Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

STRATEGI PENGEMBANGAN SIA


Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi
Dosen pengampuh: Devi Hardianti Rukmana, S.E., M.M

Disusun Oleh: Kelompok 9


1 Muhammad Abu Ubaidillah (E20193026)
2 Nabilla Eva Amelia (E20193009)
3 Ardhia Redita Cahyani Firdaus (E20193006)

PRODI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

i
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PEGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah puji syukur
kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya sehingga penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
baginda agung Nabi Muhammad Saw yang telah membimbing kita dari masa
jahiliyah ke masa yang terang benerang.
Makalah ini berjudul “Strategi Pengembangan SIA”, makalah ini merupakan
bentuk pemenuhan tugas dari mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Makalah ini
belum bisa dikatakan baik dan sempurna. Untuk itulah, kami dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Supaya
dikemudian hari kami dapat memperbaiki dan penyempurnakan makalah ini, serta
kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang kami telah lakukan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami pribadi dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Aamiin.
Sekian, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jember, 04 Mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembelian Perangkat Lunak (Software)...................................................... 2
2.2 Pengembangan Perangkat Lunak Custom................................................... 6
2.3 Pengguna Akhir Mengembangkan, Mengendalikan, dan Mengelola
Sistem Informasi Berbasis Komputer.......................................................... 7
2.4 Manfaat dan Risiko Outsourching............................................................... 9
2.5 Prinsip dan Tantangan Manajemen Proses Bisnis....................................... 10
2.6 Prototype untuk Mengembangkan SIA........................................................ 14
2.7 Rekayasa Perangkat Lunak dibantu Komputer............................................ 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka
pengkordinasian sumber daya (Data, meterials, equipment, suppliers,
personal, andfunds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik
menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan suatu entitas da nmenyediakan informasi
akuntansi bagi pihak – pihak yang berkepentingan. Transaksi
memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan
arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas
organisasi. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi
berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi
perusahaan.
Untuk mengembangkan suatu system informasi dalam
perusahaan, paraakuntan pada umumnya menerapkan pendekatan
system. Banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan system ini
dalam suatu proses daur formal yang disebutdaur pengembangan
system. Akuntan harus memahami dan menguasai daurpengembangan
system karena dua hal. Pertama mereka pasti terlibat dalam
timpengembangan system. Kedua, apabila akuntan berperan sebagai
auditor dalamsuatu perusahaan, maka ia harus melakukan pengkajian
atas system perusahaanyang diauditnya. Dimana hal itu sangat
membutuhkan pengetahuan yang memadaidari akuntan mengenai
system yang bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana cara untuk mendapatkan sebuah system informasi?
2 Apa saja cara untuk meningkatkan proses pengembangan
tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
1 Mampu memahami cara mendapatkan sebuah system informasi
2 Dapat mengerti bagaimana strategi pengembangan dalam SIA

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembelian perangkat lunak (software)
Canned software (software massal) dibuat oleh perusahaan
pengembang software dan dijual di pasar terbuka untuk berbagai
lapisan pemakai yang memiliki persyaratan yang hampir sama. Turnkey
systems (sistem terima jadi) beberapa perusahaan menggabungkan
software dan hardware, serta menjual keduanya sebagai satu paket.
Karena vendor memasangkeseluruhan sistem dan pemakai hanya perlu
“terima jadi”.
Perusahaan dapat menyewa perangkat lunak dari Penyedia Jasa
Aplikasi (Applications Service Providers-ASP) menyediakan Web-
based software pada komputer mereka dan mengirim software ke klien
melalui Internet.
Perusahaan yang membeli, bukan mengembangkan software SIA,
masih harus mengikuti proses system development life cycle (SDLC)
sebagai berikut :
1 Analisis system.
2 Desain konseptual system.
3 Desain fisik.
4 Implementasi dan perubahan.
5 Operasi dan pemeliharaan.1
Dikecualikan untuk hal berikut:
1 Selama desain system konseptual, perusahaan menentukan
apakah perangkat lunak yang memenuhi persyaratan SIA
tersedia dan apabila tersedia apakah membelinya atau membuat
sendiri.

