Anda di halaman 1dari 5

A.

PUYER

a. Puyer 1

Paracetamol

 Farmakologi

Paracetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik / analgesik. Sifat
antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek
sentral. Sifat analgesik paracetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat
antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Pada pengguaan
peroral paracetamol diserap diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam
plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian paracetamol dieksresikan
melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk
terkonjugasi.

 Interaksi Obat

Paracetamol diduga dapat menaikan aktivitas koagulan dari kumarin.

 Efek Samping

Pada dosis yang direkomendasikan, paracetamol tidak mengiritasi lambung, memengaruhi


koagulasi darah, atau memengaruhi fungsi ginjal. Namun, pada dosis besar (lebih dari 2000 Mg per
hari) dapat meningkatkan resiko gangguan pencernaan bagian atas. Hingga tahun 2010, paracetamol
dipercaya aman untuk digunakan selama masa kehamilan.

Amoxicilin

 Farmakologi

Amoxicilin stabil dalam suasana asam lambung dan dapat diberikan tanpa menggunakan makanan.
Amoxicilin ini diabsorbsi secara oral dan didistribusikan secara cepat ke hampir semua jaringan dan
cairan tubuh, kecuali pada otak dan cairan sumsum tulang belakang, kecuali pada keadaan selaput
otak meradang. Sebagian besar amoxicilin dikeluarkan dari dalam tubuh melalui air kemih dan dalam
bentuk yang tidak berubah.

 Indikasi

Untuk bermacam-macam infeksi yang disesbabkan mikrooganisme yang sensitif terhadap


amoksisilina seperti : infeksi saluran pernafasan bawah, infeksi saluran prnafasan atas, dan infeksi
pada kulit dan jaringan lunak.

 Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap penisilin.

 Interaksi

Pemberian bersama allupurinol selama pengobatan amoxicilin dapat menambah alergi pada kulit.

 Efek Samping

Dilaporkan bahwa pada pemakaian amoxicilin dapat terjadi diare, skin rasher, mual vomitus dan
dyspepsia.
 Dosis

Dewasa : 250 – 500 mg 3 kali sehari.

Anak – anak 2 tahun sampai 10 tahun : 125 – 250 mg 3 kali sehari

Anak – anak dibawah 2 tahun : 62,6 – 125 mg 3 kali sehari.

Vitamin C.

 Farmakologi

Absorpsi : asam askorbat diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian peroral. Dengan vitamin
asupan C yang normal (30 – 180 mg perhari), kurang lebih 70 – 90 vitamin diabsorpsi.

Distribusi : asam askorbat terdistribusi luas dalam jaringan tubuh. Sejumlah besar vitamin di
temukan dalam hepar, leukosit, platet, jaringan galndular dan lensa mata. 25% terikat dengan
protein.

Metabolisme : di hepar via oksidasi dan sulfation.

Eliminasi : lewat urin.

 Mekanisme kerja

Tidak dimengerti dengan jelas, dibutuhkan untuk pembentukan kolagen dan perbaikan jaringan,
terlibat dalam beberapa reaksi oksidasi-reduksi seperti jalur metaboloik lain, seperti sintesis karnitin,
steroid.

 Indikasi

Untuk mencegah dan mengobati flu, sariawan, TBC, disentri, kelainan kolagen, kanker.

 Kontra indikasi

Hipersensitifitas terhadap komponen dalam sediaan.

 Efek samping

• Non toksik. 1% - 10%

• Kembalinya asam (acid reboun)

• Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala.

Vitamin B Complex

 Farmakologi

Farmakologi vitamin B complex adalah keterlibatan vitamin tersebut dalam metabolisme


karbohidrat dan asam amino.

Absorbsi : kandungan vitamin B dalam vitamin B complex mayoritas diserap di usus halus.

Distribusi : vitamin B komplex terdistribusi dalam peredaran darah dan jaringan tubuh, termasuk
kedalam ASI.

Metabolisme : vitamin B complex di metabolisme di hepar


Eliminasi : vitamin B complex dielimiasi sebagian besar ke urine dalam bentuk metabolitnya.

CTM (Chlorpheniramine maleat)

 Farmakologi

CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative ( menimbulkan rasa kantuk).
CTM sebagai AH1 juga bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas dan keadaan lain yang
disertai pelepasan histamin endogen berlebih.

 Indikasi :

Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti : bersin, rinorrhea, urticaria, pruritiss dll.

 Kontra indikasi serangan asma akut, bayi prematur

 Efek samping

Sedasi, gangguan gastro intestinal, efek muskarinik, hipotensi, kelemahan otot, sakit kepala, reaksi
alergi, kelainan darah.

b. Puyer 2

Domperidon

 Farmakologi

Domperidon merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja anti emetik. Pemberian oral
domperidone menambah lamanya kontraksi antral dan duodenum, meningkatkan pengosongan
lambung dalam bentuk cairan dan setengah padat pada orang sehat, serta bentuk padat pada
penderita yang pengosongan lambungnya terhambat, dan menambah tekanan pada sfingter
esofagus bagian bawah pada orang sehat.

 Indikasi

• Untuk pengobatan gejala dispepsia fungsional

• Untuk mual dan muntah akut

• Untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih
dari 12 minggu.

 Kontra indikasi

• Penderita hipersensitif terhadap domperidone

• Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin.

 Efek samping

Mual kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan gatal.

Ranitidin

 Farmakologi ranitidin merupakan antagonis reseptor histamin yang mensupresi sekresi asam
lambung.

 Indikasi
• Menobati ulkus lambung dan deudenum

• Mengobati masalah yang disebabkan oleh asam pada kerongkongan

• Mencegah tukak lambung agar tidak berdarah

• Mengobati sakit maag beserta gejala-gejalanya

 Efek samping

• Reaksi alergi seperti kulit ruam, gatal, pembengkakan wajah, bibir dan lidah.

• Gangguan pernafasan

• Muntah

• Perdarahan yang tidak biasa atau memar

• Menguningnya kulit atau mata

• Mual

• Pusing, sakit kepala

• Sembelit atau diare.

c. Puyer 3

Guaifenisin

 Indikasi

Guaifenisin adalah obat dengan fungsi untuk mengobati batuk produktif (sebagai ekspektoran) dan
kemampetan yang disebabkan oleh pilek, bronkitis dan penyakit pernafasan lainnya.

 Kontra Indikasi

Hipersensitif, diabetes, penyakit liver, fenilketouria, hamil dan menyusui.

 Efek samping

• Pusing atau sakit kepala

• Ruam

• Mual, muntah, atau sakit perut.

Dexamethasone

 Farmakologi

Dexamethason merupakan kortikosteroid adrenal sintesis. Dexamethasone memiliki efek


glukokortikoid yang paten, namun efek mineralokortikoid minimal.

 Indikasi

Antialergi dan obat untuk anafilaksis

 Kontra indikasi

Hipersensitif terhadap dexamethason atau komponen lain dalam formulasi.


 Efek samping

• Badan terasa lelah atau lemas

• Gangguan pola tidur

• Sakit kepala

• Vertigo

• Keringat berlebihan

Anda mungkin juga menyukai