Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KOPERASI DAN UMKM

KOPERASI DAN SISTEM INDONESIA

OLEH :

KELOMPOK 8

Kelas Akuntansi Malam E

NI MADE WIDYA MARTHA PRATIWI (1902622010308/ 17)

NI MADE ITA DWININGTYAS (1902622010321/ 30)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019

KOPERASI DAN SISTEM INDONESIA


KOPERASI DAN TUJUAN EKONOMI

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Penjelasan dari pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Koperasi adalah badan usaha, artinya bahwa koperasi Indonesia juga seperti lembaga
ekonomi lainnya yaitu boleh mengelola berbagai unit usaha.
2. Beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, artinya koperasi bukan
kumpulan modal seperti badan usaha berbentuk PT, Firma maupun CV. Walaupun
koperasi juga membutuhkan modal dalam upaya memperoleh keuntungan, tetapi
kepentingan dan pelayanan kepada anggota harus diutamakan
3. Ekonomi rakyat, artinya orang-orang yang ekonominya lemah diharapkan
menghimpun diri dalam wadah koperasi agar meningkat kesejahteraannya, sehingga
tidak ketinggalan dengan yang kuat ekonominya.
4. Asas kekeluargaan, artinya usaha kerja sama dijalin oleh rasa saling pengertian dan
saling membantu di antara anggota dalam wadah organisasi yang dipimpin pengurus.

Koperasi adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum dan berlandaskan asas
kekeluargaan dan juga asas demokrasi ekonomi serta terdiri dari beberapa anggota
didalamnya. Koperasi merupakan salah satu kegiatan organisasi ekonomi yang bekerja
dalam bidang gerakan potensi sumber daya yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan
anggotanya. Agar suatu koperasi bisa berjalan lancar, koperasi harus bisa bekerja secara
efisien dan mengikuti adanya prinsip dan kaidah ekonomi yang ada. Sistem kerjasama
yang ada dalam koperasi berdasarkan pada sebuah rasa persamaan suatu derajat, tidak
membeda - bedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. Koperasi
dijadikan sebagai salah satu wadah sosial dan juga wadah demokrasi ekonomi. Sistem
kerja yang terjadi didalam sebuah koperasi disesuaikan dengan kemauan anggotanya yang
dihasilkan melalui proses mufakat yang telah disetujui oleh seluruh anggota koperasi.
Koperasi tetap memiliki tujuan dimana tujuan tersebut dititik beratkan pada kepentingan
para anggota dan bukan menimbun kekayaan sendiri. Berikut ini adalah tujuan koperasi,
bukan hanya untuk anggota melainkan juga untuk para konsumennya atau pelanggan.

1. Bagi Koperasi Produsen


Keinginan untuk menawarkan barang dengan harga yang cukup tinggi. Contohnya
Koperasi Perajin Tahu dan Tempe (Jakarta Selatan), koperasi ini beranggotakan
UMKM yang menekan biaya produksi serendah-rendahnya, dan menjual produk
dengan harga yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan keuntungan untuk
mensejahterakan anggotanya.

2. Bagi Koperasi Konsumen


Keinginan untuk memperoleh barang baik dengan harga yang lebih rendah. Koperasi
konsumen dikatakan sebagai perantara antara produsen dan konsumen, karena
koperasi ini memperoleh barang atau jasa dengan harga yang lebih murah dan mudah
didapat yang
menghasilkan keuntungan untuk mensejahterakan anggotanya.

3. Bagi Usaha Kecil


Keinginan untuk mendapatkan modal usaha yang ringan dan mengadakan usaha
bersama.

Tujuan Koperasi pada peraturan dalam perundang-undangan yang ada di Indonesia itu
sudah diatur mengenai tujuan koperasi. Mengacu dari pasal 3 UU. No. 25 pada tahun
1992 mengenai tujuan koperasi adalah:
a. Memajukan kesejahteraan setiap anggota koperasi dan masyarakat (promote the
welfare of members of cooperatives and community)
b. Turut aktif didalam melakukan pembangunan tatanan perekonomian pada skala
nasional (Participate in building a national economic order) didalam rangka
untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan maju secara tetap
dimana dilandasi pada pancasila dan undang-undang dasar 1945.

Contohnya Koperasi Simpan Pinjam.


Dari tiga tujuan jenis koperasi diatas, dalam poin tiga (3) dijelaskan bahwa, tujuan
dari koperasi tidak hanya mensejahterakan anggotanya saja, tetapi juga membantu usaha
kecil dalam hal peminjaman modal usaha ataupun bergabung untuk mengadakan usaha
bersama. Jadi, koperasi memiliki fungsi yang sama sesuai dengan tujuan perekonomian
Indonesia, salah satunya pertumbuhan ekonomi. Contohnya dalam jenis koperasi simpan
pinjam, koperasi dapat meminjamkan modal kepada konsumen untuk modal usahanya,
sehingga akan terjadi pertumbuhan di sektor produksi.

SISTEM EKONOMI KOPERASI


Ekonomi Koperasi terdiri dari dua kata yaitu “ekonomi” dan “koperasi”. Kata
«ekonomi» berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah dan
“nomos” yang berarti aturan. Sedangkan koperasi adalah sebuah badan usaha bersama yang
dibangun dengan modal bersama semua anggotanya. Semua modal yang dimiliki oleh badan
koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan penyisihan sisa hasil usaha dari
semua anggotanya, namun ada juga bantuan modal dari pihak luar, seperti pemerintah
ataupun swasta. Tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan untuk
mencapai tujuan tersebut anggota koperasi mempunyai kewajiban, yakni membayar iuran
simpanan pokok dan simpanan wajib.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Ekonomi Koperasi adalah suatu organisasi bersama yang
berasaskan kekeluargaan yang bertujuan untuk mencari profit atau keuntungan baik untuk
anggota itu sendiri dan juga untuk masyarakat umum yang ada disekitarnya.

Ciri Khas Ekonomi Koperasi


Ada beberapa ciri khas yang di miliki koperasi yang tidak ada di perekonomian umum adalah :
1) Sistem Permodalan Gotong Royong
Maksudnya adalah setiap anggota koperasi di berikan suatu kewajiban untuk
membayar simpanan wajib dan simpanan pokok yang sudah di tentukan bersama
2) Sistem Pengelolaan dan Operasional Dilaksanakan dan Dipertanggungjawabkan Pada
Anggota
Artinya kepemilikan koperasi adalah milik semua anggota, bukan hanya milik
anggota tertentu saja, sehingga memiliki kesetaraan dalam kedudukan pengelolaan
dalam pengelolaan kegiatan operasional koperasi.
3) Diperuntukkan dan Diprioritaskan Untuk Kepentingan Anggotanya
Maksudnya adalah dalam rangka untuk memenuhi kepentingan anggotanya.
KOPERASI DALAM EKONOMI MAKRO
Kebijakan ekonomi makro mendorong agresivitas para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) serta koperasi dalam mengembangkan usahanya. Kebijakan ekonomi makro telah
mendorong para pelaku UMKM dan koperasi. Ada 4 kontribusi-kontribusi dalam beberapa
bidang:
a. Politik
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan politik, sejumlah harapan
dari dampak belajar para anggota koperasi, yang berpartisipasi secara aktif
dalam lembaga-lembaga koperasi yang diorganisasi secara demokratis.

b. Sosial
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan sosial budaya. Wadah ini
sebagai perkumpulan yang bersifat sukarela dalam proses pembangunan dari bawah
diharapkan akan bertitik tolak dari struktur sosial yang ada, dan akan merangsang
inovasi– inovasi tertentu yang dapat mengubah masyarakat tradisional tanpa merusaknya.

c. Ekonomi Sosial
Jika koperasi berhasil meningkatkan pelayanannya secara efisiensi bagi para anggotanya
yang secara sosial ekonomis lemah dan miskin, maka ia telah memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap proses integrasi ekonomi dan sosial.