1
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – RDK, hal. 82

2
2 Beberapa langkah desain fisik, implementasi dan konversii
dapat diabaikan. Sebagai contoh, perusahaan biasanya tidak
mendesain, menyandi dan menguji modul program atau
mendokumentasikan program computer.
Untuk melakukan pembelian software harus memperhatikan:
1 Pemilihan Vendor.
Memutuskan untuk membuat atau membeli software
dapat dilakukan secara terpisah dari keputusan untuk
mendapatkan hardware, perbaikan, pemeliharaan, dan sumber
daya SIA lainnya.
Vendor dipilih berdasarkan masukan, dari konferenmsi,
majalah industry, internet, atau dari buku telepon. Pemilihan
harus dilakukan secara cermat karena vendor dengan sedikit
pengalaman, modal yang tidak cukup, atau produk yang buruk
akan menghilang dari bisnis dan meninggalkan para pelanggan
serta produk-produknya tanpa solusi atau bantuan. Masalah
dapat terjadi bahkan ketika vendor yang ditetapkan dipilih,
sebagai contoh, ketika Texas memilih IBM untuk
mengonsolidasi pusat-pusat data di antara negara bagian,
tingkat layanan menurun secara drastis, dan tugas-tugasrutin
menghabiskan waktu terlalu lama untuk dijalankan. Masalah
disebabkan oleh persyaratan proyek yang buruk dan memilih
vendor dengan tawaran terendah. Oleh karena itu IBM nyaris
kehilangan kontrak setelah ia gagal mencadangkan system-
sistem yang kritis.2
2 Memperoleh Perangkat Keras (Hardware) dan Perangkat Lunak
(Software).
Perusahaan yang membeli system yang besar atau
kompleks mengirimi vendor dengan permintaan untuk proposal
(request for proposal-RFP), meminta para vendor untuk
mengajukan sebuat system yang memenuhi kebutuhan
2
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi, hal. 762

3
perusahaan. Proposal terbaik diperiksa untuk memverifikasi
bahwa persyaratan persyaratan perusahaan dapat dipenuhi.
Penggunaan sebuah RFP penting karena:
1) Menghemat waktu. Informasi yang sama disediakan bagi
seluruh vendor, mengeliminasi wawancara dan
pertanyaan berulang.
2) Menyederhanakan proses pembuatan keputusan. Seluruh
respons ada dalam format yang sama dan didasarkan
pada informasi yang sama.
3) Mengurangi kesalahan. Kesempatan mengabaikan
factor-faktor penting dikurangi.
4) Menghindari potensi untuk ketidaksepakatan. Kedua
pihak memiliki ekspetasi yang sama dan informasi yang
terkait dicatat.
Request For Proposal-RFP untuk spesifikasi perangkat
keras dan perangkat lunak yang lebih rendah dan memerlukan
lebih sedikit waktu untuk disiapkan dan dievaluasi, tetapi tidak
mengizinkan vendor untuk merekomendasikan teknologi
disiapkan dan dievaluasi, tetapi tidak mengizinkan vendor untuk
merekomendasikan teknologi alternative. Permintaan sebuah
yang memenuhi tujuan dan persyaratan kinerja yang spesifik
memberikan permasalahan-permasalahan teknis bagi vendor
tersebut serta lebih sulit untuk mengevaluasinya, sehingga
sering kali berakhir dengan tawaran yang lebih mahal.
Semakin banyak informasi yanh disediakan perusahaan
kepada para vendor, semakin banyak kesempatan perusahaan
untuk menerima sebuah system yang memenuhi persyaratan
yang diajukannya. Para vendor membutuhkan spesifikasi
mendetail, termasuk aplikasi yang diperlukan, input, output, file
dan database, frekuensi dan metode pembaruan file dan inquiry,
serta persyaratan khusus. Menjadi hal esensial untuk

