Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KOPERASI DAN UMKM

KEWIRAKOPERASIAN

OLEH :

KELOMPOK 8

1. Ni Made Widya Martha Pratiwi (1902622010308/ 17)


2. Ni Made Ita Dwiningtyas (1902622010321/ 30)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2019
KEWIRAKOPERASIAN

Kewirausahaan adalah sikap psikologis yang positif yang mengadopsi langkah-langkah


inovatif melalui keberanian mengambil risiko, keberanian mengambil risiko, dan prinsip
berpegang pada identitas mitra untuk mencapai kebutuhan aktual dan meningkatkan
kesejahteraan bersama, sehingga bekerja sama.
Menurut definisi ini, elemen-elemen berikut harus diperhatikan :
1. Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara
koperatif. Ini berarti wirakop (orang yangmelaksanakan kewirakoperasian) harus
mempunyai keinginan untuk memajukan organsasi koperasi, baik itu usaha koperasi
maupun usaha anggotanya. Usaha itu harus dilakukan secara koperatif dalam arti
setiap kegiatan usaha koperasi harus mementingkan kebutuhan anggotanya.
2. Tugas utama wirakop adalah mengambil langkah-langkah inovatif, yang berarti
berusaha menemukan, menemukan dan menggunakan peluang yang ada untuk
kebaikan bersama (Drucker, 1998, hlm. 30). Berinovasi tidak hanya saat memulai
bisnis, tapi juga saat bisnis berjalan, meski bisnis koperasi sedang menurun.
3. Wirakop harus berani mengambil resiko. Karena dunia ini penuh dengan
ketidakpastian, apa yang diharapkan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan. Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi tersebut dibutuhkan
wirausaha yang mampu mengambil risiko. Tentunya petualangan ini dilakukan
dengan perhitungan yang matang.
4. Kegiatan wirakop harus berpegang pada prinsip jati diri koperasi, yaitu sebagai
anggota pemilik sekaligus pelanggan. Kepentingan anggota harus diutamakan agar
anggota mau berperan aktif dalam koperasi. Oleh karena itu, Wirakop memiliki
tanggung jawab untuk meningkatkan pelayanan dengan memenuhi berbagai
kebutuhan anggotanya.
5. Tujuan utama setiap orang wirakop adalah untuk memenuhi kebutuhan sebenarnya
dari anggota koperasi dan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas wirakop
sebenarnya sangat memberatkan, karena banyak pihak yang berkepentingan di
lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan koperasi, karyawan, masyarakat
sekitar, dll. Wirakop terkadang menghadapi konflik kepentingan antarpihak.
6. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, pengurus, birokrat dan
orang-orang yang peduli terhadap koperasi yang berperan dalam perkembangan
koperasi. Keempat jenis wirakop ini tentunya memiliki kebebasan bertindak dan
insentif yang berbeda, yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda
pula.

A. FUNGSI KEWIRAKOPERASIAN
a. Kewirakoperasian Rutin
Kewirausahaan rutin mengacu pada kegiatan rutin organisasi bisnis (koperasi), seperti
produksi, pemasaran, kepegawaian, keuangan, administrasi, dll. Program telah
dikembangkan dan dilaksanakan. Tugas Wirakop hanyalah meluruskan / mengontrol
sesuatu agar berjalan sesuai program yang telah ditentukan. Kewirausahaan
konvensional merupakan literatur manajemen yang dapat menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, wirausahawan biasa dianggap sebagai manajer, yang fungsinya untuk
mengambil keputusan tentang koordinasi alat yang mereka miliki. Manajer akan
menggunakan peluang yang mereka ketahui untuk mengambil tindakan, dan
kemudian mengelola faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
 
Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi bila
terjadi misalokasi sumber daya. Tindakan ini disebut pemecahan masalah.
2. Manajer (wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber daya,
tujuan, dan resiko yang dihadapi. Wirausaha dapat bertindak berdasarkan
informasi yang akurat mengenai sumber-sumber dan hasil akhir (tujuan), serta
setiap keputusan telah mempertimbangkan resiko.
3. Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirausaha (wirakop)
mampu memaksimumkan tujuan (misalnya memaksimumkan profit atau
pengembangan usaha para anggota koperasi).

 
b. Kewirakoperasian Arbitrase
Arbitrase di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang
berbeda dan keputusan itu memberikan peluang yang menguntungkan. Tugas utama
dari wirakop dalam hal ini mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi
yang berbeda. Misalnya ketidak sesuaian permintaan dan penawaran suatu pasar akan
menciptakan peluang bagi seseorang (wirausaha) untuk membeli dengan murah dan
menjual dengan mahal. Oleh karena itu, guna memperoleh keberhasilan dalam kondisi
ini, wirakop harus mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan pasar
yang hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan koperasi.

c. Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru. Wirakop
yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada. Ia
selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang diperoleh. Ia
sangat diperlukan terutama pada kondisi di mana perusahaan (termasuk koperasi)
mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh perusahaan atau koperasi yang
menghadapi masalah ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.
 
Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah, artinya meskipun
keuntungan yang diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para peniru, namun
pengurangan keuntungan ini akan menyebabkan innovator memperkenalkan inovasi
versi terbaru atau peluan gbaru, jadi kegiatan inovatif akan menghasilkan dorongan
tertentu bagi kegiatan inovatif baru.

B. TIPE - TIPE KEWIRAKOPERASIAN


a. Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampu menemukan
dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan koperasi. Tetapi
kemungkinan ia sangat lemah mengingat kebanyakan kemampuan anggota dalam
inovasi masih sangat rendah, keterbatasan hak bertindak karena setiap tindakan harus
memperhatikan anggota lainnya dan motivasi yang rendah. Anggota kopersi di
Indonesia umumnya mempunyai tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat
kemampuan dalam menemukan sesuatu yang baru sangat terbatas. Disamping itu,
kendatipun anggota mempunyai kemampuan yang tinggi tetapi motivasi untuk
berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangat rendah sebab manfaat dari hasil
inovasi anggota yang dinikmati hanya sebagian kecil oleh anggota yang bersangkutan
dan sebagian besar dinikmati oeh anggota lainnya, anggota potensial atau bahkan para
pesaing koperasi. Dalam kondisi seperti ini, anggota yang rasional akan
memanfaatkan peluang tersebut untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan bekerja di
luar koperasi.
 
b. Kewirakoperasian Manajer
Pada koperasi yang mengangkat manajer sebagai pelaksana dan penanggung jawab
kegiatan operasional, koperasi tentu sangat mengharapkan perubahan yang
memberikan keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi oleh manajer adalah
keterbatasan-kebebasan untuk bertindak. Keterbatasan ini karena manajer disamping
dibebani peningkatan pertumbuhan usaha koperasi tetap juga dibebani peningkatan
pelayanan terhadap anggotanya. Kedua hal tersebut kadang terjadi kontradiksi. Bila
manajer menginginkan meningkatkan pertumbuhan koperasi, maka ia harus
berorientasi ke pasar eksternal (melayani kebutuhan non anggota) dan ini berarti
mengurangi nilai pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya bila manajer
menginginkan peningkatan pelayanan terhadap anggota (misal dengan memberikan
harga pelayanan yan glebih rendah dibanding dengan harga pasar), maka ia tidak
akan dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi. Dalam kondisi seperti ini,
kendatipun manajer mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi untuk
mengembangkan organisasi koperasi, tetap saja ia menghadapi hambatan yang besar
yang harus dilewatinya.

c. Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihaknya secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan
gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diharapkan untuk memacu
perkembangan koperasi. Tetapi untuk melaksanakannya, ia terbelenggu oleh aturan-
aturan yang telah ditetapkan dan setiap turut campur, birokat tersebut dalam
organisasi koperasi belum tentu sesuai dengan keinginan anggota koperasi. Dengan
demikian, kendatipun mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam
mengembangkan koperasi, tetap saja kewirakoperasiannya terbatas.

d. Kewirakoperasian katalis
Katalis disini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi
kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan organisasi koperasi. Para katalis
ini jelas mempunyai kemampuan yang tinggi dan motivasi yang tinggi kendatipun insentif
yang diterimanya kadang-kadang kecil. Di samping itu ia juga mempunyai kebebasan
bertindak karena ia berada di luar organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-aturan
organisasi tersebut. Seorang katalis biasanya adalah seorang Altruis, yaitu orang yang
mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks ini, pada dasarnya seorang katalislah
yang mempunyai kemampuan dalam membantu pertumbuhan gerakan koperasi

C. TUGAS - TUGAS KEWIRAKOPERASIAN

Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi di banding


dengan organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat diperoleh melalui :
 
1. Mendudukan Koperasi Sebagai Penguasa yang Kuat di Pasar
Bila para petani membentuk koperasi maka koperasi tersebut mempunyai kedudukan
yang kuat di pasar. Bila masing –  masing koperasi primer yang anggotanya para
petani membentuk koperasi ditingkat atasnya (koperasi sekunder) maka koperasi yang
terbentuk akan mempunyai posisi yang kuat dipasar yang lebih luas. Demikian
seterusnya, bila antarkoperasi sekunder membentuk koperasi tersier dan antarkoperasi
tersier embentuk koperasi ditingkat atasnya lagi, maka koperasi akan mempunyai
kedudukan yang kuat dalam pasar yang sangat luas. Dengan kata lain kekuatan dalam
penawaran dipasar dapat diperoleh melalui investigasi vertikal ke hulu atau ke hilir.
Integrasi vertikal ini sangat dimungkinkan bagi koperasi karena para petani anggota
koperasi menguasai input / bahan baku untuk keperluan produksi ditingkat atasnya.
Tugas kewirakoperasian dalam hal ini adalah meningkatkan efisiensi koperasi melalui
integrasi vertikal tersebut.
 
