Anda di halaman 1dari 43

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR: Per-53/PB/2006

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG


BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI,
REKENING DANA INVESTASI, DAN REKENING PEMBANGUNAN
DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.


107/PMK.06/2005 tentang Penyelesaian Piutang Negara
Yang Bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri,
Rekening Dana Investasi, dan Rekening Pembangunan
Daerah, telah ditetapkan pengaturan mengenai
Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber dari
Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah pada
Perusahaan Daerah Air Minum;
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan dari Peraturan Menteri
Keuangan No. 107/PMK.06/2005 dimaksud telah
ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor 43/PB/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelesaian Piutang Negara yang bersumber dari
Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah pada
Perusahaan Daerah Air Minum;
c. bahwa untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan
Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara kepada PDAM
yang bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri,
Rekening Dana Investasi, dan Rekening Pembangunan
Daerah, dipandang perlu untuk menyempurnakan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
43/PB/2006;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, dan c perlu menetapkan kembali Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelesaian Piutang Negara yang
Bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri,
Rekening Dana Investasi, dan Rekening Pembangunan
Daerah pada Perusahaan Daerah Air Minum.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 355);
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata
Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4488);
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air
Minum;
6. Peraturan Menteri Keuangan No. 107/PMK.06/2005
tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber
dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana
Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah;
7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
466/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tatakerja
Departemen Keuangan;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
43/PB/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian
Piutang Negara yang Bersumber dari Penerusan Pinjaman
Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, dan Rekening
Pembangunan Daerah pada Perusahaan Daerah Air
Minum.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN
PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN
PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI, DAN
REKENING PEMBANGUNAN DAERAH PADA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang
dimaksud dengan :
1. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
2. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan,
Departemen Keuangan.
3. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi Pemerintah Propinsi,
Bupati bagi Pemerintah Kabupaten, dan Walikota bagi
Pemerintah Kota.
4. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah unit pengelola
dan pelayanan air minum kepada masyarakat milik pemerintah
daerah berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1962 jo.
Undang-undang No. 6 tahun 1969.
5. Subsidiary Loan Agreement (SLA) atau Perjanjian Penerusan
Pinjaman adalah perjanjian penerusan pinjaman yang dananya
bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri oleh Pemerintah
Pusat kepada PDAM.
6. Pinjaman Rekening Dana Investasi (RDI) adalah pinjaman
yang dananya bersumber dari RDI kepada PDAM.
7. Pinjaman Rekening Pembangunan Daerah (RPD) adalah
pinjaman yang dananya bersumber dari RPD kepada PDAM.
8. Piutang Negara adalah jumlah utang yang wajib dibayar oleh
PDAM kepada Pemerintah Pusat sebagai akibat perjanjian
penerusan pinjaman dan/atau perjanjian pinjaman yang
bersumber dari RDI dan/atau RPD.
9. Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP) adalah
dokumen yang berisi rencana tindak perbaikan kinerja yang
ditinjau dari berbagai aspek, yang akan dilakukan oleh PDAM
untuk meningkatkan pendapatan agar dapat memenuhi
kewajiban pembayaran Piutang Negara.
10. Cut-off date adalah tanggal terakhir perhitungan pembebanan
Piutang Negara pada PDAM.
11. Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara adalah upaya
pengurangan beban pembayaran kewajiban PDAM melalui
restrukturisasi Piutang Negara pada PDAM.
12. Restrukturisasi Piutang Negara adalah upaya penyehatan yang
dilakukan Pemerintah terhadap PDAM yang mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.
13. Bunga adalah beban yang timbul sebagai akibat atas
penarikan pokok utang yang dihitung berdasarkan posisi
pinjaman sesuai dengan perjanjian penerusan pinjaman.
14. Biaya Administrasi adalah beban yang timbul sebagai akibat
atas penarikan pokok utang yang dihitung berdasarkan posisi
pinjaman sesuai dengan perjanjian pinjaman untuk RDI dan
RPD.
15. Denda adalah beban yang timbul sebagai akibat dari
keterlambatan dan/atau kekurangan pembayaran.
16. Tunggakan adalah Piutang Negara yang tidak dibayar sampai
dengan tanggal jatuh tempo atas utang pokok/bunga berjalan/
bunga masa tenggang/biaya administrasi berjalan/biaya
administrasi masa tenggang/biaya komitmen/denda.
17. Saldo kas minimum adalah batasan pengaman kas PDAM
yang diperlukan untuk menghindari kemungkinan kekurangan
kas untuk kebutuhan operasional PDAM selama 45 (empat
puluh lima) sampai dengan 60 (enam puluh) hari berikutnya.
18. Jatuh Tempo adalah tanggal dimana segala beban yang timbul
sebagai akibat perjanjian pinjaman/perjanjian penerusan
pinjaman yang terdiri dari hutang pokok, bunga/biaya
administrasi, biaya komitmen, dan denda yang harus dibayar
oleh PDAM.
19. Komite Kebijakan adalah tim yang dibentuk oleh Menteri yang
diwakili oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Deputi
Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, dan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
20. Komite Teknis adalah tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal
yang diwakili oleh Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman
Departemen Keuangan, Direktorat Permukiman dan
Perumahan Bappenas, Direktorat Bina Program dan Direktorat
Pengembangan Air Minum Departemen Pekerjaan Umum, dan
Direktorat Pengawasan BUMD Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan.
21. Lembaga Independen adalah institusi yang berkompeten untuk
mengevaluasi dan memberikan opini atas kinerja PDAM.

BAB II
OPTIMALISASI PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA

Pasal 2
(1)Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara didasarkan pada
hasil evaluasi kinerja dan hasil evaluasi RPKP dalam rangka
penyehatan PDAM dengan meminimalisasi berkurangnya
penerimaan Negara.
(2) Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara kepada PDAM
dilakukan melalui tahapan restrukturisasi sebagai berikut:
a. penjadwalan kembali pembayaran utang pokok, tunggakan
bunga/biaya administrasi, tunggakan denda, dan tunggakan
biaya komitmen;
b. perubahan persyaratan utang;
c. penghapusan.
Pasal 3
(1) Untuk dapat mengikuti program Optimalisasi Penyelesaian
Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1), PDAM harus menunjukkan salah satu tingkat
keberhasilan di bawah ini :
a. Cukup;
b. Kurang;
c. Tidak baik.
(2) Terhadap PDAM yang menunjukkan tingkat keberhasilan
Baik maupun Baik Sekali, tidak diperkenankan mengikuti
program Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara.
(3) Tingkat keberhasilan sebagaimana tersebut dalam ayat (1)
dan ayat (2) harus didasarkan pada laporan hasil evaluasi
kinerja PDAM satu tahun terakhir dengan mempergunakan
kriteria sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47
Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan
Daerah Air Minum sebagaimana ditambah atau diubah dari
waktu ke waktu.
(4) Pelaksanaan evaluasi kinerja PDAM sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) harus dilakukan oleh Lembaga Independen.

Pasal 4
(1) PDAM yang melaksanakan pembayaran Piutang Negara
kurang dari 5% (lima per seratus) dari kewajiban jatuh tempo
sampai dengan cut-off date, di luar biaya komitmen, hanya
dapat diberikan penjadwalan kembali atas pembayaran
utang pokok, tunggakan bunga/biaya administrasi,
tunggakan denda, dan tunggakan biaya komitmen.
(2) Pembayaran Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) termasuk pembayaran atas kewajiban pinjaman yang
telah dilunasi paling lama 4 (empat) tahun sebelum cut-off
date.
(3) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1) dan (2), PDAM diijinkan
untuk mengikuti restrukturisasi tahap berikutnya sepanjang
PDAM dapat membuktikan secara tertulis bahwa Piutang
Negara pada PDAM digunakan untuk membiayai :
a. suatu proyek yang bukan kehendak PDAM dan proyek
tersebut sama sekali tidak menghasilkan penerimaan;
atau
b. suatu proyek yang tidak berfungsi karena kerusuhan
massa atau kejadian alam di luar kontrol manajemen
PDAM sehingga proyek tersebut sama sekali tidak
menghasilkan penerimaan.
(4) Pernyataan sebagaimana tersebut pada ayat (3) harus
dikonfirmasi secara tertulis oleh Menteri Pekerjaan Umum
c.q. Direktur Jenderal Cipta Karya dalam waktu 14 (empat
belas) hari kerja terhitung mulai tanggal diterima.
Pasal 5
(1) Cut-off date dalam memperhitungkan kewajiban yang terkait
dengan restrukturisasi, tidak boleh lebih dari 6 (enam) bulan
sebelum tanggal pengajuan permohonan restrukturisasi.
(2) Cut-off date sebagaimana ayat (1) ditetapkan bersama oleh
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal dan Direktur
Utama/Direktur PDAM.
(3) Dalam hal PDAM memiliki lebih dari 1 (satu) pinjaman, cut-off
date untuk semua pinjaman ditetapkan dalam 1 (satu)
tanggal.
BAB III
RENCANA PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (RPKP)