4
memisahkan persyaratan yang wajib dari fitur-fitur yang
diinginkan.
3 Mengevaluasi Proposal dan Memilih Sebuah Sistem.
Proposal yang kurang informasi penting, gagal untuk
memenuhi persyaratan minimum, atau proposal yang ambigu
harus dieliminasi. Proposal yang lolos penyaringan awal ini
dicocokan dengan persyaratan system untuk menentukan apakah
seluruh persyaratan wajib telah dipenuhi dan seberapa banyak
persyaratan yang diinginkan telah dipenuhi. Para vendor puncak
diundang untuk mendemonstrasikan system mereka
menggunakan data yang diberikan perusahaan utuk mengukur
kinerja system dan memvalidasi klaim dari vendor.
Kinerja system dapat dibandingkan dengan beberapa
cara. Masalah benchmark (benchmark problem) adalah sebuah
tugas khusus input, pemrosesan dan output atas SIA baru yang
akan dijalankan. Penskoran Poin (Point Scoring) memberikan
sebuah bobot untuk setiap kriteria evaluasi berdasarkan seberapa
baik proposal mereka memenuhi persyaratan dan total skor
terbobot dibandingkan
Penentuan biaya persyaratan (requirement costing)
mengestimasikan biaya pembelian atau pengembangan fitur-
fitur yang tidak tersedia. Total biaya SIA yang merupakan biaya
pemerolahan system tersebut dan biaya pengembangan fitur-
fitur yang tidak tersedia, menyediakan sebuah basis setara untuk
pembandingan system.
Oleh karena baik penskoran poin maupun penentuan
biaya persyatan secara menyeluruh tidaklah objektif, pilihan
akhir diantara proposal-proposal vendor tidaklah jelas. Bobot
penskoran poin dan skor ditentukan secara subjektif dan
estimasi biaya serta manfaat tidak dimasukan. Penentuan biaya
persyaratan mengabaikan factor-faktor tak berwujud seperti
keterandalan dan dukungan vendor.

5
Ketika SIA terbaik diidentifikasi, perangkat lunak
tersebut seluruhnya diuji coba, para pengguna lain dihubungi
untuk menentukan kepuasan mereka dengan pilihan tersebut,
personel vendor dievalyasu dan detai-detail proposal
dikonfirmasi untuk memverifikasi bahwa SIA yang terbaik
menurut catatan adalah yang terbaik pula dalam praktiknya.3
2.2 Pengembangan Perangkat Lunak Custom
Di luar ketersediaan software massal yang bagus, banyak
organisasi yang mengembangkan software mereka sendiri karena
kebutuhan perusahaan unik atau karena ukuran perusahaan dan
kerumitannya membutuhkan software khusus.
Organisasi mengembangkan perangkat lunak yang dibuat
khusus (custom software) ketika dengan melakukannya akan
memberikan sebuah keunggulan kompetitif yang signifikan.
Memberikan sedikit manfaat untuk system penggajian atau piutang
yang ditulis sesuai kebutuhan, sementara mungkin memberikan manfaat
signifikan untuk perangkat lunak yang canggih, manajemen persediaan
just in time atau produksi produk.
Perangkat lunak yang dibuat khusus diciptakan in-house atau
oleh perusahaan luar yang dibayar untuk membuat perangkat lunak
tersebut atau merakitnya dari investaris modul program.
Mengembangkan software khusus sulit untuk dilakukan dan berpeluang
menimbulkan kesalahan.Serta memakan banyak waktu dan sumber
daya.4
Ketika memanfaatkan pengembang luar, perusahaan harus
menjaga pengendaliannya terhadap proses pengembangan 5 seperti
berikut:
1 Dengan cermat memilih pengembang yang memiliki
pengalaman dalam industi perusahaan dan pemahaman
mendalam bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya.
3
Ibid, hal. 763
4
Ibid, hal. 765
5
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – RDK, hal. 82