 
2. Kemampuan Dalam Mereduksi Biaya Transaksi
Tugas wirakop yang kedua ini adalah menekan biaya transaksi. Biaya transaksi adalah
biaya di luar biaya produksi yang timbul karena adanya transaksi - transaksi, seperti
biaya pencarian informasi, biaya kontrak, biaya monitoring kontrak, biaya legal jika
kotrak dilanggar, dan biaya resiko yang mungkin timbul sebagai akibat terjadinya
transaksi.
 
Kemungkinan menekan biaya transaksi pada koperasi dapat dilakukan karena:
a. Informasi yang berguna untuk pengembangan koperasi banyak tersebar luas diantara
para anggotanya,
b. Kontrak antara anggota dengan koperasinya tidak perlu dilakukan karena anggota
adalah pemilik koperasi,
c. Terdapatnya control social dalam koperasi tidak perlu manajemen mengeluarkan
biaya monitoring dalam jumlah yang besar,
d. Resiko ketidakpastian dapat mudah direduksi karena ada pasar internal koperasi.
 
3. Pemanfaatan Interlinkage Market
Interlinkage market adalah hubungan transaksi antarpelaku ekonomi dipasar. Seorang
produsen membutuhkan input dari penghasil input (rumah tangga konsumen) dan
membutuhkan modal dari pembeli kredit. Bila produsen menghasilkan pendapatan itu
akan digunakan untuk membeli input, membayar utang dan mungkin ditabung. Bila
penghasil input membentuk koperasi, misalnya kopersi penjualan, para produsen
membentuk koperasi produsen dan para pemberi kredit mendirikan koperasi simpan
pinjam, maka transaksi antar koperasi penjualan dengan koperasi produsen, koperasi
penjualan dengan hasil simpan pinjam dan koperasi produsen dengan hasil simpan
pinjam akan dapat mengurangi biaya transaksi tersebut karena koperasi akan terhindar
dari sistem ijon dan rentenir. Kemungkinan ini bias diraih mengingat misi koperasi
tidak sepenuhnya memperoleh keuntungan yang banyak tetapi juga mempunyai misi
sosial.
 
Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan kerjasama rentenir. Tugas wirakop dalam
hal ini menciptakan kerjasama rentenir. Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan
kerjasama yang saling menguntungkan diantara pelaku dalam interlinkage market
tersebut.
4. Pemanfaatan Trust Capital
Trust capital secara dengan sederhana di artikan sebagai pengumpulan modal. Hal ini
dimungkinkan terjadi pada koperasi karena usaha yang tadinya dilakukan sendiri-
sendiri oleh para anggotanya sekarang di kelola secara bersama-sama dengan anggota
lainnya.semakin banyak anggota semakin  besar modal yang dapat dikumpulkan dan
semakin kuat kedudukan modal usaha koperasi sehingga kemampuan koperasi dalam
bersaing dengan  pesaingnya semakin kuat.
 
Tugas wirakop dengan hal ini adalah mengelola modal tersebut secara efisien dan
meningkatkan peranan anggota dalam meningkatkan partisipasi intensif dalam
pemanfaatan jasa pelayanan koperas dan partisipasi kontributif dalam pembentukan
pemodalan yang baru.
 
5. Pengendalian Ketidakpastian
Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat adanya pasar
internal pada koperasi. Kalaupun ada kerugian karena muncul resiko dalam kegiatan
operasionalnya, maka resiko ini akan ditanggung bersama-sama, sehingga biaya
resiko peranggota menjadi rendah.
 
Koperasi adalah milik anggota dan anggota memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh
koperasinya. Oleh karena koperasi milik anggota maka secara rasional tidak mungkin
para anggota akan merugikan koperasinya sendiri dalam melaksanakan transaksinya.
Hanya saja bisa terjadi jika koperasi memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan anggotanya.
 
Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan pelayanan terhadap anggotanya
dengan jalan menyediakan barang - barang atau jasa - jasa yang dibutuhkan oleh
anggotanya.
 
