3 dan safety
plesteran kulit karena line untuk batas kerja
‐ Terjatuh dari terkena campuran ‐ Penggunaan APD
ketinggian plesteran (helm, rompi, sarung
‐ Pekerja terluka / tangan, masker, dan
cidera patah sepatu boats safety)
tulang
12 Pekerjaan ‐ Terkena ‐ Pekerja ‐ Pemasangan rambu-
Acian campuran acian mengalami iritasi rambu K3 dan safety
‐ Terjatuh dari kulit karena line untuk batas kerja
ketinggian terkena campuran ‐ Penggunaan APD
acian (helm, rompi, sarung
‐ Pekerja terluka / tangan, masker, dan
cidera patah sepatu boats safety)
tulang
13 Siaran 1:2 ‐ Terkena ‐ Pekerja ‐ Pemasangan rambu-
campuran siaran mengalami iritasi rambu K3 dan safety
‐ Terjatuh dari kulit karena line untuk batas kerja
ketinggian terkena campuran ‐ Penggunaan APD
siaran (helm, rompi, sarung
‐ Pekerja terluka / tangan, masker, dan
cidera patah sepatu boats safety)
tulang
44
Uraian Identifikasi
No Dampak/Risiko Pengendalian Risiko
Kegiatan Bahaya
14 Geomembran ‐ Lokasi lapangan ‐ Pekerja atau Pemasangan rambu-
licin saat musim masyarakat rambu K3 dan safety line
hujan sekitar terpeleset untuk batas kerja
‐ Lokasi lapangan tanah licin Penggunaan APD (helm,
berdebu saat ‐ Pekerja atau rompi, sarung tangan,
musim kemarau masyarakat masker, dan sepatu boats
Terkena alat berat sekitar sesak safety)
nafas terkena
debu
‐ Pekerja terluka /
cidera
45
Uraian Identifikasi
No Dampak/Risiko Pengendalian Risiko
Kegiatan Bahaya
Pagar Keliling tergores besi rambu K3 dan safety
BRC tajam line untuk batas kerja
‐ Penggunaan APD
(helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
21 Pekerjaan ‐ Bau cat ‐ Pekerja sesak ‐ Penggunaan APD
Pengecatan menyengat menghirup bau (helm, rompi, sarung
Besi cat tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
22 Pekerjaan ‐ Cairan coating ‐ Pekerja terpapar ‐ Penggunaan APD
Waterproofing berceceran cairan coating (helm, rompi, sarung
‐ Cairan coating ‐ Mata terkena tangan, masker, dan
memiliki bahan percikan cairan sepatu boats safety)
kimia yang coating
berbahaya
23 Pekerjaan ‐ Terkena alat ‐ Pekerja terluka / ‐ Penggunaan APD
Waterstop pemasangan tergores benda (helm, rompi, sarung
waterstop tajan tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
24 Pekerjaan ‐ Terkena besi ‐ Pekerja terluka / ‐ Pemasangan rambu-
Reiling tergores besi rambu K3 dan safety
tajam line untuk batas kerja
‐ Penggunaan APD
(helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
25 Pekerjaan ‐ Terkena kawat ‐ Pekerja terluka / ‐ Pemasangan rambu-
Kawat Berduri tergores kawat rambu K3 dan safety
tajam line untuk batas kerja
‐ Penggunaan APD
(helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
26 Pekerjaan ‐ Lokasi lapangan ‐ Pekerja sesak ‐ Pemasangan rambu-
Penanaman berdebu saat nafas terkena rambu K3 dan safety
Rumput musim kemarau debu line untuk batas kerja
‐ Penggunaan APD
(helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
‐ Penyiraman area kerja
untuk mengurangi debu
27 Pekerjaan ‐ Lokasi lapangan ‐ Pekerja sesak ‐ Pemasangan rambu-
Penanaman berdebu saat nafas terkena rambu K3 dan safety
Pohon musim kemarau debu line untuk batas kerja
‐ Penggunaan APD
46
Uraian Identifikasi
No Dampak/Risiko Pengendalian Risiko
Kegiatan Bahaya
(helm, rompi, sarung
tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
‐ Penyiraman area kerja
untuk mengurangi debu
28 Pekerjaan Pintu ‐ Terkena alat ‐ Pekerja terluka / ‐ Penggunaan APD
Penutup Plat pemasangan pintu tergores benda (helm, rompi, sarung
Baja penutp plat baja tajan tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
