oleh:
YUSUP RAMDANI
41113110109
FAKULTAS TEKNIK
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah menciptakan
alam dengan segala isinya. Serta yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“PENGARUH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI PROYEK PT.JAYA OBAYASHI ” yang diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah metodologi penelitian. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan pada
Nabi Muhammad SAW.
Menyadari akan kemampuan dan keterbatasan ilmu pengetahuan penyusun,
untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ella Padillah S.Sos.I, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing.
2. Acep Hidayat ST, MT., selaku ketua prodi teknik sipil.
3. Seluruh dosen program studi teknik sipil Universitas mercubuana
4. Orang tua dan keluarga penyusun, yang telah memberikan kasih sayang dan
dorongan semangat, motivasi dan bantuan finansial.
5. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran penyusunan proposal
skripsi ini yang tidak dapat praktikan sebutkan satu persatu.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian.................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................3
C. Batasan dan Perumusan Masalah......................................................3
D. Tujuan Penelitian...............................................................................3
E. Manfaat Penelitian.............................................................................3
F. Struktur Organinsasi Proposal..........................................................4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya penting yang ada dalam
proses operasional dalam perusahaan, khususnya pada masyarakat yang beralih dari
kebiasaan lama kepada kebiasaan yang baru, perubahan ini dapat menimbulkan
berbagai masalah yang bila tidak ditanggulangi dapat menimbulkan akibat yang lebih
besar.
Kejadian hampir celaka atau near miss disebabkan oleh faktor tindakan tidak
aman (unsafe act) atau perilaku tidak aman (unsafe behavior) yang dapat
meningkatkan kecelakaan kerja menjadi lebih serius. Penelitian yang dilakukan oleh
National Safety Council (NSC) menyatakan bahwa 88% penyebab kecelakaan kerja
dikarenakan adanya unsafe behavior, sebanyak 10% dikarenakan unsafe condition
dan 2% tidak diketahui.
2
dan Kesehatan Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PT. Jaya
Obayashi” .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui
identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat serta kegunaan. Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Landasam Teori
5
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam
macam antara lain ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal
Occupational Safety and Health.
Ruang lingkup K3 dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
1) Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja
dan usaha yang dikerjakan.
2) Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
(a) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
(b) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
(c) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
(d) Proses produksi
(e) Karakteristik dan sifat pekerjaan
(f) Teknologi dan metodologi kerja
3) Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
4) Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
Menurut Supriyadi (2005) ada tahap ini risiko yang telah diidentifikasi dan
dianalisis, dikaji ulang kembali menyeluruh agar dapat dikembangkan berbagai
alternatif pengendalian dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti: komitmen
manajemen dalam hal pengembangan K3, ketersediaan sumber daya, dan lain-lain.
Ada beberapa sudut pandang dalam mengembangkan suatu pengendalian risiko yaitu
6
tergantung penekanannya. Penentuan pengendalian risiko biasanya diawali dengan
melakukan identifikasi dan tinjauan ulang terhadap pedoman pengendalian risiko
yang sudah ada.
Menurut AS/NZS 4360 (1999) ada 4 cara dalam pengendalian risiko yaitu:
1) Menghindari risiko
Risiko yang ada pada pengendalian ini dihilangkan atau dikurangi sehingga
tidak ada tingkat risiko yang dapat diterima. Pada dasarnya dalam suatu aktivitas
2) Mengurangi risiko
Risiko yang ada pada pengendalian ini dikurangi dengan cara memilih
aplikasi tehnik yang sesuai dan asas manajemen untuk mengurangi kemungkinan
kejadian atau dampaknya maupun mengurangi keduanya.
3) Memindahkan risiko
Risiko yang telah dikendalikan terkadang masih mempunyai risiko sisa yang
harus ditangani atau dikendalikan. Teknik pengendaliannya berdasarkan hirarki
pengendalian seperti engineering control, administrative control, dan Personal
Protective Equipment (PPE).
7
(b) Substitusi
Alat pelindung diri mencakup bagian kepala, mata, muka, tangan dan jari-
8
jari, kaki, alat pernafasan, telinga dan tubuh.