Pasal 6
(1) RPKP merupakan dokumen yang berisi rencana PDAM
dalam melakukan optimalisasi kegiatan operasional
perusahaan, yang akan dilaksanakan sejak tanggal cut-off
date pinjaman sampai dengan jangka waktu pinjaman
berakhir sebagaimana lampiran 2.2.
(2) RPKP PDAM hanya dapat dijadikan dasar pemrosesan
upaya pengurangan beban pembayaran kewajiban PDAM
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) apabila telah
disetujui oleh Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota dan
DPRD.
(3) Dalam hal RPKP mencantumkan rencana kegiatan ekspansi
dalam rangka meningkatkan kinerja PDAM, RPKP hanya
dapat dijadikan dasar pemrosesan upaya pengurangan
beban pembayaran kewajiban PDAM sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) apabila :
a. memenuhi persyaratan dalam ayat (2);
b. rencana kegiatan ekspansi dimaksud didasarkan pada
Perhitungan dan Analisis Kelayakan Investasi dengan
menggunakan discount rate minimal sama dengan imbal
hasil Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah
yang mempunyai sisa jangka waktu sama dengan jangka
waktu restrukturisasi pinjaman.
(4) RPKP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dilampiri
rencana tindak 4 (empat) tahunan, yang akan diikuti dengan
penyampaian rencana tindak 4 (empat) tahunan berikutnya
secara periodik sampai dengan jangka waktu pinjaman
berakhir.
(5) RPKP harus berisi rencana tindak perbaikan berupa
optimalisasi kegiatan operasional perusahaan yang
mempunyai keterkaitan langsung dengan kondisi saat ini,
permasalahan, penyebab masalah, rencana investasi, dan
rencana sumber pendanaan investasi pada PDAM yang
meliputi aspek teknik/operasional, manajemen, dan
keuangan sesuai dengan lampiran 2.2.
(6) RPKP harus mencantumkan rencana restrukturisasi pinjaman
yang diminta PDAM, meliputi perlakuan terhadap :
a. Tunggakan secara keseluruhan sampai dengan cut-off
date;
b. Utang pokok dan bunga/biaya administrasi masa
tenggang yang belum jatuh tempo;
c. Perlakuan sebagaimana tersebut pada huruf a dan b di
atas, dikaitkan dengan upaya perbaikan keseluruhan
kinerja PDAM dimaksud.
(7) RPKP harus memuat proyeksi keuangan, yang terdiri dari
Proyeksi Laba Rugi, Proyeksi Arus Kas, dan Proyeksi
Neraca, selama jangka waktu restrukturisasi.
(8) Proyeksi keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
harus didasarkan pada laporan keuangan selama tiga tahun
terakhir yang telah diaudit dan realisasi anggaran
perusahaan tahun berjalan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum tanggal surat permintaan restrukturisasi pinjaman.
(9) Proyeksi keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
sekurang-kurangnya harus menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Saldo kas minimum;
b. Saldo persediaan paling banyak 2,25 (dua koma dua lima)
kali kebutuhan operasional per bulan;
c. Rasio kemampuan membayar pinjaman (DCR) minimal
1,0 (satu koma nol) kali tiap tahun selama masa
restrukturisasi;
d. Tingkat kehilangan air sampai dengan akhir periode
restrukturisasi setinggi-tingginya 20% (dua puluh per
seratus);
e. Percepatan periode penagihan piutang dan efisiensi
penagihan minimal 5 (lima) hari setiap tahun, sehingga
pada akhir periode restrukturisasi periode penagihan
piutang paling tinggi 45 (empat puluh lima) hari;
f. Efisiensi pegawai per 1000 (seribu) pelanggan setiap
tahun secara proporsional terhadap pertambahan jumlah
pelanggan sehingga pada akhir periode restrukturisasi
mencapai standar maksimal efisiensi pegawai sebesar 5
(lima) pegawai per 1000 (seribu) pelanggan untuk PDAM
kota/propinsi dan 6 (enam) pegawai per 1000 (seribu)
pelanggan untuk PDAM kabupaten;
g. Pencapaian pemulihan biaya penuh (full cost recovery)
selambat-lambatnya pada akhir tahun ke-5 (lima) masa
restrukturisasi.

BAB IV
TAHAPAN RESTRUKTURISASI
Bagian Pertama
Penjadwalan Kembali

Pasal 7
(1) Penjadwalan kembali pembayaran utang pokok meliputi
penjadwalan kembali pembayaran tunggakan utang pokok
sampai dengan cut-off date dan penjadwalan kembali
pembayaran utang pokok yang belum jatuh tempo.
(2) Penjadwalan kembali pembayaran bunga/biaya administrasi
meliputi penjadwalan kembali pembayaran tunggakan
bunga/biaya administrasi sampai dengan cut-off date dan
penjadwalan kembali bunga/biaya administrasi masa
tenggang yang belum jatuh tempo.
(3) Penjadwalan kembali pembayaran denda meliputi
penjadwalan kembali pembayaran tunggakan denda sampai
dengan cut-off date.
(4) Penjadwalan kembali pembayaran biaya komitmen meliputi
penjadwalan kembali pembayaran tunggakan biaya komitmen
sampai dengan cut-off date.
(5) Penjadwalan kembali pembayaran utang pokok, bunga/biaya
administrasi, dan denda, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), (2), dan (3), dapat dilakukan dengan atau tanpa
perpanjangan jangka waktu pinjaman.
(6) Dalam hal penjadwalan kembali sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dilakukan dengan perpanjangan jangka waktu
pinjaman, maka perpanjangan jangka waktu pinjaman
dimaksud dibatasi paling lama 20 (dua puluh) tahun terhitung
sejak cut-off date.
(7) a. Dalam hal jangka waktu pinjaman belum terlewati,
penjadwalan kembali pembayaran tunggakan biaya
komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya
dapat dilakukan tanpa perpanjangan jangka waktu
pinjaman.
b. Dalam hal jangka waktu pinjaman telah terlewati,
penjadwalan kembali pembayaran tunggakan biaya
komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan
dengan perpanjangan jangka waktu pinjaman, dengan
ketentuan perpanjangan jangka waktu dimaksud
pembayarannya dilakukan persetengahtahunan selama 2
(dua) tahun.
(8) Dalam restrukturisasi pinjaman PDAM, untuk 4 (empat) tahun
pertama sejak cut-off date, PDAM dimungkinkan tidak
melakukan pembayaran atas berbagai kewajiban pinjaman,
kecuali :
a. angsuran pokok pinjaman;
b. bunga/biaya administrasi berjalan;
c. tunggakan biaya komitmen yang direstrukturisasi.
(9) Penetapan jangka waktu penjadwalan kembali pinjaman
sebagaimana tersebut pada ayat (5), ayat (6), dan ayat (7)
huruf b didasarkan pada proyeksi kemampuan arus kas yang
tercermin pada hal-hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
ayat (9) huruf a dengan terpenuhinya indikator huruf b sampai
dengan huruf g.

Pasal 8
(1) Rencana pembayaran tunggakan, utang pokok yang belum
jatuh tempo dan bunga/biaya administrasi masa tenggang
yang belum jatuh tempo harus dilakukan dengan
pembebanan secara prorata.
(2) Tunggakan utang pokok dan utang pokok belum jatuh tempo,
yang dijadwalkan kembali dikenakan bunga/biaya
administrasi.
(3) Tunggakan bunga/biaya administrasi, bunga/biaya
administrasi masa tenggang yang belum jatuh tempo,
tunggakan biaya komitmen, dan tunggakan denda, yang
dijadwalkan kembali, tidak dikenakan bunga/biaya
administrasi.
(4) Dalam hal kas PDAM pada proyeksi arus kas tidak mencukupi
untuk dilakukannya alokasi pembebanan pembayaran secara
prorata sebagaimana dimaksud ayat (1), maka pembebanan
pembayaran dilakukan secara proporsional berdasarkan
komposisi kewajiban utang pokok, tunggakan bunga/biaya
administrasi, dan tunggakan denda, setelah dikurangi
pembayaran tunggakan biaya komitmen dan bunga/biaya
administrasi berjalan.

Bagian Kedua
Perubahan Persyaratan

Pasal 9
(1) PDAM yang dapat memperoleh perubahan persyaratan
adalah PDAM yang memiliki saldo kas minimum kurang dari
45 (empat puluh lima) hari, apabila hanya diberikan
penjadwalan kembali sampai batas paling lama sebagaimana
Pasal 7 ayat (6).
(2) Perubahan persyaratan dibatasi hanya pada penurunan
tingkat bunga/biaya administrasi atas Piutang Negara pada
PDAM.
(3) Penurunan tingkat bunga/biaya administrasi ditentukan
sebagai berikut :
a. Paling banyak 4% (empat per seratus) di bawah tingkat
bunga/biaya administrasi pinjaman yang telah ditetapkan
sebelumnya untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah
dengan ketentuan tingkat bunga/biaya administrasi yang
baru tidak lebih kecil dari 8,3% (delapan koma tiga per
seratus);
b. Paling banyak 0,25% (nol koma dua lima per seratus) di
bawah tingkat bunga/biaya administrasi pinjaman yang
telah ditetapkan sebelumnya untuk pinjaman dalam mata
uang asing.
(4) Penetapan besarnya penurunan tingkat bunga/biaya
administrasi sebagaimana dimaksud ayat (3) didasarkan pada
proyeksi kemampuan arus kas yang tercermin pada hal-hal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (9) huruf a
dengan terpenuhinya indikator huruf b sampai dengan huruf g.
(5) Penurunan tingkat bunga/biaya administrasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) berlaku sejak cut-off date sampai
dengan masa restrukturisasi Piutang Negara berakhir.
(6) Dalam hal kas PDAM pada proyeksi arus kas tidak mencukupi
untuk dilakukannya alokasi pembebanan pembayaran secara
prorata sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1), maka
pembebanan pembayaran dilakukan secara proporsional
berdasarkan komposisi kewajiban utang pokok, tunggakan
bunga/biaya administrasi, dan tunggakan denda, setelah
dikurangi pembayaran tunggakan biaya komitmen dan
bunga/biaya administrasi berjalan.

