RMK 4 Koperasi Dan Sistem Indonesia
RMK 4 Koperasi Dan Sistem Indonesia
OLEH :
KELOMPOK 8
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Penjelasan dari pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Koperasi adalah badan usaha, artinya bahwa koperasi Indonesia juga seperti lembaga
ekonomi lainnya yaitu boleh mengelola berbagai unit usaha.
2. Beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, artinya koperasi bukan
kumpulan modal seperti badan usaha berbentuk PT, Firma maupun CV. Walaupun
koperasi juga membutuhkan modal dalam upaya memperoleh keuntungan, tetapi
kepentingan dan pelayanan kepada anggota harus diutamakan
3. Ekonomi rakyat, artinya orang-orang yang ekonominya lemah diharapkan
menghimpun diri dalam wadah koperasi agar meningkat kesejahteraannya, sehingga
tidak ketinggalan dengan yang kuat ekonominya.
4. Asas kekeluargaan, artinya usaha kerja sama dijalin oleh rasa saling pengertian dan
saling membantu di antara anggota dalam wadah organisasi yang dipimpin pengurus.
Koperasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum dan berlandaskan asas
kekeluargaan dan juga asas demokrasi ekonomi serta terdiri dari beberapa anggota
didalamnya. Koperasi merupakan salah satu kegiatan organisasi ekonomi yang bekerja
dalam bidang gerakan potensi sumber daya yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan
anggotanya. Agar suatu koperasi bisa berjalan lancar, koperasi harus bisa bekerja secara
efisien dan mengikuti adanya prinsip dan kaidah ekonomi yang ada. Sistem kerjasama
yang ada dalam koperasi berdasarkan pada sebuah rasa persamaan suatu derajat, tidak
membeda - bedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. Koperasi
dijadikan sebagai salah satu wadah sosial dan juga wadah demokrasi ekonomi. Sistem
kerja yang terjadi didalam sebuah koperasi disesuaikan dengan kemauan anggotanya yang
dihasilkan melalui proses mufakat yang telah disetujui oleh seluruh anggota koperasi.
Koperasi tetap memiliki tujuan dimana tujuan tersebut dititik beratkan pada kepentingan
para anggota dan bukan menimbun kekayaan sendiri. Berikut ini adalah tujuan koperasi,
bukan hanya untuk anggota melainkan juga untuk para konsumennya atau pelanggan.
Tujuan Koperasi pada peraturan dalam perundang-undangan yang ada di Indonesia itu
sudah diatur mengenai tujuan koperasi. Mengacu dari pasal 3 UU. No. 25 pada tahun
1992 mengenai tujuan koperasi adalah:
a. Memajukan kesejahteraan setiap anggota koperasi dan masyarakat (promote the
welfare of members of cooperatives and community)
b. Turut aktif didalam melakukan pembangunan tatanan perekonomian pada skala
nasional (Participate in building a national economic order) didalam rangka
untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan maju secara tetap
dimana dilandasi pada pancasila dan undang-undang dasar 1945.
b. Sosial
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan sosial budaya. Wadah ini
sebagai perkumpulan yang bersifat sukarela dalam proses pembangunan dari bawah
diharapkan akan bertitik tolak dari struktur sosial yang ada, dan akan merangsang
inovasi– inovasi tertentu yang dapat mengubah masyarakat tradisional tanpa merusaknya.
c. Ekonomi Sosial
Jika koperasi berhasil meningkatkan pelayanannya secara efisiensi bagi para anggotanya
yang secara sosial ekonomis lemah dan miskin, maka ia telah memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap proses integrasi ekonomi dan sosial.
d. Pendidikan
Koperasi juga berperan di bidang pendidikan karena didalam koperasi ini terdapat ilmu-
ilmu atau nilai-nilai yang seharusnya diajarkan sejak dini kepada anak-anak usia sekolah.
Dengan demikian, siswa dapat menerapkan ilmu, seperti bagaimana bekerjasama dengan
orang lain dalam organisasi yang nantinya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Ekonomi
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan ekonomi:
Perubahan secara bertahap perilaku para petani dan pengusaha kecil dan menengah
yang semula berpikir tradisional menjadi termotivasi dan akan memperoleh
kesempatan untuk memanfaatkan sumber dayanya sendiri.
Diversifikasi struktur produksi, perluasan usaha pengadaan bahan makanan dari bahan
mentah.
Peningkatan pendapatan dan perbaikan situasi ekonomi para petani, pengrajin, dan
pekerja lepas dapat mengurangi kemiskinan di pedesaan.
Peningkatan kegiatan pembentukan modal dan perbaikan “modal manusia” melalui
pendidikan latihan manajer, karyawan, dan anggota.
Transformasi secara bertahap para petani yang orintasinya pada pemenuhan
kebutuhan dasar ke dalam suatu sistem ekonomi yang semakin berkembang, melalui
pembagian kerja dan spesialisasi yang semakin meningkat.
Pengembangan pasar, perbaikan stuktur pasar, perilaku pasar dan prestasi pasar, dan
persaingan semakin efektif akan memperbaiki koordinasi yang saling membantu dari
berbagai rencana ekonomi konsumen dan produsen berbagai barang dan jasa
Peningkatan kegiatan pembentukan modal dan perbaikan modal manusia melalui
pendidikan latihan manajer, anggota, dan karyawan.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 memandang koperasi sebagai soko guru perekonomian
nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi
dijadikan sebagai soko guru perekonomian nasional karena:
1. Koperasi mendidik sikap self-helping.
2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat harus
lebih diutamakan daripada kepentingan diri atau golongan sendiri.
3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.
Koperasi tetap dipandang sebagai soko guru perekonomian nasional. Hal ini tidak terlepas
dari jati diri koperasi itu sendiri yang dalam gerakan dan cara kerjanya selalu mengandung
unsur-unsur yang terdapat dalam asas-asas pembangunan nasional seperti yang tercantum
dalam GBHN. Ada Sembilan asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam
setiap pelaksanaan pembangunan, yaitu:
2. Asas manfaat
Mengandung arti bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan
pengembangan pribadi warga negara serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya
bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan. Dalam koperasi, usaha-usaha yang ditangani harus
bermanfaat dan ditujukan demi peningkatan kesejahteraan anggotanya.
7. Asas kemandirian
Mengandung arti bahwa pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Asas ini juga
merupakan salah satu sendi dasar koperasi yaitu swadaya, swakarsa, dan swasembada sebagai
pencerminan dari pada prinsip dasar percaya pada diri sendiri. Dengan demikian asas ini juga
melekat pada institusi koperasi.
8. Asas kejuangan
Mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional penyelenggara
negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa, dan semangat pengabdian serta
ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi dan golongan. Dalam koperasi asas ini sangat jelas terlihat pada
visi koperasi yaitu satu untuk semua dan semua untuk satu.
1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis
perekonomian nasional
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbuhan
ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya.