Anda di halaman 1dari 11

BAB II

Tinjauan Pustaka

1. Definisi

Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang
sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah suatu kondisi
di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan
kurang nya jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di
kirim ke jaringan tubuh juga berkurang (Sugeng Jitowiyono, 2018).
Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal anemia
merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi. Akibatnya jumlah
oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia bukan merupakan
kondisi penyakit khusus melainkan suatu tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner
& Suddarth, 2015).
Anemia merupakan istilah yang menunjukkan rendah nya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal ( Smeltzer, 2016).

2. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan pendekatan fisiologis dibedakan menjadi 5 yaitu :
1) Anemia Aplastik
2) Anemia pada penyakit ginjal
3) Anemia Defisiensi Besi
4) Anemia Megaloblastik
5) Anemia Hemolitika ( Ni Ketut & Briggita, 2019).

3. Etiologi Anemia
Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia yang ada:
kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan penurunan produksi sel
darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup sejumlah kelainan yang membutuhkan terapi
spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:
1) Hemoglobinopati
2) Thalasemia
3) Kelainan enzim pada jalur glikolitik
4) Cacat sitoskeleton sel darah merah
5) Anemia persalinan kongenital
6) Penyakit Rh null

4. Manifestasi klinis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang berhubungan dengan
anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia kronisital anemia, kebutuhan metabolik pasien,
gangguan fisik (misalnya penyakit jantung atau paru), serta gambaran umum dari kondisi yang
menyebabkan anemia.
Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin parah gejalan nya. Orang yang
biasanya sangat aktif atau memiliki tuntutan signifikan terhadap kehidupan mereka cenderung
memiliki gejala yang lebih tinggi daripada orang yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia oleh
sebagai kelainan lain yang tidak diakibatkan oleh anemia namun secara inheren dikaitkan dengan
penyakit tertentu (Sugeng Jitowiyono, 2018)

5. Komplikasi Anemia
Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:
1) Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat lelah sehingga tidak
bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.
2) Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin lebih cenderung
mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
3) Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler (aritmia). Bila
seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mengimbangi
kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung membesar atau gagal jantung.
4) Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan komplikasi yang
mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan berat
dan bisa berakibat fatal.

6. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat dilakukan
pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:
1) Transplantasi sel darah merah
2) Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
4) Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5) Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
6) Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau
7. Pemeriksaan Penunjang Anemia
Pemeriksaan penunjang menurut Sugeng Jitowiyono (2018), untuk anemia adalah sebagai berikut:
1) Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);
2) Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%)
3) Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
4) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik).

8. Patofisiologi Anemia
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan sum – sum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum – sum dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat
terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang
menyebabkan dekstruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin yang
terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1
mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera.
Asuhan Keperawatan Teoritis

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang membutuhkan perawatan tidak
terlepas dari pedekatan dengan proses keperawatan yaitu suatu proses pemecahan masalah yang
dinamis dalam usaha untuk memperbaiki dan melihat pasien sampai ke taraf optimum melalui
suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal, membantu memenuhi kebutuhan sehari – hari
dengan melalui langkah – langkah yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan
evaluasi keperawatan yang berkesinambungan.
Menurut (Sugeng Jitowiyono,2018), berikut tinjauan teoritas tentang asuhan keperawatan
pada pasien dengan Anemia.
1. Pengkajian
1) Identitas klien dan keluarga
Nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama, pendidikan, alamat.
2) Keluhan utama
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan, kelemahan, pusing.
3) Riwayat kehamilan dan persalinan
a) Prenatal: apakah selama hamil pernah menderita penyakit berat, pemeriksaan kehamilan
berapa kali, kebiasaan pemakaian obat – obatan dalam jangka waktu panjang.
b) Intranatal: usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang dan berat badan
waktu lahir.
c) Postnatal: keadaan bayi setelah masa, neonatorium, ada trauma post partum akibat tindakan
misalnya vakum dan pemberian asi.
4) Riwayat kesehatan dahulu
a) Menderita penyakit anemia sebelum nya, riwayat imunisasi.
b) Adanya riwayat trauma, perdarahan
c) Adanya riwayat demam tinggi
d) Adanya riwayat ISPA
5) Keadaan kesehatan saat ini
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, adanya gejala gelisah, takikardi, dan penurunan kesadaran.
6) Riwayat kesehatan keluarga
a) Riwayat anemia dalam keluarga
b) Riwayat penyakit – penyakit, seperti kanker, jantung, hepatitis, DM, asma, penyakit- penyakit
infeksi saluran pernafasan.
2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : apakah klien tampak lemah sampai sakit berat.
2) Kesadaran : apakah klien mengalami compos mentis kooperatif sampai terjadi penurunan
tingkat kesadaranapatis, somnolen, spoor, coma.
3) Tanda – tanda vital
Tekanan darah menurun, frekuensi nadi meningkat, nadi kuat sampai lemah, suhu
meningkat atau menurun, pernafasan meningkat
4) TB dan BB
5) Kulit: apakah kulit klien teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat,
terdapatperdarahan dibawahkulit.
6) Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi sklera, terdapat
perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebra, dan refleks cahaya.
7) Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung atau
gangguan fungsi penciuman.
8) Telinga: apakah ada kelainan bentuk fungsi pendengaran
9) Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir
pecah – pecah, atau perdarahan.
10) Leher: apakah terrdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar, dan kondisi
distensi vena jugularis.
11) Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama nafas tidak teratur.
12) Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan bias dibawah
normal.
13) Genetalia: pada laki – laki apakah testis sudah turun kedalam skrotum dan pada perempuan
apakah labia minora tertutun labia mayora.
14) Ekstremitas: apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot kurang.