Bagian Ketiga
Penghapusan
Pasal 10
(1) PDAM yang dapat memperoleh penghapusan atas Piutang
Negara adalah PDAM yang memiliki saldo kas minimum
kurang dari 45 (empat puluh lima) hari untuk melakukan
pembayaran piutang negara apabila hanya diberikan dua hal
tersebut di bawah ini :
a. penjadwalan kembali pinjaman sampai batas paling lama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6);
b. penurunan tingkat bunga/biaya administrasi sampai batas
paling banyak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (3).
(2) Penghapusan atas Piutang Negara pada PDAM meliputi
penghapusan tunggakan denda dan penghapusan tunggakan
bunga/biaya administrasi sampai dengan cut-off date.
(3) Penghapusan atas Piutang Negara pada PDAM sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) setinggi-tingginya:
a. sebesar 100% (seratus per seratus) dari tunggakan
denda;
b. sebesar 40% (empat puluh per seratus) dari tunggakan
bunga/biaya administrasi.
(4) Penetapan besarnya penghapusan sebagaimana dimaksud
ayat (3) didasarkan pada proyeksi kemampuan arus kas yang
tercermin pada hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (9) huruf a dengan terpenuhinya indikator huruf b sampai
dengan huruf g.
(5) Dalam hal kas PDAM pada proyeksi arus kas tidak mencukupi
untuk dilakukannya alokasi pembebanan pembayaran secara
prorata terhadap tunggakan bunga/biaya administrasi dan
tunggakan denda yang tidak dihapus, maka pembebanan
pembayaran dilakukan secara proporsional berdasarkan
komposisi kewajiban utang pokok, tunggakan bunga/biaya
administrasi, dan tunggakan denda, setelah dikurangi
pembayaran tunggakan biaya komitmen dan bunga/biaya
administrasi berjalan.
(6) Tahapan penghapusan tunggakan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diatur sebagai berikut :
a. Penghapusan tunggakan tahap pertama dilakukan setelah
2 (dua) tahun sejak tanggal penetapan Surat Persetujuan
Menteri Keuangan mengenai Persetujuan Pemberian
Program Optimalisasi Penyelesaian Piutang Negara;
b. Penghapusan tunggakan berikutnya diberikan secara
bertahap setiap tahunnya sejalan dengan tingkat
keberhasilan pelaksanaan RPKP oleh PDAM sampai
berakhirnya masa restrukturisasi sebagaimana pada
lampiran 3.
(7) Penghapusan tunggakan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) diberikan setelah :
a. PDAM melaksanakan pembayaran seluruh kewajiban
pinjaman yang jatuh tempo setelah direstrukturisasi;
b. PDAM melaksanakan rencana tindak yang disepakati
bersama Komite Teknis.
(8) PDAM melaporkan kepada Komite Teknis atas pelaksanaan
rencana tindak dimaksud, dan selanjutnya Komisi Teknis
melaporkan kepada Komite Kebijakan.
(9) Atas dasar laporan Komite Teknis pada ayat (8) di atas, maka
Komite Kebijakan melaporkan kepada Menteri untuk
mendapatkan persetujuan penghapusan.
(10)Dalam hal terdapat jumlah penghapusan yang ditetapkan
dalam Surat Persetujuan Menteri tidak terhapus seluruhnya,
maka terhadap sisa yang tidak terhapus tersebut akan ditinjau
kembali 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya masa
restrukturisasi.

BAB V
KEWENANGAN PENETAPAN PENGHAPUSAN

Pasal 11
Penetapan penghapusan atas Piutang Negara pada PDAM
dilakukan oleh :
a. Menteri untuk jumlah sampai dengan Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah);
b. Presiden untuk jumlah lebih dari Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah); dan
c. Presiden dengan persetujuan DPR untuk jumlah lebih dari
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

BAB VI

PEMBAYARAN PIUTANG NEGARA

Pasal 12
(1) Dalam hal PDAM membayar kewajiban pinjaman lebih kecil
daripada jumlah kewajiban yang jatuh tempo setelah
disetujuinya restrukturisasi, maka pembayaran tersebut
dialokasikan secara proporsional untuk masing-masing
kewajiban yang jatuh tempo.
(2) Kekurangan pembayaran atas kewajiban yang jatuh tempo
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperlakukan sebagai
tunggakan dan dikenakan bunga/biaya administrasi sebesar
tingkat bunga/biaya administrasi yang berlaku pada pinjaman
dimaksud setelah dilakukannya restrukturisasi.
BAB VII
TATA CARA RESTRUKTURISASI
Bagian Pertama
Pengajuan Permintaan Restrukturisasi

Pasal 13
(1) PDAM menyampaikan permintaan restrukturisasi Piutang
Negara secara tertulis kepada Menteri u.p. Direktur Jenderal
sebagaimana lampiran 1, dengan tembusan kepada Deputi
Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Direktur Jenderal
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, dan Deputi
Bidang Akuntan Negara Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan yang dilampiri dokumen pendukung sebagai
berikut :
a. Lembar Penguji Lampiran, sebagaimana lampiran 4;
b. Laporan keuangan PDAM 3 (tiga) tahun terakhir yang telah
diaudit oleh auditor independen;
c. Laporan hasil evaluasi kinerja PDAM 1 (satu) tahun
terakhir yang telah dilakukan oleh Lembaga Independen;
d. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP)/Rencana Anggaran Biaya (RAB) PDAM 1 (satu)
tahun terakhir dan realisasinya serta RKAP/RAB tahun
anggaran berjalan dan realisasinya;
e. RPKP yang telah disetujui Pemerintah Propinsi/
Kabupaten/Kota dan DPRD berikut soft copy;
(2) Direktur Jenderal untuk selanjutnya meneruskan permohonan
restrukturisasi kepada Ketua Komite Teknis.
(3) Laporan keuangan PDAM 3 (tiga) tahun terakhir sebagaimana
ayat (1) huruf a yang disampaikan kepada Direktur Jenderal
tidak diperkenankan menunjukkan opini tidak wajar atau tidak
memberikan pendapat.

Bagian Kedua

Evaluasi dan Analisis Atas


Permintaan Restrukturisasi

Pasal 14
(1) Komite Teknis melakukan evaluasi dan analisis terhadap
kelayakan RPKP berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6.
(2) Hasil evaluasi dan analisis sebagaimana dimaksud ayat (1)
dituangkan dalam berita acara, yang menyatakan bahwa
RPKP dinilai dapat diproses lebih lanjut atau ditolak, yang
ditandatangani bersama-sama antara Komite Teknis dan
Direksi PDAM atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan surat
kuasa dari Direksi.
Pasal 15
(1) Hasil evaluasi dan analisis RPKP yang dinyatakan dapat
diproses lebih lanjut disampaikan oleh Komite Teknis kepada
Komite Kebijakan setelah diterimanya surat pernyataan
tentang komitmen atas Program Restrukturisasi Pinjaman
PDAM yang ditandatangani oleh Kepala Daerah sesuai
lampiran 5 dan Ketua DPRD sesuai lampiran 6.
(2) Komite Kebijakan membuat rekomendasi persetujuan
restrukturisasi berdasarkan laporan yang dibuat oleh komite
teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Menteri
untuk dapat diterbitkan Surat Persetujuan Optimalisasi
Penyelesaian Piutang Negara kepada PDAM.
(3) Berdasarkan penetapan persetujuan Menteri sebagaimana
dimaksud ayat (2), Direktorat Jenderal Perbendaharaan
melakukan amandemen perjanjian pinjaman atau perjanjian
penerusan pinjaman antara Pemerintah dan PDAM.
Pasal 16
(1) Hasil evaluasi dan analisis RPKP yang dinyatakan ditolak
disampaikan oleh Komite Teknis kepada Komite Kebijakan
untuk dilaporkan kepada Menteri.
(2) Atas dasar laporan Komite Kebijakan pada ayat (1) diatas,
Menteri atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan surat
penolakan.