d. Pendidikan
Koperasi juga berperan di bidang pendidikan karena didalam koperasi ini terdapat ilmu-
ilmu atau nilai-nilai yang seharusnya diajarkan sejak dini kepada anak-anak usia sekolah.
Dengan demikian, siswa dapat menerapkan ilmu, seperti bagaimana bekerjasama dengan
orang lain dalam organisasi yang nantinya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Ekonomi
Kontribusi – kontribusi yang potensial terhadap pembangunan ekonomi:
 Perubahan secara bertahap perilaku para petani dan pengusaha kecil dan menengah
yang semula berpikir tradisional menjadi termotivasi dan akan memperoleh
kesempatan untuk memanfaatkan sumber dayanya sendiri.
 Diversifikasi struktur produksi, perluasan usaha pengadaan bahan makanan dari bahan
mentah.
 Peningkatan pendapatan dan perbaikan situasi ekonomi para petani, pengrajin, dan
pekerja lepas dapat mengurangi kemiskinan di pedesaan.
 Peningkatan kegiatan pembentukan modal dan perbaikan “modal manusia” melalui
pendidikan latihan manajer, karyawan, dan anggota.
 Transformasi secara bertahap para petani yang orintasinya pada pemenuhan
kebutuhan dasar ke dalam suatu sistem ekonomi yang semakin berkembang, melalui
pembagian kerja dan spesialisasi yang semakin meningkat.
 Pengembangan pasar, perbaikan stuktur pasar, perilaku pasar dan prestasi pasar, dan
persaingan semakin efektif akan memperbaiki koordinasi yang saling membantu dari
berbagai rencana ekonomi konsumen dan produsen berbagai barang dan jasa
 Peningkatan kegiatan pembentukan modal dan perbaikan modal manusia melalui
pendidikan latihan manajer, anggota, dan karyawan.

Meskipun diakui, kontribusi koperasi terhadap pendapatan nasional masih sangat


rendah jika dibandingkan dengan 2 pelaku ekonomi lainnya di Indonesia. Namun, keberadaan
koperasi masih sangat diperlukan dalam mengangkat derajat kehidupan dan kemakmuran
ekonomi masyarakat Indonesia.

KOPERASI SEBAGAI SOKO GURU PEREKONOMIAN


Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-
orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia
sangat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan koperasi
untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi
terbatas. Namun, menyusun suatu pemikiran untuk mengidentifikasian prakondisi atau
syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar koperasi benar-benar dapat menjadi tulang punggung
atau soko guru perekonomian adalah hal tersulit dalam masalah pembangunan koperasi

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 memandang koperasi sebagai soko guru perekonomian
nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi
dijadikan sebagai soko guru perekonomian nasional karena:
1. Koperasi mendidik sikap self-helping.
2. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat harus
lebih diutamakan daripada kepentingan diri atau golongan sendiri.
3. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.

Koperasi tetap dipandang sebagai soko guru perekonomian nasional. Hal ini tidak terlepas
dari jati diri koperasi itu sendiri yang dalam gerakan dan cara kerjanya selalu mengandung
unsur-unsur yang terdapat dalam asas-asas pembangunan nasional seperti yang tercantum
dalam GBHN. Ada Sembilan asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam
setiap pelaksanaan pembangunan, yaitu:

1. Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasioanal dijiwai, digerakkan dan
dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai
luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etik dalam rangka pemabangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila.

2. Asas manfaat
Mengandung arti bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan
pengembangan pribadi warga negara serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya
bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang
berkesinambungan dan berkelanjutan. Dalam koperasi, usaha-usaha yang ditangani harus
bermanfaat dan ditujukan demi peningkatan kesejahteraan anggotanya.

