Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMU NEGARA

RANGKUMAN
Teori Kedaulatan Dan Teori Kekuasaan
NAMA: M.TAUFIQURROHMAN
NIM:20560010
FAKULTAS: HUKUM 1A
DOSEN PENGAMPUH: MIRZA ELMY SAFIRA, MH.

-PENDAHULUAN
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum. Jean Bodin menyebutkan
kedaulatan memiliki sifat tunggal, asli, abadi dan tidak dapat dibagi-bagi. Menentukan letak kedaulatan
disuatu Negara, dapat dilihat dari siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam menentukan hukum.
Apabila kekuasaan tertinggi itu ditentukan oleh rakyat, maka kedaulatan tersebut berada ditangan
rakyat dan disebut dengan kedaulatan rakyat begitu seterusnya. untuk dapat melaksanakan kedaulatan
tersebut rakyat menyerahkan kedaulatan kepada perwakilannya melalui kontrak sosial. Perwakilan
rakyat inilah yang disebut Pemerintah. Pemerintah dalam arti luas yaitu organ yang menjalankan
kekuasaan dibidang eksekutif, legislative dan yudikatif. Namun, Pemerintah bersandar pada kedaulatan
rakyat dan menjalankan segala kemauan Rakyat atau kemauan umum. Pemerintah merupakan alat
kelengkapan Negara, suatu Negara tidak dapat eksis tanpa adanya Pemerintah, karena Pemerintah pada
hakikatnya adalah kekuasaan yang terorganisir. Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang berkedaulatan
dan Konsep kedaulatan Indonesia adalah Kedaulatan Tuhan (Sovereignty of God), Kedaulatan Hukum
(Sovereignty of Law), dan Kedaulatan Rakyat (People’s Sovereignty ). Menurut Jimlly Asshidiqie4 lebih
lanjut dikatakan bahwa dari segi internal atau kedaulatan internal dapat dikatakan bahwa Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur paham kedaulatan yang unik karena
menggabungkan konsep Kedaulatan Rakyat, Kedaulatan Hukum dan Kedaulatan Tuhan secara sekaligus.

-PEMBAHASAN

A.TEORI KEDAULTAN
Kedaulatan merupakan masalah yang sangat pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena
adanya pengakuan kedaulatan oleh Negara-negara lain, berarti eksistensi suatu negara diakui.
Kedaulatan atau Souvereign memiliki sinonim kemerdekaan dan persamaan, yang berarti bahwa setiap
negara bebas untuk mengelola urusan dalam dan luar negerinya tanpa campur tangan pihak lain. Prinsip
persamaan kedaulatan, penghormatan terhadap integritas wilayah dan kemerdekaan politik negara-
negara, serta tidak turut campur urusan dalam negara lain di dalam Piagam PBB (untuk seterusnya
disingkat PBB) Pasal 1-2 dan dalam Pasal 2 berbunyi: “The Organization is based on the principle of the
sovereign equality of all its Members.” (Organisasi bersendikan pada prinsip-prinsip persamaan
kedaulatan dari semua anggota). Dalam situs resmi PBB juga dinyatakan: “The members of the UN are
sovereign nations, and the UN Charter one of the strongest safeguards of sovereignity, enshrining that
principle as one of its central pillars” (anggota-anggota PBB adalah bangsa berdaulat dan Piagam PBB
adalah salah satu pelindung kedaulatan yang terkuat, mengabadikan prinsip tersebut sebagai salah satu
pilar utama). Bangsa Indonesia diketahui menganut kedaulatan rakyat. Dasar dari penjelasan tersebut,
dapat dilihat di dalam Pancasila sila ke-4. Isinya adalah ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Juga didasarkan atas pengertian dari teori
kedaulatan Rakyat yaitu “Adalah suatu kedaulatan dimana kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat”.
Selain itu juga ditegaskan dalam pembukan UUD’45 “… susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat …” Sila ke-4 dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia menganut demokrasi

2.Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan
bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.

3.Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal, berdasarkan
kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.

4.Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyata mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan rakyat.