29 Pekerjaan Pipa ‐ Terkena alat ‐ Pekerja terluka / ‐ Penggunaan APD
GIP pemasangan pipa tergores benda (helm, rompi, sarung
GIP tajan tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
30 Pekerjaan ‐ Terkena alat ‐ Pekerja terluka / ‐ Penggunaan APD
Aksesoris Pipa pemasangan tergores benda (helm, rompi, sarung
GIP aksesoris pipa tajan tangan, masker, dan
sepatu boats safety)
47
No Uraian Kegiatan Sasaran Program Pengawasam
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
Kistdam ‐ Pekerja tidak terpeleset ‐ Memastikan metode
karena tanah licin pelaksanaan yang disepakati
‐ Pekerja tidak sesak dilaksanakan dengan baik
nafas karena menghirup ‐ Memastikan pekerja
debu mengikuti prosedur yang
‐ Pekerja tidak terkena sudah ditetapkan
alat berat ‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
Pengeringan ‐ Pekerja tidak terpeleset ‐ Memastikan metode
(Dewatering) karena tanah licin pelaksanaan yang disepakati
‐ Pekerja tidak sesak dilaksanakan dengan baik
nafas karena menghirup ‐ Memastikan pekerja
debu mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
Galian Tanah ‐ Galian tidak terjadi ‐ Memastikan metode
Biasa (Dengan longsor pelaksanaan yang disepakati
Alat) ‐ Pekerja tidak terluka dilaksanakan dengan baik
karena terkena swing ‐ Memastikan pekerja
excavator mengikuti prosedur yang
‐ Pekerja tidak sesak sudah ditetapkan
nafas karena menghirup ‐ Memastikan metode
debu pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
Galian Tanah ‐ Galian tidak terjadi ‐ Memastikan metode
Biasa (Manual) longsor pelaksanaan yang disepakati
‐ Pekerja tidak terluka dilaksanakan dengan baik
karena terkena terkena ‐ Memastikan pekerja
alat galian mengikuti prosedur yang
‐ Pekerja tidak sesak sudah ditetapkan
nafas karena menghirup ‐ Memastikan metode
debu pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
Galian Tanah ‐ Galian tidak terjadi ‐ Memastikan metode
Keras (Manual) longsor pelaksanaan yang disepakati
48
No Uraian Kegiatan Sasaran Program Pengawasam
‐ Pekerja tidak terluka dilaksanakan dengan baik
karena terkena terkena ‐ Memastikan pekerja
alat galian mengikuti prosedur yang
‐ Pekerja tidak sesak sudah ditetapkan
nafas karena menghirup ‐ Memastikan metode
debu pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
Timbunan Tanah ‐ Pekerja tidak sesak ‐ Memastikan metode
Kembali nafas karena menghirup pelaksanaan yang disepakati
Dipadatakan debu dilaksanakan dengan baik
‐ Pekerja tidak terluka ‐ Memastikan pekerja
karena terkena terkena mengikuti prosedur yang
alat pemadatan sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
Pekerjaan ‐ Pekerja tidak sesak ‐ Memastikan metode
Timbunan Pasir nafas karena menghirup pelaksanaan yang disepakati
debu dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
10 Pasangan Batu ‐ Batu kali terpasang ‐ Memastikan metode
Kali 1:4 dengan baik pelaksanaan yang disepakati
‐ Pekerja tidak sesak dilaksanakan dengan baik
nafas karena menghirup ‐ Memastikan pekerja
debu mengikuti prosedur yang
‐ Tidak ada pekerja yang sudah ditetapkan
terluka karena terkena ‐ Memastikan metode
adukan pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
Memastikan pekerja
menggunakan APD
11 Plesteran 1:3 ‐ Hasil plesteran sesuai ‐ Memastikan metode
dengan quality pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
49
No Uraian Kegiatan Sasaran Program Pengawasam
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
Memastikan pekerja
menggunakan APD
12 Pekerjaan Acian ‐ Hasil pengacian sesuai ‐ Memastikan metode
