Anda di halaman 1dari 25

REKAYASA FUNDASI 2

(FUNDASI DALAM)
Definisi Fundasi Dalam
• fundasi yang meneruskan beban struktural
pada lapisan tanah yang mempunyai
kedalaman jauh di bawah permukaan
tanah.

• D > B : D = kedalaman pondasi


B = lebar pondasi
Berdasarkan cara konstruksi
Secara bentuk sama, karena berbeda metode
konstruksinya, berbeda pula mekanisme pemikulan beban,
dan daya dukungnya

•Fundasi Tiang Pancang (Driven Pile)

•Fundasi Tiang Bor (Bored Pile)


Jembatan Cikubang
Jembatan Suramadu
Proses Pemancangan
Penyambungan Tiang Pancang
Pelaksanaan Bored Pile
Pelaksanaan Bored Pile
Penentuan Pemilihan

Tergantung pada pertimbangan:

a) Besarnya daya dukung


b) Ketersediaan peralatan
c) Lingkungan sekitar
d) Biaya
Mekanisme Beban Fundasi Tiang

• Mekanisme tahanan ujung :


akibat desakan ujung fundasi
terhadap tanah

Qs
• Mekanisme gesekan selimut :
akibat adanya adhesi atau
perlawanan geser antara
selimut tiang dengan tanah di
atasnya.

Qp
Mekanisme Beban Fundasi Tiang
• Titik A : Pembebanan belum
A LOAD dilakukan, dan penurunan belum
B terjadi
D • Titik B : Pembebanan mulai
C
dilakukan, perbandingan beban dan
penurunan membentuk garis lurus
dari titik A ke titik B, pada saat ini
SETTLEMENT

tanah masih berlaku elastis, jika


beban diangkat, fundasi kembali ke
titik semula.
• Titik C : Beban ditingkatkan terus
sehingga mencapai titik C dimana
sebagian dari gaya gesek selimut di
bagian atas tiang melewati nilai
E maksimumnya sehingga terjadi
gelincir antara tiang dan tanah. Saat
terjadi gelincir maka ujung pondasi
menekan tanah dan gaya tahan
ujung mulai termobilisasi.
A LOAD • Titik D : Setelah mencapai titik C
B tanah tidak lagi bersifat elastis.
D Jika beban diangkat maka tiang
C tidak kembali ke posisi semula
tetapi menuju ke titik D dimana
terjadi penurunan sebesar AD.
SETTLEMENT

• Titik E : Ketika tahanan ujung


termobilisasi secara penuh maka
tiang akan terus mengalami
penurunan walaupun tanpa
E disertai peningkatan beban yang
berarti. Kondisi ini disebut daya
dukung batas atau qu.
Daya Dukung Batas (Ultimate) dan
Daya Dukung Ijin (Allowable)

Qu = Qp + Qs

Dimana:
• Qu = daya dukung batas tiang
• Qp = adalah daya dukung ujung tiang
• Qs = daya dukung selimut tiang
Daya Dukung Batas (Ultimate) dan
Daya Dukung Ijin (Allowable)
Daya dukung izin tiang merupakan daya dukung batas yang dibagi
oleh suatu faktor keamanan yaitu :

Qu Qp Qs
Qall = atau Qall = +
FK FK FK
FK ditentukan dengan batasan-batasan sebagai berikut:

Mutu Faktor Keamanan (FK)


Pengendalian
Bangunan Bangunan Bangunan
Monumental Permanen Sementara
Baik 2.3 2 1.4
Normal 3 2.5 2
Kurang 3.5 2.8 2.3
Buruk 4 3.4 2.8
Daya Dukung Batas (Ultimate) dan
Daya Dukung Ijin (Allowable)
• Menurut Tomlinson:
Qu Qp Qs
Qall = atau Qall = +
2.5 3 1.5

• Di Indonesia biasa digunakan:


FK = 3 untuk Qp ; FK = 2 Untuk Qs

• Kriteria Bangunan:
a) Monumental : usia rencana di atas 100 tahun
b) Permanen : usia rencana 50 tahun
c) Sementara : usia rencan kurang dari 25 tahun
FUNDASI TIANG PANCANG
• Keuntungan :
a) Pelaksanaannya cepat
b) Kualitas bahan terkontrol
c) Dapat dilakukan didaerah berair: offshore piling

• Kerugian :
a) Vibrasi yang ditimbulkan mengganggu sekitarnya
b) Tidak bisa menembus lensa pasir padat, sehingga tetap
harus disertai pengeboran.