3. Pemeriksaa penunjang
1) Riwayat sosial
Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan didaerah tempat tinggal, orang yang terdekat
dengan klien. Keadaan lingkungan, perkarangan, pembuangan sampah.
2) Kebutuhan dasar
Meliputi kebutuhan nutrisi klien suhubungan dengan anoreksia, diet yang harus dijalani,
pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika ada.
4. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1) Bergantung pada usia. Terdiri dari motorik kasar, halus, kognitif, dan bahasa.
2) Data psikologis
a) Keseriusan ancaman penyakit terhadap anaknya
b) Pengalama sebelumnya terhadap penyakit dan hospitalisasi
c) Prosedur medis yang akan dilakukan
d) Adanya sistem dukungan
e) Kemampuan koping
f) Agama, kepercayaan, adat
g) Pola komunikasi dalam keluarga

5. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agens cidera Fisiologis
2. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kekurangan asupan makanan
3. Keletihan b.d kelelahan d.d keles uanfisiologis (anemia)
4. Resiko Infeksi d.d
5. Gangguan Perfusi Jaringan perifer
NURSING CARE PLANNING
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Nyeri akut berhubungan Label :Kontrol nyeri. Label : Menejemen nyeri
dengan agen cidera fisiologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 1. Ajarkan prinsip-prinsip menejemen nyeri
jam nyeri pasien akan kembali menghilang dengan 2. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
indikator : penurunan nyeri
Indikator A T 3. Ajarkan teknik relaksasi
Mengenali kapan nyeri terjadi. 1 5 4. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
Menggambarkan faktor penyebab. 1 5
Menggunakan tindakan pencegahan. 1 5 keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
Menggunakan tindakan pengurangan 1 5 5. Berikan analgesik sesuai dengan waktu paruhnya
nyeri tanpa analgesik. 6. Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan
Menggunakan analgesik yang 1 5
peresepan analgesik
direkomondasikan.

Skala indikator :
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan

2 Ketidakseimbangan nutrisi Label : Perilaku patuh : Diet yang disarankan Label :Manajemen nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 1. Anjurkan pasien untuk makan yang disukai
berhubungan dengan kurang jam nutrisi pasien akan kembali normal dengan 2. Intek atau asupan nutrisi untuk mengetahui sumber
asupan makanan indikator : energy yang adekuat
Indikator A T 3. Monitor lokasi dan sumber ketidaknyamanan atau
Memilih makanan dan cairan yang 1 5 nyeri yang dialami selama aktivitas
sesuai dengan diet yang ditentukan 4. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan
Memakan makanan yang sesuai dengan 1 5
pasien
diet yang ditentukan
Meminum minuman sesuai dengan diet 1 5
yang ditentukan

Skala indicator :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

3 Keletihan b.d kelelahand.d Label : Kelelahan : Efek yang menganggu Label : Manajemen Energi
keles uanfisiologis (anemia) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
jam kelelahan pasien akan kembali normal dengan kelelahan sesuai dengan konteks usia dan
indikator : perkembangan
Indikator A T 2. Anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara
Penurunan energy 2 4 verbal mengenai keterbatasan yang dialami
Gangguan dengan aktivitas sehari-hari 2 4
Nafsu makan menurun 2 4 3. Gunakan instrument yang validuntuk mengukur
Perubahan status nutrisi 2 4 kelelahan
Gangguan aktivitas fisik 2 4
4. Tentukan persepsi pasien/orang terdekat dengan

Skala Indikator: pasien mengenai penyebab kelelahan

1. Berat 5. Perbaiki definisi status fisiologis sebagai prioritas

2. Cukup berat utamamonitor intake/output nutrisi untuk mengetahui


3. Sedang nutrisi yang adekuat
4. Ringan
5. Tidak ada
4. Resiko Infeksi d.d Keparahan Infeksi Label :Kontrol infeksi
penurunan HB Setelah dilakukan tindakan 1x24jam diharapkan Aktivitas-Aktivitas :
dapat keparahan Infeksi menurun dengan 1. Monitor intake nutrisi yang tepat
indikator : 2. Dorong istiirahat yang cukup
indikator A T 3. Berikan antibiotik yang tepat
1. Ketidakstabilan suhu 2 4 4. Ajarkan pasien dan anggota keluarga
2. Menggigil 2 4
3. Hilang nafsu makan 2 4 mengeni bagaimana menghindari infeksi
Skala : 5. Promosikan persiapan makanan yang aman
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
5. Ketidakefektifan perfusi Label: Perfusi Jaringan Perifer Label: Manajemen Sensasi Perifer
jaringan perifer b.d kurang Setelah dilakukan tindakan selama Aktivitas-aktivitas:
pengetahuan tentang proses 1×24 jam, perpusi jaringan perifer 1. Monitor sensasi tumpul atau tajam sensai
penyakit dapat normal dengan kriteria hasil : panas dan dingin

Indikator A T 2. Lindungi tubuh dari perubahan suhu ektrem

suhu kulit 2 4 3. Berikan obat analgesik sesuai kebutuhan


kekuatan tekanan nadi 2 4
Tekanan darah 2 4 4. Diskusikan indentifikasi penyebab terjadinya
sensasi abnormal atau perubahan sensasi
muka pucat 2 4
yang terjadi
kelemahan otot 2 4

Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai