RMK 5 Kinerja Koperasi Indonesia KLP 8
RMK 5 Kinerja Koperasi Indonesia KLP 8
OLEH :
KELOMPOK 8
2019
KINERJA KOPERASI INDONESIA
Anggota koperasi merupakan pemilik dan juga pengguna jasa koperasi. Dalam
koperasi ada pula anggota luar biasa. Dikatakan luar biasa bila persyaratan untuk menjadi
anggota tidak sepenuhnya dapat dipenuhi seperti yang ditentukan dalam anggaran dasar.
1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah
disepakati rapat anggota.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi.
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan.
1. Menghadiri dan menyatakan pendapat serta memberikan suara dalam rapat anggota.
2. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas.
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta
maupun tidak diminta.
5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar anggota.
6. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam
anggaran dasar.
Setiap orang yang ingin menjadi anggota koperasi perlu mempelajari lebih dahulu
maksud dan tujuan koperasi tersebut, terutama mengenai syarat-syarat keanggotaan dan hak
serta kewajibannya sebagai anggota.
Jika persyaratan sudah diterima, selanjutnya calon mengisi formulir pendaftaran dikoperasi
tersebut.
Jika pengurus menyetujui permintaan calon anggota, maka selanjutnya harus diberitahukan
kepada yang bersangkutan mulai saat tersebut dapat diterima menjadi anggota koperasi.
Bila permohonan seseorang menjadi anggota koperasi ditolak, maka pencalonannya sebagai
anggota dapat diajukan kembali dalam RA yang akan datang, dan keputusannya akan
mengikat pengurus untuk memenuhinya.
Buku daftar anggota merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UU Koperasi, karena buku
daftar anggota memuat tentang nama lengkap, umur, mata pencaharian, tempat tinggal,
tanggal masuk menjadi anggota, cap ibu jari kiri atau tanda tangan anggota, sebab
diberhentikannya seorang anggota, tanda tangan ketua dan tanggal dibubuhinya tanda tangan
tersebut.
Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada
suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio, 2001:141). Dengan demikian
volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun
buku sampai dengan akhir tahun buku. Aktivitas ekonomi koperasi pada hakikatnya dapat
dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang dilakukan
oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota
koperasi dan masyarakat pada umumnya.
D. Permodalan Koperasi
Seperti yang diuraikan dalam undang-undang koperasi, bahwa sumber modal koperasi
terdiri dari beberapa jenis yaitu berupa simpanan-simpanan pokok, wajib maupun sukarela
dana cadangannya yang dikumpulkan dari SHU yang merupakan kekayaan koperasi.
1) Modal Dasar
2) Modal Sendiri
a) Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi oleh
para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat
menjadi anggota koperasi.
b) Simpanan Wajib
Konsekuensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi yang
dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana yang
hendak dikumpulkan, karena itu akumulasi simpanan wajib para anggota harus diarahkan
mencapai jumlah tertentu agar dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan
menjalankan usaha koperasi.
c) Dana Cadangan
Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha yang tidak
dibagikan kepada anggota; tujuannya adalah untuk memupuk modal sendiri yang dapat
digunakan sewaktu - waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau
menutup kerugian dalam usaha.
d) Hibah
Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma - cuma yang tidak mengharapkan
pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun. Siapa pun dapat memberikan hibah
kepada koperasi dalam bentuk apapun sepanjang memiliki pengertian seperti itu; untuk
menghindarkan koperasi menjadi tergantung dengan pemberi hibah sehingga dapat
mengganggu prinsip-prisnsip dan asas koperasi.
Modal Pinjaman
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela
anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan
tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai
uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha
koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja
sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit; tergantung
dari kebutuhan modal yang diperlukan.
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas
dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan
komitmen pemerintah dari negara - negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan
ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada
masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota
koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam
ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah
dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
Distribusi Cadangan Koperasi
Cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup
kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU No.