Arah dari sikap kerja selamat atau pencegahan kecelakaan kerja adalah
kepada keselamatan diri, pekerja dan lingkungannya. Sikap ini harus
diciptakan, dibina dan dipelihara terus agar tetap muncul tingkah laku kerja
yang aman (Suma’mur, 1993).
9
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang.
o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang.
q) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
10
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber
produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan.
11
a) Pemenuhan peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan kerja, seperti
pengawasan, kewajiban pengusaha dan pekerja, pelatihan, pertolongan
pertama, dan pemeriksaan kesehatan.
b) Penepatan standarisasi, baik resmi, setengah resmi, maupun tidak resmi,
misalnya mengenai alat pengamanan perorangan.
c) Upaya penegakan peraturan yang harus dipatuhi dalam bentuk
pengawasan.
d) Melakukan riset teknis terkait dengan kegiatan perusahaan untuk
meminimalisasi bahaya yang ada.
e) Melakukan riset medis untuk mengetahui dampak fungsiologi dan
patologis dari faktor lingkungan, fisik dan teknologi yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan ditempat kerja.
f) Melakukan riset psikologis untuk mengetahui pola psikologis yang
menjadi penyebab kecelakaan.
g) Melakukan riset statistik untuk mengetahui jenis kecelakan yang terjadi,
frekuensi kecelakaan, pekerja yang terlibat, serta penyebab kecelakaan.
h) Melakukan pendidikan dan pelatihan mengenai keselamatan kerja untuk
pekerja, khususnya untuk pekerja baru.
i) Penerapan berbagai metode persuasi untuk meningkatkan kesadaran
pekerja mengenai keselamatan ditempat kerja.
j) Asuransi dengan cara penyediaan dana untuk maningkatkan upaya
pencegahan kecelakaan.
k) Tindakan pengamanan yang dilakukan oleh masing-masing pekerja.
12
a) Nyaris, yaitu membudayakan pelaporan kecelakaan yang nyaris terjadi,
menyelidikinya untuk mencegah kecelakaan serius, menumbuhkan budaya
tidak saling menyalahkan.
b) Identifikasi bahaya, yaitu dengan melakukan inspeksi, melalui patroli dan
inspeksi keselamatan kerja, dan sebagainya, laporan dari operator, laporan
dalam jurnal-jurnal teknis.
c) Penyingkiran bahaya, yaitu dengan sarana-sarana teknis, mengubah
pabrik, mengubah material, mengubah proses.
d) Pengukuran bahaya, yaitu dengan sarana teknis memodifikasi
perlengkapan, pemberian perlindungan/kumbung, pemberian alat
pelindung diri.
e) Melakukan penilaian sisa resiko/pengendalian resiko residual, yaitu
dengan sarana teknis-alarm, pemutusan aliran, dan sebagainya, sistem
kerja yang aman, pelatihan para pekerja.
Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan oleh para pekerja selama
menjalankan pekerjaan sesuai dengan kriteria pekerjaan masing-masing
dengan maksud dan tujuan untuk melindungi pekerja agar selama bekerja
mendapat kenyamanan dan keselamatan (Suma’mur, 1996).
13
2.5 Kecelakaan Kerja
2.4.1 Definisi Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan
dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Syarat-
syarat keselamatan kerja ditetapkan salah satu untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan termasuk di tempat kerja yang sedang dikerjakan pembangunan,
perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya (UU No 1 Tahun 1970).