• Berdasarkan Mekanisme Penyaluran Beban:


a) End Bearing Pile
b) Friction Pile
FUNDASI TIANG PANCANG
Berdasarkan Material Fundasi :
1.Fundasi Tiang Kayu
Fundasi tiang kayu mudah diperoleh dan
dapat dibentuk sesuai panjang yang
diinginkan. Pada umumnya berdiameter 15
– 40 cm dengan panjang 6 – 15 meter.
Pondasi jenis ini sangat cocok sebagai
tiang gesekan dan dapat memikul beban
berkisar 5 – 30 ton. Kelemahannya adalah
dapat lapuk akibat serangga / binatang,
jamur dan zat-zat kimia sehingga
membutuhkan perlakuan khusus dan
umumnya mengalami kerusakan ringan
saat pemancangan. Untuk mengatasinya
dapat digunakan palu ringan sebagai
pemukul saat pemancangan, dilakukan
pemboran dahulu dan dipasangnya gelang
baja pada ujung tiang. Karena panjangnya
yang terbatas dan diameternya yang kecil
disarankan hanya digunakan untuk beban
yang ringan atau untuk konstruksi
sementara.
2. Fundasi Tiang Baja
Umumnya berbentuk pipa atau H. Tiang
jenis ini ringan, kuat, mampu menahan
beban berat dan mudah disambung. Tiang
berbentuk pipa lebih mudah dipancang
dengan ujung terbuka karena dapat
berpenetrasi lebih dalam. Selain itu dapat
dikombinasikan dengan pemboran jika
menemui lapisan berbatu.
Tanah yang berada dalam pipa dapat
dengan mudah dikeluarkan dan diisi
kembali dengan beton jika diperlukan.
Momen inersia tiang pipa lebih tinggi dari
tiang H sehingga dapat menyangga beban
lateral yang lebih besar. Untuk penetrasi
ke dalam lapisan tanah berbatu lebih
mudah menggnakan tiang profil H karena
bentuknya yang langsing sehingga tidak
banyak mendesak volume tanah. Tiang
baja lain adalah jenis screw pile yang
digunakan untuk menahan tarik.
Pemancangan dilakukan dengan cara
diputar sehingga tidak diperlukan
pemukulan dan pemboran. Kelemahan
tiang baja adalah korosif terhadap asam
dan air.
3. Fundasi Tiang Beton Pra-Cetak

Tiang jenis ini dicetak, di-curing dan disimpan di lapangan


sebelum dipancangkan.
Berbentuk lingkaran, segi empat, segi tiga atau
oktagonal.
Tipe tiang beton pracetak mampu menahan momen dan
gaya lentur saat pemancangan dan dapat berfungsi
sebagai tiang gesekan maupun tiang tahanan ujung.
Prosedur Pemancangan

1. Menentukan Lokasi Pemancangan


2. Pengangkatan Tiang
3. Pengecekan Kelurusan Tiang
4. Pemukulan Tiang dengan Palu sampai
kedalaman Rencana
Instrumen Pemancangan

PALU / HAMMER
1. Single Acting Drop Hammer
2. Double Acting Drop Hammer
3. Differential Hammer
4. Diesel Hammer
5. Vibratory Hammer

Skema sistem hammer


Single Acting Drop Hammer
Differential Hammer Diesel Hammer
Vibratory Hammer

Anda mungkin juga menyukai