3. Asas demokrasi Pancasila 


Mengandung arti bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan nasional yang meliputi seluruh
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dilakukan dengan semangat
kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan kesatuan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat. Anggota sendirilah yang menentukan aturan-aturan
organisasi yang harus dipatuhi bersama tanpa adanya tekanan dan pengaruh dari pihak luar
koperasi.
4. Asas adil dan merata
Asas ini sudah nampak pada salah satu sendi-sendi dasar koperasi yaitu pembagian sisa hasil
usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota. Dasar ini berwatak nonkapitalis karena
pembagian SHU kepada anggota adalah berdasarkan atas jasa usaha anggota tersebut, bukan
berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi.

5. Asas keseimbangan keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan


Mengandung arti bahwa dalam pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara
berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kepentingan
dunia dan akhirat, material dan spiritual, jiwa dan raga, individu, masyarakat dan
negara, pusat dan daerah serta antar daerah, kepentingan perikehidupan darat, laut, udara, dan
dirgantara serta kepentingan nasional dan internasional.
Hal ini dapat dilihat bahwa setiap koperasi senantiasa mencanangkan di dalam anggaran
dasarnya ketentuan-ketentuan tentang penggunaan SHU-nya untuk kepentingan masyarakat
di lingkungan di mana koperasi itu berada.

6. Asas kesadaran hukum


Mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional setiap warga negara
dan penyelenggara negara harus taat pada hukum yang berintikan pada keadilan dan
kebenaran, serta negara diwajibkan untuk menegakkan dan menjamin kepastian hukum.

7. Asas kemandirian
Mengandung arti bahwa pembangunan nasional harus berlandaskan pada kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Asas ini juga
merupakan salah satu sendi dasar koperasi yaitu swadaya, swakarsa, dan swasembada sebagai
pencerminan dari pada prinsip dasar percaya pada diri sendiri. Dengan demikian asas ini juga
melekat pada institusi koperasi.

8. Asas kejuangan
Mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan nasional penyelenggara
negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa, dan semangat pengabdian serta
ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi dan golongan. Dalam koperasi asas ini sangat jelas terlihat pada
visi koperasi yaitu satu untuk semua dan semua untuk satu.

9. Asas ilmu pengetahuan dan teknologi


Mengandung arti bahwa agar pembangunan nasioanal dapat memberikan kesejahteraan
rakyat lahir dan batin yang setinggi-tingginya, penyelenggaraannya perlu menerapkan nilai-
nilai ilmu pengetahuan dan teknologi secara seksama dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dalam pengembangan
usaha dan lembaganya, koperasi tidak mengabaikan perkembangan IPTEK tanpa
mengorbankan nilai-nilai luhur bangsa.

KOPERASI DALAM TRILOGI PEMBANGUNAN


Cita – cita di bidang ekonomi pada hakekatnya juga tercermin dalam Trilogi Pembangunan
yang pada gilirannya dapat mewujudkan cita – cita masyarakat adil dan makmur, sejahtera,
dan bahagia berdasarkan Pancasila. Trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas
nasional yang dinamis dan strategis yang kemudian juga dijadikan sebagai misi yang melekat
pada masing-masing pelaku ekonomi, baik negara, swasta, maupun koperasi di dalam sistem
ekonomi nasional yang kita bangun.
            Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan kedudukan yang
setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara normatif maupun operasional
memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan misi yang diembannya.
2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing dengan
memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) yang dimilikinya.
Keunggulan koperasi  yang dimaksud di sini ialah bahwa masing-masing pelaku
ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika dibandingkan dengan pelaku
ekonomi lainnya.

           Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi masing-masing


pelaku ekonomi tersebut. BUMN bukan merupakan suatu perusahaan yang mengejar
keuntungan sebagai prioritas utama, akan tetapi merupakan alat pemerintah yang efektif
dalam melaksanakan pembangunan nasional. Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki
dan dikelola secara perseorangan, keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki
modal untuk mencapai tujuan memberi keuntungan yang semaksimal mungkin.           
Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan komparatif
yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adaah sebagai berikut :

1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis
perekonomian nasional
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbuhan
ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya. 

Anda mungkin juga menyukai