6
2 Menandatangani sebuah kontrak yang menegaskan dengan kuat
hubungan antara perusahaan dan pengembangan, dan
mengizinkan produk dihentikan jika kondisi-kondisi utama tidak
dipenuhi.
3 Merencanakan proyek secara detail dan secara berkala
mengawasi tiap langkah dalam proses pengembangan.
4 Berkomunikasi secara efektif dan berkala.
5 Mengendalikan seluruh biaya dan meminimalkan aliran
pengeluaran kas (cash outflow) sampai proyek tersebut
diterima.6
2.3 Pengguna Akhir Mengembangkan, Mengendalikan, dan Mengelola
Sistem Informasi Berbasis Komputer
Komputasi pengguna akhir (End-user computing-EUC)
adalah pengembangan, penggunaan, dan pengendalian aktif atas sistem
informasi berbasis komputer oleh para pemakai. 7 Komputasi pengguna
akhir terdiri dari orang – orang yang menggunakan TI untuk memenuhi
kebutuhan informasi mereka daripada bergantung pada para
professional system.
Pengembangan oleh Pengguna Akhir
Bersama dengan bangkitnya PC yang murah dan banyaknya
ragam software yang canggih dan murah, para pemakai mulai
mengembangkan sistem mereka sendiri untuk membuat dan
menyimpan data, mengakses serta men-download data perusahaan,
serta berbagi data dan sumber daya komputer dalam jaringan.
Berikut ini adalah contoh – contoh yang perkembangan oleh
pemakai akhir yang tepat:
1 Menarik informasi dari database perusahaan untuk
menghasilkan laporan sederhana atau untuk menjawab
permintaan yang tidak rutin.
2 Melakukan sensitivitas “what if” atau analisis statistik.

6
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi, hal. 765
7
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – RDK, hal. 83

7
3 Mengembangkan aplikasi dengan menggunakan software yang
telah jadi, seperti spreadsheet atau sistem database.
4 Mempersiapkan jadwal dan daftar, seperti jadwal depresiasi,
daftar jatuh tempo piutang usaha, dan amortisasi pinjaman.8
Keuntungan dan Kerugian:
Keuntungan dari End-User-Pengembangan Software:
1 Kreasi User, Pengendalian, & Implementasi
2 Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai
3 Ketepatan waktu
4 Membebaskan sumber daya system.
5 Kefleksibilitasan dan kemudahan penggunaan Versatility
Kerugian End-User-Pengembangan Software:
1 Kesalahan Logika dan pengembangan
2 Pengujian aplikasi yang tidak memadai
3 Sistem yang tidak efisien.
4 Sistem yang dikendalikan dan didokumentasikan dengan kurang
baik.
5 Ketidaksesuaian Sistem.
6 Duplikasi sistem dan data
7 Peningkatan biaya9
Mengelola dan mengendalikan komputasi pengguna akhir
Organisasi menggunakan beberapa pendekatan yang berbeda
untuk mengelola dan mengendalikan end-user computing. Contohnya,
layanan bantuan (help desk) dapat mendorong, mendukung,
mengkoordinasikan dan mengendalikan berbagai aktivitas pemakai
akhir.
Fungsi Help Desk:
1 Memberikan bantuan 24 jam untuk membantu mengatasi
masalah.

8
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi, hal. 766
9
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – RDK, hal. 83

8
2 Bertindak sebagai penjelas informasi, koordinasi, dan pemberi
bantuan.
3 Melatih para pemakai akhir, tentang bagaimana menggunakan
hardware atau software tertentu, dan menyediakan pemeliharaan
dan dukungan yang memadai.
4 Mengevaluasi produk hardware dan produk software pemakai
yang baru.
5 Membantu pengembangan aplikasi.
6 Mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai standar.
7 Mengendalikan data perusahaan.10
2.4 Manfaat dan Risiko Outsourcing
Pengalihdayaan (Outsourcing) adalah mempekerjakan
perusahaan luar untuk menangani semua bagian dari data aktivitas
pemrosesan organisasi. Di dalam perjanjian outsource mainframe,
penyedia layanan membeli semua komputer klien dan mempekerjakan
semua atau sebagain besar pegawai klien.
Dalam perjanjian outsourcing klien/server atau PC, organisasi meng-
outsource layanan tertentu, bagian dari bisnisnya, fungsi tertentu, atau
dukungan PC.11
Manfaat Outsourcing:
1 Sebuah solusi untuk bisnis. Pengalihdayaan (outsourcing)
adalah strategi berlangsung dan solusi bisnis ekonomi yang
memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada
kompetensi inti.
2 Penggunaan asset. organisasi meningkatkan posisi kasnya dan
mengurangi biaya dengan menjual asset kepada pengalihdaya.
3 Akses ke keahlian yang lebih besar dan teknologi yang lebih
canggih.
4 Biaya yang lebih rendah
5 Perbaikan waktu untuk pengembangan. Industry spesialis yang
berpengalaman mengembangkan dan mengimplementasikan

10
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi, hal. 769
11
Ibid, hal. 770

