RMK 10 Kewirakoperasian KLP 8
RMK 10 Kewirakoperasian KLP 8
KEWIRAKOPERASIAN
OLEH :
KELOMPOK 8
2019
KEWIRAKOPERASIAN
A. FUNGSI KEWIRAKOPERASIAN
a. Kewirakoperasian Rutin
Kewirausahaan rutin mengacu pada kegiatan rutin organisasi bisnis (koperasi), seperti
produksi, pemasaran, kepegawaian, keuangan, administrasi, dll. Program telah
dikembangkan dan dilaksanakan. Tugas Wirakop hanyalah meluruskan / mengontrol
sesuatu agar berjalan sesuai program yang telah ditentukan. Kewirausahaan
konvensional merupakan literatur manajemen yang dapat menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, wirausahawan biasa dianggap sebagai manajer, yang fungsinya untuk
mengambil keputusan tentang koordinasi alat yang mereka miliki. Manajer akan
menggunakan peluang yang mereka ketahui untuk mengambil tindakan, dan
kemudian mengelola faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi bila
terjadi misalokasi sumber daya. Tindakan ini disebut pemecahan masalah.
2. Manajer (wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber daya,
tujuan, dan resiko yang dihadapi. Wirausaha dapat bertindak berdasarkan
informasi yang akurat mengenai sumber-sumber dan hasil akhir (tujuan), serta
setiap keputusan telah mempertimbangkan resiko.
3. Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirausaha (wirakop)
mampu memaksimumkan tujuan (misalnya memaksimumkan profit atau
pengembangan usaha para anggota koperasi).
b. Kewirakoperasian Arbitrase
Arbitrase di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang
berbeda dan keputusan itu memberikan peluang yang menguntungkan. Tugas utama
dari wirakop dalam hal ini mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi
yang berbeda. Misalnya ketidak sesuaian permintaan dan penawaran suatu pasar akan
menciptakan peluang bagi seseorang (wirausaha) untuk membeli dengan murah dan
menjual dengan mahal. Oleh karena itu, guna memperoleh keberhasilan dalam kondisi
ini, wirakop harus mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan pasar
yang hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan koperasi.
c. Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru. Wirakop
yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada. Ia
selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang diperoleh. Ia
sangat diperlukan terutama pada kondisi di mana perusahaan (termasuk koperasi)
mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh perusahaan atau koperasi yang
menghadapi masalah ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.
Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah, artinya meskipun
keuntungan yang diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para peniru, namun
pengurangan keuntungan ini akan menyebabkan innovator memperkenalkan inovasi
versi terbaru atau peluan gbaru, jadi kegiatan inovatif akan menghasilkan dorongan
tertentu bagi kegiatan inovatif baru.
c. Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihaknya secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan
gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diharapkan untuk memacu
perkembangan koperasi. Tetapi untuk melaksanakannya, ia terbelenggu oleh aturan-
aturan yang telah ditetapkan dan setiap turut campur, birokat tersebut dalam
organisasi koperasi belum tentu sesuai dengan keinginan anggota koperasi. Dengan
demikian, kendatipun mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam
mengembangkan koperasi, tetap saja kewirakoperasiannya terbatas.
d. Kewirakoperasian katalis
Katalis disini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi
kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan organisasi koperasi. Para katalis
ini jelas mempunyai kemampuan yang tinggi dan motivasi yang tinggi kendatipun insentif
yang diterimanya kadang-kadang kecil. Di samping itu ia juga mempunyai kebebasan
bertindak karena ia berada di luar organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-aturan
organisasi tersebut. Seorang katalis biasanya adalah seorang Altruis, yaitu orang yang
mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks ini, pada dasarnya seorang katalislah
yang mempunyai kemampuan dalam membantu pertumbuhan gerakan koperasi
Fungsi ini disebut fungsi inovatif. Secara subtansi dan organisatoris, fungsi inovatif dapat
dijabarkan dalam berbagai kegiatan, seperti :
1. Mengenail keuntungan atau manfaat (benefit) dari kombinasi-kombinasi baru
2. Evaluasi keuntungan (benefit) yang terkandung dalam kombinasi baru itu
3. Pembiayaan
4. Teknologi, perencanaan dan pembangunan tempat-tempat produksi
5. Pengadaan, pendidikan dan memimpin tenaga kerja
6. Negosiasi dengan pemerintah/badan resmi yang berwenang
7. Negosiasi dengan pemasok dan pelanggan