BAB VIII
PELAPORAN

Pasal 17
(1) Selama jangka waktu restrukturisasi Piutang Negara, PDAM
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan RPKP kepada
Direktur Jenderal setiap tahun, paling lambat diterima pada
tanggal 1 Februari tahun berikutnya.
(2) Selama masa restrukturisasi Piutang Negara, PDAM wajib
menyampaikan dokumen RKAP/RAB yang telah ditetapkan
setiap tahun anggaran kepada Direktur Jenderal, paling
lambat diterima 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal
pengesahan.
(3) PDAM wajib menyampaikan laporan keuangan yang diaudit
oleh auditor independen dan laporan hasil evaluasi kinerja
yang dibuat oleh Lembaga Independen kepada Direktur
Jenderal setiap tahun selama masa restrukturisasi paling
lambat diterima 2 (dua) bulan sejak laporan dimaksud
ditetapkan.
(4) Copy Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3) disampaikan oleh PDAM kepada Deputi Bidang
Sarana dan Prasarana Bappenas, Direktur Jenderal Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum, dan Deputi Bidang
Akuntan Negara Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan.

BAB IX

EVALUASI DAN PEMANTAUAN ATAS PELAKSANAAN


RESTRUKTURISASI

Pasal 18
(1) Direktur Jenderal melakukan evaluasi dan pemantauan atas
pelaksanaan restrukturisasi Piutang Negara pada PDAM
secara periodik selama jangka waktu restrukturisasi pinjaman
untuk memonitor pelaksanaan RPKP dalam rangka
meminimalisasi kegagalan pelaksanaan restrukturisasi.
(2) Dalam melakukan evaluasi dan pemantauan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), Direktur Jenderal dapat menunjuk
pihak lain untuk bertindak sebagai konsultan atau nara
sumber.
(3) Dalam hal hasil evaluasi dan pemantauan mengindikasikan
penyimpangan pelaksanaan RPKP, Direktur Jenderal
mengingatkan secara tertulis kepada PDAM.

BAB X

REVISI RPKP

Pasal 19
(1) Revisi RPKP dapat dilakukan oleh PDAM dengan persetujuan
Direktur Jenderal dalam hal asumsi-asumsi perbaikan dalam
RPKP tidak tercapai.
(2) Revisi RPKP dapat dilakukan maksimal 2 (dua) kali selama
masa restrukturisasi.
(3) Revisi RPKP sebagaimana dimaksud ayat (1) hanya dapat
dilakukan terhadap upaya pencapaian asumsi tanpa
mengubah rencana pembayaran Piutang Negara yang telah
direstrukturisasi.
BAB XI
SANKSI

Pasal 20
Terhadap PDAM yang tidak melakukan pembayaran secara tepat
jumlah dalam 2 (dua) kali jatuh tempo berturut-turut, maka
penyelesaian Piutang Negara tunduk pada persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian sebelum dilakukan
restrukturisasi.
BAB XII
KETENTUAN LAIN

Pasal 21
(1) Perlakuan jasa bank dalam restrukturisasi diatur sebagai berikut :
a. Dalam hal restrukturisasi ditetapkan hanya sampai
penjadwalan kembali, maka jadwal pembayaran jasa bank
dilakukan sama dengan jadwal pembayaran bunga;
b. Dalam hal restrukturisasi ditetapkan sampai dengan perubahan
persyaratan melalui penurunan tingkat bunga, maka besarnya
jasa bank akan berubah secara proporsional mengikuti
perubahan tingkat bunga;
c. Dalam hal restrukturisasi ditetapkan sampai dengan
penghapusan bunga, maka jasa bank yang dihapus mengikuti
besarnya persentase bunga yang dihapus.
(2) PDAM hanya diperkenankan memiliki cadangan dalam bentuk
deposito jangka pendek dan/atau jangka panjang di luar uang
jaminan langganan setelah dipenuhinya pembayaran kewajiban-
kewajiban kepada Piutang Negara.

Pasal 22
Terhadap PDAM yang masih mempunyai saldo kas minimum
kurang dari 45 (empat puluh lima) hari setelah dilakukan
perhitungan rencana pembayaran kembali pinjaman selama
pelaksanaan restrukturisasi Piutang Negara, maka Pemerintah
Propinsi/Kabupaten/Kota wajib mengalokasikan kekurangan saldo
kas minimum dimaksud dalam APBD sesuai surat komitmen pada
lampiran 5, dan DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota menyetujui
alokasi kekurangan saldo kas minimum dimaksud sesuai dengan
surat komitmen pada lampiran 6.

Pasal 23
Pelaksanaan percepatan pelunasan pinjaman mengikuti
persyaratan pada masing-masing perjanjian pinjaman, kecuali
untuk perjanjian penerusan pinjaman mengikuti ketentuan dalam
Naskah Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
BAB XIII
PENUTUP

Pasal 24
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku,
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor:43/PB/2006
tanggal 25 Agustus 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelesaian Piutang Negara yang Bersumber dari Penerusan
Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, dan Rekening
Pembangunan Daerah pada Perusahaan Daerah Air Minum,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 25
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman


Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Oktober 2006
DIREKTUR JENDERAL

MULIA P. NASUTION
NIP. 060046519
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR :
PER-53 / PB / 2006 TANGGAL 30 OKTOBER 2006
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG
BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN
LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,
DAN REKENING PEMBANGUNAN DAERAH
PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM.

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Tentang

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI


PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI, DAN REKENING
PEMBANGUNAN DAERAH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lampiran peraturan ini terdiri dari 6 Lampiran dan 11 Sub Lampiran

Lampiran 1 Contoh Surat Permintaan Restrukturisasi Pinjaman


Lampiran 2.1 Contoh Lembar Pengesahan RPKP
Lampiran 2.2 Contoh Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP)
Lampiran 2.2.1 Tabel Permasalahan, Penyebab Masalah, dan Rencana Tindak Lanjut
Lampiran 2.2.2 (a) Tabel Rincian Biaya Rencana Tindak Perbaikan 4 tahunan (Action Plan)
Lampiran 2.2.2 (b) Tabel Rincian Biaya Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan selama Masa
Restrukturisasi
Lampiran 2.2.3 Data Pembukaan/Awal (data audit 3 tahun terakhir dan realisasi tahun berjalan)
Lampiran 2.2.4 Rencana Tindak Manajemen, Keuangan, dan Teknis
Lampiran 2.2.5 Asumsi dan proyeksi biaya operasi dan pemeliharaan yang digunakan dalam
penyusunan proyeksi-proyeksi dalam RPKP
Lampiran 2.2.6 Asumsi dan proyeksi data produksi, pelanggan dan pendapatan selama jangka
waktu restrukturisasi
Lampiran 2.2.7 Daftar Rincian Kewajiban sampai dengan cut-off date dan jadwal pembayaran
kembali pinjaman
Lampiran 2.2.8 Ringkasan Indikator Keuangan Utama
Lampiran 2.2.9 Tabel Proyeksi Perhitungan Laba/(Rugi) Selama Masa Restrukturisasi
Lampiran 2.2.10 Tabel Proyeksi Perputaran Kas (Arus Kas) Selama Masa Restrukturisasi
Lampiran 2.2.11 Tabel Proyeksi Neraca Selama Masa Restrukturisasi
Lampiran 3 Perhitungan pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan RPKP dan penentuan
jumlah penghapusan tunggakan
Lampiran 4 Contoh Lembar Penguji Lampiran
Lampiran 5 Contoh Surat Komitmen Gubernur/Bupati/Walikota
Lampiran 6 Contoh Surat Komitmen Ketua DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota
Lampiran 1.1
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM


PROPINSI/KABUPATEN / KOTA .................................

Nomor : ...........................20...
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permintaan Restrukturisasi Kepada Yth.
Pinjaman Menteri Keuangan Republik Indonesia
U.P. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor


107/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005 dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per-53/PB/2006 tanggal 30 Oktober 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman
Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah Pada
Perusahaan Daerah Air Minum, bersama ini kami mengajukan permintaan
Restrukturisasi terhadap Pinjaman No. SLA/RDI/RDA .............. berupa ............(isi
sesuai dengan tahapan yang dipilih : penjadwalan kembali/perubahan
persyaratan/penghapusan denda dan bunga/biaya administrasi)
Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai
berikut :
a. Laporan keuangan PDAM 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit oleh
auditor independen;
b. Laporan hasil evaluasi kinerja PDAM 1 (satu) tahun terakhir yang telah
dilakukan oleh lembaga independen;
c. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)/Rencana Anggaran
Biaya (RAB) PDAM 1 (satu) tahun terakhir dan realisasinya serta
RKAP/RAB tahun anggaran berjalan dan realisasinya;
d. RPKP yang telah disetujui Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/Kota dan
DPRD berikut soft copy.
Demikian permohonan kami untuk dapat kiranya disetujui dan terima kasih.

DIREKTUR UTAMA/DIREKTUR...
Tembusan :
1. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, BAPPENAS;
2. Direktur Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum;
3. Deputi Bidang Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
4. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Departemen Keuangan;
5. Gubernur/Bupati/Walikota ..........;
6. Ketua DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
7. Ketua Badan Pengawas PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
No. 1 sampai dengan 7 beserta lampiran.LEMBAR PENGESAHAN
Lampiran 1.1
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

RENCANA PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (RPKP)


PDAM PROPINSI/KABUPATEN/KOTA.............

RPKP terlampir telah dibahas dan disetujui oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan


Ketua DPRD atau pejabat yang ditunjuk pada tanggal........di..........