Sebagai perwujudan dari sistem Kedaulatan Rakyat adalah adanya pemilihan umum(PEMILU). Pemilu
tahun 2004. Bukti lain bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dapat kita temukan di dalam isi
Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4, yang perumusannya sebagai berikut:
”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan
kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 tersebut, pada
baris yang dicetak tebal secara tersurat menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah penganut jenis
kedaulatan rakyat. Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2, ditegaskan bahwa kedaulatan adalah ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar. Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat,
ternyata UUD Negara RI Tahun 1945, juga menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut dapat
ditemukan di dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya adalah negara Indonesia adalah negara hukum.
Artinya negara kita bukan negara kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur menurut hukum yang berlaku Misalnya peraturan
berlalu lintas di jalan raya, Menebang pohon dihutan diatur oleh peraturan supaya tidak terjadi
penggundulan hutan yang berakibat banjir. Pada Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga merupakan dasar
bahwa negara kita menganut kedaulatan hukum isi lengkapnya adalah segala warga negara bersamaan
kedudukkanya dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
dengan tidak ada kecualinya. SIFAT-SIFAT KEDAULATAN

1.Bodin mengatakan bahwa kedaulatan adalah kekuasaan satu satunya yang memiliki sifat-sifat.

2.Asli, artinya tidak diturunkan dari sesuatu kekuasan lain.

3.Tertinggi, artinya tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang mengatasi dan dapat membatasi
kekuasaanya.

4.Kekal, artinya pemerintah dapat berganti-ganti, kepala negara dapat meninggal dunia, bahkan susunan
negara dapat berubah-ubah, akan tetapi negara dengan kekuasaanya berlangsung terus tanpa
interrupsi, tidak terputus-putus.

5.Tidak dapat dibagi-bagi, artinya karena hanya ada satu kekuasaan tertinggi maka kekuasaan itu tidak
dapat dibagi-bagi, kedaulatan adalah bulat dan tunggal.
6.Tidak dapat dialihkan, artinya tidak dapat dipindahkan kepada sesuatu badan lain, tidak dapat
dilepaskan dan diserahkan kepada sesuatu badan lain.

Berdasarkan sifatnya tersebut, kedaulatan terbagi menjadi:

1.Kedaulatan keluar, mengandung pengertian kekuasaan untuk mengadakan hubungan atau