9
system yang lebih cepat dan lebih efisien daripada staf in-house.
Para pengalihdaya juga membantu memotong waktu melalui
politik pengembangan system.
6 Peniadaan kepadatan dan kejarangan penggunaan.
7 Memfasilitasi pengecilan ukuran perusahaan.12
Kegagalan pengalidahyaan disebabkan oleh kegagalan untuk
mempersiapkan secara benar, semangat pembelian besar-besaran
perusahaan tanpa pikir panjang, asal menjiplak para pesaing, berpikir
bahwa pengallihdayaan akan menyelesaikan masalah yang lebih jauh
mengalihkan tanggung jawab sebuah proses yang buruk ke orang lain,
dan melakukan perjanjian dengan didefinisi buruk yang tidak
memenuhi harapan. Pada akhirnya banyak perusahaan tidak menyadari
bahwa pengembangan system adalah sebuah tantangan manajemen
yang lebih kompleks ketika dijalankan oleh pihak luar.13
Risiko melakukan Outsourcing:
1 Ketidak fleksibilitasan.
2 Kehilangan kendali sistem dan/atau data.
3 Pengurangan keunggulan kompetitif.
4 Sistem paket.
5 Tujuan yang tidak terpenuhi.
6 Layanan yang kurang baik 14
2.5 Prinsip dan Tantangan Manajemen Proses Bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis(business process reengineering-
BPR) adalah analisis menyeluruh dan pendesainan ulang yang lengkap
atas proses bisnis dan sistem informasi untuk mencapai peningkatan
kerja yang dramatis. Rekayasa ulang proses bisnis adalah proses
revolusioner yang menantang struktur organisasi, peraturan, asumsi,
aliran kerja, deskripsi kerja, prosedur manajemen, pengendalian, dan
nilai serta budaya organisasi.

12
Ibid, hal. 84
13
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi, hal. 770
14
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – RDK, hal. 85

10
Dalam peningkatan yang lebih jauh, BPR telah berubah ke
dalam manajemen proses bisnis (business process management-
BPM), sebuah pendekatan sistematis secara berkelanjutan untuk
meningkatkan dan mengoptimalkan proses bisnis sebuah organisasi.
Kemudian, BPM sendiri adalah sebuah peningkatan proses bisnis yang
lebih bertahap dan berkelanjutan yang didukung dan dimungkinkan
oleh teknologi. Sebagai hasilnya, BPM adalah sebuah cara yang tepat
untuk memperkenalkan baik kemampuan perubahan manusia maupun
teknologi ke sebuah organisasi.15
Beberapa prinsip penting yang mendasari BPM adalah sebagai berikut:
1 Proses bisnis dapat menghasilkan keuntungan kompetitif. Proses
inovatif yang membantu bisnis merespons konsumen, pasar dan
peraturan yang berubah lebih cepat daripada competitor untuk
keberhasilan sebuah organisasi. Sebagai contoh, jika sebuah
proses penawaran kompetitif adalah penawaran yang didesain
dengan buruk dapat melumpuhkan proses sehingga tawaran
yang efektif dan menguntungkan tidak dipersiapkan.
2 Proses bisnis harus dikelola dari ujung ke ujung. Manajemen
proses bisnis (business process management-BPM) memandang
proses bisnis sebagai asset keorganisasian strategis yang harus
dipahami, dikelola, dan ditingkatkan. Bahkan, jika masing-
masing bagian dari proses bisnis yang multifungsi berjalan
dengan baik secara independent, keseluruhan proses mungkin
dapat kurang optimal jika ada komunikasi dan koordinasi uang
tidak cukup baik diantara unit-unit fungsional (penjualan,
produksi, dsb). Mengelola proses bisnis dari awal hingga selesai
dapat mengendalikan masalah semacam itu. Seorang
penanggung jawab proses ditunjuk, standar kinerja diatur, dan
diproses pengendalian serta pengawasan di tetapkan.
3 Proses bisnis haruslah cekatan.Organisasi harus secara
berkelanjutan meningkatkan dan mengatur proses bisnisnya agar