PDAM PEMERINTAH DPRD


PROPINSI/KABUPATEN/KOTA.... PROPINSI/KABUPATEN/KOTA..... PROPINSI/KABUPATEN/KOTA.........
DIREKTUR UTAMA/DIREKTUR GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA KETUA DPRD

(................................................) (.............................................) (..................................................)


Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

CONTOH
RENCANA PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (RPKP)
PDAM PROPINSI/KABUPATEN/KOTA ………………
DALAM RANGKA PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA MELALUI
RESTRUKTURISASI PINJAMAN

I. LATAR BELAKANG
Mulai tahun ……… PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota …………………..
memiliki pinjaman RDI/RDA/SLA yang digunakan untuk pengembangan usaha
PDAM, namun dalam perjalanannya hingga saat ini PDAM belum mampu untuk
memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pinjaman yang telah jatuh tempo.
Untuk dapat memenuhi kewajiban pinjaman dimaksud, perlu adanya upaya
yang optimal melalui restrukturisasi pinjaman. Dalam rangka restrukturisasi pinjaman
diperlukan upaya-upaya perbaikan kinerja PDAM yang dituangkan dalam dokumen
Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan (RPKP).
Dengan pembuatan RPKP ini dimaksudkan dapat memberikan gambaran
kondisi PDAM dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan
kinerja PDAM yang pada akhirnya dapat melakukan pembayaran kewajiban pinjaman
setelah dilakukan restrukturisasi.

II. KONDISI SAAT INI


Gambaran kondisi PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ………. selama 3 tahun
terakhir, yaitu dari tahun …… sampai dengan tahun ……. adalah sebagai berikut :
2.1 Data Umum
Berdasarkan data survei BPS yang terakhir pada tahun……….. untuk
Propinsi/Kabupaten/Kota …….. dengan proyeksi rata-rata pertumbuhan…%
(rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun per kabupaten/kota), dari ……jiwa
pada tahun ……… menjadi …..jiwa pada tahun …... . Cakupan pelayanan
PDAM mengalami peningkatan/penurunan dari ………% pada
tahun……menjadi …….% pada tahun…..
Jumlah sistem yang digunakan PDAM saat ini sebanyak ….. unit dengan rincian
seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Data Sumber dan Kapasitas

Kapasitas (lt/detik)
No. Lokasi Jenis Sumber
Terpasang Produksi
1. Lokasi 1 Mata Air/Air Pemukaan/
Sumur Dalam/Lain-lain
2. Lokasi 2 Mata Air/Air Pemukaan/
Sumur Dalam/Lain-lain
3. Lokasi 3 Mata Air/Air Pemukaan/
Sumur Dalam/Lain-lain
4.. dan seterusnya
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

Jumlah

Jenis sistem yang digunakan adalah ……….., sedangkan sumber yang


dimanfaatkan adalah …………... Sistem pengaliran yang dilakukan selama
untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat adalah dengan ………….

Water meter induk yang digunakan PDAM saat ini sebanyak …….unit yang
terdiri dari ……di unit produksi, dan …… di unit distribusi. Dari water meter
yang digunakan, kondisi water meter yang masih akurat sebanyak …..unit di
unit produksi dan ……unit di unit distribusi sedangkan sisanya mengalami
kerusakan/tidak akurat yang disebabkan …………….

Lebih jelas data umum PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota….. selama 3 tahun


terakhir dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Data Umum

Tahun Tahun Tahun


URAIAN Tahun
( n- 2) ( n-1) n
( n- 3)
1 Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota (000 :
jiwa)
2 Jumlah Sistem :
3 Jenis Sistem :
4 Jenis Sumber :
5 Sistem Pengaliran :
6 Jumlah Water Meter Induk Produksi (unit) :
7 Kondisi WM Induk Produksi :
8 Jumlah Water Meter Induk Distribusi (unit) :
9 Kondisi WM Induk Distribusi :

2.2 Aspek Teknik


Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah ……..
l/detik, sedangkan jumlah kapasitas yang dioperasikan adalah sebesar
…….l/detik. Besarnya selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yang
dioperasikan (idle capacity) karena…………
Pada saat ini jam operasi produksi air minum berjalan selama ……jam dan
operasi distribusi dilakukan selama ……jam per hari.
Jam operasi baik produksi maupun distribusi belum sampai 24 jam dikarenakan
……….
Produksi air selama 3 tahun terakhir adalah ……… m3 pada tahun ke-(n-3),
……..m3 pada tahun ke-(n-2) dan ……..m3 pada tahun ke-(n-1). Selain
menggunakan sumber yang ada, PDAM melakukan pembelian air dari pihak
lain yaitu ……… dengan jumlah pembelian ……m3 pada tahun ke-(n-3),
……..m3 pada tahun ke-(n-2) dan ……..m3 pada tahun ke-(n-1).
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

Catatan : n adalah tahun terakhir laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor independent.

Sedangkan jumlah air yang didistribusikan selama 3 tahun terakhir mengalami


peningkatan/penurunan yaitu dari …..m3 pada tahun ke-(n-3) menjadi ……..m3
pada tahun ke-(n-2) dan tahun ke-(n-1) sebesar ……….m3, karena……..
Selengkapnya data produksi dan distribusi dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut
ini.
Tabel 2.2 Produksi dan Distribusi Air
URAIAN Thn (n- 3) Thn (n- 2) Thn (n-1) Thn n
1 Kapasitas Terpasang (l/detik) :
2 Kapasitas Dioperasikan (l/detik) :
3 Kapasitas Menganggur / idle capacity (l/detik)
4 Operasi Produksi (Jam) :
5 Operasi Distribusi (Jam) :
6 Jumlah Produksi Air
- Produksi Instalasi PDAM (000 m3/tahun) :
- Pembelian Air dari Pihak Lain (000 :
m3/tahun)
7 Jumlah air didistribusikan (000 m3/tahun) :

2.3 Aspek Manajemen


Selama 3 tahun terakhir jumlah kehilangan air, yaitu selisih produksi dengan air
terjual, mengalami penurunan/peningkatan, yaitu …….m3 pada tahun ke-(n-3)
atau setara dengan ….% kemudian ……..m3 atau …….% pada tahun ke-(n-2),
dan pada tahun ke-(n-1) menjadi ……..m3 atau ………%.
Tingginya jumlah kehilangan air dikarenakan :
a. ...................................................................................................

b. ...................................................................................................

c. ...................................................................................................

Tarif dasar air minum saat ini adalah Rp. …………/m3 yang ditetapkan melalui
surat keputusan Gubernur/Bupati/Walikota……..No….tanggal…….dan berlaku
efektif sejak tanggal…..bulan…..tahun……….Sedangkan tarif sebelumnya
adalah Rp. ……./m3 yang ditetapkan melalui surat keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota……..No….tanggal……. Penyesuaian tarif dilakukan
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dengan frekuensi……kali dengan rata-rata
kenaikan……% pertahun.
Adapun kenaikan tarif rata-rata pertahun di bawah/di atas 10%, disebabkan
oleh……….
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

Jangka waktu penagihan piutang PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota …… selama


3 tahun terakhir mengalami perubahan (peningkatan/penurunan) / tidak
mengalami perubahan yang disebabkan oleh :
a. ......................................................................................................
b. ......................................................................................................
c. ......................................................................................................
Rasio karyawan PDAM per 1000 pelanggan selama 3 tahun terakhir mengalami
perubahan (peningkatan/penurunan) / tidak mengalami perubahan dari tahun ke-
(n-3)…….orang menjadi …….orang, pada tahun ke-(n-2)……orang menjadi
……orang pada tahun ke-(n-1), hal tersebut dikarenakan :
a. . ....................................................................................................
b. ......................................................................................................
c. ………. …………………………………………………………….
Jumlah pelanggan selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan/penurunan
yaitu dari ……SL pada tahun ke-(n-3) kemudian …….SL pada tahun ke-(n-2)
dan menjadi ……SL pada tahun ke-(n-1), karena :
a. . ....................................................................................................
b. ......................................................................................................
c. ………. …………………………………………………………….
Jumlah pelanggan yang water meternya tidak berfungsi sebanyak ………. SL,
karena :
a. . ....................................................................................................
b. ......................................................................................................
c. ………. …………………………………………………………….
Jumlah penjualan air selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan/
penurunan yaitu dari ………m3 pada tahun ke-(n-3) kemudian …….m3 pada
tahun ke-(n-2) dan menjadi ……..m3 pada tahun ke-(n-1). Penjualan air kepada
pelanggan terbanyak adalah jenis pelanggan Rumah Tangga/Niaga/Industri,
yaitu sebesar …..% dari jumlah air terjual.
Selengkapnya data jumlah pelanggan dan penjualan air menurut golongan
pelanggan dapat dilihat pada tabel 2.3dibawah ini.