dengan quality pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
13 Siaran 1:2 ‐ Hasil siaran sesuai ‐ Memastikan metode
dengan quality pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
14 Geomembran ‐ Pekerja tidak terpeleset ‐ Memastikan metode
karena tanah licin pelaksanaan yang disepakati
‐ Pekerja tidak sesak dilaksanakan dengan baik
nafas karena menghirup ‐ Memastikan pekerja
debu mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
15 Pekerjaan Beton ‐ Hasil pengecoran beton ‐ Memastikan metode
sesuai quality pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
50
No Uraian Kegiatan Sasaran Program Pengawasam
menggunakan APD
16 Pekerjaan Beton ‐ Hasil pengecoran beton ‐ Memastikan metode
Tumbuk sesuai quality pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
17 Pekerjaan ‐ Bekisting terpasang ‐ Memastikan metode
Bekisting dengan baik pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
18 Pekerjaan ‐ Pemasngan penulangan ‐ Memastikan metode
Penulangan sesuai spesifikasi pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
19 Pemasangan ‐ Hasil pemasangan ‐ Memastikan metode
Paving Blok t = 6 paving sesuai spesifikasi pelaksanaan yang disepakati
cm dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
20 Pemasangan Pagar ‐ Hasil pemasangan pagar ‐ Memastikan metode
Keliling BRC BRC sesuai spesifikasi pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
51
No Uraian Kegiatan Sasaran Program Pengawasam
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
21 Pekerjaan ‐ Hasil pengecatan besi ‐ Memastikan metode
Pengecatan Besi sesuai spesifikasi pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
22 Pekerjaan ‐ Hasil pengecatan ‐ Memastikan metode
Waterproofing waterproofing sesuai pelaksanaan yang disepakati
spesifikasi dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
23 Pekerjaan ‐ Hasil pemasangan ‐ Memastikan metode
Waterstop waterstop sesuai pelaksanaan yang disepakati
spesifikasi dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
24 Pekerjaan Reiling ‐ Hasil pemasangan ‐ Memastikan metode
reiling sesuai spesifikasi pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
52
No Uraian Kegiatan Sasaran Program Pengawasam
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
25 Pekerjaan Kawat ‐ Hasil pemasangan kawat ‐ Memastikan metode
Berduri berduri sesuai pelaksanaan yang disepakati
spesifikasi dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
26 Pekerjaan ‐ Hasil penanaman ‐ Memastikan metode
Penanaman rumput sesuai pelaksanaan yang disepakati
Rumput spesifikasi dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
27 Pekerjaan ‐ Hasil penanaman ‐ Memastikan metode
Penanaman Pohon rumput sesuai pelaksanaan yang disepakati
spesifikasi dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
28 Pekerjaan Pintu ‐ Hasil pemasangan pintu ‐ Memastikan metode
Penutup Plat Baja penutup plat baja sesuai pelaksanaan yang disepakati
spesifikasi dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
53
No Uraian Kegiatan Sasaran Program Pengawasam
29 Pekerjaan Pipa ‐ Hasil pemasangan pipa ‐ Memastikan metode
GIP GIP sesuai spesifiaksi pelaksanaan yang disepakati
dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
30 Pekerjaan ‐ Hasil pemasangan ‐ Memastikan metode
Aksesoris Pipa aksesoris pipa GIP pelaksanaan yang disepakati
GIP sesuai spesifiaksi dilaksanakan dengan baik
‐ Memastikan pekerja
mengikuti prosedur yang
sudah ditetapkan
‐ Memastikan metode
pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi teknis
‐ Memastikan pekerja
menggunakan APD
54