15
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi, hal. 772

11
dapat bersaing. Hal tersebut memerlukan fleksibilitas dan
teknologi otomatisasi proses bisnis yang mendukung modifikasi
cepat.
4 Proses bisnis haruslah selaras dengan strategi dan kebutuhan
keorganisasian. Untuk menjadi efektif dan efisien, sebuah
perusahaan harus menyelaraskan proses bisnis dengan strategi
bisnisnya.
Agar dapat berhasil menyelesaikan proses rekayasa ulang,
perusahaan harus menghadapi dan mengatasi hambatan-hambatan
beriktit ini:
1 Tradisi. Proses bisnis yang tidak efisien yang sedang dalam
proses rekayasa ulang, sering kali berdekade lamanya. Cara-cara
lama untuk melakukan segala sesuatu seringkali tidak dapat
ditinggalkan dengan mudah, terutama praktik yang berhubungan
dengan budaya perusahaan. Rekayasa ulang yang berhasil
membutuhkan perubahan dalam budaya dan keyakinan para
pegawai.
2 Penolakan. Perubahan, terutama perubahan yang radikal, selalu
menemui banyak penolakan. Di sepanjang proses, para manajer
harus terus memastikan, membujuk, dan memberi dukungan
bagi mereka yang terkena dampak perubahan agar perubahan
yang diperlukan dapat berjalan.
3 Persyaratan waktu. Rekayasa ulang adalah proses yang
berkepanjangan, hampir selalu memakan waktu lebih dari 2
tahun untuk dapat selesai.
4 Biaya. Merupakan hal yang mahal untuk secara keseluruhan
mempelajari dan mempertanyakan proses bisnis perusahaan
agar dapat menemukan cara yang lebih cepat dan efisien untuk
beroperasi.
5 Kurangnya dukungan pihak manajemen. Rekayasa ulang masih
terlalu muda dan, karena sedikit perusahaan yang telah
menyelesaikan proyek rekayasa ulang dengan dukungan penuh,

12
banyak manajer puncak yang belum yakin dengan manfaatnya.
Banyak yang takut akan sindrom “promosi besar-besaran, tetapi
sedikit hasilnya”. Tanpa dukungan dari pihak manajemen
puncak, rekayasa ulang memiliki peluang kecil untuk berhasil.
Manajemen sistem informasi kekurangan kekuasaan dan
pengaruh untuk mendorong proyek rekayasa ulang agar dapat
berhasil baik.
6 Risiko. Manajemen sistem informasi menyadari bahwa
mendorong proyek rekayasa ulang dapat menjadi tindakan yang
berisiko atas karir. Jika berhasil, mereka akan dilihat dengan
dukungan penuh dari organisasi. Jika tidak, mereka mungkin
lebih baik mencari pekerjaan baru.
7 Skeptisisme. Beberapa anggota komunitas sistem informasi
skeptis dengan rekayasa ulang. Mereka melihatnya sebagai
perkembangan sistem tradisional, tetapi dalam pembungkus
baru dan nama yang menarik. Salah satu hambatan besar dalam
rekayasa ulang adalah bertahannya para penolak dan sinisme
yang mengatakan bahwa rekayas~ ulang tidak dapat dilakukan.
8 Pelatihan kembali. Banyak usaha rekayasa ulang secara
dramatis mengubah cara pekerjaan dilakukan; jadi, para
pegawai harus dilatih kembali, yang memakan waktu dan
mahal.
9 Pengendalian. Elemen penting dalam sistem informasi adalah
pengendalian yang memastikan keandalan dan integritas sistem.
Orang-orang yang terlibat dalam usaha rekayasa ulang harus
berhati-hati untuk tidak melakukan rekayasa ulang atas
pengendalian yang penting sehingga keluar dari sistem.
Contohnya, elemen penting dalam pengendalian internal adalah
pemisahan tugas dan, jika pengendalian mengalami rekayasa
ulang hingga keluar dari sistem, pengendalian pengganti harus
dibangun ke dalam sistem yang akan menggantikan.