Tabel 2.3 Aspek Manajemen


URAIAN Thn (n- 3) Thn (n- 2) Thn (n-1) Thn n
1 Jumlah Kehilangan Air (Produksi - Air :
Terjual) (000 m3/tahun)
2 Tarif Air Minum :
a. Tarif Dasar (Rp./m3) :
b. Nomor & Tanggal Surat Keputusan :
c. Berlaku Efektif per tanggal :
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

URAIAN Thn (n- 3) Thn (n- 2) Thn (n-1) Thn n


3 Jangka Waktu Penagihan Piutang (hari) :
4 Jumlah Karyawan (orang) :
5 a. Jumlah Pelanggan (unit) :
- Sosial dan Hidran Umum :
- Rumah Tangga :
- Instansi Pemerintah :
- Niaga :
- Industri :
- Khusus :
- Lain-lain :
b. Jumlah Pelanggan Tanpa Water Meter :
(unit)
c. Jmlh Pelangg. Water Meter Tdk Berfungsi :
(unit)
6 Jumlah Air Terjual (000 m3/tahun) :
- Sosial (000 m3/tahun) :
- Rumah Tangga (000 m3/tahun) :
- Instansi Pemerintah (000 m3/tahun) :
- Niaga (000 m3/tahun) :
- Industri (000 m3/tahun) :
- Khusus (000 m3/tahun) :
- Lain - lain (000 m3/tahun) :

2.4 Aspek Keuangan

Kondisi keuangan perusahaan selama 3 tahun berturut-turut mengalami


peningkatan/penurunan, hal tersebut dapat dilihat pada hasil evaluasi yang
terdiri dari :

a. Pendapatan Penjualan Air & Pendapatan lain-lain


Pendapatan penjualan air & pendapatan lain-lain meningkat/menurun
……% dari sebesar Rp. ………… pada tahun ke-(n-3) menjadi Rp.
……..pada tahun (n-2), meningkat/menurun ……% dari sebesar Rp. ……
pada tahun ke-(n-2) menjadi Rp. ………..pada tahun ke-(n-1).

b. Biaya operasional
Demikian pula halnya dengan biaya operasional mengalami
meningkat/menurun ……% dari sebesar Rp. ………… pada tahun ke-(n-
3) menjadi Rp. ……..pada tahun (n-2), meningkat/menurun ……% dari
sebesar Rp. …… pada tahun ke-(n-2) menjadi Rp. ………..pada tahun ke-
(n-1), yang diakibatkan dari …………
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

c. Tarif Dasar dan Tarif Rata-rata


Tarif dasar yang berlaku saat ini adalah Rp. ………./m3, sedangkan tarif
rata-rata selama 3 tahun terakhir meningkat/menurun dari Rp. ………./m3
pada tahun ke 1 menjadi Rp. …………../m3 di tahun ke 3

d. Saldo Minimum Kas


Saldo kas minimum PDAM selama 3 tahun berturut-turut mengalami
peningkatan/penurunan, dari ……. di tahun ke 1 menjadi ……….di tahun
ke 3.

e. Rasio Keuangan
Gambaran rasio keuangan PDAM tiga tahun terakhir adalah sebagai
berikut :
Th (n-3) Th(n-2) Th (n-1) Th n
1) Saldo Kas Minimum (hari) =…….…..
2) Jangka waktu penagihan piutang (hari) =…….…..
3) Ratio Deposito terhadap Kas Minimum(hari)=…….…..
4) Debt Coverage Ratio (kali) =…….…..
5) Kenaikan Harga Air Rata-rata per tahun (%) =…….…..

Lebih rinci kondisi keuangan PDAM selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel 2.5 berikut ini.

Tabel. 2.4 Kondisi Keuangan PDAM 3 tahun terakhir

URAIAN Thn (n- 3) Thn (n-2) Thn (n-1) Thn n


A. LABA/RUGI
1 Jumlah Pendapatan Penjualan Air (Rp.000) :
2 Pendapatan Bi. Administrasi & Meterai :
(Rp.000)
3 Pendapatan Operasi Non Air (BBN, Denda :
dll) (Rp.000/Tahun)
4 Biaya Langsung (Diluar Bi. Penyst) (Rp.000) :
- Biaya Sumber (Rp. 000) :
- Biaya Pengolahan (Rp. 000) :
- Biaya Transmisi-Distribusi (Rp. 000) :
5 Biaya Administrasi (Diluar Bi. Bunga & :
Penyst) (Rp. 000/tahun)
6 Biaya Bunga Pinjaman (Rp.000) :
7 Biaya Penyusutan (Rp.000) :
8 Rugi/LabaNon Operasi (Rp.000) :
9 Pajak (Rp.000) :
10 Rugi/Laba Bersih (Rp.000) :
B. NERACA
1 Saldo Kas Akhir Tahun (Rp.000) :
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

URAIAN Thn (n- 3) Thn (n-2) Thn (n-1) Thn n


2 Deposito Bank (Rp.000) :
3 Jumlah Piutang Usaha - Net (Rp.000) :
4 Jumlah Aktiva Tetap (Rp.000) :
5 Jumlah Aktiva Lain-lain (Rp.000) :
6 Jumlah Hutang Lancar (Rp.000) :
7 Bagian Hutang Pokok Jgk Panjang Jt :
Tempo (Rp.000)
8 Bagian Htg Bunga Pinjm Jatuh Tempo :
(Rp.000)
9 Jumlah Hutang Jatuh Tempo Tahun :
Berjalan
- Pokok (Rp.000) :
- Bunga (Rp.000) :
- Jasa Bank (Rp.000) :
10 Hutang Denda :
- Pokok Pinjaman (Rp.000) :
- Bunga (Rp.000) :
11 Jumlah Hutang Jangka Panjang (Rp.000) :
12 Jumlah Kewajiban Lain-lain (RP.000)
13 Jumlah Modal & Cadangan (Rp.000) :
C. ARUS KAS
1 Saldo Kas Awal berupa Kas,Setara Kas,
Bank, dan Deposito (Rp.000)
2 Penerimaan/(Pengeluaran) Kas Dari
Operasi (Rp. 000)
3 Penerimaan/(Pengeluaran) Kas Dari
Investasi (Rp. 000)
4 Penerimaan/(Pengeluaran) Kas Dari
Pendanaan (Rp. 000)
5 Saldo Kas Akhir berupa Kas,Setara Kas,
Bank, dan Deposito (Rp. 000)

2.5 Permasalahan yang dihadapi

Permasalahan utama yang dihadapi PDAM saat ini adalah :

a. Bidang Teknik
....................................................................................................
....................................................................................................

b. Bidang Manajemen
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................

c. Bidang Keuangan
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................

2.6 Penyebab Utama Permasalahan

Penyebab permasalahan yang dihadapi PDAM saat ini adalah :

a. Bidang Teknik
....................................................................................................
....................................................................................................

b. Bidang Manajemen
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................

c. Bidang Keuangan
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................

III. KINERJA PERUSAHAAN MENURUT KEPMENDAGRI NOMOR 47


TAHUN 1999

Berdasarkan Laporan Hasil Audit Kinerja tahun terakhir yang dilaksanakan


oleh BPKP/Auditor Independen, kinerja PDAM pada tahun ……… adalah
cukup/kurang/tidak baik.
Dari laporan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai tersebut merupakan
pencapaian kinerja manajemen pada tahun ………

IV. POSISI DAN PROSENTASE PEMBAYARAN PINJAMAN

Posisi dan prosentase pembayaran masing-masing pinjaman PDAM


Propinsi/Kabupaten/Kota ……….. sampai dengan cut-off date (tidak termasuk
pembayaran atas pinjaman yang telah dilunasi) berdasarkan hasil Rekonsiliasi pada
tanggal ………….. tahun ………. adalah sebagai berikut :

Posisi dan Prosentase Pembayaran Pinjaman


Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

(Rp.000)
No. Pinjaman No.Pinjaman
No. Uraian Dan seterusnya Jumlah
…………… …………
1. Kewajiban
1.1 Hutang Pokok
Bunga/biaya
1.2 administrasi
1.3 Bunga Ms Tenggang
1.4 Jasa Bank
1.5 Denda Hutang Pokok
1.6 Denda Bunga
1.7 Biaya Komitmen
1.8 Denda B. Komitmen
Jumlah (1)
2. Pembayaran
2.1 Hutang Pokok
Bunga/Biaya
2.2 administrasi
2.3 Bunga Ms Tenggang
2.4 Jasa Bank
2.5 Denda Hutang Pokok
2.6 Denda Bunga
2.7 Biaya Komitmen
2.8 Denda B. Komitmen
Jumlah (2)
3. Tunggakan
3.1 Hutang Pokok
Bunga/Biaya
3.2 administrasi
3.3 Bunga Ms Tenggang
3.4 Jasa Bank
3.5 Denda Hutang Pokok
3.6 Denda Bunga
3.7 Biaya Komitmen
3.8 Denda B. Komitmen
Jumlah (3)
4. Prosentase Pembayaran
(tidak termasuk Biaya
Komitmen dan Denda
Komitmen)
(2 - 2.7 - 2.8)/(1 - 1.7 - 1.8) ……….% ……….% ……….% ……….%

Selengkapnya mengenai perhitungan pinjaman PDAM dapat dilihat pada


lampiran hasil Rekonsiliasi.
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

V. RENCANA TINDAK PERBAIKAN KINERJA PDAM (4 TAHUN KE


DEPAN)

Rencana Tindak Perbaikan Kinerja PDAM akan dilakukan dalam dua


program, yaitu optimalisasi dan ekspansi.