12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan
untuk Cadangan, sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60%
disisihkan untuk Cadangan. Banyak sekali manfaat distribusi cadangan, seperti contoh di
bawah ini:
E. Aset Koperasi
窗体顶端
窗体底端
Aset merupakan sumber daya yang dikuasai koperasi sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh koperasi. Aset
yang diperoleh dari sumbangan, yang tidak terikat penggunaannya, diakui sebagai aset tetap.
Komponen Aset :
1. Aset lancar yaitu aset yang memiliki masa manfaat kurang dari satu tahun.
Pengklasifikasian aset lancar antara lain:
2. Diperkirakan akan dapat direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam
jangka waktu siklus operasi normal entitas;
3. Dimiliki untuk diperdagangkan (diperjual belikan);
4. Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.
Aset tidak lancar adalah aset yang terdiri dari beberapa macam aset, masa manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, dimiliki serta digunakan dalam kegiatan operasional
dengan kompensasi penggunaan berupa biaya depresiasi (penyusutan).
Secara kompleks arti dari sisa hasil usaha dalam koperasi atau yang lebih dikenal
dengan (SHU) koperasi. SHU Koperasi adalah sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau
penerimaan total (total revenue ) atau biasa dilambangkan (TR) dengan biaya-biaya atau
biaya total (total cost) dengan lambang (TC) dalam satu tahun waktu. Lebih lanjut
pembahasan mengenai pengertian koperasi bila ditinjau menurut UU No.25/1992, tentang
perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha
yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota.
c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
d. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya
ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
e. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
f. Semakin besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin
besar SHU yang akan diterima.
Rumus SHU
1. Persentase jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x 100%
Keterangan:
– Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib.
– Simpanan sukarela tidak termasuk modal tetapi utang
2. Persentase jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan
Koperasi)x 100%
Keterangan:
– Perhitungan di atas adalah untuk koperasi konsumsi
– Untuk koperasi simpan pinjam, total penjualan diganti dengan total pinjaman
Pembagian SHU
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupkan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan. SHU tersebut setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan
kepada anggota koperasi sebanding dengan jasa masing-masing anggota koperasi, serta
digunakan untuk pendidikan perkoperasian dan keperluan lain, sesuai dengan keputusan
Rapat Anggota. Menurut ketentuan UU No.25/1992 pasal 45 SHU koperasi digunakan
untuk :
1. Dana Cadangan
2. Jasa Untuk Anggota
3. Dana Pendidikan
4. Keperluan lain
Definisi tersebut tidak akan selalu sama akan tetapi pada umumnya akan mencakup semua
ide yang hanya dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Sebuah system ekonomi
yang efisien dapat member lebih banyak barang dan jasa bagi masyarakat tanpa
menggunakan lebih banyak sumber daya. Dalam ekonomi pasar secara umum diyakini akan
lebih efisien dibandingkan dengan alternatif lainnya. Yang pertama mendasar dalil
kesejahteraan berdasarkan penyediaan kepercayaan oleh karena itu bagi yang menyatakan
bahwa setiap pasar berkeseimbangan sempurna berdasarkan kompetitif adalah efisien.
Namun, tidak ada teori dasar yang jelas bahwa dengan menghapus distorsi pasar maka akan
selalu dapat meningkatkan efisiensi ekonomi. Selanjutnya yang kedua berdasarkan dalil yang
menyatakan bahwa jika ada beberapa distorsi pasar maka tidak dapat dihindari hanya dalam
satu sektor saja yang akan bergerak ke arah yang lebih besar dalam kesempurnaan pasar
terdapat sektor lain yang bisa menurunkan efisiensi. Efesiensi adalah penghematan
pemasukan (input) yang di ukur dengan cara membandingkan pemasukan anggaran (Ia)
dengan pemasukan realisasi atau sesungguhnya (Is), jika (Is) terbagi menjadi dua yaitu :
Adalah manfaat ekonomi yang di terima langsung oleh anggota pada saat terjadinya transaksi
antara anggota dan dengan koperasinya.
Dan cara perhitungan manfaat ekonomi langsung untuk para usaha koperasi yang melakukan
kegiatan serba usaha (multipurpose) baik secara individu maupun kelompok, yaitu :
METL = SHUa
V. Klasifikasi Koperasi