Kecelakaan memiliki definisi yang beragam menurut para ahli. Berikut ini
adalah beberapa definisi kecelakan menurut beberapa sumber.
a) Heinrich (1986) mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak
terencana dan tidak terkontrol yang merupakan aksi atau reaksi dari suatu
objek, substansi, manusia, atau radiasi yang memungkinkan/dapat
menyebabkan injury.
b) Frank E. Bird and George L. Germain mendefinisikan kecelakaan sebagai
suatu kejadian tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian pada manusia,
kerusakan properti, ataupun kerugian proses kerja, sebagai akibat dari kontak
dengan substansi atau sumber energi yang melebihi batas kemampuan tubuh,
alat, atau struktur.
c) Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970, kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan
proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian,
baik korban manusia atau harta benda.
d) Menurut OHSAS 180001 : 2007, incident didefinisikan sebagai kejadian yang
terkait perkerjaan, dimana suatu cidera, sakit (terlepas dari tingkat
keparahannya), atau kematian terjadi, atau mungkin dapat terjadi. Dalam hal
ini, yang dimaksud sakit adalah kondisi kelainan fisik atau mental yang
teridentifiksi berasal dari dan/atau bertambah buruk karena kegiatan kerja
dan/atau situasi yang terkait pekerjaan.
14
Setelah melihat definisi dari berbagai sumber, maka dapat disimpulkan
bahwa kecelakaan merupakan kejadian tidak terduga dan tidak diinginkan yang
disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor dan dapat menimbulkan kerugian
pada manusia berupa injury, kesakitan, kematian, kerusakan properti, ataupun
gangguan pada proses kerja. Namun, ada beberapa hal penting yang harus
dipahami terkait dengan pendefinisian accident (kecelakaan). Bird and Germain
(1990) mengungkapkan tiga aspek penting dalam pemahaman accident, yaitu:
a) Dampak yang ditimbulkan kecelakaan tidak hanya cidera, tetapi juga
kesakitan, seperti gangguan mental, saraf, ataupun gangguan sistematik
akibat pajanan.
b) Terdapat perbedaan antara “injury” dan ”accident”, dimana injury
disebabkan oleh accident, tetapi tidak semua accident menyebbkan injury.
c) Apabila ada kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan properti atau
fasilitas, serta gangguan proses kerja, tetapi tidak menyebabkan injury, maka
kejadian tersebut tetap dikategorikan sebgai accident.
2.4.2 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Teori Accident Cost Iceberg Pertama kali dikembangkan oleh Heinrich
pada tahun 1937 dan diperbaharui oleh Frank E. Bird pada tahun 1974. Teori
ini mengungkapkan bahwa kejadian kecelakaan tidak hanya menimbulkan
kerugian berupa biaya perawatn medis dan kompensasi, tetapi juga
menyebabkan kerugian lainnya yang kurang mendapat perhatian. Besarnya
biaya yang tersembunyi akibat kecelakaan digambarkan sebagai gunung es
yang hanya terlihat bagian ujung atasnya, sedangkan bagian lainnya tertutup
dibawah laut. Bird (1990), perbandingan antara biaya yang nampak dengan
biaya yang tersembunyi adalah 1:5 hingga 1:50.
Kerugian yang nampak berupa biaya perawatan medis dan kompensasi
yang diasuransikan. Sedangkan, biaya akibat kecelakaan yang tidak nampak
dan tidak diasuransikan, antara lain:
a) Biaya kerusakan gedung,
b) Kerusakan peralatan dan perkakas.
c) Kerusakan produk dan bahan.
d) Biaya pengeluaran persediaan dan peralatan darurat.
15
e) Biaya reparasi dang penggantian.
16
(2) Menyelidiki penyebab kecelakaan.
(3) Mengatur agar proses produksi tetap berlangsung.
(4) Memilih dan melatih karyawan baru.
(5) Menyiapkan laporan peristiwa kecelakaan.
(6) Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan
pertaman dan staf departemen rumah sakit, apabila pembiayaan ini
tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi.
(7) Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya
atau oleh karena tercemarnya bahan baku/material.
(8) Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan
memenuhi pesanan pada waktunya, kehilangan bonus, pembayaran
denda, dll.
(9) Kerugian akibat pelaksanaa sistem kesejahteraan dan maslahat bagi
karyawan
(10) Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah
penuh bagi karyawan yang terluka setelah mereka kembali bekerja,
walaupun mereka hanya menghasilkan separuh dari kemampuan pada
saat normal.
(11) Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari
produktivitas karyawan yang luka dan akibat dari mesin yang
menganggur.
(12) Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral
kerja karena kecelakaan tersebut.