5.1 Program optimalisasi terdiri dari kegiatan :


a. Bidang Teknik
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
b.Bidang Manajemen
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

c. Bidang Keuangan
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

5.2 Program ekspansi (jika didukung dengan sumber pendanaan), dengan kegiatan
sebagai berikut :
- Penambahan jaringan pipa transmisi/distribusi di wilayah pelayanan yang
baru;
- Pembuatan instalasi pengolahan air baru untuk wilayah pelayanan yang baru;
- Dll.

5.3 Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan


Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan di atas, dibutuhkan
dana investasi sebesar Rp. ……………………. dengan sumber pendanaan :

- PDAM sebesar Rp. ....................................


- APBD Rp. ....................................
- APBN Rp. ....................................
- Kemitraan Rp. ....................................

VI. RENCANA TINDAK PERBAIKAN KINERJA PERUSAHAAN (SELAMA


MASA PINJAMAN)
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

Rencana Tindak PDAM dalam rangka perbaikan kinerja untuk jangka waktu
selama masa restrukturisasi meliputi :

a. Rencana Bidang Teknik


.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
b. Rencana Bidang Manajemen
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
c. Rencana Bidang Keuangan
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

d. Kebutuhan Investasi (jika didukung sumber pendanaan) dan Sumber


Pendanaan
Dari rencana tindak perusahaan sebagaimana disebutkan di atas, dibutuhkan
dana investasi sebesar Rp. ……………………. dengan sumber pendanaan :

- PDAM sebesar Rp. ....................................


- APBD Rp. ....................................
- APBN Rp. ....................................
- Kemitraan Rp. ....................................

VII. USULAN RESTRUKTURISASI PINJAMAN PDAM


PROPINSI/KABUPATEN/KOTA…….

Berdasarkan gambaran kondisi keuangan PDAM tersebut diatas, maka PDAM


Propinsi/Kabupaten/Kota ……. mengajukan usulan Restrukturisasi Pinjaman, melalui
tahapan sebagai berikut :

7.1 Penjadwalan Kembali


7.1.1. Pinjaman Nomor : RDI-……./DP3/19…… Yaitu semula pembayaran
angsuran pinjaman mulai tahun …… sampai …. menjadi mulai tahun ….
Sampai tahun……..:
7.1.2. Pinjaman Nomor : RDA-……./DP3/19…… Yaitu semula pembayaran
angsuran pinjaman mulai tahun …… sampai …. menjadi mulai tahun ….
Sampai tahun……..:
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

7.1.3. Pinjaman Nomor : SLA-……./DP3/19…… Yaitu semula pembayaran


angsuran pinjaman mulai tahun …… sampai …. menjadi mulai tahun ….
sampai tahun……..:

7.2 Perubahan Persyaratan Utang


7.2.1. Pinjaman Nomor : RDI-……./DP3/19…… Yaitu Biaya Administrasi
semula ……..% pertahun menjadi …..% pertahun
7.2.2. Pinjaman Nomor : RDA-……./DP3/19…… Yaitu Biaya Administrasi
semula ……..% pertahun menjadi …..% pertahun
7.2.3. Pinjaman Nomor : SLA-……./DP3/19…… Tingkat bunga semula
……..% pertahun menjadi …..% pertahun

7.3 Penghapusan Tunggakan


7.3.1. Pinjaman Nomor : RDI-……./DP3/19…… Yaitu Tunggakan Denda
sebesar Rp.......... dihapus sebesar Rp. .......... atau sebesar ...% dan/atau
Biaya Administrasi sebesar Rp. ……………., dihapuskan sebesar Rp.
……………… atau sebesar ………..%
7.3.2. Pinjaman Nomor : RDA-……./DP3/19…… Yaitu Tunggakan Denda
sebesar Rp.......... dihapus sebesar Rp. .......... atau sebesar ...% dan/atau
Biaya Administrasi sebesar Rp. ……………., dihapuskan sebesar Rp.
……………… atau sebesar ………..%
7.3.3. Pinjaman Nomor : SLA-……./DP3/19…… Yaitu Tunggakan Denda
sebesar Rp.......... dihapus sebesar Rp. .......... atau sebesar ...% dan/atau
Bunga sebesar Rp. ……………., dihapuskan sebesar Rp. ………………
atau sebesar ………..%

Sedangkan pinjaman yang tidak diusulkan untuk direstrukturisasi, akan dibayar


sesuai jadwal pembayaran sebagaimana dalam perjanjian pinjaman/dibayar lunas.

VIII. HASIL PROYEKSI KEUANGAN SESUAI USULAN


RESTRUKTURISASI PINJAMAN

Kesimpulan hasil Proyeksi Keuangan sesuai dengan permintaan restrukturisasi


adalah sebagai berikut :

Proyeksi keuangan dengan restrukturisasi pinjaman (Penjadwalan Kembali


Pinjaman atau Perubahan Persyaratan atau pengurangan tunggakan bunga dan
tunggakan denda) adalah sebagai berikut :
a. Saldo kas minimum, termasuk didalamnya deposito jangka pendek,
sebesar................kali;
b. Cadangan atau deposito jangka panjang diluar uang jaminan langganan
sebesar...............kali;
c. Perputaran persediaan .............. kali kebutuhan operasional per bulan;
d. Rasio kemampuan membayar pinjaman (DCR) .......... kali tiap tahun selama masa
restrukturisasi;
e. Tingkat kehilangan air sampai dengan akhir periode restrukturisasi .........%;
Lampiran 1.b
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

f. Jangka waktu penagihan piutang dan efisiensi penagihan ...... hari;


g. Efisiensi pegawai per 1000 pelanggan ............pegawai;
h. Pencapaian pemulihan biaya penuh (full cost recovery) pada akhir tahun kelima
masa restrukturisasi.

tempat, ........................
Direktur Utama/Direktur PDAM Propinsi/Kab/Kota.......

...........................................
Lampiran 2
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

PERHITUNGAN PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN


PELAKSANAAN RPKP
DAN
PENENTUAN JUMLAH PENGHAPUSAN TUNGGAKAN

a. Indikator RPKP meliputi :


(1) Saldo minimum kas;
(2) Cadangan atau deposito jangka panjang terhadap saldo kas
minimum;
(3) Perputaran persediaan;
(4) Rasio kemampuan membayar pinjaman (DCR);
(5) Tingkat Kehilangan Air (TKA);
(6) Periode penagihan piutang;
(7) Rasio pegawai per 1000 pelanggan; dan
(8) Pencapaian pemenuhan biaya penuh (Full cost recovery).
b. Perhitungan perbandingan antara realisasi dan target dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
b.1. Indikator 1,4, dan 8
Untuk pencapaian indikator 1,4,8 pada setiap tahap penghapusan
menggunakan rumus :

Pencapaian indikator1,4,8 tahap n = Realisasi indikator 1,4,8 tahap n x100%


Target indikator 1,4,8 tahap n

Khusus untuk pencapaian indikator 1 dengan realisasi pencapaian


sebagai berikut :
1. antara 45 sampai dengan 90 hari, maka pencapaian indikator
dinilai 100%.
2. lebih dari 90 hari, maka rumus pencapaian dihitung :
Pencapaian indikator 1 tahap n = Realisasi indikator 1 tahap n – 90 x(-100%)
90

b.2. indikator 2
Untuk pencapaian indikator 2 pada setiap tahap penghapusan,
dengan realisasi pencapaian sebagai berikut :
1. antara 0 sampai dengan 1, maka pencapaian indikator dinilai
100%.
2. lebih besar dari 1, maka rumus pencapaian dihitung :

Pencapaian indikator2 tahap n = Realisasi indikator 2 tahap n – 1 x (-100%)


1
Lampiran 2
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

b.3. indikator 3,5,6, dan 7


Untuk pencapaian indikator 3,5,6, dan 7 pada setiap tahap
penghapusan menggunakan rumus :

Pencapaian indikator3,5,6,7 tahap n= Target indikator3,5,6,7 tahap n x 100%


Realisasi indikator3,5,6,7tahap n

c. Rata-rata pencapaian indikator RPKP untuk setiap tahap penghapusan


dihitung dengan rumus :

Rata2 dari seluruh pencapaian indikator tahap n = Jumlah seluruh pencapaian indikator tahap n x 100%
Jumlah Indikator

d. Besaran penghapusan tunggakan masing-masing tahap dihitung dengan


rumus sebagai berikut :
Jml penghapusan pd tahap n = Rata2 seluruh pencapaian indikator tahap n x jml total penghapusan yang diberikano
jangka waktu restrukturisasi - 1

e. Dalam hal jumlah penghapusan pada tahap ke-n melebihi sisa dari jumlah
penghapusan tunggakan yang ditetapkan dalam Surat Persetujuan
Menteri, maka jumlah penghapusan tahap ke-n yang diberikan hanya
sebesar sisa dari jumlah penghapusan yang ditetapkan dalam Surat
Persetujuan Menteri tersebut.
Lampiran 3
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM


PROPINSI/KABUPATEN / KOTA .................................

