Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN SENI LUKIS

Menurut Wikipedia, seni lukis merupakan salah satu cabang seni rupa. Dasar pengertiannya
sama, yaitu sebuah pengembangan yang lebih utuh dari seni menggambar.

ada banyak pendapat bermunculan perihal seni lukis. Berikut pengertian seni lukis menurut
para ahli:
 Soedarso SP
Sebuah karya lukis ialah sebuah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman
batiniahnya. Pengalaman batin disajikan secara indah serta menarik sehingga merangsang
timbulnya pengalaman batin manusia saat menghayati karya tersebut.
 Herbert Read
Karya seni lukis merupakan kegiatan rohani yang direfleksikan pada jasmani dan mempunyai
daya yang bisa membangkitkan jiwa.
 Soni Ade dan Imam R
Menurut Soni Ade dan Imam R, lukis merupakan kekuatan peradaban manusia, kekuatan
budaya, sebab dalam melakukan kegiatan ini, seseorang dilatih jeli, cermat, serta teliti saat
mengamati berbagai kejadian alam serta kehidupan.
 Jim Supangat
Seni lukis ialah suatu upaya menegaskan kembali pengalaman di masa lalu dalam konteks
sekarang
 Aristoteles
Seni lukis adalah sesuatu yang selain baik tapi juga menyenangkan
 Myers
Seni lukis merupakan kegiatan rohani yang di dalamnya merefleksikan pada jasmani, serta
memiliki daya yang dapat membangkitkan perasaan atau jiwa.
 Galleria Fasya Art Studio
Seni lukis adalah cabang ataupun bagian dari seni rupa yang mana wujud lukis tersebut adalah
dwi matra atau dua dimensi, meski memiliki dasar pengertian serupa dengan seni rupa, tetapi
lukis memiliki arti yang lebih dalam karena lukis merupakan sebuah pengembangan lebih utuh
ketimbang sekedar menggambar.

SEJARAH SENI LUKIS

Secara historis, seni lukis terkait dengan gambar-gambar. Peninggalan prasejarah


memperlihatkan sejak ribuan tahun lalu, nenek moyang manusia mulai membuat gambar pada
dinding dua untuk mencitrakan bagian penting kehidupan. Lukisan atau gambar dibuat
menggunakan materi sederhana layaknya kapur, arang, dan sebagainya.
Salah satu teknik yang digunakan adalah dengan menempel tangan lalu menyemburkannya
dengan kunyahan daun ataupun batu mineral yang berwarna. Sejarah seni lukis berlanjut pada
zaman pertengahan karena terlalu kuat pengaruh agama.
Sehingga, seni lukis dianggap sihir yang dapat menjauhkan manusia dari pengabdian pada
Tuhan. Banyak karya lukis yang berupa simbolisme sehingga sulit menemukan lukisan yang
dapat dikategorikan bagus atau berkualitas.
Di zaman Renaissance, dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai Firenze akan ilmu
pengetahuan dan seni membuat adanya sinergi dengan kebudayaan baru di Eropa, di zaman
klasik ini, seni tidak lagi dianggap sebagai sihir, melainkan alat untuk merebut kekuasaan yang
telah dirampas Turki.
Sejak revolusi industri Inggris, lukisan, karya seni rupa dan kriya diarahkan pada kurva halus
yang terinspirasi pada keindahan garis tumbuhan di alam. Hal ini akibat dari peralihan seniman
untuk membuat seni yang tidak mungkin dicapai produksi massal.
Sedangkan di Indonesia, seni lukis modern mulai dikenal sejak masuknya penjajahan Belanda
di Indonesia. kecenderungan seni rupa dari Eropa Barat saat itu adalah aliran romantisme yang
diikuti juga oleh para pelukis Indonesia.
Gerakan manifesto kebudayaan bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunis
membuat para pelukis di masa 1950-an memilih untuk membebaskan karya seni mereka untuk
kepentingan politik. Sehingga era ekspresionisme pun dimulai, Lukisan tidak menjadi
penyampai pesan dan alat propaganda lagi.
kemapanan seni lukis di Indonesia belum sampai pada keberhasilan tetapi telah diporak-
porandakan oleh gagasan modernisme dengan seni alternatif. Performance Art menjamur pada
pelosok kampus dari perguruan tinggi seni di tahun 1993-1996, sehingga seni lukis
konvensional dengan aneka gaya menghiasi galeri bukan sebagai bentuk apresiasi untuk
masyarakat melainkan bisnis alternatif dari investasi.