kerjasama dengan negara lain.menurut J. Bodin bahwa kedaulatan ke luar (ekstern) artinya
kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan hubungan atau kerja sama dengan negara lain
(hubungan internasional). prinsip-prinsip yang harus dilakukan dalam mengadakan hubungan
internasional dengan negara lain adalah :
1.Souverighn : Pengakuan persamaan derajat sebagai negara merdeka
2.Resiprositas : Timbal balik yang saling menguntungkan
3.Courtesy : Saling menjaga kehormatan antar egara
4.Pacta Sunt Servanda : Mentaati dan melaksanakan perjanjian yang disepakati.
5.Tidak mencampuri urusan dalam negera lain.
Mengadakan hubungan internasional dapat dilakukan melalui perwakilan diplomatik, yakni
perwakilan resmi dari suatu negara yang terdapat di negara lain. Perwakilan diplomatic terdiri
dari duta, konsul dan atase Selain hal yang tersebut di atas contoh lain dari hubungan
internasional dari suatu Negara yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan traktat atau
perjanjian, baik bilateral maupun multirateral, Membentuk lembaga regional dan internasional
dengan negara lain misalnya, ASEAN, OPEC, APEC, PBB dan sebagainya. Dalam kontek negara
Indonesia, hubungan dan kerjasama ini tentu saja untuk kepentingan nasional.Kedaulatan
keluar ini nampak pada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945, yaitu:
1.Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial
2.Pasal 11 ayat (1), berbunyi : Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
3.Pasal 13 ayat (1), berbunyi : Presiden mengangkat duta dan konsul.
2.KEDAULATAN KEDALAM.
pemerintah (negara) mempunyai kekuasaan untuk mengatur kehidupan negara melalui
lembaga negara atau alat perlengkapan negara yang diperlukan untuk itu. Menurut J.Bodin
bahwa kedaulatan ke dalam (intern) artinya Negara berhak mengatur urusan rumah tangganya
melalui lembaga Negara tanpa campur tangan Negara lain. Di Indonesia kedaulatan kedalam
nampak pada tujuan negara seperti yang ada dalam pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
1.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2.Memajukan kesejahteraan umum.
3.Mencerdaskan kehidupan bangsa
4.Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
kedilan social
JENIS-JENIS KEDAULATAN.
Ada keterkaitan secara konseptual antara kekuasaan, kewenangan dan kedaulatan. Secara
umum kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi agar pihak lain bertindak sesuai
dengan pihak yang mempengaruhi negara atau ditunjukan kepada negara. dan kekuasaan itu
bisa dipaksakan secara fisik (koersif) merupakan karakteristik kekuasaan politik. Kekuasaan
politik berkait dengan kehidupan bersama atau sosial atau ada dalam konteks sosial maka
kekuasaan politik merupakan bagian dari kekuasaan sosial. Atau kekuasaan dalam arti khusus
(species). Sedangkan kewenangan adalah kekuasaan, tetapi merupakan kekuasaan yang
memiliki legitimasi. Tidak semua kekuasaan memiliki legitimasi, baik legitimasi prosedural
maupun hasil atau akibat. yang menurut Jean Bodin memiliki karakteristik: tunggal, asli, abadi
dan tidak dapat dibagi-bagi. Namun, menurut Grotius kedaulatan itu dapat dibagi atau
dilakukan bersama-sama antara rakyat dengan pimpinannya. Adapun sumber kekuasaan
tertinggi atau kedaulatan ada dua aliran, yakni teori teokrasi dan teori hukum alam. Menurut
teori teokrasi sumber kekuasaan adalah dari Tuhan. Penganut aliran atau paham ini, Sedangkan
menurut teori hukum alam sumber kekuasaan adalah berasal dari rakyat yang diserahkan
kepada penguasa atau raja melalui perjanjian sosial. Dari kedua aliran tersebut kedaulatan
terbagi menjadi seperti berikut:
1.Kedaulatan Tuhan Menurut teori ini baik kekuasaan didunia ini mupun kekuasaan negara
datangnya dari Tuhan. Sehingga kepala negara dalam menjalankan kekuasaanya sebagi refleksi
dari wakil Tuhan dan bukan menjalankan kekuasaan sendiri ataupun kekuasaan negara, maka
dalam menjalankan kekuasaanya itu harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Misalnya kerajaan
Belanda, Raja atau ratu secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak Tuhan “bij de
Gratie Gods”. Teori ini terjadi di negara-negara otoriter. Dalam negara kerajaan, semua titah
raja merupakan titah Tuhan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh rakyat dalam kerajaan
tersebut. Menolak titah raja berarti melanggar titah Tuhan. Dalam catatan sejarah banyak
rakyat yang sengsara dalam pemerintahan yang menganut kedaulatan Tuhan, karena raja
memanfaatkan kesempatan untuk kepentingannya dengan alasan titah Tuhan. Kekuasaan Raja
menjadi absolut, tidak lagi memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Tokoh penganut teori ini