13
Kadang kala sistem yang sedang dikembangkan tidak
membutuhkan rekayasa ulang, tetapi tim pengembangan akan
berkeinginan mempercepat proses pengembangan secara signifikan.
Pembuatan Prototipe, seperti yang akan dibahas kemudian,
adalah cara yang baik untuk melakukannya.16
2.6 Prototipe untuk Mengembangkan SIA
Prototyping adalah adalah pendekatan ke dasain sistem yang
mengembangkan modal kerja yang disederhanakan dari sistem. Prototipe, atau
rancangan awal ini, dapat dengan cepat dan murah untuk dibangun dan
diberikan pada para pemakai atau diuji. Prototipe membantu mengetahui
kebutuhan pengguna dan membantu para pengembang serta pengguna
membuat keputusan desain konseptual dan fisik.
Langkah-langkah yang terlibat dalam mengembangkan prototype:
1 Mengidentifikasi persyaratan sistem.
2 Mengembangkan prototipe awal yang memenuhi persyaratan
yang telah disetujui.
3 Para pemakai mengidentifikasi perubahan, pengembang
membuat perubahan, dan sistem tersebut sekali lagi
dikembalikan pada para pemakai.
4 Menggunakan sistem yang disetujui oleh para pemakai.17
Kapan menggunakan prototyping
Prototyping sesuaiketika ada tingkat ketidakpastian yang tinggi,
tidak jelas pertanyaan apa yang ditanyakan, SIA tidak dapat dengan
jelas divisualisasikan, atau ada kemungkinan tinggi untuk gagal.
Kandidat yang bagus unyuk prototyping meliputi system dukungan
keputusan, system informasi eksekutif, system ahli dan system
pemuatan informasi. Prototyping kurang sesuai untuk system yang
besar atau kompleks yang memuat komponen-komponen
keorganisasian yang penting atau batas-batas lintas organisasi untuk
pengembangan komponen-komponen SIA standar, seperti piutang atau
manajemen persediaan.
16
Ibid, hal. 773
17
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – RDK, hal. 86

14
Kondisi yang mendorong penggunaan prototyping:
1 Kebutuhan pengguna tidak di pahami, berubah secara pesat,
atau berubah saat system digunakan.
2 Persyaratan system sulit dijelaskan.
3 Input dan output system tidak diketahui.
4 Tugas untuk dijalankan tidak terususun secara baik.
5 Para pendesain tidak pasti mengenai jenis teknologi yang
digunakan.
6 System tersebut kursial dan dibutuhkan dengan cepat.
7 Risiko yang diasosiasikan dengan mengembangkan system yang
salah tinggi.
8 Reaksi pengguna terutama merupakan pertimbangan
pengembangan yang penting.
9 Banyak strategi desain harus diuji.
10 Staf desain hanya memiliki sedikit pengalaman dalam
mengembangkan sistm atau aplikasi tersebut.
11 System tersebut akan jarang digunakan (efisiensi, pemrosesan
bukan merupakan perhatian utama).
Keuntungan dan kerugian prototyping:
Keuntungan Pembuatan Prototipe:
1 Definisi yang lebih baik atas kebutuhan pemakai.
Prototyping secara umum memerlukan keterlibatan
intensif dari para pengguna akhir, menghasilkan kebutuhan
pengguna yang didefinisikan dengan baik.
2 Keterlibatan dan kepuasan pemakai yang lebih tinggi.
Oleh karena persyaratan pengguna terpenuhi, ada lebih
sedikit risiko bahwa SIA tidak akan digunakan. Karena
keterlibatan pengguna secara dini membantu membangun
sebuah iklim penerimaan disbanding keraguan dan kritik.
3 Waktu pengembangan yang lebih cepat .

15
Prototipe seringnya berfungsi setelah beberapa hari atau
minggu, mengizinkan para pengguna untuk segera mengevaluasi
system tersebut.
4 Lebih sedikit kesalahan.
Para pengguna menguji tiap versi prototipe, sehingga
kesalahan dideteksi dan dieliminasi dengan segera. Hal tersebut
juga mempermudah untuk mengidentifikasi dan menghentikan
system yang tidak sesuai sebelum sejumlah besar waktu dan
biaya terbuang.
5 Lebih banyak peluang untuk perubahan.
Para pengguna dapat menyarankan perubahan sampai
system tersebut sesuai dengan yang mereka inginkan.,
6 Lebih murah.
System prototipe dapat dikembangkan dengan 20% dari
biaya system tradisional. Sebuah perusahaan utilitas mengklaim
peningkatan 13 menjadi 1 dalam waktu pengembangan atas
metode tradisional ketika prototyping digunakan untuk
mengembangkan 10 aplikasi besar tersebut.18
Kerugian prototyping:
1 Waktu penggunaan yang signifikan.
Para pengguna harus meluangkan waktu yang signifikan
untuk bekerja dengan prototipe dan memberikan umpan balik.
Ini mungkin memerlukan lebih banyak keterlibatan dan
komitmen daripada yang para pengguna ingin berikan.
2 Pengguna yang kurang efisien atas sumber daya system.
Pengembangan prototipe tidak selalu mencapai efisien
sumber daya, terkadang menghasilkan kinerja dan keterandalan
yang buruk serta terkadang menghasilkan biaya pemeliharaan
dan dukungan yang tinggi.
3 Pengujian dan dokumentasi yang tidak cukup.