(13) Kerugian biaya umum per karyawan yang luka, misalnya biaya
penerangan, pemanasan, sewa, dan hal lain yang serupa yang terus
berlangsung semasa karyawan yang terluka tidak produktif.
17
juga dapat didefinisikan secara lebih terperinci yaitu seberapa besar kemungkinan
suatu bahan atau material, proses, atau kondisi untuk menimbulkan kerusakan atau
kesakitan dan kerugian (Supriyadi, 2005). Menurut Supriyadi (2005) risiko dapat
dikategorikan menjadi 5 yaitu:
1) Risiko Keselamatan
Dalam jangka pendek dan jangka panjang risiko dari kehilangan property
dan pajak, mempertanggungjawabkan pajanan, asuransi terhadap lingkungan,
kesehatan dan keselamatan, investasi.terfokus pada aspek operasional dan
kelangsungan hidup secara finansial.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu yang penting dalam suatu penelitian.
Metode penelitian yang digunakan akan sangat menentukan upaya pengumpulan data
yang diperlukan dalam penilitian. Sugiyono (2012, hlm. 1) menyatakan bahwa
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian merupakan salah satu cara
sistematis yang digunakan oleh peneliti untuk memecahkan rumusan masalah yang
diteliti. Sukardi (2008, hlm. 17) menyatakan bahwa “Metodologi penelitian dapat
diartikan sebagai kegiatan yang secara sistematis, direncanakan oleh peneliti untuk
memecahkan permasalahan hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi penliti
itu sendiri”.
3. Rancangan Penelitian
3.1 Lokasi Penelitian
Jenis penelitian ini menurut sugiyono (2000:7) termasuk penelitian survey yaitu
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi tersebut dan
menggunakan kusioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
19
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung darisumber asli
dan data dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan
keinginan peneliti (Fuad Mas’ud, 2004). Data primer ini khusus dikumpulkan untuk
kebutuhan riset yang sedang berjalan. Data primer dalam penelitian ini adalah data
dari karyawan bagian produksi yang berjumlah 40 orang, serta yang berasal dari
penyebaran kuesioner tentang profil sosial dan identifikasi responden, berisi data
responden yang berhubungan dengan identitas responden dan keadaan sosial seperti :
usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja dari karyawan PT.Jaya Obayashi.
Fuad Mas’ud (2004) menyatakan bahwa data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah data dari PT.Jaya Obayashi tentang jumlah karyawan pada bagian produksi.
20
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Kusioner.
21
pada perlindungan pertanyaan. Terdapat
kesejahteraan fisik dengan 5 pertanyaan, jika
dengan tujuan mencegah memilih Sangat
terjadinya kecelakaan atau Tidak Setuju (STS)
cedera terkait dengan nilainya 1. Jika
pekerjaan memilih Sangat
Setuju (SS) nilainya
10.
3. Kesehatan kerja Kondisi fisik, mental dan Terdiri dari skala 1 –
stabilitas emosi secara 5, pada setiap item
umum dengan tujuan pertanyaan. Terdapat
memelihara kesejahteraan 6 pertanyaan, jika
individu secara memilih Sangat
menyeluruh Tidak Setuju (STS)
nilainya 1. Jika
memilih Sangat
Setuju (SS) nilainya
10.
1. Keselamatan Kerja:
a. Pemahaman penggunaan peralatan keamanan
b. Kelengkapan alat pelindung diri
c. Sanksi untuk pelanggaran peraturan keselamatan
d. Perhatian perusahaan terhadap aspek keselamatan karyawan
e. Kejelasan petunjuk penggunaan peralatan keselamatan
22
2. Kesehatan Kerja
a. Perhatian perusahaan terhadap aspek kesehatan karyawan
b. Kelengkapan fasilitas kesehatan
c. Prosedur pelayanan kesehatan
d. Jam kerja
e. Beban kerja
f. Asuransi kesehatan
23
g. Pencapaian target, Dalam pencapaian target biasanya perusahaan
mempunyai strategi-strategi.
24
DAFTAR PUSTAKA
www.sucofindo.co.id
www.google.com