Nomor : ...........................20...
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permintaan Restrukturisasi Kepada Yth.
Pinjaman Menteri Keuangan Republik Indonesia
U.P. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor


107/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005 dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per-53/PB/2006 tanggal 30 Oktober 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman
Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah Pada
Perusahaan Daerah Air Minum, bersama ini kami mengajukan permintaan
Restrukturisasi terhadap Pinjaman No. SLA/RDI/RDA .............. berupa ............(isi
sesuai dengan tahapan yang dipilih : penjadwalan kembali/perubahan
persyaratan/penghapusan denda dan bunga/biaya administrasi)
Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan dokumen-dokumen sebagai
berikut :
e. Laporan keuangan PDAM 3 (tiga) tahun terakhir yang telah diaudit oleh
auditor independen;
f. Laporan hasil evaluasi kinerja PDAM 1 (satu) tahun terakhir yang telah
dilakukan oleh lembaga independen;
g. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)/Rencana Anggaran
Biaya (RAB) PDAM 1 (satu) tahun terakhir dan realisasinya serta
RKAP/RAB tahun anggaran berjalan dan realisasinya;
h. RPKP yang telah disetujui Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/Kota dan
DPRD berikut soft copy.
Demikian permohonan kami untuk dapat kiranya disetujui dan terima kasih.

DIREKTUR UTAMA/DIREKTUR...
Tembusan :
8. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, BAPPENAS;
9. Direktur Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum;
10. Deputi Bidang Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
11. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Departemen Keuangan;
12. Gubernur/Bupati/Walikota ..........;
13. Ketua DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
14. Ketua Badan Pengawas PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
No. 1 sampai dengan 7 beserta lampiran.
Lampiran 4
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

KOP SURAT PDAM

-------- 2006
LEMBAR PENGUJI LAMPIRAN
NO. --------------------

No. Dokumen yang dilampirkan Ada Tidak Ada Keterangan

1. Laporan keuangan 3 tahun terakhir ……


(tahun …. s.d…….)

2. Laporan hasil evaluasi kinerja 1 tahun ……


terakhir (tahun …..)

3. Rencana Kerja dan Anggaran ……


Perusahaan (RKAP)/Rencana Anggaran
Biaya (RAB) PDAM 1 (satu) tahun
terakhir dan realisasinya serta
RKAP/RAB tahun anggaran berjalan
dan realisasinya

4. RPKP yang telah disetujui Pemerintah ……


Propinsi/ Kabupaten/Kota dan DPRD
berikut soft copy

Diterima di : ………………………. Dirut / Direktur


Tanggal : ……………………….
Oleh : (tanda tangan)

Nama terang
(tanda tangan)

Nama terang
NIP. …………………

Catatan: Lembar ke-2 setelah ditandatangani


sebagai tanda terima mohon dikirim
kembali kepada kami
Lampiran 5
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM


PROPINSI/KABUPATEN/KOTA ...............

..................., .............. 2006


Nomor : Kepada Yth.
Lampiran : Menteri Keuangan Republik
Hal : Komitmen untuk Indonesia
Melaksanakan RPKP U.P. Direktur Jenderal
Perbendaharaan
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

Sehubungan dengan permohonan Restrukturisasi Pinjaman kami No.


...........tanggal.........., dengan ini disampaikan komitmen dalam melaksanakan
Rencana Perbaikan Keuangan PDAM (RPKP) sebagai berikut :

1. Memanfaatkan kepasitas lebih (idle capacity).


2. Menaikkan Tarif dasar air minum yang diberlakukan secara berkala.
3. Mempercepat waktu penagihan piutang dari semula ...... hari, sehingga pada
akhir periode restrukturisasi menjadi paling lama 45 hari.
4. Menurunkan tingkat kehilangan air baik fisik maupun non fisik dari
semula............%, sehingga pada akhir periode restrukturisasi menjadi paling
tinggi 20%.
5. Melakukan efisiensi operasional melalui pengendalian dan mempertahankan
rasio pegawai terhadap pelanggan dari semula .................. pegawai per
1000 pelanggan, sehingga pada akhir periode restrukturisasi menjadi 6/8*
pegawai per 1000 pelanggan.

DIREKTUR UTAMA/DIREKTUR

Tembusan :
1. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, BAPPENAS;
2. Direktur Bina Program, Departemen Pekerjaan Umum;
1. Direktur Pengembangan Air Minum, Departemen Pekerjaan Umum;
2. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Ditjen. Perbendaharaan, Depkeu;
3. Ketua DPRD Prop/Kab/Kota.....;
4. Gubernur/Bupati/Walikota.......;
5. Ketua Badan Pengawas PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
6. Arsip.
Lampiran 5
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

* Pilih salah satu sesuai kondisi wilayah, yaitu 6 untuk PDAM Propinsi/Kota dan 8
untuk PDAM Kabupaten
Lampiran 6
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA .........................

No : Tempat, ………… .......


Lampiran :
Hal : Komitmen atas Pelaksanaan Program
Restrukturisasi Pinjaman PDAM......

Kepada Yth.
Menteri Keuangan Republik Indonesia
U.P. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

Menindaklanjuti Surat Direktur Utama/Direktur PDAM ... Nomor : ………..


tentang Permohonan Restrukturisasi Pinjaman sebagai tindak lanjut program
perbaikan kinerja PDAM, dan upaya Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota ….. untuk
memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat secara optimal, pemerintah
Propinsi/Kabupaten/Kota ……… dengan ini menyatakan komitmen sebagai berikut :
1. Mendukung pelaksanaan program restrukturisasi pinjaman PDAM yang tertuang
di dalam Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (RPKP)
Propinsi/Kabupaten/Kota ............. yaitu :
a. Kenaikan tarif air minum untuk pencapaian pemulihan biaya penuh (full cost
recovery) selambat-lambatnya pada akhir tahun kelima masa restrukturisasi;
b. Mengalokasikan belanja modal PDAM pada APBD
Propinsi/Kabupaten/Kota ...........dalam rangka pelaksanaan RPKP;
c. Mengalokasikan dana pada APBD Propinsi/Kabupaten/Kota ...........untuk
pembayaran kewajiban-kewajiban pinjaman PDAM kepada Pemerintah
Pusat;
d. Selama PDAM masih mengalami kerugian dan/atau belum mampu
mengembalikan pinjaman, dibebaskan memberikan kontribusi kepada APBD;
e. Dukungan politis yang diperlukan.
2. Mengawasi pelaksanaan RPKP secara rutin setiap 6 (enam) bulan dan
dilaporkan kepada Pemerintah Pusat, apabila diperlukan.
Demikian surat komitmen ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA


Tembusan :
1. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, BAPPENAS;
2. Direktur Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum;
3. Deputi Bidang Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
4. Direktur Pengelolaan Penerusan Pinjaman, Ditjen. Perbendaharaan, Depkeu;
5. Ketua DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
6. Ketua Badan Pengawas PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
7. Direktur Utama/Direktur PDAM Propinsi/Kab/Kota......;
Lampiran 6
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….
8. Arsip.
Lampiran 8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


PROPINSI / KABUPATEN / KOTA .........................

No : ......, ………… 2006


Lampiran :
Hal : Komitmen atas Pelaksanaan
Program Restrukturisasi Pinjaman PDAM.....

Kepada Yth.
Menteri Keuangan Republik Indonesia
U.P. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4
Jakarta 10710

Menindaklanjuti Surat Direktur Utama/Direktur PDAM ... Nomor : ………..


tentang Permohonan Restrukturisasi Pinjaman dan Surat Gubernur/Walikota/
Bupati....... No. Tanggal......tentang Komitmen Pelaksanaan Program restrukturisasi
Pinjaman PDAM ....... sebagai tindak lanjut program perbaikan kinerja PDAM, maka
DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota ……… dengan ini menyatakan komitmen untuk
mendukung pelaksanaan program restrukturisasi pinjaman PDAM...... yang tertuang
di dalam RPKP PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ............. yaitu :
1. Menyetujui kenaikan tarif air minum untuk pencapaian pemulihan biaya penuh
(full cost recovery) selambat-lambatnya pada akhir tahun kelima masa
restrukturisasi;
2. Menyetujui pengalokasian belanja modal PDAM pada APBD
Propinsi/Kabupaten/Kota .......dalam rangka pelaksanaan RPKP;
3. Menyetujui pengalokasian dana pada APBD Propinsi/Kabupaten/Kota
.......untuk pembayaran kewajiban-kewajiban pinjaman PDAM kepada
Pemerintah Pusat setiap tahun anggaran sampai dengan berakhirnya program
restrukturisasi dalam hal proyeksi arus kas PDAM ......menunjukkan arus kas
kurang dari saldo kas minimum;
4. Menyetujui pembebasan kontribusi PDAM kepada APBD selama PDAM masih
mengalami kerugian dan/atau belum mampu mengembalikan pinjaman;
5. Dukungan politis yang diperlukan.
Demikian surat komitmen ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KETUA

Tembusan :
1. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, BAPPENAS;
2. Direktur Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum;
Lampiran 8
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

3. Deputi Bidang Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan;
4. Gubernur/Bupati/Walikota.......;
5. Ketua Badan Pengawas PDAM Propinsi/Kabupaten/Kota ..........;
6. Direktur Utama/Direktur PDAM Propinsi/Kab/Kota......;
7. Arsip.

Anda mungkin juga menyukai