18
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi, hal. 776

16
Para pengembang mungkin mempersingkat pengujian
dan dokumentasi karena oara pengguna menguji prototipe
selama pengembangan.
4 Reaksi perilaku yang negative.
Ini dapat terjadi ketika permintaan untuk peningkatan
tidak dilakukan, ada terlalu banyak perulangan atau sebuah
prototipe yang diinvestasikan para pengguna.
5 Pengembangan tanpa akhir.
Ini terjadi ketika prototipe tidak dikelola dengan
semestinya dan prototipe tersebut tidak pernah diselesaikan
karena proses dan permintaan revisii yang berulang.19
2.7 Rekayasa Perangkat Lunak Dibantu Komputer
Rekayasa (atau system) perangkat lunak dibantu computer
(computer-aided software (or system) engineering-CASE) adalah
sebuah paket alat-alat terintegrasi yang digunakan oleh para pendesain
ahli untuk membantu merencanakan, menganalisis, mendesain,
memprogram, dan memelihara sebuah system informasi.
Alat CASE digunakan untuk merencanakan, menganalisis,
mendesain, memrogram, dan mempertahankan sistem informasi. CASE
juga digunakan untuk memperkuat usaha manajer, pemakai, dan
programer dalam memahami kebutuhan informasi.
Alat CASE tidak menggantikan desainer terampil, melainkan
menyediakan sekumpulan alat terpadu yang mendukung para
pengembang secara efektif untuk semua tahapan SDLC. Software
CASE pada umumnya memiliki alat-alat untuk perencanaan strategis,
manajemen sistem dan proyek, desain database, tampilan layar dan
laporan, dan pembuatan kode secara otomatis.20
Keuntungan teknologi CASE adalah sebagai berikut:
1 Perbaikan produktivitas.
2 Perbaikan kualitas program.
3 Penghematan biaya.
19
Ibid, hal. 777
20
Ibid, hal 778

17
4 Perbaikan prosedur pengendalian.
5 Penyederhanaan dokumentasi
Beberapa masalah dengan teknologi CASE adalah sebagai berikut:
1 Tidak kompatibel.
2 Biaya.
3 Harapan yang tidak terpenuhi 21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi strategi pengembangan SIA perlu dilakukan di dalam
perusahaan, karena untuk membantu kinerja perusahaan yang mana
seluruh kegiatan departemen saling terintegrasi dengan baik oleh sistem
database. Sistem database ini perlu diadakan update berkala demi
menjaga kerahasian atas data- data perusahaan serta untuk
meminimalkan resiko hacking dan penyalagunaan data serta akses.
Walaupun dalam realitanya perusahaan harus mengeluarkan
budget yang cukup besar untuk pengembangan SIA, itu tidak menjadi
masalah karena perusahaan sama saja telah berinvestasi. Hal ini
baiknya perlu dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi
keuangan dan stabilitas serta keputusan manajerial.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Mudah –
mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.
Dan tidak lupa kritik dan sarannya sangat kami harapkan untuk
memperbaiki pembuatan makalah yang selanjutnya. Apabila ada
kesalahan penulisan maupun penyampaian, serta kurangnya
pengetahuan, kami mohon maaf. Dan sesungguhnya kebenaran semata
hanyalah dari Allah SWT. Semoga bermanfaat. Aamiin.

21
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) – RDK, hal. 87

18
Daftar Pustaka
Romney, Marshall B.2015.Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) - RDK

19

Anda mungkin juga menyukai