di antaranya Kaisar Tenoo Heika, Julius Stal, Thomas Aquino dan Hegel. Teori ini dapat
menimbulkan Negara monarki kerajaan dimana kekuasaan Negara sentralistis atau terpusat
pada raja.
2.Kedaulatan Negara Bahwa kekuasaan berasal dari negara, sebab adanya negara adalah kodrat
alam. Pada pelaksanaannya penguasalah yang memegang kekuasaan Negara sehingga dapat
menimbulkan pemerintahan yang otoriter misalnya pada zaman Mussolini di Italia, Hitler di
Jerman dan sebagainya. Tokoh teori ini adalah Paul Laband dan Jellineck. Kedaulatan negara
yaitu kedaulatan yang asalnya dari negara itu sendiri yakni dalam wilayah suatu negara hanya
negara itu yang berdaulat penuh. Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit)menganggap
sebagai suatu axioma yang tidak dapat dibantah, Otto Mayer (dalam buku Deutsches
Verwaltungsrecht) menyatakan “kemauan negara adalah memiliki kekuasaan keksrasan
menurut kehendak alam”. Tidak ada yang lebih tinggi dari negara, termasuk hukum, karena
hukum merupakan buatan negara. Penerapan kedaulatan ini dilakukan oleh para pejabat
Negara, yang menjadi simbol kekuasaan negara. Negara sebagai badan hukum memiliki
kekuasaan tertinggi didalam kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Yang menjadi
hukum didalam negara adalah hanya yang dinyatakan atau ditentukan sebagai hukum oleh
negara atau didalam prakteknya oleh penguasa negara. Dengan demikian, hukum adalah
kehendak negara. Oleh Nawisky dijelaskan negara sebagai suatu gejala masyarakat dengan
demikian berada disamping, didepan, dan diluar sistem hukum. hukumlah yang bergantung
kepada negara.
3.Kedaulatan Raja Bahwa kekuasaan tertinggi ada pada raja dan keturunannya, sehingga segala
macam dan bentuk pemerintahan bergantung pada penguasa tertinggi yaitu raja. Sebagai
contoh di Perancis pada masa pemerintahan Raja Louis XVI dengan semboyannya I’etat cast
Moi (Negara adalah Saya). Tokoh yang menganut teori ini adalah Machiavelli.
4.Kedaulatan Rakyat.Menurut ajaran ini segala kekuasaan didalam negara bersumber pada
individu-individu. Kekuasaan tertinggi suatu negara berasal dari individu-individu sendiri yang
telah menjadi rakyat negara, sebagai negara yang berlandaskan kedaulatan rakyat pimpinan
negara adalah ”Immanent” yaitu terkandung didalam diri rakyat itu sendiri. namun ultimate
power ( kekuasaan tertinggi) tetep berada ditangan rakyat itu sendiri. Dalam hal tersebut
pemerintah hany sebagai mandataris rakyat saja. Dipelopori oleh John Lock, JJ Rousseau.
Rakyat memberikan kekuasaan kepada para wakil rakyat yang menduduki lembaga legislatif
maupun eksekutif untuk melaksanakan keinginan rakyat, melindungi hak-hak rakyat serta
memerintah berdasarkan hati nurani rakyat. Rakyat berhak mengganti pemerintahan yang
dipilih dan diangkatnya.
4.Kedaulatan Hukum, yaitu kedaulatan yang berasal dari hukum yang berlaku di suatu negara.
Hukum yaitu pernyataan yang timbul dari kesadaran manusia, dan hukum merupakan sumber
kedaulatan. Negara harus mematuhi tertib hukum, karena hukum terletak di atas negara.
Kekuasaan negara harus berpijak dan berlandaskan hukum. Hukum harus dipandang sebagai
sumber dari segala sumber kekuasaan dalam negara maksudnya kekuasaan yang dimiliki oleh
pemerintah itu didapat atau diatur oleh hukum yang berlaku di negara itu, sehingga kekuasaan
itu sah berdasarkan hukum yang berlaku. . Menurut Krrabe hukum sama sekali tidak
bergantung kepada kehendak manusia. Bahkan hukum adalah suatu hal yang terlepas dari
keinginan setiap orang, sebab hukum telah terdapat dalam kesadaran hukum setiap orang.
Kesadaran hukum ini tidak datang, apalagi dipaksakan dari luar, melainkan dirasakan orang
dalam dirinya sendiri. walaupun mungkin hal itu tidak sesuai bahkan mungkin juga
bertentangan dengan kehendaknya sendiri.
B.TEORI KEKUASAAN
Harold D. Laswell (1984 : 9) berpendapat bahwa kekuasaan secara umum berarti ‘’kemampuan
pelaku untuk memengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku
pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan’’.
Sejalan dengan itu, dinyatakan Robert A. Dahl (1978 : 29) bahwa ‘’kekuasaan merujuk pada
adanya kemampuan untuk memengaruhi dari seseorang kepada orang lain, atau dari satu pihak
kepada pihak lain’’. Bagian penting dari pengertian kekuasaan adalah syarat adanya
keterpaksaan, yakni keterpaksaan pihak yang dipengaruhi untuk mengikuti pemikiran ataupun
tingkah laku pihak yang memengaruhi “(Mochtar Mas’oed dan Nasikun, 1987 : 22). “Kekuasaan
merupakan suatu kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk
memengaruhi perilaku pihak lain, sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak
pihak yang memengaruhi. kekuasaan dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan
sumber-sumber pengaruh untuk memengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan,
sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya dan masyarakat pada umumnya”
(Ramlan Surbakti, 1992 : 58) ‘’Kekuasaan merupakan penggunaan sejumlah besar sumber daya
(aset, kemampuan) untuk mendapat kepatuhan dan tingkah laku menyesuaikan dari orang lain’’
(Charles F. Andrain, 1992 : 130). Kekuasaan pada dasarnya dianggap sebagai suatu hubungan,
karena pemegang kekuasaan menjalankan kontrol atas sejumlah orang lain. Pemegang
kekuasaan bisa jadi seseorang individu atau sekelompok orang, Menurut Walter S. Jones (1993 :
3) kekuasaan dapat didefinisikan sebagai berikut : 1) Kekuasaan adalah alat aktor-aktor
internasional untuk berhubungan satu dengan lainnya. Itu berarti kepemilikan, atau lebih tepat
koleksi kepemilikan untuk menciptakan suatu kepemimpinan;2) Kekuasaan bukanlah atribut
politik alamiah melainkan produk sumber daya material (berwujud) dan tingkah laku (yang tidak
berwujud) yang masing-masing menduduki posisi khusus dalam keseluruhan kekuasaan seluruh
actor;3) Kekuasaan adalah salah satu sarana untuk menancapkan pengaruh atas aktor-aktor
lainnya yang bersaing menggapai hasil yang paling sesuai dengan tujuan masing-masing dan ;4)
Penggunaan kekuasaan secara rasional merupakan upaya untuk membentuk hasil dari peristiwa
internasional untuk dapat mempertahankan atau menyempurnakan kepuasan aktor dalam
lingkungan politik internasional. Menurut Benedict Anderson (1972 : 48) kekuasaan dapat
dibedakan menjadi dua,
yaitu konsep pemikiran barat dan konsep pemikiran Jawa. Menurutnya kekuasaan dalam
konsep pemikiran Barat adalah abstrak, bersifat homogen, tidak ada batasnya, dan dapat
dipersoalkan keabsahannya. Sedangkan kekuasaan menurut konsep Jawa adalah konkrit,
bersifat homogen, jumlahnya terbatas atau tetap dan tidak mempersoalkan keabsahan.
CARA MEMPEROLEH KEKUASAAN
Menurut Haryanto (2005 : 22) kekuasaan dapat diperoleh dengan beberapa cara, yaitu : 1) Dari
kedudukan. Kedudukan dapat memberikan kekuasaan kepada seseorang atau sekelompok
orang karena yang bersangkutan menduduki posisi tadi. Semakin tinggi kedudukan maka akan
semakin besar pula kekuasaan yang berada pada genggaman orang yang menduduki posisi
tersebut. 2) Dari kepercayaan. Seseorang atau sekelompok orang dapat memiliki kekuasaan
karena yang bersangkutan memang dipercaya untuk memilikinya atas dasar kepercayaan yang
dianut masyarakat.
CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu negara terhadap pihak
lain, dapat membuat penguasa tersebut berupaya untuk mencapai apa yang menjadi keinginan
dan tujuannya. mempertahankan kekuasaan dapat dilakukan dengan cara damai, antara lain
dengan demokrasi dan mencari dukungan pihak lain, atau dengan kekerasan, antara lain
dengan penindasan dan memerangi pihak yang menentang kekuasaannya. “Dalam masyarakat
yang tidak demokratis atau masyarakat yang dipimpin oleh seorang yang diktator, penguasa
mempertahankan kekuasaannya dengan paksaan. Di dalam masyarakat yang tidak demokratis,
ada kecenderungan penguasa untuk masuk terlalu jauh dalam mengatur kehidupan dan
kepercayaan serta pribadi warganya sesuai dengan keinginan penguasa. Dengan paksaan,
warga ditujukan untuk patuh pada penguasa” (Haryanto, 2005 : 57). namun terdapat beberapa
persamaan yaitu pihak satu ingin selalu memerintah pihak lain, ingin lebih tinggi dari pihak lain
dan menginginkan ketaatan pihak lain. d. Otoritas penguasa “Penguasa adalah aktor yang
memiliki, menguasai aktor lain dan memiliki sumber daya yang berwujud maupun tidak
berwujud beserta asetnya untuk memengaruhi peristiwa-peristiwa yang terjadi agar sesuai
kehendaknya” (Walter S. Jones, 1993 : 3) Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa
otoritas penguasa adalah hak, kekuasaan dan wewenang yang sah diberikan padanya untuk
membuat peraturan yang harus ditaati atau diikuti pihak lain atau kekuasaan dan wewenang
yang sah untuk membuat orang atau pihak lain bertindak sesuai dengan yang diinginkan
penguasa.
HANCURNYA KEKUASAAN
Dalam pemikiran Ibnu Khaldun yang dikutip A. Rahman Zainuddin (1992 : 233) ada beberapa
tahapan proses jatuhnya kekuasaan, yaitu : 1) Kekuasaan yang sentralistik, yaitu pemusatan
kekuasaan dan kemegahan berada pada seorang atau sekelompok penguasa, 2) Kekuasaan
yang mempunyai tata cara dan kebiasaan hidup dalam kemegahan, 3) Kekuasaan yang memiliki
pertahanan lemah, tidak mempunyai kekuatan legitimasi. Sehingga tinggal menantikan
kehancurannya. Ibnu Khaldun menambahkan ciri sebuah kekuasaan yang mendekati
kehancuran yaitu krisis ekonomi dan krisis moral.

Anda mungkin juga menyukai