6. Penciptaan Inovasi
Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak yang berkompeten
terhadap pertumbuhan koperasi. Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan inovasi-
inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan anggotanya. Inovasi-inovasi
yang berasal dari anggota atau manajer sangat diperlukan oleh koperasi terutama pada
saat koperasi mengalami stagnasi. Untuk membangkitkan kembali koperasi dari
kelesuan diperlukan wirakop-wirakop yang altruistis dan andal. Dikatakan altruistis
karena seorang wirakop harus lebih memilih mementingkan kepentingan orang lain
disbanding dirinya. Sedangkan wirakop yang andal sangat diperlukan karena koperasi
mempunyai dua misi seperti yang dikemukakan di atas.

7. Pengembangan Manfaat Partisipasi

Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi kontributif


dalam penyerahan keuangan dan pengembalian keputusan, maupun partisipasi intensif
dalam hal pemanfaatan pelayanan koperasi. Tentu saja bila partipasi intensif
mengalami peningkatan, partisipasi kontributif dalam hal penyerahan keuangan juga
akan meningkat.
Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan partisipasi intensif para anggota
koperasi dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan anggotanya.
 
8. Menciptakan Economies of Scale
Economies of Scale adalah penghematan pada koperasi yang ditimbulkan oleh
penambahan kapasitas produksi. Penghematan tersebut sangat dimungkinkan karena
penambahan anggota berarti bertambahnya kapasitas produksi di koperasi, kebutuhan
bahan baku bertambah, dan koperasi dapat membeli bahan dalam jumlah besar.
Pembelian dalam jumlah besar akan menurunkan harga per unit bahan, sehingga biaya
per unit output pada akhirnya dapat ditekan.
 
Tugas wirakop adalah menciptakan economies of scale dan mengendalikan produksi
pada tingkat produksi yang optimal. Produksi dicapai pada saat koperasi berproduksi
dengan biaya rata-rata jangka panjang yang paling rendah.
 
D. PRASYARAT KEBERHASILAN KEWIRAKOPERASIAN
Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama yaitu membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang
merupakan sasaran utama pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu sendiri
diarahkan pada penigkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat. Perubahan
tingkat produktivitas dan pendapat ini hanya mungkin dicapai bila faktor-faktor produksi
yang ada dikombinasikan dengan cara baru, artinya mengubah fungsi produksi ekonomi
mikro. Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan
(Ropke, 1985, hlm.30), yaitu :
 
a. Melalui kegiatan inovatif (penciptaan pengetahuan baru dan  penerapannya)
b. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam satuan
waktu kerja tetap dan waktu kerja diperpanjang).
 Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu bagi
pertumbuhan ekonomi. Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikanpendapatan per
kaita oleh sebab adanya peralihan ke arah penggunaan teknologi yang produktif, pembuatan
dan penyebaran barang-barang baru struktur organisasi yang baru dan keterampilan baru.
Sedangkan kemungkinan kedua secara implisit terkandung dalam tipe inovasi ala Scumpeter
tentang proses kegiatan kerja yang meliputi :
 Pembuatan serta pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru.
 Penggunaan metode produksi baru.
 Menciptakan tata laksanan baru di bidang industri
 Pembuatan prasarana baru dan,
 Pencairan sumber pembelian baru Hakikat dari fungsi wirausaha (termasuk wirakop)
adalah melihat dan menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru di bidang ekonomi.

Fungsi ini disebut fungsi inovatif. Secara subtansi dan organisatoris, fungsi inovatif dapat
dijabarkan dalam berbagai kegiatan, seperti :
1. Mengenail keuntungan atau manfaat (benefit) dari kombinasi-kombinasi baru
2. Evaluasi keuntungan (benefit) yang terkandung dalam kombinasi baru itu
3. Pembiayaan
4. Teknologi, perencanaan dan pembangunan tempat-tempat produksi
5. Pengadaan, pendidikan dan memimpin tenaga kerja
6. Negosiasi dengan pemerintah/badan resmi yang berwenang
7. Negosiasi dengan pemasok dan pelanggan

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut seorang wirakoperasi dihadapkan pada kendala


sebagai berikut :

a. Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu merupakan kemungkinan yang diijinkan


menurut hukum. Jadi inovator tidak mempunyai hak untuk menerapkan tidakan
inovatif
b. Kemungkinan inovatif yang diperbolehkan harus ditemukan dan kemudian
dilaksanakan penerapannya. Untuk itu diperlukan kemampuan (kompetensi) baik
personal maupun organisatoris.
c. Kalaupun kemungkinan inovasi tertentu tidak terlarang dan masih dalam rangka
kesanggupan seseorang atau kelompok, maka perseorangan atau kelompok itu perlu
memiliki motivasi untuk menerapkan inovasi itu.

Anda mungkin juga menyukai