Tema Seni Lukis

Secara umum, dapat dikatakan terdapat 6 tema dalam seni lukis, yaitu:

1. Hubungan antara manusia dengan dirinya.


Seni lukis dapat digunakan untuk menuangkan ide atau gagasan dari seniman itu sendiri.
Terkadang seniman menggunakan potret wajah dirinya sendiri sebagai objek atau subjek
lukisan.
2. Hubungan antara Manusia dengan Manusia Lain.
Terkadang seorang pelukis juga mengekspresikan cita-rasa keindahan menggunakan orang-
orang yang ada disekitarnya. Orang-orang tersebut bisa jadi orang terdekat seperti istri/suami,
anaknya, orangtua, saudara, teman atau siapapun itu.
3. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya.
Alam sekitar seniman dapat menjadi objek atau subjek yang menarik untuk menjadi tema
lukisannya. Pemandangan gunung, hutan, laut, sungai, perkampungan, hingga kota.
4. Hubungan antara Manusia dengan Benda.
Benda-benda yang ada di sekitar kita juga dapat memiliki keunikan dan keindahan tersendiri
sebagai sumber inspirasi melukis. Kita tidak pernah tahu karya seunik apa yang dapat
dihasilkan dengan menggunakan berbagai benda keseharian yang ada di sekitar.
5. Hubungan antara Manusia dengan Aktifitasnya.
Aktifitas kehidupan sehari-hari yang beragam terkadang mencetuskan suatu ide untuk melukis.
Kegiatan manusia dapat digambarkan secara langsung pada karya lukis, atau hanya
menginspirasi terhadap ekspresi dan emosi yang ingin dikeluarkan oleh seniman.
6. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal.
Imajinasi atau khayalan yang terkadang tiba-tiba melintas atau direnungkan, baik secara sadar
ataupun tidak sadar (saat tertidur) merupakan inspirasi dan tema yang luar biasa untuk dilukis.

UNSUR SENI LUKIS

Unsur visual

Unsur seni lukis yang pertama adalah unsur visual. Unsur yang ada pada seni lukis yang mengandung
material visual dan dapat dilihat atau dibuat sesuai keinginan dari sang pelukis. Unsur visual terbagi
menjadi beberapa poin penting yang bisa dipelajari jika ingin menjadi pelukis terutama pelukis
profesional. Unsur visual dianggap tekniknya dalam melakukan seni lukis, berikut yang termasuk unsur
visual :

1. Titik (point)

Titik merupakan penggambaran atau teknik paling mendasar dan paling lemah. Titik merupakan elemen
paling utama dan juga paling dasar yang ada pada seni lukis. 

2. Garis (Line)

Elemen ini merupakan elemen dasar kedua setelah titik. Dimana garis bisa dibentuk dari dua titik yang
berjauhan dan diisikan gambar atau diberikan gambar diantaranya. Garis juga sering difungsikan sebagai
pembatas antara beberapa jenis atau bentuk gambar. Garis dibagi menjadi dua yaitu garis alamiah dan
garis buatan. Untuk garis alamiah misalnya terdapat gambar yang memang realita objeknya berbatas,
misalnya gunung dan pantai atau langit dan juga laut. Selain itu untuk garis buatan sengaja dibuat,
misalnya bentuk atau kontur wajah atau bentuk bujur sangkar dari sebuah rumah.

3. Bidang (field)

Bidang merupakan elemen selanjutnya yang tidak hanya berbentuk dua dimensi dan menggabungkan
titik. Namun bidang sudah menggunakan lebih dari dua sisi dan membentuk sebuah ruang yang tidak
hidup. Umumnya bidang diidentifikasikan sebagai dua sisi yang memiliki sisi lebar dan panjang saja.

4. Ruang (space)

Elemen ini merupakan elemen tertinggi dari pelukisan secara teknik tanpa melibatkan tambahan atau
ornamen lainnya. Ruang memberikan kesan hidup atau sesuai objek pada lukisan. Ruang
memperlihatkan berbagai sisi bahkan ruang hampa diantaranya. 

5. Warna (color)
Adanya indera mata yang sangat dibutuhkan fungsinya. Salah satunya adalah dengan menggunakan mata
maka kita dapat melihat warna bentuk dan wujud dari sebuah benda. Terutama bisa melihat warna yang
ternyata menjadi lebih bagus dan indah. Warna sendiri terbagi menjadi beberapa macam, yakni ada
warna primer yang merupakan warna dasar tanpa campuran seperti putih, merah dan biru, sedangkan
warna sekunder terdiri dari warna campuran tingkat pertama yaitu hijau, jingga dan ungu. Untuk warna
lainnya ada warna analogus yang misalnya gradasi antara hijau ke kuning dan warna komplementer yang
dibuat seperti gradasi dengan warna agak jauh dan melingkar misalnya kuning sampai ungu lalu beralih
ke merah.

Unsur non visual

Selanjutnya adalah unsur non visual. Unsur ini sebenarnya lebih kepada
pengembangan seorang pelukis. Unsur non visual bisa saja dipelajari
namun akan berbeda setiap orangnya. Unsur non visual terdiri dari
beberapa poin, diantaranya :
1. Imajinasi

Lukis merupakan gambar yang direalisasikan atau digambarkan dalam sebuah media yang lebih kecil.
Tidak hanya objek yang dibutuhkan melainkan imajinasi. Sedangkan imajinasi terdapat pada masing-
masing orang dan berkembang secara berbeda. Imajinasi bisa dianggap khayalan dan gambaran yang
dibuat oleh pikiran yang bisa saja penggambaran baik yang pernah dilihat atau yang belum pernah dilihat
oleh pelukis tersebut. imajinasi dianggap hal penting dan mahal, terutama ketika sudah tumpah menjadi
sebuah gambar dan lukisan.

2. Pandangan hidup dan pengalaman

Karya lukisan mungkin ada dalam satu aliran. Namun terkadang jenis penggambarannya berbeda. Hal ini
karena terkait pandangan hidup si-pelukis dan juga pengalaman.

3. Konsep

Konsep dalam lukisan bisa dikatakan cukup penting. Konsep merupakan sketsa awal atau peta awal
dalam menggambarkan lukisan yang akan ditumpahkan dalam media lukis. Beberapa pelukis mengaku
mereka tidak memiliki konsep dan menggambarnya secara spontan. Namun jika aliran yang diikuti
sudah jelas dan objeknya pun jelas atau imajinasinya tergambar dengan jelas umumnya pasti
menggunakan konsep agar hasil lukisan matang.

4. Sikap estetik dan aritstik

Terakhir adalah sikap estetik dan artistik dari pelukis. Hal ini dianggap paling penting dan tidak semua
orang bisa merasakannya. Seni tentu saja bernilai karena memiliki jiwa ketika sudah menjadi karya.
Beberapa pelukis terkadang tidak bisa menjadi terkenal atau dikagumi karyanya karena hasil karya yang
bagus tidak disertai pandangan dan sikap yang menunjukan bahwa seni tersebut indah.

Unsur Seni Lukis bagi Karya


Unsur seni lukis bisa dikatakan sebagai kerangka atau tiang awal dalam membuat karya lukisan yang
sesuai dan bernilai tinggi. Tak jarang mengapa banyak orang tanpa khawatir mengaggumi dan membeli
bahkan mengkoleksi seni lukis.

Anda mungkin juga menyukai